Anda di halaman 1dari 10

SUATU PENDEKATAN DIALOGIS MELALUI TEORI TAT TWAM

ASI AGAMA HINDU DENGAN HUKUM KASIH DALAM MATIUS


22:34-40

Shania K. Winowod
Mahasiswa Prodi Teologi Fakultas Teologi, IAKN Manado
Email: shania.winowod21@gmail.com

ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat relasi ajaran kasih dalam dua agama yang
berbeda yang hendak dijembatani dengan pendekatan dialogis. Teori Tat Twam Asi Agama
Hindu dilihat mempunyai cukup banyak kemiripan dengan Hukum Kasih dalam Matius
22:34-40 pada agama Kristen. Penelitian ini sekaligus juga menjawab kebutuhan untuk
bermoderasi agama di Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif.
Langkah-langkah pengumpulan data yang dilalui oleh peneliti adalah: Observasi,
wawancara mendalam dan dokumentasi. Besar harapan peneliti bahwa tulisan ini akan
menginspirasi banyak pihak, secara khusus dari agama Kristen dan Hindu untuk tetap
berupaya menciptakan kedamaian sehingga hidup dalam damai akan bisa segera tercapai.

Kata Kunci : Pendekatan dialogis, Tat twan asi, Hukum kasih

PENDAHULUAN namamnya ajaran yang menata semua


kehidupan umat beragama. Ajaran ini
Banyak ahli menyebutkan agama muncul baik melalui tradisi tulisan yakni
berasal dari bahasa Sansakerta, yaitu “a” melalui kisah dalam kitab suci maupun
yang berarti tidak dan “gama” yang berarti tradisi lisan yang merupakan hasil dari
kacau. Maka agama berarti tidak kacau budaya di mana agama tersebut muncul
(teratur). Dengan demikian agama itu dan berkembang.
adalah peraturan, yaitu peraturan yang Agama yang tersebar di dunia
mengatur keadaan manusia, maupun sekarang ini sangat banyak dan beragam
mengenai sesuatu yang tidak bisa dilihat, mulai dari agama suku maupun agama-
mengenai budi pekerti dan pergaulan agama besar atau agama resmi dunia
hidup bersama.1 Bisa juga diartikan seperti Kristen, Islam, Hindu, Buddha,
sebagai sistem simbol, sistem keyakinan, Konghucu, Sinto, Yahudi, Confusianism
sistem nilai, dan system perilaku yang dan lain-lain. Sedangkan di Indonesia
terlembaga, yang kesemuanya terpusat sendiri terdapat enam agama besar,
pada persoalan-persoalan yang dihayati diantaranya Kristen, Katolik, Islam,
sebagai yang paling maknawi.2 Dalam Hindu, Buddha dan Konghucu. Setiap
sistem perilaku manusia yang terlembaga agama ini memiliki sistem keagamaan atau
disemua agama dikenal dengan yang ajaran yang berbeda-beda dalam usaha

1
Cliffort Geertz. Kebudayaan dan Agama. (Jakarta: PT. Raja Grapindo Persada:
Agama. (Jogyakarta: Kanisius:1992) h.5 2006), h. 33
2
Bustanuddin Agus. Agama dalam
Kehidupan Manusia :Pengantar Antropologi

