Anda di halaman 1dari 21

EKSTRAKSI

KIMIA ORGANIK II
S1 FARMASI
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI
2020
Fitri Rochmahdian, S.Si., M.S.Farm
Pengertian Ekstraksi

Ekstraksi atau penyarian adalah proses pemindahan, penarikan, atau pengucilan salah satu konstituen
dari suatu sampel ke dalam suatu pelarut dengan cara mengocok atau melarutkannya

Proses ekstraksi melibatkan dua fase ( kedua fase dapat berupa cairan tetapi tidak
bercampur) dan dapat dilakukan dengan satu kali ekstraksi (single extraction), beberapa
kali ekstraksi (multiple extraction), dan sinambung (continues extraction)

Dari segi teknik, ekstraksi dapat diklasifikasikan menjadi:


1. Ekstraksi Cair-Cair (Ekstraksi Pelarut),
2. Ekstraksi Padat-Cair, dan
3. Ekstraksi Super Kritik.
EKSTRAKSI
PELARUT
 Proses ekstraksi cair-cair sering disebut juga sebagai proses ekstraksi pelarut
melibatkan dua pelarut yang tidak bercampur (immiscible).
 Ekstraksi pelarut adalah suatu proses pemindahan atau pengucilan (isolasi)
konstituen dari fase (pelarut) satu ke dalam fase (pelarut) kedua yang tidak
bercampur dengan cara pengocokan berulang.
 Pemindahan konstituen dari satu pelarut ke pelarut yang kedua berlangsung
dengan proses partisi atau distribusi karena adanya kontak antara ke dua pelarut
tersebut.
 Di laboratorium ekstraksi pelarut dilakukan dalam suatu corong pemisah
(separation funnel).
 Digunakan untuk maksud: preparatif, pemurnian, pemisahan serta
analisis pada semua skala kerja
 Pada ekstraksi pelarut sederhana, solut terdistribusi dalam dua fasa
(cair-cair) yang tidak saling larut.
 Pada umumnya, salah satu fasa adalah air, sedangkan fasa lainnya
adalah pelarut organik seperti dietil eter, petroleum eter, kloroform,
dan sebagainya.
 Karena kedua fasa tersebut tidak saling larut, maka akan terbentuk
dua lapisan. Fasa yang mempunyai densitas lebih berat ada di
bawah.
 Zat terlarut mula-mula ada dalam satu fasa, tetapi setelah
diekstraksi, zat tersebut akan berada pada fasa lainnya.
 Prinsip ekstraksi: memisahkan suatu senyawa dari senyawa lain
berdasarkan kelarutan suatu pelarut tertentu. Campuran senyawa
akan dilarutkan dalam pelarut. Pelarut yang digunakan memiliki
kemampuan untuk melarutkan senyawa yang diinginkan.
Prosedur Umum Ekstraksi Pelarut
 Dalam corong pemisah, siapkan larutan solut dalam suatu pelarut.
 Kalau perlu atur pH larutan tersebut atau tambahkan suatu pereaksi
tertentu.
 Masukkan pelarut kedua yang tidak bercampur dengan pelarut
pertama dan kocok.
 Setelah pengocokan sempurna, campuran dibiarkan memisah
dalam dua lapisan (fase air dan fase organik).
 Salah satu lapisan/fase diambil, sedangkan lapisan kedua dibuang
atau diekstraksi kembali dengan cara yang sama.
 Dan seterusnya tergantung kebutuhan.
Ekstraksi Berulang

• Jika D sangat besar (>1000), ekstraksi sekali telah memungkinkan


hampir semua senyawa terlarut telah terekstraksi

• Namun demikian, ekstraksi akan lebih efektif jika dilakukan berulang


Contoh:
Wo gram zat terlarut dalam V mL air
diekstraksi dengan S mL eter. Jika W1
gram zat tertinggal dalam fasa air setelah
satu kali ekstraksi, maka kadarnya dalam
air menjadi (W1/V g/mL) dan dalam fasa
organik (Wo-W1)/S.
Pelarut berair (aqueous) biasanya berupa:
a. air suling
1 b. larutan dapar pH tertentu
. c. larutan elektrolit dalam air
d. larutan pembentuk kompleks dalam air
e. larutan asam atau basa dalam air
f. kombinasi larutan-larutan tersebut di atas.

Pelarut organik yang tidak bercampur dengan air:


a. benzen, toluen, heksan, xilen
2 b. diklormetan, kloroform, tetraklormetan
c. dietil eter
. d. metil iso butil keton
e. hidrokarbon alifatik

Pelarut organik yang bercampur dengan air: alkohol


3 alifatik, asam karboksilat, aldehida, keton, asetonitril,
dimetilsulfoksida, dan dioksan, tidak sesuai digunakan
. sebagai ekstraktan dari larutan berair, tetapi dapat
digunakan sebagai ekstraktan dari larutan organik yang
tidak bercampur.

Jenis Pelarut
Pelarut yang digunakan hendaknya tidak bercampur satu
sama lainnya (immiscible)
Ketercampuran Pelarut
Suatu pelarut dapat bercampur (melarut sempurna) atau
tidak dalam pelarut lain tergantung kepada interaksi yang
terjadi antara kedua molekul pelarut tersebut.

