Anda di halaman 1dari 9

KELOMPOK 6

KONGRES PEREMPUAN 1+2

N A M A A N G G O TA :

-FELIZHIA ZAFIRAH ARINE


KONGRES PEREMPUAN

• Berdirinya
Kongres Perempuan 1
Kongres Perempuan Indonesia 1 diselenggarakan di Yogyakarta, Hindia Belanda (sekarang
Indonesia) pada tanggal 22-25 Desember 1928. Kongres Perempuan tahun 1928 merupakan
tonggak sejarah bagi pergerakan Indonesia. Kongres itu pun berhasil merumuskan tujuan
mempersatukan cita-cita dan usaha memajukan wanita Indonesia serta mengadakan gabungan
atau perikatan di antara perkumpulan wanita.
Kongres Perempuan II
Kongres Perempuan Indonesia II diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 20-24 Juli 1935.
Kongres tersebut membahas masalah perburuhan perempuan, pemberantasan buta huruf, dan
perkawinan.
Kongres Perempuan III
Kongres Perempuan Indonesia III diselenggarakan di Bandung pada tanggal 23-28 Juli 1938,
membicarakan hak pilih dan dipilih bagi perempuan di badan perwakilan.
• Visi dan Misi Kongres Perempuan (Kowani)
Visi Kongres Perempuan Indonesia
Jejaring perjuangan, persatuan dan kesatuan yang kuat diantara Organisasi Perempuan
Indonesia sebagai lembaga federasi yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, mandiri,
bermartabat luhur, berkeseteraan dan keadilan gender serta demokratis melalui tata kelola
yang baik dan benar.
Misi Kongres Perempuan Indonesia
1. Menggalang persatuan dan kesatuan perempuan dalam pembangunan di segala aspek
kehidupan.
2. Menghimpun potensi dan menyalurkan aspirasi serta perjuangan perempuan Indonesia
dalam segala dimensi perannya, baik di tingkat nasional, regional maupun
internasional.
3. Memperjuangkan terlaksananya kesetaraan dan keadilan gender di segala bidang
kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara hingga tingkat global .
4. Meningkatkan peran perempuan sebagai pengambil keputusan di lembaga
legislatif, eksekutif, yudikatif dan dalam lembaga-lembaga non pemerintah.
5. Mempertahankan Kongres Perempuan Indonesia sebagai asset bangsa yang
mampu melanjutkan kontrol sosial untuk terciptanya demokrasi, keadilan,
dan perikemanusiaan serta pemerintahan yang bersih, berwibawa dan
bertanggung jawab.
6. Meningkatkan kepedulian terhadap perlindungan hak anak dan wanita.
7. Meningkatkan kepedulian terhadap penghapusan segala tindak kekerasan,
utamanya kepada anak-anak dan wanita.
8. Meningkatkan kepedulian terhadap pendidikan, kesehatan, moral, dan agama.
9. Menciptakan jaringan komunikasi dan informasi serta kerjasama dengan
berbagai pihak terkait, baik di dalam maupun di luar negeri.
• Tipe Organisasi Kongres Perempuan
Organisasi Kongres Perempuan ini termasuk organisasi yang bertipe/bersifat
kooperatif, artinya kegiatan yang di masa pergerakan nasional dikategorikan sebagai
perjuangan yang dilakukan dengan menjalin kerja sama dengan pemerintah kolonial.
• Sejarah Kongres Perempuan
1. Kongres Wanita Indonesia (Kowani) di tengah masyarakat dan keikutsertaan
wanita di segala bidang dalam era pembangunan ini tidak terlepas dari peranan
yang telah dilakukan oleh para perintis pergerakan wanita sejak dahulu.
2. Sumpah persatuan dan kesatuan yang diikarkan dalam Kongres Pemuda pada
tanggal 28 Oktober 1928 membakar semangat pergerakan wanita Indonesia untuk
