HS Paham lama yang mengatakan agama berbeda-beda adalah jalan yang berbeda, berdampak mengkotak-kotakkan manusia dalam wadah yang berbeda-beda satu sama lain.
Hal ini menimbulkan pendapat bahwa agama satu lebih baik,
lebih singkat, lebih lengkap dibandingkan dengan yang lain, bahkan tidak mengherankan jika kemudian menimbulkan percekcokkan, pertengkaran maupun peperangan. Mengapa hal itu bisa terjadi? Karena manusia lupa akan induk ajaran Tuhan yaitu iman. Untuk gambaran yang gampang dapat dipaparkan sebagai berikut. Yang harus diimani/diyakini/dipercayai kita sebut pohon iman, sedang agama adalah cabang, aliran adalah ranting-rantingnya. Pohon iman terdiri dari: Tuhan itu ada; percaya akan kitab- kitabnya; percaya akan utusan-utusannya; percaya akan hari akhir; percaya akan takdir. Pentingnya Pluralitas
Pluralitas yang dikelola dengan baik dapat menjadi rahmat
karena pluralitas menumbuhkan keingintahuan, mobilitas, apresiasi, saling pengertian, koeksistensi dan kolaborasi.
Pluralitas yang tidak dikelola dengan baik dapat menjadi
laknat karena pluralitas dapat menimbukan berbagai prasangka. BERBUDI LUHUR BERSAMA MANUSIA- MANUSIA TELADAN “BERIMANLAH SEPERTI MUHAMMAD, BEKERJALAH SEPERTI YESUS, DAN CARILAH TUHAN SEPERTI SIDHARTA GAUTAMA.” Harus diakui bahwa saat ini, terlepas dari apapun, manusia yang sangat pantas diteladani atau ditiru dan dicontoh ada tiga: Nabi Muhammad, Nabi Isa (Yesus), dan Sidharta Gautama.
Keimanan Muhammad terhadap Tuhan, bagimana kerjanya Yesus
dengan kasihnya di dunia ini, serta bagaimana upaya Sidharta mencari Tuhannya.
Dengan paham tersebut, agama yang berbeda-beda ini
adalah jalan lurus berkesinambungan untuk kembali kepada Tuhan. BERIMAN SEPERTI MUHAMMAD
Yang Dimaksud Dengan “Seperti Muhammad” Adalah Nabi Muhammad
Sebagai Penyebar Agama Islam, Membawa Ajaran baru khususnya tentang keTuhanan (Monotheis: Esa/Tuhan itu satu adanya).
Selanjutnya …. BEKERJA SEPERTI YESUS
Yesus atau Nabi Isa memberikan pedoman kepada kita semua
untuk mencintai sesama seperti mencintai diri kita sendiri dan cintailah Tuhanmu dengan sepenuh hati. Hal ini memberikan ajaran cinta kasih kepada sesama. MENCARI TUHAN SEPERTI SIDHARTA
Yang dimaksud “Sidharta” adalah Sidharta Gautama penganjur agama
Budha. Ia berhasil mendapat pencerahan dari Tuhan setelah +/ 6 tahun dalam pengembaraannya. Inti dari ajaran Sidharta Gautama adalah untuk mencari/menemukan Tuhan adalah tinggalkan harta/keduniawian, yang berarti boleh memiliki tetapi tanpa rasa mempunyai sehingga tidak ada rasa aku atau ego. RENUNGAN… “TIDAK MUNGKIN TUHAN MENURUNKAN NABI- NABI-NYA DAN ORANG-ORANG SALEH DI DUNIA INI DENGAN SIA-SIA, MAKA BELAJAR DENGAN MEREKA TANPA MEMBEDA-BEDAKAN UTUSAN-NYA ADALAH SUATU KEHARUSAN.” - DJAETUN, HS TERIMAKASIH #AYOBERBUDILUHUR FOLLOW: @PS_BUDILUHUR