63
untuk mengatur hubungan antara sesama bahwa kasih kepada Allah dan kasih
umat maupun hubungan dengan Sang kepada manusia adalah hukum yang
Pencipta. Namun terkadang hal ini yang terutama (Matius 22:34-40).
menjadi kendala bagi setiap pemeluk Bukan hanya ada dalam agama
agama untuk hidup secara berdampingan Kristen, dalam ajaran agama Hindu pun
karena ajaran yang berbeda, tak kala mengajarkan tentang cinta kasih yang oleh
sebagian pemeluk agama mengklaim penganut Hindu mengenalnya dengan
bahwa ajaran agama mereka yang benar ajaran Tat Twam Asi yang berarti aku
disatu pihak juga pemeluk agama lain adalah kamu dan kamu adalah aku. Ajaran
merasa juga demikian. Maka tak jarang ini mengandung makna bahwa ada
ada saling bentrok antara agama-agama kesetaraan antara yang satu dengan yang
tersebut. Hal ini dikarenakan kurangnya lainnya, jika seseorang terluka atau
pemahaman akan antara agama satu kesakitan atau mengalami kemalangan
dengan yang lainnya sehingga bisa maka yang lain juga akan merasa
memunculkan salah paham dan lain-lain. demikian, dan ini bukan hanya
Tanpa sadar sebenarnya setiap diberlakukan bagi sesama pemeluk agama
agama itu memiliki ajaran dasar yang Hindu namun dengan siapa saja baik itu
sama, yakni sama-sama mengajarkan Kristen, Islam, Buddha dan agama yang
tentang cinta kasih baik dengan sesama lain.
maupun dengan Tuhannya masing- Maka dari itu dalam tulisan ini,
masing, yang sebenarnya bisa membuka penulis mencoba untuk mendekati agama
ruang untuk mendekati mereka dan bisa Hindu dengan konsep cinta kasih mereka
hidup saling berdampingan satu dengan yakni Tat twam Asi yang akan didialogkan
yang lain. Dalam agama Kristen kasih dengan ajaran Yesus yang terkandung
selalu diajarkan dan diteladani oleh Yesus dalam Matius 22:36-39 mengenai hukum
sendiri, di mana ia melayani orang miskin, terutama yakni hukum kasih terhadap
kaum marjinal bahkan orang berdosa pun sesama bahkan kasih terhadap Allah yang
dilayani dan dilawat oleh Yesus tanpa adalah pencipta.
melihat latar belakang agama atau
kepercayaan orang yang ditolongnya, PENDEKATAN
Yesus tidak membedakan baik itu kaum
Yahudi, maupun Samaria bahkan Yesus Dalam KBBI pendekatan merupakan
pernah menyembuhkan orang Yunani sebuah kata kerja yang berarti suatu
yakni perempuan Siro-Fenisia Yang proses, cara atau perbuatan untuk
Percaya (Matius 15:21-28; Markus 7:24- mendekati (hendak berdamai, bersahabat
30), hal ini menjadi kesaksian para penulis dan sebagainya). Dalam dunia penelitian
Alkitab di masa Perjanjian Baru, di mana kata ini sering digunakan karena bisa juga
Yesus hadir dan mendobrak kesalahan berarti usaha dalam rangka aktivitas
yang selama ini tertanam dalam kehidupan penelitian untuk mengadakan hubungan
orang Yahudi yang terkadang dengan orang yang diteliti, suatu metode
menjalankan sistem keagamaan yang untuk mencapai pengertian tentang
sudah tidak menanamkan kasih yang masalah penelitian. Pada tulisan kali ini
universal namun kasih hanya sebatas pada sebagai penulis lebih memilih kata
orang-orang tertentu seperti para kaum elit pendekatan bukan menjangkau atau yang
dan yang dianggapa berpengaruh di masa lainnya, karena dalam tulisan ini penulis
itu. Maka dari itu Yesus mengatakan sebenarnya ingin membuat suatu

64
pendekatan terhadap agama lain dalam hal dengan bangsa-bangsa yang mendatangi
ini agama Hindu, dengan menggunakan India seperti Islam dan Persia. Di antara
kata mendekati atau pendekatan ini bangsa-bangsa yang memasuki India,
bertujuan sebenarnya ingin mencari tahu bangsa yang memiliki pengaruh yang
sebenarnya bagaimana pola keseharian besar sekali atas bangsa India yaitu bangsa
dari orang-orang yang menganut agama Dravida yang juga di sebut bangsa Anasah
Hindu, agar sebagai gereja atau jemaat yang berarti raksasa (cirinya berhidung
Kristen dapat hidup rukun dan bisa juga pesek, kulit gelap) dan bangsa Arya
untuk saling belajar satu dengannya baik (cirinya kulit putih, badan tinggi, hidung
antara agama Kristen dengan Hindu mancung).3
maupun sebaliknya. Maka dari itu menurut Saat itu suku bangsa Arya ada yang
penulis lebih tepatnya menggunakan kata melangsungkan perkawinan dengan
pendekatan/mendekati karena sejatinya orang-orang Dravida sehingga
sulit bagi seorang Kristen untuk terbentuklah masyarakat dan generasi
menjangkau mereka, karena mereka yang baru, yang disebut bangsa Hindu.4 Orang
beragama Hindu sudah memiliki Arya mempunyai kepercayaan untuk
kepercayaan atau sudah memiliki prinsip memuja banyak Dewa (Polytheisme), dan
hidup sebagai seorang Hindu, jadi hanya kepercayaan bangsa Arya tersebut berbaur
bisa dengan melakukan pendekatan dengan kepercayaan asli bangsa Dravida.
terhadap mereka. Dengan demikian ajaran Oleh karena itu, Agama Hindu yang
Kristen setidaknya bisa didialogkan berkembang sebenarnya merupakan
dengan mereka dan selebihnya terserah sinkretisme (percampuran) antara
dari mereka mau menerima atau tidak, kebudayaan dan kepercayaan bangsa Aria
karena hal-hal seperti merupakan dan bangsa Dravida.5 Selain itu, istilah
pembahasan yang sensitif dan tidak bisa Hindu diperoleh dari nama daerah asal
dipaksakan karena bisa membawa dampak penyebaran agama Hindu yaitu di Lembah
yang buruk bagi kelangsungan kehidupan Sungai Indus/ sungai Sindhu/ Hustan
kedua agama ini. sehingga disebut agama dan kebudayaan
Hindu.6 Dari sini mulailah terbentuk
AGAMA HINDU sistem kepercayaan Hindu yang dalam
perkembangannya melalui tiga zaman
Sebutan untuk penganut Hindu diantaranya zaman Weda dimulai pada
berasal dari sebuah istilah sungai yang tahun 1500 SM – 1000 SM, zaman
berada diperairan daerah barat India yakni Brahmana tahun 1000 SM – 750 SM
sungai Sindbu. Namun oleh bangsa Persia zaman ini merupakan zamannya para
menyebutnya sungai Hindu. Dalam imam yang berkuasa sehingga
sejarahnya istilah ini kemudian memunculkan beberapa kitab yang
diperkenalkan oleh orang Yunani di berlainan dengan kitab Weda, kemudian
bagian barat. Kemudian istilah ini diambil zaman Upanisad tahun 750 SM – 500 SM
alih oleh pemerintahan India. Penduduk zaman ini mulai berkembang pemikiran-
India yang tertua tergolong bangsa pemikiran filsafat yang menghasilkan
Negrito, yang kemudian bercampur penafsiran-penafsiran terhadap kitab

