Anda di halaman 1dari 13

ASUHAN KEPERAWATAN BRONCHITIS PSIK 2

Kelompok 4 :
1. Chienglee Manal (1911021)
2. May Liona B. Munthe (1911086)
3. Nadia Aulia (1911098)
4. Putra (1911117)
5. Ranika Silalahi (1911126)
6. Rita H. Br Nainggolan (1911132)
7. Siti Nuraini Br Sijabat (1911153)

Dosen : Ns. Pratiwi Simarmata, S.Kep, M.Kep


Bronkitis adalah infeksi pada bronkus yang
berasal dari hidung dan tenggorokan, bronkus
merupakan suatu pipa sempit yang berawal
pada trakea, yang menghubungkan saluran
pernafasan atas, hidung, tenggorokan dan
sinus ke paru (Hidayat, 2008)
Faktor peradangan pada bronchus dapat
disebabkan oleh berbagai macam
mikroorganisme baik virus, bakteri, maupun
parasit. (Muttaqin, 2008).
Ada 2 jenis Bronkitis
Bronchitis akut adalah serangan bronchitis dengan
01 perjalanan penyakit yang singkat dan berat,
disebabkan oleh karena terkena dingin, penghirupan
bahan-bahan iritan, atau oleh infeksi akut, dan
ditandai dengan demam, nyeri dada (terutama disaat
batuk), dyspnea, dan batuk.

Bronchitis Kronis merupakan suatu gangguan klinis


02 yang ditandai oleh pembentukan mucus yang
berlebihan dalam bronchus dan bermanifestasi
sebagai batuk kronis dan pembentukan sputum
selama sedikitnya 3 bulan dalam setahun sekurang-
kurangnya dalam 2 tahun berturut-turut.
ETIOLOGI
1. Spesifik
a. Asma
b. Infeksi kronik saluran napas bagian atas (misalnya
sinobronchitis).
c. Infeksi, misalnya bertambahnya kontak dengan virus, infeksi
mycoplasma, chlamydia, pertusis, tuberkulosis, fungi/jamur.
d. Penyakit paru yang telah ada misalnya bronchiectasis.
e. Sindrom aspirasi.
f. Penekanan pada saluran napas
g. Benda asing
h. Kelainan sillia primer
i. Defisiensi imunologis

2. Non spesifik
a. Asap rokok
b. Polusi udara
MANIFESTASI
KLINIS
Gejala Umum Bronchitis
1.      Batuk berdahak (dahaknya berwarna kemerahan)
2.      Sesak nafas ketika melakukan olahraga atau aktifitas
3.      Sering menderita infeksi pernafasan (flu)
4.      Mudah lelah
5.      Gangguan penglihatan

Bronchitis Akut
1.      Terasa sakit pada sendi-sendi
2.      Lemas seperti saat flu
3.      Demam ringan atau demam tinggi
4.      Dada terasa nyeri

Bronchitis Kronis
1.      Ditandai dengan tersumbatnya saluran pernafasan
secara kronis, terjadi secara lamban dan lama-lama menjadi
parah.
2.      Nafas pendek dan berbunyi
3.      Penurunan stamina
4.      Sering batuk-batukn
Penatalaksaan

Objektif utama pengobatan adalah untuk


menjaga agar bronchioles terbuka dan berfungsi,
untuk memudahkan pembuangan sekresi
bronchial, untuk mencegah infeksi, dan untuk
mencegah kecacatan. Perubahan dalam pola
sputum (sifat, warna, jumlah, ketebalan) dan
dalam pola batuk adalah tanda yang penting
untuk dicatat.

Cairan (yang diberikan per oral atau parenteral


jika bronchospasme berat) adalah bagian penting
dari terapi, karena hidrasi yang baik membantu
untuk mengencerkan sekresi sehingga dapat
dengan mudah dikeluarkan dengan
membatukannya.
PENCEGAHAN
Hindari anak dari asap Hindari anak dari
rokok atau terkena asap mereka yang sedang
rokok sakit flu dan batuk

1 2
Jaga lingkungan
Cuci tangan anak disekitar agar anak
secara teratur tetap sehat

