Agama tahun 2012 menunjukkan, aset wakaf nasional mencapai 3,49 miliar meter persegi tanah, pada 420.003 titik di seluruh nusantara. Bila dirupiahkan, dengan asumsi harga tanah hanya Rp100 ribu per meter persegi, nilainya mencapai Rp349 triliun. Fantastis!. • Dengan asumsi 100 juta penduduk muslim Indonesia mau berwakaf Rp100 ribu per bulan, maka wakaf uang yang bisa dikumpulkan per tahun mencapai Rp120 triliun per tahun. Bayangkan berapa besar keuntungan yang bisa diperoleh jika uang sebanyak itu diinvestasikan! • Namun faktanya, aset tanah wakaf yang 420.003 titik itu masih sangat sedikit yang dikelola secara produktif. Sebagian besar masih berupa wakaf konsumtif, yang masih menengadahkan tangan untuk menutupi biaya operasionalnya. Ini sungguh sangat disayangkan. Aset sedemikian besar itu sebagian besar hanya dibuat untuk mendirikan bangunan masjid, sekolah, kuburan, dan bangunan-bangunan yang lain. Belum terpikir oleh para nazhir itu bagaimana mengupayakan aset wakaf itu tidak hanya bermanfaat secara moral, tetapi juga dikelola oleh corporate profesional agar bisa memberi keuntungan yang fantastis. • Setali tiga uang dengan wakaf tanah, Gerakan Nasional Wakaf Uang yang dicanangkan Presiden SBY pada 8 Januari 2010 yang lalu tidak mengalami kemajuan signifikan. Potensi yang begitu besar hingga kini baru berupa catatan di atas kertas. Realisasinya masih sangat kecil. Dibutuhkan kerja keras dan kerja sama berbagai pihak agar masyarakat mau berwakaf uang. Badan Wakaf Indonesia gencar melakukan sosialisasi wakaf uang dan wakaf produktif. Namun, upaya dari BWI tidaklah cukup. Dibutuhkan dukungan dari pihak lain, termasuk media massa. • Dari sisi aset dan potensi wakaf, Indonesia bisa berbangga hati. Namun dari sisi pengelolaan dan manajerial, kita patut prihatin. Bahkan dengan negara kecil Singapura saja, kita masih kalah. Melalui Majelis Ulama Islam Singapura (MUIS) dan perusahaan Warees Investments, yang seratus persen sahamnya dimiliki oleh MUIS, umat Islam di negeri singa itu sudah memiliki 114 ruko, 30 perumahan, dan 12 gedung apartemen dan perkantoran. Keuntungan dari pengelolaan wakaf produktif tersebut digunakan untuk membiayai operasional masjid, madrasah, beasiswa, dan lain- lain. Bila dibandingkan dengan Qatar, Uni Emirat Arab, dan Arab Saudi, kita malah sudah jauh tertinggal. •Wakaf produktif di Saudi Arabia International Islamic Relief Organization Saudi Arabia (IIROSA) telah melaunching 6 proyek wakaf di Mekkah dengan dana SR 470 juta dengan perkiraan keuntungan SR 45 juta yang akan digunakan kepentingan sosial. Proyek Bayt Allah Waqf 11 lantai rumah dan gedung komersial. Keuntungan dari proyek ini digunakan membangun 370 mesjid di 18 negara
The Orphan Waqf, hotel 30 lantai yang keuntungannya digunakan untuk
membiayai anak-anak yatim di 28 negara
The Educational Care Waqf, tower 22 lantai yang keuntungannya digunakan
untuk membiayai 30 institusi pendidikan di seluruh dunia.
Social Development Waqf, gedung 10 lantai yang keuntungannya digunakan
untuk program rehabilitasi dan pelatihan keterampilan untuk satu juta orang di 97 negara. The Da’wa Waqf, gedung 28 lantai yang keuntungannya akan digunakan untuk beasiswa 13000 mahasiswa, 720 mubaligh di 365 Center- center Islam di seluruh dunia The Health care waqf, gedung 25 lantai keuntungannya akan dipergunakan untuk kepentingan kesehatan 33 juta orang di 285 Rumah sakit. • Wakaf produktif di Malaysia berkembang pesat sejak 2008 Menara Imara Wakaf Salah satu ikon wakaf di Malaysia.
Letaknya bersebelahan dengan Menara Kembar Petronas yang merupakan
urat nadi bandaraya Kuala Lumpur Malaysia Sebuah bangunan komersial setinggi 34 tingkat dengan 2 tingkat bawah tanah dan 7 tingkat parkir kendaraan dibangun diatas tanah wakaf seluas 52.838 meter persegi. Tanah tersebut adalah wakaf dari seorang hartawan keturunan Gujarat, India pada tahun 1980.
Diresmikan penggunaannya pada bulan Oktober 2011, dan disewakan
sepenuhnya oleh Bank Islam Malaysia Berhad.
Hasilnya diperuntukan bagi para mustahik wakaf.
Wakaf produktif berupa hotel
4 hotel wakaf masing-masing
dibangun di Melaka, Perak, Negeri Sembilan dan Terengganu, sebahagian sudah beroperasi tahun 2011 dan sebahagian yang lain baru beroperasi tahun 2012 Wakaf produktif di kawasan masjid 2 bentuk wakaf produktif • Bazar Wakaf Rakyat, dimana proyek ini merupakan ruang niaga untuk pelbagai yang jenis perniagaan yang dilakukan oleh dibangun di kelompok muslim ekonomi lemah, golongan fakir dan asnaf yang kawasan diharapkan mampu meningkatkan masjid terpilih pendapatannya di seluruh • Wakaf Mart, kedai runcit halal yang menyediakan pelbagai barang wilayah keperluan harian dengan harga Negara kompetitif sebanyak 69 proyek Kumpulan Waqf An-Nur sukses membangun beberapa klinik dan Rumah sakit di Malaysia. Sekarang juga ada pembangunan hotel yang dilakukan.