3 5
Dr. Harun Hadiwijono, Agama Hindu Dr. A. G. Honig Jr, ILMU AGAMA,
dan Buddha, Jakarta: Gunung Mulia, 2016, hal. 9 Jakarta: Gunung Mulia, 2005, hal. 124
4 6
https://www.artikelsiana.com, diakses https://dokumen.tips, diakses pada
pada minggu, 3 November 2019 pukul 21.44 minggu 3 November 2019 pukul 18.30

65
Weda. Seiring berjalannya waktu tiga yang tidak hanya dari keterikatan terhadap
zaman ini menghasilkan pula kitab Weda fana dan penuh penderitaan namun
sebagai kitab utama dan dua kitab tafsiran, keterikatan dari lingkaran lahir kembali
Upanisad dan Brahmana. Weda terdiri dari yang tidak mempunyai arti atau terlepas
tiga kitab yaitu, Rig Weda, Yajur Weda, dari inkarnasi di mana arwah atau roh
Sama Weda. Kitab Weda ini sendiri seseorang sudah menyatuh dengan cahaya
berisikan hymne atau puji-pujian yang atau Sang Hyang Widhi Wasa dan untuk
dipakai dalam upacara-upacara atau sering mencapai moksa seseorang pun harus
dibacakan dalam penyembahan kepada menjalankan hidup yang suci dan
dewa. 7 meninggalkan kehidupan duniawi.
Seperti yang telah dijelaskan diatas Dalam ajaran Hindu terdapat
bahwa Hindu ini terpengaruh juga dengan ajaran tentang Tiga Kerangka Dasar untuk
kebudayaan dan pemikiran orang India menuju Tuhan, yaitu Tattwa (Filsafat),
seperti adanya konsep pemujaan banyak susila (Etika) dan Yadnya (Upacara).
dewa atau Polytheisme yang dibawah oleh Tattwa dalam Agama Hindu mempunyai
orang Arya. Konsep ketuhanan menurut makna kerangka dasar kebenaran yang
hindu, dewa-dewa yang di manifestasikan sangat kokoh, karena masuk akal dan
tersebut juga dipanggil sebagai Trimurti konseptual. Konsep pencAryan kebenaran
adalah tiga wujud Sang Hyang Widhi. yang hakiki di dalam Hindu diuraikan
Wujud-wujudnya adalah Brahman, Wisnu dalam ajaran filsafat yang disebut Tattwa.
dan Siwa. Tiga dewa Trimurti Tattwa dalam agama Hindu dapat diserap
berhubungan dengan tiga guna dalam sepenuhnya oleh pikiran manusia melalui
permainan kosmis dalam penciptaan, beberapa cara dan pendekatan yang
pemeliharaan dan pemusnahan disebut Pramana. Ada 3 (tiga) cara
(mengembalikan ciptaannya ke asalnya). penyerapan pokok yang disebut Tri
Wisnu melambangkan sattavaguna, Siwa Pramana. Tri Pramana ini, menyebabkan
melambangkan sifat tammas, dan Brahma akal budi dan pengertian manusia dapat
berdiri antara keduanya ini dan menerima kebenaran hakiki dalam tattwa,
melambangkan sifat rajas. Masing-masing sehingga berkembang menjadi keyakinan
dari mereka memiliki fungsi yang dan kepercayaan. Kepercayaan dan
berbeda-beda. Dalam ajaran agama Hindu keyakinan dalam Hindu disebut dengan
untuk mencapai sebuah keselamatan sradha. Dalam Hindu, sradha disarikan
seseorang harus berusaha untuk mencapai menjadi 5 (lima) esensi, disebut Panca
Moksa dimana moksa berasal dari bahasa Sradha. Berbekal Panca Sradha yang
Sansekerta yakni muc yang artinya diserap menggunakan Tri Pramana ini,
membiarkan pergi, bebas dari, perjalanan hidup seorang Hindu menuju ke
melepaskan, membebaskan. Kama berarti satu tujuan yang pasti. kesempurnaan lahir
‘tindakan’, baik yang bersifat ritual dan batin yaitu Jagadhita dan Moksa. Ada
ataupun lainnya dan menunjuk pada 4 (empat) jalan yang harus ditempuh, jalan
hukum tindakan secara umum, di mana itu disebut Catur Marga. Di dalam filsafat
setiap tindakan merupakan akibat dari (Tattwa) dijelaskan bahwa agama Hindu
sesuatu sebab dan pada gilirannya menjadi membimbing manusia untuk mencapai
sebab dari suatu lainnya.8 Jadi moksa kesempurnaan hidup seutuhnya, oleh
merupakan pembebasan atau pelepasan sebab itu ajaran sucinya cenderung kepada

