Anda di halaman 1dari 36

Respon Tubuh Terhadap

Tantangan Imunologik
By : Noor Cahaya, S.Si.,M.Sc.,Apt.
Pokok Bahasan :
• Gambaran singkat imunitas
• Gambaran singkat sistem imun
• Kompleks histokompatibilitas mayor
• Respon imun
Pokok Bahasan :
• Tipe Imunitas
• Fisiologi Reaksi Hipersensitivitas
• Imunodefisiensi
Resistensi/kekebalan terhadap
penyakit terutama infeksi
TIPE IMUNITAS
• Imunitas alami
– Aktif=> didapat stlh sembuh dari peny (ex;
cacar air)
– Pasif => antibodi yang sdh jadi diperoleh
bayi mll plasenta atau kolostrum
• Imunitas buatan
– Aktif => pembentukan stlh vaksinasi
– Pasif => imunitas yang sdh jadi (ex;
antitoksin tetanus)
.
Imunisasi Aktif
-Biasanya diberikan jauh sebelum pajanan(dlm usaha
pencegahan).
- Dengan pemberian Ag yg tak patogenik.
- Mengaktifkan sistem pengenalan imun dan sistem
efektor yg diperlukan.
1. Imunisasi aktif
alamiah. co : Inf. Virus,
bakteri.
2. Imunisasi aktif buatan.
Co: toksoid,vaksinasi.
Imunisasi Pasif
• -Transfer Ab /sel imun dari orang yang imun ke orang
lain yang non imun.
A. Imunitas pasif alamiah .
-Imunitas maternal melalui plasenta
co: Ig G
- Imunitas maternal melalui
kolustrum
co : laktoferin.
B. Imunitas pasif artifisial.
Pemberian antitoksin,antibodi sel.
Sistem Imun
• Semua mekanisme yang digunakan badan untuk
mempertahankan keutuhan tubuh, sebagai
perlindungan terhadap bahaya yang dapat
ditimbulkan berbagai bahan dalam lingkungan
hidup
• Semua mekanisme fisiologis yg membantu
utk mengenal benda asing (self/non-self),
menetralkan & mengeliminasi benda asing,
memetabolisme benda asing tanpa
menimbulkan kerusakan jaringan sendiri.
Jeni
s
• Sistem imun alamiah atau nonspesifik
(natural/ innate immunity)
• Sistem imun didapat atau spesifik
(adaptive/ acquired immunity)
1. Sistem imun
nonspesifik
• Merupakan sistem pertahanan tubuh yg
terdepan karena memberikan respon
langsung terhadap antigen.
• Tidak ditujukan untuk mikroorganisme
tertentu, telah ada dan siap berfungsi sejak
lahir yg berupa permukaan tubuh dan
berbagai komponen dlm tubuh
2. Sistem imun
spesifik
• Mempunyai kemampuan utk mengenal benda
yg dianggap asing bagi dirinya.
• Benda asing dlm tubuh → dikenali oleh
sistem imun spesifik → sensitisasi sel-sel
imun
• Jika sel imun bertemu lg dg benda asing yg
sama, maka akan lebih cepat dikenal da n
dihancurkan → spesifik
Non Spesifik Spesifik

Resisten Tidak berubah Membaik oleh


si oleh infeksi infeksi berulang

Spesifita
Umumnya efektif Spesifik utk m.o yg
s untuk semua sudah mensitisasi
mikroorganisme sebelumnya

Sel yg Fagosit
penting Sel Limfosit
NK
Molekul yg Sel K
Lisozim Antibodi
penting Komplemen Sitokin
Protein fase akut
Interferon (sitokin)
Aksi tubuh terhadap antigen

Antigen

Respon toleransi
imun

Alamiah Adaptif
(non spesifik) (spesifik)

- - Humoral
Humoral - Seluler
- seluler
Mechanical Macrophage (MØ)
R Dendritic cell