Mereka juga menginvestasikan dana-dana waqf mereka
melalui pasar modal perbankan dan lain-lain.
Hasil dari keuntungan waqf mereka gunakan untuk
kepentingan anak yatim beasiswa, orang miskin, anak yatim dan lain-lain.
Contoh investasi mereka di saham mereka memiliki 12,35 juta
unit saham pada J Corps Kulim (M) Bhd, 18,60 juta unit saham di KPJ Health Care Bhd dan 4,32 juta saham di Johor Land Bhd. • Wakaf produktif di Singapura Singapura memiliki aset wakaf $340 juta. Nama lembaganya Warees, mereka menginvestasikan dana waqf mereka dalam bentuk musyarakah di berbagai outlet makanan.
Di singapura mereka mendapatkan waqf dari
potongan gaji setiap bulannya bagi masyarakat muslim Singapura.
Warees juga menginvestasikan dananya pada sentra
bisnis yang dikelola oleh orang-orang Islam. Di Singgapura, dibawah pengawasan dan tanggung jawab Majelis Ugama Islam Singapura (MUIS) semua tanah wakaf selesai ditertibkan tahun 2000
Majelis ini mendirikan sebuah lembaga
komersial bernama Warees Investments Pte Ltd pada tahun 2002, yang berfungsi mengurus dan mengembangkan semua aset wakaf secara produktif. Wakaf Kassim
Warees berhasil membangun 20 unit
perumahan Wakaf Kassim, berikut sebuah bangunan komersial dan institusi pendidikan Wisma Indah di Changi Road.
Wakaf Kassim setiap tahunnya memperoleh
keuntungan dari hasil sewa Wisma Indah S$300.000.- Wakaf tunai Warees juga berhasil menghimpun dana wakaf tunai dari 200.000 pekerja muslim Singapura.
Setiap bulan pendapatan atau gaji mereka dipotong
langsung melalui majikan masing-masing.
Seluruh dana wakaf yang terhimpun digunakan oleh
MUIS untuk pembinaan 23 buah masjid besar di Singapura yang menelan belanja sekurang-kurangnya S$140 juta. Hambatan menuju wakaf produktif Paham umat Islam tentang wakaf
Jumlah tanah wakaf strategis dan kontroversi
pengalihan wakaf utk tujuan produktif Banyak tanah wakaf belum tersertifikat
Nadzir wakaf masih tradisional
Langkah memproduktifkan aset wakaf pendataan seakurat mungkin terhadap aset wakaf di seluruh penjuru nusantara
sertifikasi tanah wakaf
memproduktifkan 10 aset wakaf paling strategis di
tiap kota besar, sebagai langkah awal dan untuk menjadi percontohan mendorong perubahan dari nazhir perorangan menjadi nazhir badan hukum Langkah memproduktifkan aset wakaf menguatkan internal kelembagaan nazhir wakaf, dari nazhir tradisional menjadi nazhir profesional
hukum, desainer bangunan, pakar manajemen, dan lain sebagainya untuk merancang tata kelola wakaf produktif
nazhir bekerjasama dengan investor, baik dari dalam negeri
maupun luar negeri, seperti IDB, BUMN-BUMN, bank-bank syariah, dan para pemodal besar lainnya untuk berinvestasi dalam proyek wakaf produktif Wakaf produktif di Indonesia Masjid Agung Al Azhar Jakarta
berkembang jadi pusat pendidikan
lembaga pendidikannya bahkan sudah jadi
''merek dagang'' Cabangnya berdiri di mana-mana. Sehingga bisa berperan efektif dalam memutar modal. Sumber keuangan masjid pun makin mandiri dan profesional Masjid Muhammadiyah Bengkulu sejak awal 1980-an sudah menempuh pola wakaf produktif
Lokasinya strategis. Berada di jalanan protokol,
Soeprapto, sebuah kawasan bisnis dan pusat perbelanjaan kota Bengkulu.
Masjid ini adalah wakaf Datuk Hasanudin, kakeknya
Megawati Soekarnoputri dari jalur Fatmawati. Mertua Bung Karno itu juga tokoh Muhammadiyah setempat. Kompleks masjid itu tadinya hanya seluas 400-an meter persegi. Lalu dikelola dengan membangun gedung tiga tingkat.
Lantai bawah dijadikan lima unit rumah toko (ruko). Lantai
kedua untuk masjid, dan lantai paling atas untuk kantor pengurus Muhammadiyah setempat dan lembaga onderbouw-nya. Masing-masing ruko disewakan dengan tarif Rp 7 juta sampai Rp 10 juta per tahun. Karena ukurannya beda-beda.
Aneka kebutuhan tersedia di kelima ruko itu. Mulai alat-alat
listrik, pakaian, sepatu, sampai jam tangan. Animo pembeli juga tinggi. Penyewa pun tak merasa rugi. Hasil sewa ruko itu cukup untuk membiayai kebutuhan operasional masjid
Bahkan sisa keuntungan sewa ruko itu bisa dipakai
untuk membeli tanah seluas 1.200 meter persegi di belakang masjid. Tiga kali lipat dari modal awal wakaf. Pada areal itu, kini dibangun gedung sekolah, mulai TK, SD, madrasah diniyah awaliyah, madrasah tsanawiyah (setingkat SMP), hingga madrasah aliyah (selevel SMU). Tak ada cerita gelar kotak amal jalanan dalam kamus masjid ini.