7 8
Dr. Harun Hadiwijono, Agama Hindu Khotimah, Agama Hindu, (Riau:
dan Buddha, Jakarta: Gunung Mulia, 2016, h. 13 Percetakan Pusaka, 2013), h. 47

66
pendidikan sila dan budi pekerti yang berasal dari urat kata ” as(a) ” yang berarti
luhur, membina umatnya menjadi manusia ”adalah”. Jadi secara sederhana kata ”Tat
susila demi tercapainya kebahagiaan lahir Twam Asi” bisa diartikan ” kamu adalah
dan batin. Sedangkan Etika (Susila) dia” atau ”dia adalah kamu”.
bermakna bahwa Susila terdiri dari dua Di dalam Katha Upanisad
suku kata: “Su” dan “Sila”. “Su” berarti dinyatakan bahwa “Diantara kepribadian
baik, indah, harmonis. “Sila” berarti yang kekal dan yang berkesadaran, ada
perilaku, tata laku. Jadi Susila adalah satu kepribadian yang menyediakan
tingkah laku manusia yang baik terpancar keperluan dari kepribadian-kepribadian
sebagai cermin obyektif kalbunya dalam yang lainnya. Orang bijaksana yang
mengadakan hubungan dengan memuja kepribadian yang satu ini, yang
lingkungannya. Dalam konsep bertempat tinggal di alamNya yang rohani
penyembahan terhadap Sang Hyang Widhi akan mampu mencapai kedamaian sejati
daam agama Hindu tidak terlepas dari sedangkan yang lain, yang tidak
Yadnya. Kata Yadnya berasal dari kata memujaNya tidak akan mencapai
“YAJ” dalam bahasa sanskerta yang kedamaian”.
berarti Korban, pemujaan.Yadnya berarti Dari sloka ini dapat simpulkan
uapacara korban suci. Sebagai suatu bahwa tat tvam asi berarti ”kamu (semua
pemujaan yang memakai korban suci, makhluk hidup) dan dia (Ida Sang Hyang
maka Yadnya memerlukan dukungan Widhi Wasa) adalah sama”. Kata ”sama”
sikap mental yang suci disamping adanya di sini hendaknya tidak disalahartikan. Ini
sarana yang akan dipersembahkan atau tidak berarti bahwa kita sepenuhnya sama
dikorbankannya9 dengan Tuhan, namun kita mempunyai
sifat yang sama dengan Tuhan dalam
TAT TWAM ASI jumlah yang kecil. Jadi sifat-sifat Tuhan
seperti penuh kebahagian dan memiliki
Tat Twam Asi berasal dari ajaran pengetahuan. Penuh kebahagiaan yang
agama Hindu di India. Artinya : “aku dimaksud adalah hidup tanpa adanya
adalah engkau, engkau adalah aku”. khalayan maka dari itu untuk mencapai hal
Filosofi yang termuat dari ajaran ini adalah tersebut seseorang harus mengikuti ritual
bagaimana kita bisa berempati, merasakan Yoga untuk bisa mencapai moksa atau
apa yang tengah dirasakan oleh orang yang keselamatan dengan hidup penuh ketaatan
di dekat kita. Ketika kita menyakiti orang di mana juga menjaga kedamaian hati dan
lain, maka diri kita pun tersakiti. Ketika jiwa juga menjaga kerukunan dengan
mencela orang lain, maka seseorang pun sesama.
tercela. Maka dari itu, bagaimana Di dalam filsafat Hindu dijelaskan
menghayati perasaan orang lain, bahwa Tat Twam Asi adalah ajaran
bagaimana mereka berespon akibat dari kesusilaan yang tanpa batas, yang identik
tingkah laku seseorang, demikianlah dengan perikemanusiaan dalam Pancasila.
hendaknya ajaran ini menjadi dasar dalam Konsepsi sila perikemanusiaan dalam
bertingkah laku. Di dalam bahasa Pancasila, bila kita cermati secara
Sansekerta, kata ”tat” berasal dari suku sungguh-sungguh merupakan realisasi
kata ”tad” yang berarti ”itu” atau ”dia”. ajaran Tat Twam Asi yang terdapat dalam
Kata ”tvam’ berasal dari suku kata kitab suci weda. Dengan demikian, dapat
”yusmad” yang berarti ”kamu” dan ”asi” dikatakan mengerti dan memehami, serta
9
Ibid, hh. 62-64