Derajat ketercampuran (Degree of Miscibility) dapat


diprediksi dari bilangan ketercampuran (Miscibility numbers
atau M-numbers).

Jika selisih kedua bilangan ketercampuran dari pelarut itu ≤ 15


maka kedua pelarut tersebut bercampur pada berbagai bagian
pada suhu ruang. Jika selisihnya ≥ 17 maka kedua pelarut tidak
bercampur dan suhu larutan kritiknya di atas 75oC.

Godfrey, Norman BB., Solvent Selection via Miscibility


Numbers, Chemtech, 359-363, (1972)
Solvent Miscibility Table
Aplikasi Ekstraksi dalam Penyiapan
Larutan Uji

 Ekstraksi pelarut sering digunakan dalam penyiapan


sampel untuk analisis gravimetri, volumetri,
spektrofotometri dan kromatografi terutama untuk
senyawa organik dalam sediaan, dan dalam matriks
lain seperti matriks biologi (urin dan darah).
 Garam basa organik seperti sulfat atau
hidrokloridanya serta garam asam organik seperti
garam Na atau K merupakan senyawa-senyawa yang
mudah larut air. Sedangkan basa organik dan asam
organik melarut baik dalam pelarut organik non polar
seperti kloroform atau eter. Dengan demikian dapat
digunakan dalam desain prosedur ekstraksi.
Skema Umum Ekstraksi
Catatan:
Sebelum ekstraksi dilakukan, beberapa sampel
yang mengandung protein (misalnya urin, darah,
tinja, cairan lambung, liver, makanan dan susu)
perlu dilakukan perlakuan untuk menghilangkan
proteinnya yang aklan mengganggu analisis.
Protein dapat dihilangkan dengan cara
pengendapan dengan pereaksi tungstat atau
amonium sulfat, atau dengan cara hidrolisis
dalam suasana asam.
Faktor yang Mempengaruhi Ekstraksibilitas
• Tiga faktor utama adalah:
1. Kelarutan analit dalam berbagai pelarut atau nilai Kd dalam
sistem yang digunakan dalam ekstraksi.
2. Imisibilitas ( ketidakbercampuran ) pelarut yang digunakan
harus optimum.
3. Kesetimbangan kimia yang melibatkan analit dalam proses
ekstraksi.
• Syarat pelarut pengekstraksi:
1. Pelarut hendaknya melarutkan solut sangat besar tetapi
hanya tidak atau sedikit saja melarutkan senyawa lain.
2. Pelarut benar-benar tidak bercampur (immiscible) dengan
larutan air atau sistem berair.
EKSTRAKSI PADAT-
CAIR
• Ekstraksi padat – cair merupakan tahapan penting dalam
preparasi sampel maupun penyediaan obat seperti tintura.
• Secara sederhana ekstraksi jenis ini dilakukan dengan melarutkan
langsung sampel padat dalam pelarut tertentu lalu disaring.
Filtratnya diuapkan hingga kering lalu jika perlu residunya
dilarutkan dalam pelarut yang sesuai dan digunakan sebagai
larutan uji.
• Teknik pemisahan yang populer adalah ekstraksi menggunakan
ekstraktor Soxhlet atau ekstraktor Kumagawa, dimana digunakan
ekstraktan yang mudah menguap pada pemanasan dan
terkondensasi sehingga ekstraksi berjalan secara sinambung. Perlu
diperhatikan ketahanan analit dalam suasana panas.
• Kedua ekstraktor mempunyai cara kerja yang sama.
Ekstraktor Soxhlet
Cara Kerja
• Peralatan terdiri dari labu ekstraktan 1, Ruang ekstraksi 4, sistem sifon 6, tabung
penghubung dengan kondensor 8 dan sistem pendingin 9.
• Sampel dimasukkan atau dibungkus dalam kertas saring Whatman lalu disimpan
dalam 5.
• Labu 1 diisi dengan pelarut ekstraktan dan dihubungkan dengan E yang dilengkapi
dengan 6 dan 3 yang tersambung ke pendingin kondensor 9.
• Labu 1 dipanaskan dan pelarut ekstraktan akan menguap melalui 2 masuk ke 3 dan
ke kondensor 9 , terjadi pendinginan dan pelarut menetes diatas kantong 5
(sampel) dan akan merendamnya sampai pelarut mencapai batas sifon 6.
• Jika level cairan menaik dan melewati batas 6 maka cairan pada 4 akan mengalir
secara otomatis ke labu 1.
• Proses terus berulang sampai bahan terekstraksi sempurna.
Faktor yang Harus Diperhatikan
• Pelarut pengekstraksi harus melarutkan bahan yang akan diekstraksi secara sempurna ( lihat
kelarutannya dalam pelarut yang dimaksud).
• Analit dalam sampel harus tahan panas yaitu tidak terurai oleh panas.
• Volume pelarut pengekstraksi dalam A harus cukup agar tidak kering ( dapat dihitung perkiraan
volumenya seperti pada ekstraksi sinambung).
• Pelarut pengekstraksi tidak atau sedikit saja melarutkan bahan lain selain analit yang
dimaksud.
Tugas baca!!!
Metode-metode
ekstraksi
Thank you

Anda mungkin juga menyukai