menyelenggarakan Kongres Perempuan Indonesia yang pertama pada tanggal 22
Desember 1928.
3. Peristiwa besar yang terjadi pada tanggal 22 Desember tersebut kemudian
dijadikan tonggak sejarah bagi kesatuan pergerakan wanita Indonesia.
4. Pada tahun 1935, PPII (Perserikatan Perkumpulan Istri Indonesia) berganti nama
menjadi Kongres Perempuan Indonesia dan pada tahun 1946 menjadi Kongres
Wanita Indonesia disingkat KOWANI sampai saat ini.
5. Pada Kongres Perempuan II tahun 1935 di Jakarta, ada beberapa keputusan
penting yang perlu diperhatikan yaitu:
1) Bahwa kewajiban utama wanita Indonesia ialah menjadi “Ibu Bangsa” yang berarti
berusaha menumbuhkan generasi baru yang lebih sadar akan kebangsaannya.
2) Agar anggota Kongres mengadakan hubungan yang baik dengan generasi muda, oleh
karena itu perlu sikap saling menghargai dan tidak menonjolkan diri.
6. Atas keputusan Kongres Perempuan Indonesia III pada tahun 1938 di Bandung,
tanggal 22 Desember diangkat menjadi “Hari Ibu”.
7. Dalam Kongres XVI Kowani tahun 1974 telah dilahirkan deklarasi yang
menyatakan bahwa seluruh organisasi wanita sebagai salah satu kekuatan sosial yang
melaksanakan fungsinya sebagai wadah yang menghimpun semua professional wanita
Indonesia.
8. Sejak tanggal 22 Desember 1928, kongres demi kongres diselenggarakan guna
membicarakan masalah pendidikan, sosial, budaya, ekonomi, tenaga kerja dan politik.
9. Guna melestarikan semangat, tujuan pokok dan tugas utama Kongres Perempuan
Indonesia pertama, dirumuskan ke dalam Visi dan Misi Kowani.
10. Kongres XXIII Kowani tahun 2009 telah menumbuhkan kepedulian bersama untuk
membentuk common platform Kowani yang berfokus pada Pendidikan Program wajib
belajar 9 tahun, Kesehatan Program Keluarga Berencana, Supremasi Hukum dan
Konstitusi Upaya penguatan penegakan hukum dan konstitusi diharapkan akan
melahirkan ketertiban, Kesejahteraan Rakyat Peningkatan perekonomian rakyat dalam
kerangka pembangunan ekonomi nasional, dll.
• Struktur Organisasi Kongres Perempuan
 Kongres Perempuan I
-Ketua: R.A Soekonto
-Wakil Ketua: Nyi Hajar Dewantoro
-Anggota: Nyonya R.A Sukonto, Nyonya Siti Munjiah, Nyonya Siti Sukaptinah Soeryano Mangoenpoespito, Nyi
Sunaryati Sukemi, Raden Ayu Catharina Sukirin Harjodiningrat, Nyonya Sujatin Kartowijino, Nyi Hajar
Dewantoro, Nyi Driyowongso, Nyonya Alfiah Muridan Noto, Nyonya Badiah Muryati Goelarso, Nyonya Hajinah
Mawardi, dll.
 Kongres Perempuan II
-Ketua: Ny. Sri Mangunsarkoro
-Wakil Ketua: -
-Anggota: Wanita Katolik Indonesia, Poetri Indonesia, Poetri Boedi Sedjati, Aijsiah, Istri Sedar, Wanita Taman
Siswa, dan lain sebagainya.
 Kongres Perempuan III
-Ketua: Ny. Emma Puradiredja
-Wakil Ketua: -
-Anggota: Poetri Indonesia, Poetri Boedi Sedjati, Wanita Tomo, Aisjiah, Wanita Katolik dan Wanita Taman Siswa.
• Program kerja yang terelasasi dalam Kongres Perempuan
-Pemberdayaan perempuan.
-Perlindungan anak melalui berbagai kegiatan.
-Pemberantasan buta huruf.
-Pembebasan hak-hak perempuan dan anak-anak.
-Memajukan kehidupan ekonomi perempuan dan anak-anak.
-Menegakkan rasa toleransi di kaum perempuan.
-Menumbuhkan rasa persatuan dan semangat di kaum perempuan.

Anda mungkin juga menyukai