67
mengamalkan/melaksanakan Pancasila a) Asas suka duka, artinya dalam
berarti telah melaksanakan ajaran weda. suka dan duka dirasakan
Karena maksud yang terkandung didalam bersama-sama.
ajaran Tat Twam Asi “ia adalah kamu, b) Asas paras paros, artinya
saya adalah kamu, dan semua makhluk orang lain adalah bagian dari
adalah sama” sehingga bila kita menolong diri sendiri dan diri sendiri
orang lain berarti juga menolong diri kita adalah bagian dari orang lain.
sendiri. c) Asas salunglung sabayantaka,
Untuk menciptakan kesejahteraan artinya baik buru, mati hidup
antara sesama dibutuhkan konsep ini yang ditanggung bersama.
mengisyaratkan pentingnya solidaritas d) Asas saling asih, saling asah,
dalam kehidupan bermasyarakat sehingga saling asuh, artinya saling
terbentuk kehidupan masyarakat yang menyayangi atau mencintai,
sejahtera. Agama Hindu mengajarkan saling memberi dan
adanya ajaran toleransi umat beragama mengoreksi, serta saling
agar terciptanya kesejahteraan. Antara tolong menolong antar sesama
saya dan kamu sesungguhnya bersaudara. hidup.11
Hakekat atman yang menjadikan hidup
diantara saya dan kamu berasal dari satu Ajaran tattwam asi mengajak setiap
sumber yaitu Tuhan. Atman yang orang penganut agama untuk turut
menghidupkan tubuh makhluk hidup merasakan apa yang sedang dirasakan
merupakan percikan terkecil dari Tuhan. orang lain. Seseorang bila menyakiti orang
Sesama makhluk ciptaaan Tuhan. lain sebenarnya ia telah bertindak
Sesungguhnya filsafat “Tat Twam Asi” ini menyakiti aatau menyiksa dirinya sendiri,
mengandung makna yang sangat dalam. dan sebaliknya bila telah membuat orang
Tatwam asi mengajarkan agar senantiasa lain menjadi senang dan bahagia, maka
mengasihi orang lain atau menyayangi sesungguhnya dirinya sendirilah yang ikut
makhluk lainnya. Bila diri kita sendiri merasakan kebahagiaan itu juga. Tattwam
tidak merasa senang disakiti apa bedanya asi merupakan kata kunci untuk dapat
dengan orang lain. Maka dari itu janganlah membina agar terjalinnya hubungan yang
sekali-kali menyakiti hati orang lain. Dan serasi atas dasar “asah, asih, dan asuh” di
sebaliknya bantulah orang lain sedapat antara sesama hidup.
mungkin kamu membantunya, karena
sebenarnya semua tindakan kita juga untuk MATIUS 22:34-40
kita sendiri. Bila dihayati dan diamalkan
dengnan baik, maka akan terwujud suatu Matius 22:34-40 merupakan
kerukunan.10 perkataan Yesus yang dicatat oleh Matius
Prinsip dasar Tat Twam Asi ini pemungut cukai yang tak lain adalah
dalam kehidupan adat Bali diberi murid Yesus sendiri. Dalam narasi ini
pengertian ke dalam asas-asas sebagai terlihat sebuah percakapan antara Yesus
berikut: dengan orang Farisi. Pada cerita

10 11
Made Kerta Adhi, Tat Twam https://docplayer.info/46739596-1-
Asi:Adaptasi Nilai Kearifan Lokal Dalam pengertian-tat-twam-asi.html pdf, diakses tanggal
Pengentasan Kemiskinan Kultural, (Jurnal 28 Desember 2019
Seminar Nasional Riset Inovatif (Senari) Ke-4
tahun 2016), hh. 10-13