P Mucosal
a E
t
Complement
h Chemical C system

o
Ex.Epithelia E
g

e Microbial P NK cell

n
T
Pertahanan
humoral
• Pertahanan di luar sel atau sistem imun
jaringan.
• Berbagai bahan dlm sirkulasi berperan dlm
pertahanan humoral, yaitu:
1. Komplemen
2. Interferon
3. C-Reactive Protein (CRP)
Pertahanan
seluler
• Yang berperan dlm pertahanan
nonspesifik seluler adalah :
1. Fagosit
2. Makrofag
3. Sel NK
4. Sel K
MAJOR HISTOCOMPATIBILITY COMPLEX
(MHC)
 MHC merupakan molekul protein yang berguna utk
tempat mengenali fragmen antigen.
Ekspresi MHC disandi oleh gen pada kromosom 6
ada 2 kelas MHC yaitu kelas I dan II, dimana
keduanya digunakan untuk mengenali Antigen.
 MHC I terdapat pada semua sel yang berinti
MHC II terdapat hanya pada “professional
antigen presenting cells” seperti sel
dendritik,makrofag,sel B
Berperan dalam respon imun adaptif
MOLEKUL MHC

MHC I MHC II
Antigen Presentation to MCH-I & MHC-II T Cells
Persamaan presentasi antigen pada MHC I dan MHC II

