0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
14 tayangan1 halaman
Sultan Baabullah bersumpah membalaskan dendam ayahnya Sultan Khairun yang dibunuh Portugis. Ia menggalang kekuatan dari Ternate, Maluku, Makassar, Jawa, dan Melayu untuk mengusir Portugis. Pertempuran besar berlangsung dan taktik Baabullah mengepung benteng Portugis berhasil, membuat Portugis kalah dan tercerai berai pada 1575.
Sultan Baabullah bersumpah membalaskan dendam ayahnya Sultan Khairun yang dibunuh Portugis. Ia menggalang kekuatan dari Ternate, Maluku, Makassar, Jawa, dan Melayu untuk mengusir Portugis. Pertempuran besar berlangsung dan taktik Baabullah mengepung benteng Portugis berhasil, membuat Portugis kalah dan tercerai berai pada 1575.
Sultan Baabullah bersumpah membalaskan dendam ayahnya Sultan Khairun yang dibunuh Portugis. Ia menggalang kekuatan dari Ternate, Maluku, Makassar, Jawa, dan Melayu untuk mengusir Portugis. Pertempuran besar berlangsung dan taktik Baabullah mengepung benteng Portugis berhasil, membuat Portugis kalah dan tercerai berai pada 1575.
Portugis harus menghadapi lawan baru dalam diri Karena ulah orang-orang Portugis yang Sultan Khairun. Awalnya, sultan belia ini diremehkan serakah, maka hubungannya dengan karena dianggap masih bocah. Namun, ternyata ia Ternate yang semula baik menjadi retak. mampu bertahan cukup lama di singgasana Ternate. Portugis ingin memaksakan monopoli Portugis pun akhirnya menjebak Sultan Khairun dan perdagangan kepada rakyat Ternate. membunuhnya secara licik pada 1570 (Maryam R.L. Tentu saja hal itu ditentang oleh rakyat Lestaluhu, Sejarah Perlawanan Masyarakat Islam Ternate. Perlawanan terhadap kekuasaan Terhadap Imperialisme, 1988:25). Pembunuhan Portugis di Ternate pada tahun 1533. Sultan Khairun tak pelak memantik murka rakyat Ternate dan Maluku terhadap Portugis. Dipimpin Sultan Baabullah – putra Sultan Khairun – yang masih muda, peperangan melawan Portugis berkobar secara besar-besaran.
Sultan Baabullah bersumpah akan membalaskan dendam sang ayah. Ia
tidak akan berhenti berperang sebelum orang Portugis terakhir pergi dari wilayah Ternate dan seluruh Kepulauan Maluku (Djokosurjo, Agama dan -Sultan Zainal Abidin Perubahan Sosial, 2001:126). Kekuatan gabungan itu berjumlah 2.000 kapal -Sultan Nuku tempur dengan lebih dari 120.000 prajurit. Ternate merangkul berbagai -Sultan Bayansirullah kekuatan dari seluruh Kepulauan Maluku, Makassar, Jawa, bahkan Melayu -Sultan Hairun (Sumatera), yang membuat Portugis kewalahan. Pertempuran besar pun -Sultan Baabullah berlangsung. Dengan taktik jitunya, yakni mengepung dan menutup seluruh akses benteng milik Portugis, Sultan Baabullah akhirnya meraih kemenangan gemilang pada 1575. Pasukan Portugis lalu tercerai-berai. Kebanyakan melarikan diri ke negeri-negeri lain di Kepulauan Maluku, tapi tetap saja diusir, dan akhirnya sebagian kabur ke Pulau Timor.