68
sebelumnya memang Yesus mampu untuk dan semua perintah-Nya. Mengasihi-Nya
membungkam pernyataan dari orang seharusnya dengan sepenuh hati, jiwa dan
Saduki dan melihat hal itu maka orang akal budi. Disini disebutkan ada tiga kata
Farisi pun mencoba untuk menguji Yesus. yang berbeda bunyinya, namun ketiga-
Hal ini sebenarnya dilakukannya bukan tiganya sesungguhnya melambangkan
untuk menguji pengetahuan Yesus namun keseluruhan jati diri manusia. berbeda
untuk menjebak Yesus. Dengan dengan orang-orang Yunani yang suka
memberikan pertanyaan hukum apa yang membedakan beberapa bagian dalam diri
terutama. Tidak heran memang mereka manusia. Bangsa Yahudi selalu
memberikan pertanyaan seperti itu pada memandang manusia itu satu keseluruhan
Yesus karena rasa iri hati yang besar utuh. Maka tidak salah bila mengasihi
terhadapnya yang sering dijunjung tinggi Allah dengan tiga hal itu. 13
oleh orang-orang saat itu. Apa lagi Perintah yang kedua Allah
terhadap orang Saduki yang tidak mengasihi sesama. Teks yang dikutip
mempercayai akan adanya mesias dan dalam ayat ini tidak berbicara tentang
kebangkitan orang mati. Begitu juga Allah yang filosofis. Teks ini
dengan orang Farisi mereka kurang senang membicarakan Allah yang memang
dengan keberadaan Yesus karena Yesus menuntut kasih total, namun sebelum
berani untuk membongkar segala menuntut tuntutan itu, ia terlebih dahulu
kebiasaan yang kurang memanusiakan itu menunjukkan kasih-Nya kepada manusia.
dan menganggap bahwa hukum Taurat Allah seolah-olah menetapkan bagi diri-
segala-segalanya dan mengesampingkan Nya sebuah tugas yakni menyelamatkan
rasa kemanusiaan terhadap sesama. Maka umat manusia, dan alasan manusia
dari itu kaum Farisi dan ahli Taurat itu mengasihi Allah adalah karena Allah ingin
melontarkan pertanyaan seperti itu pada menyelamatkan mereka yang berarti
Yesus. mengasihi sesama juga. Sama seperti
Pertanyaan yang diajukan oleh perintah untuk mengasihi Allah tidak
orang Farisi sebenarnya tidak perluh dapat dilepaskan dari sejarah
membutuhkan jawaban. Karena penyelamatan manusia, demikian pula
sebenarnya mereka mengerti dengan hal perintah mengasihi sesama, tidak dapat
itu. Namun sekali lagi itu hanya dilepaskan dari kenyataan bahwa Allah
merupakan tindakan untuk mencobai adalah Tuhan.
Yesus. Jawaban Yesus yang menyatakan Ungkapan Yesus “sama
bahwa kasih merupakan hal yang utama dengannya” harus dipahami sebagai “yang
baik itu kasih kepada Allah maupun kasih sama penting” dengan yang pertama yakni
kepada sesama. Kedua perintah ini sama pentingnya dengan mengasihi Allah.
merupakan benang merah dari semua “Kasihilah sesamamu manusia seperti
hukum Taurat. 12 dirimu sendiri...” merupakan perintah
Kasih kepada Allah yang kasih terhadap sesama dikutip dari Imamat
dimaksudkan adalah bahwa sebagai 19:18. Bangsa Yahudi membatasinya kata
manusia tidak boleh untuk menghianati sesama pada warga Israel saja serta pada
Allah atau menyembah Allah lain, orang-orang asing yang menetap diantara
mengasihi Allah berarti takut akan Allah mereka. Tetapi disini paham tentang

12 13
Dianne Bergant, Tafsir Alkitab Stevan Leks, Tafsir Injil Matius,
Perjanjian Baru, (Yogyakarta: Kanisius, 2010) hh. (Yogyakarta: Kanisius, 2003), hh. 473-474
140