1. Sama-sama dipresentasikan di permukaan


APC
2. Setiap MHC hanya mampu mengikat satu
fragmen antigen pada satu waktu.
3. Fragmen antigen yang dipresentasikan hanya
rantai asam amino
4. Peptida ditempatkan pada MHC saat berada
di intraseluler
Perbedaan Presentasi Antigen Pada
MHCI dan MHC II
MHC kelas I :
1. Struktur MHC I :
a. Tersusun dari 2 rantai yaitu: rantai α:
α1,α2,α3 dan rantai β2-mikroglobulin
b. Mempunyai 1 molekul transmembran yang
menembus membran sel APC
c. Pada proses sintesisnya, sisi pengikatan Ag
tidak ditempati oleh molekul penghalang
Cont.......
2. MHC I berikatan dengan sel T CD 8
3. Menggunakan TAP ( Transporter
Antigen Protein) sebagai
chemoattractant
4. Mempresentasikan Ag intraseluler, ukuran
fragmen peptida 8-10 asam amino,
sehingga fragmen antigen virus
dipresentasikan oleh MHC kelas I
MHC II :
1. Struktur MHC II :
a. Tersusun dari 2 rantai yaitu rantai α : α1,α2,
dan rantai : β1 , β2
b. Mempunyai 2 molekul transmembran yang
menembus membran sel APC
c. Pada proses sintesisnya, sisi pengikatan Ag
ditempati oleh molekul penghalang: Li dan
CLIP
diperlukan HLA-DM untuk melepaskan CLIP
dari ikatanya sehingga dapat ditempati oleh
fragmen peptide antigen.
2. MHC II berikatan dengan sel T CD 4
3. Mempresentasikan Ag ekstraseluler, dengan
ukuran fragmen peptida lebih dari 13 asam
amino sehingga fragmen bakteri akan
dipresentasikan oleh MHC II
4. Enzim yang berperan dalam
pembentukan peptide adalah protease
endosom dan lisosom (misalnya katepsin)
5. Tempat peptide berikatan dengan MHC
di kompartemen khusus dalam vesikel
6. Dipresentasikan oleh sel dendritik,
makrofage dan lymposit B.
7. Diekspresikan pada sel hematopoietik dan
sel stromal pada timus
Gangguan / penyakit imunologi
• Imunodefisiensi (respon imun berkurang)
Ex; AIDS, leukemia
• Hipersensitivitas (respon imun berlebihan)
Ex; alergi, asma, rx transfusi
• Penyakit autoimun (rx sistem imun thdp Ag
jar sendiri)
Ex; sistemik lupus eritematosus, AIHA,
miastenia gravis
Reaksi Hipersensitivitas
• Reaksi imun yg patologik, terjadi akibat respon
imun yg berlebihan shg menimbulkan
kerusakan jaringan tubuh.
• Menurut Gell dan Coombs, terbagi menjadi
menjadi 4 tipe reaksi berdasarkan kecepatan
dan mekanisme imun yg terjadi, yaitu tipe I, II,
III, dan IV.
• Reaksi ini dapat terjadi sendiri-sendiri,
maupun dua atau lebih secara bersamaan.
Rx Hipersensitivitas
1. Tipe I
 Rx hipersensitivitas tipe cepat.
 Ig yang berperan : Ig E.
 Co : asma, rinitis, dermatitis atopi, urtikaria,
anafilaksis.
 Ag merangsang sel B untuk membentuk Ig E dengan
bantuan sel Th. Ig E kemudian diikat oleh mastosit
melalui reseptor Fc.
Bila terpajan ulang dengan Ag yang sama, maka Ag
tersebut akan diikat oleh Ig E yang sudah ada pada
permukaan mastosit. Ikatan ag – Ig E → degranulasi
mastosit. Mengeluarkan mediator, Co : histamin.
2. Tipe II
- Rx. sitotoksik
. Co : Rx transfusi, AHA, Rx
obat, Sindrom Good posture,
miastenia gravis, pemvigus.
- Adanya Ag yang merupakan
bagian sel
pejamu,menyebab
kan dibentuknya AB Ig G /
Ig M → mengaktifkan sel K
yang memiliki reseptor Fc
sebagai efektor ADCC.
-Ikatan Ag-Ab →
aktifkan komplemen
→ lisis.
2. Tipe III
- Rx. Komplex imun
– Co : SLE(Autoimun), Farmer’s
lung, demam reumatik, artritis
reumatoid.
– Komplex Ag.AB (Ig G / Ig M) yang
tertimbun dalam jaringan →
mengaktifkan komplemen →
melepaskan MCF → makrofag ke
daerah tsb → melepaskan
enzim
→ merusak jaringan.
2. Tipe IV
-Rx. Hipersensitivitas lambat : > 24
jam
– Co : Rx Jones Mote,
hipersensitivitas kontak, Rx
tuberkulin, Rx granuloma.
– Akibat respon sel T yang
sdh
disensitisasi Ag →
dilepaskan
limfokin ( MIF, MAF) → makrofag
yg diaktifkan → merusak
jaringan.
IMUNODEFISIENSI
Respon imun berkurang / - → tidak mampu melawan infeksi
secara adekuat.
Ada 2 bentuk :
1. Primer
- herediter
- gejala : 6 bulan – 2 tahun
2. Sekunder
- perubahan Fs. Imunologik : inf, malnutrisi, penuaan,
imunosupresi, kemoterapi dll.
I. Primer
1. Severe combine immunodeficiency disease (SCID)
- Ditandai oleh limfopenia dan defek Fs. Sel T dan B.
- Hipoplasi Timus / -
- Kelenjar limfe, limpa, tonsil, appendik : tidak mengandung
jaringan limfoid / sentrum germinativum sedikit (B),
parakortek sedikit (T).
- 50 % penderita resesif autosomal SCID → ADA
(adenosin deaminase) (-) pada limfosit dan erytrosit →
akumulasi
metabolit deoksidenosin & deoksi ATP → toksin ut.
limfosit
- Terapi : transplantasi ssm. Tulang.
2. X linked agammaglobulinemia of BRUTON.
- Paling sering.
- Ditandai :
- sel B matang (-) (prasel B normal) → ok mutasi gen
tirosin kinase yang diekspresikan pada sel B muda
→ Ig serum (-).
- Imun seluler normal.
- Sering inf. bakteri berulang.
3. Defisiensi Ig A terisolasi (isolated Ig A deficiency)
- Ig A (-).
- Sering ditemukan (I = 600).
- Umunya : tanpa gejala → inf, traktus respiratorius, GI.
Kel. Autoimun.
- Defek : kegagalan pematangan sel B positif – Ig A.
- Th : tranfusi darah yang mengandung Ig A → t jd
anafilaksis
II. Sekunder.
- Didapat
1. Infeksi : AIDS
2. Penggunaan obat : - Kemoterapi
- Imunosupresif
3. Peny lain : leukemia
1. ACQUIRED IMMUNODEFICIENCY SYNDROME (AIDS) →
- Ok HIV – 1 (Human Immunodeficency Virus) →
- Ditandai : - Supresi imunitas (sel T)
- Inf oportunistik.
- Keganasan sekunder.
- Kelainan neurologik

Anda mungkin juga menyukai