3 4
ASUHAN KEPERAWATAN
1.      Pengkajian Fokus
a.       Demografi meliputi : nama, umur, jenis kelamin, dan pekerjaan.
b.       Keluhan utama
Saat dikaji biasanya penderita bronchitis akan mengeluh sesak nafas, disertai
batuk mengandung sekret yang tidak bisa keluar.
c.       Riwayat penyakit sekarang
Penyakit bronchitis mulai dirasakan saat penderita mengalami batuk menetap
dengan produksi sputum setiap hari terutama pada saat bangun pagi selama
minimum 3 bulan berturut-turut tiap tahun sedikitnya 2 tahun produksi sputum
(hijau, putih / kuning) dan banyak sekali. Penderita biasanya menggunakan
otot bantu pernafasan, dada terlihat hiperinflasi dengan peninggian diameter
AP, bunyi nafas crackles, warna kulit pucat dengan sianosis bibir, dasar kuku.
d.      Riwayat penyakit dahulu
Biasanya penderita bronchitis sebelumnya belum pernah menderita kasus
yang sama tetapi mereka mempunyai riwayat penyakit yang dapat memicu
terjadinya bronchitis yaitu riwayat merokok, terpaan polusi kimia dalam
jangka panjang misalnya debu / asap.
e.       Riwayat penyakit keluarga
Biasanya penyakit bronchitis dalam keluarga bukan merupakan faktor
keturunan tetapi kebiasaan atau pola yang tidak sehat seperti kebiasaan
merokok.
f.        Pola fungsi kesehatan
 Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan Adanya tindakan medis dan
perawatan di rumah sakit mempengaruhi perubahan persepsi tentang
kesehatan. Kemungkinan adanya riwayat kebiasaan merokok, minum
alcohol, dan penggunaan obat-obatan bisa menjadi faktor predisposisi
timbulnya penyakit.
g.      Pola nutrisi dan metabolic
Pola nutrisi pasien dengan bronchitis perlu dikaji sebelum dan selama di
rumah sakit karena secara umum pasien dengan bronchits akan mengalami
penurunan berat badan secara significant.
h.      Pola eliminasi
Pada pola eliminasi perlu dikaji adanya keluhan pasien dalam memenuhi
kebutuhan dalam bereliminasi baik pola eliminasi BAB maupun BAK.
i.        Pola aktivitas dan latihan
Pola aktivitas pasien perlu dikaji karena pasien dengan bronchitis akan
mengalami gangguan akibat adanya sesak yang disebabkan peningkatan
sputum.
j.        Pola istirahat dan tidur
Pola istirahat dan tidur pada pasien dengan bronchitis akan mengalami
gangguan akibat sesak dan kecemasan yang dialami.
k.      Pola persepsi sensori dan kognitif
Perlu dikaji adanya gangguan persepsi dan sensori akibat adanya proses
penyakit.
l.        Pola hubungan dengan orang lain
Gejala bronchitis sangat membatasi pasien untuk menjalankan kehidupannya
ssecara normal. Pasien perlu menyesuaikan kondisinya berhubungan dengan
orang lain.
m.     Pola reproduksi dan seksual
Reproduksi seksual merupakan kebutuhan dasar manusia, bila kebutuhan ini
tidak terpenuhi akan terjadi masalah dalam kehidupan pasien. Masalah ini
akan menjadi stressor yang akan meningkatkan kemungkinan terjadinya
suatu penyakit.
n.      Pola persepsi diri dan konsep diri
Perlu dikaji tentang pasien terhadap penyakitnya. Persepsi yang salah dapat
menghambat respon kooperatif pada diri pasien. Cara memandang diri yang
salah juga akan menjadi stressor dalam kehidupan pasien.
o.       Pola mekanisme dan koping
Stress dan ketegangan emosional merupakan faktor instrinsik pencetus
penyakit bronchitis, maka perlu dikaji penyebab terjadinya stress. Frekuensi
dan pengaruh terhadap kehidupan pasien serta cara penanggulangan
terhadap stressor.
p.      Pola nilai kepercayaan dan keyakinan
Kedekatan pasien pada sesuatu yang diyakini di dunia dipercayai dapat
meningkatkan kekuatan jiwa pasien. Keyakinan pasien terhadap Tuhan Yang
Maha Esa serta pendekatan diri pada-Nya merupakan metode
penanggulangan stress yang konstruktif.
2.      Pemeriksaan penunjang
a.       Tes fungsi paru
b.      Tes gas darah arteri
c.       Rontgen dada

3.      Diagnosa keperawatan
a.  Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan inflamasi pada
bronchus, peningkatan produksi sputum, pembentukan edema.
b. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan proses inflamasi dalam
alveoli
c.  Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan kapasitas
pembawa oksigen darah, gangguan penerimaan oksigen.
d.Gangguan pola istirahat tidur berhubungan dengan sesak napas dan batuk
serta stimulus lingkungan
e.       Intoleransi aktivitas berhubungan dengan insufisiensi oksigen untuk
aktivitas dan keletihan
f.         Resiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan anorexia sekunder akibat dyspnea, kelemahan, efek
samping obat, produksi sputum, mual/muntah.
KESIMPULAN

Bronkitis kronis sebagai penyakit kronis


dapat diperparah dengan
diproduksikannya radikal bebas dalam
jumlah berlebih. Asap rokok adalah
faktor penyebab utama bronkitis kronis
dan dapat memperparah patogenesis
bronkitis kronis dengan mengaktivasi sel
mononuklear, netrofil dan makrofag dan
melalui aktivasi mediator inflamasi.
Antioksidan NAC dan NAL berpotensi
dalam terapi bronkitis kronis dan
mencegah makin memburuknya
bronkitis kronis pada pasien.
Thank You
Any Question?

Anda mungkin juga menyukai