69
sesama diperluas pada setiap manusia Utara yang merupakan tempat
tanpa terkecuali. Sebab kedua perintah ini beribadahnya penganut agama Hindu.
ditempatkan pada tingkat yang setara. Hasil Observasi dan Wawancara
Dua-duanya sama penting, sebab alam Penelitian yang lakukan oleh
kasih dalam manusia hanya ada satu. peneliti sebenarnya berkelompok, pada
Manusia tidak sepenuhnya atau benar waktu penelitian yang telah ditentukan,
mengasihi jika kasih itu diberikan hanya semua anggota kelas Biblika A melakukan
kepada orang-orang tertentu saja.14 penelusuran mengenai kehidupan
Teks Matius ini begitu singkat keagamaan orang Hindu di tempat
sehingga sulit dipahami dengan baik kalau peribadatan mereka. Namun selain itu
tidak memperhatikan latar belakang kitab sebenarnya untuk mengumpulkan data
ini, di mana Matius pemungut cukai kami saling bertukar pendapat mengenai
menujukan tulisannya ini untuk orang- kehidupan mereka melalui perjumpaan
orang Yahudi dan tidak menutup sebagian teman kelas dengan beberapa
kemungkinan juga kepada orang-orang orang Hindu. Baik itu merupakan tetangga
non-Yahudi. Penulis ingin mereka, teman atau pun pemilik kost.
mengungkapkan bahwa sebenarnya kasih Setidaknya itu yang menjadi observasi
Allah tidak hanya sebatas orang-orang awal untuk melakukan penelitian ini.
Yahudi namun kasih Allah adalah kasih melalui beberapa pengalaman teman-
yang universal untuk semua. Dan teman penulis, penulis juga memiliki
seharunya pula jemaat Allah harus pengalaman pribadi di mana ada teman
menerapkan kasih ini ditengah-tengah SMA penulis yang menganut agama
kehidupan mereka. Dalam kitab ini banyak Hindu. Dari kehidupan mereka memang
menginggung mengenai keilahian dan mereka tidak tertutup untuk bergaul
kemanusiaan Yesus, hal ini bisa dilihat dengan siapa saja dan juga suka untuk
dari kelahirannya sampai Ia naik ke surga. berbagi, bahkan tak segan-segan duduk
Dan pelayanannya pun tidak pernah bersama untuk membicarakan kehidupan
memandang batas baik kepada sesama keagamaan mereka, bahkan penulis juga
Yahudi maupun kepada orang-orang non sempat menanyakan kembali lewat social
Yahudi. Baik kepada mereka kaya sampai media yakni whatsapp tentang praktik
kepada kaum yang dimarginalkan. keagamaan mereka dan sangat disambut
Maka tak heran pada bagian ini baik.
perintah utama Yesus adalah kasih. Yesus Setelah melakukan observasi maka
menegaskan bahwa kasih kepada sesama penulis melangsungkan wawancara
dan kasih kepada Allah tidak akan dengan pihak yang bisa memberi
terpisahkan. Kasih kepada sesama akan kontribusi dalam penelitian ini. namun
membawa kepada kasih kepada Allah. sayangnya dalam penelitian tersebut
peneliti hanya bisa mewawancarai satu
WAKTU DAN TEMPAT orang yakni bapat yang menjaga pura
PENELITIAN tersebut. Tapi bapak tersebut bisa
menjawab semua pertanyaan yang
Penelitian dilaksanakan pada hari diberikan oleh penulis. Penulis mulai
Selasa, 10 Desember 2019. Tempat melakukan wawancara dengan cara
penelitian yang pilih oleh penulis adalah terbuka dan mengajukan pertanyaan bebas
Pura Jagadhita Taas Manado, Sulawesi dan berstruktur, dan bisa dimengerti.
14
Ibid, hh. 473-474

70
Wawancara yang dilakukan pendirian mereka sebagai orang Hindu,
sebenarnya banyak pertanyaan yang namun hal tersebut yang membuat penulis
dilontarkan mulai dari konsep ketuhanan, kagum.
kemudian kultus agama Hindu yang sudah Bahkan dalam wawancara tersebut
mencakup peraturan seorang pendeta atau penulis sempat bertanya bahwa bagaimana
penilik jemaat sampai pada cara beribadah perkembangan agama Hindu untuk
dan hari-hari raya agama Hindu, konsep sekarang ini? apakah agama Hindu
keselamatan, sampai juga pada arsitektur memiliki konsep untuk menyebarkan misi
bangunan tempat peribadatan yakni pura. kepada orang lain. Namun bapak tersebut
Namun yang membuat penulis tertarik menjawab bahwa agama Hindu dari
adalah pembahasan tentang cara menjalin dulunya memang sulit untuk menemukan
relasinya agama Hindu, ternyata mereka yang bisa untuk mempromosikan atau
adalah agama yang toleran jarang memberitakan agama ini, karena dari
ditemukan untuk beradudomba dengan mereka sendiri merasa tidak layak di mana
masyarkat sekitar meskipun mereka mereka merasa bahwa perluh orang yang
merupakan kaum minoritas di Sulawesi benar-benar tulus dan suci untuk
Utara khususnya di Taas Manado. Namun melakukan perbuatan yang mulia seperti
hal ini mungkin juga didukung dengan itu dan sulit bahkan bisa dibilang tidak ada
konteks orang Manado yang menjunjung yang bisa mampu mengabarkan misi.
tinggi toleransi, karena dalam observasi Maka dari itu agama Hindu berkembang
penulis didepan pura itu terdapat gereja hanya dari perkawinan saja dan
pula. Namun menurut kesaksian seorang pertambahan keturunan.
bapak yang menjaga pura tersebut mereka
hidup dengan aman tanpa adanya ancaman
dari orang Kristen. Dan istimewanya PENUTUP
adalah disetiap perayaan hari raya
gerejawi Kristen mereka selalu diundang Dari hasil penelitian kepustakaan
dan selalu menjawab undangan tersebut, didukung juga dengan bukti konkrit
sahut bapak tersebut bahwa “beribadah berupa observasi dan wawancara di mana
dengan orang Kristen bukan berarti kita penulis menggunakan pendekatan dialogis
sudah Kristen namun sama-sama kita melalui ajaran Tat Twam Asi dalam agama
berdoa dan beribadah kepada Tuhan kita Hindu dengan ajaran Yesus tentang hukum
masing-masing, kita tidak boleh menutup kasih, sebenarnya memilki kemiripan.
diri dengan orang yang berbeda dengan Keduanya sama-sama mengajarkan
kita karena dalam ajaran agama Hindu tentang konsep kasih tanpa batas tanpa
sendiri mengajarkan yang namanya cinta terkecuali. Cinta kasih yang dimaksud
kasih yang disebut dengan Tat Twam Asi oleh ajaran Yesus dan Tat Twam Asi ingin
yang berarti aku adalah kamu, dan kamu memberi pemahaman bahwa sebenarnya
adalah aku. manusia dimuka bumi ini bisa hidup
Jadi semua dipandang sama, dan berdampingan walaupun ditengah kemelut
cinta kasih tersebut bukan hanya untuk perbedaan jika berlandaskan kasih. Kasih
orang Hindu tapi untuk semua. Hal ini mempersatukan, kasih membangun ikatan
yang membuat penulis kagum ternyata persaudaraan, kasih akan Tuhan memberi
dapat dilihat bahwa orang-orang Hindu pemahaman bahwa sebenarnya Ia hadir
memang memiliki paham inkflusi atau dan memberikan kesejukan jika kita mau
sifat terbuka walaupun tetap berdiri dalam sepenuhnya mengasihi dia, mengikuti

71
sifatnya maka damai sejahtera akan selalu Nasional Riset Inovatif (Senari)
ada. Disinilah manusia perlu mengenal Ke-4 tahun 2016)
dan melaksanakan rasa kebersamaan, Stevan Leks, Tafsir Injil Matius,
sehingga seberapa berat masalah yang Yogyakarta: Kanisius, 2003
dihadapinya akan terasa ringan. Demikian https://www.artikelsiana.com, diakses
adanya hukum kasih dan konsep tat twam pada minggu, 3 November 2019 pukul
asi maka dalam hidup ini hendaknya selalu 21.44
sering tolong menolong, merasa senasib https://dokumen.tips, diakses pada
dan sepenanggungan, tanpa melihat latar minggu 3 November 2019 pukul 18.30
belakang. https://docplayer.info/46739596-1-
Dengan hal ini dapat dipelajari bahwa pengertian-tat-twam-asi.html pdf, diakses
untuk mendekati orang Hindu untuk tanggal 28 Desember 2019
mengambil hati mereka, seorang Kristen
juga harus memiliki kasih, kasih yang
tidak egois dan tidak memilih-milih kasih
yang tidak memaksakan agar tidak terjadi
kesalapahaman dan perseteruan namun
selalu memiliki kasih yang memanusiakan
agar mereka juga bisa menerima ajaran
orang Kristen ditengah kehidupan mereka.
Menjangkau memanglah adalah hal yang
mustahil namun dengan mendekati mereka
dengan kasih adalah hal yang luar biasa

DAFTAR PUSTAKA

Bustanuddin Agus, Agama dalam


Kehidupan Manusia :Pengantar
Antropologi Agama, Jakarta: PT.
Raja Grapindo Persada: 2006
Cliffort Geertz. Kebudayaan dan Agama,
Jogyakarta: Kanisius:1992
Dianne Bergant, Tafsir Alkitab Perjanjian
Baru, Yogyakarta: Kanisius, 2010
Dr. A. G. Honig Jr, Ilmu Agama, Jakarta:
Gunung Mulia, 2005
Dr. Harun Hadiwijono, Agama Hindu dan
Buddha, Jakarta: Gunung Mulia,
2016
Khotimah, Agama Hindu, Riau:
Percetakan Pusaka, 2013
Made Kerta Adhi, Tat Twam
Asi:Adaptasi Nilai Kearifan Lokal
Dalam Pengentasan Kemiskinan
Kultural, (Jurnal Seminar

72

Anda mungkin juga menyukai