Anda di halaman 1dari 68

dr.

ZULFIAN SpPK
Fakultas Kedokteran
UNIMAL
BANDAR LAMPUNG
PENDAHULUAN

• Terminologi kata “imunologi”  immunitas dari bahasa latin


yang berarti pengecualian atau pembebasan, Istilah itu awalnya
dipakai oleh senator Roma yang mempunyai hak-hak istimewa
untuk bebas dari tuntutan hukum pada masa jabatannya.
• Imunologi: ilmu yang mempelajari hal-hal yang berkaitan
dengan dengan sistim pertahanan tubuh
• Abad xv: penelitian respon tubuh terhadap penyakit infeksi 
imunologi merupakan cabang mikrobiologi
• Saat ini: peran berbagai bidang ilmu dalam perkembangan
imunologi
Definisi imunitas :
Semua mekanisme fisiologis yang membantu makhluk hidup
untuk mengenal benda2 asing pd dirinya, utk menetralkan,
menyisihkan, atau memobilisasi benda2 asing tersebut dengan atau
tanpa kerusakan pd jaringannya sendiri (Bellanti))
 Sistem imun tdd : sistem imun non-spesifik
sistem imun spesifik

 Sistem Imun Non-Spesifik


 A. Pertahanan Fisik Mekanik
 B. Pertahanan Biokimia
 C. Pertahanan Humoral
 D. Pertahanan Seluler

 Sistem imun spesifik


 Humoral/Sel B
 Seluler/Sel T
Kebal

Imunitas
Definisi

• Reaksi tubuh thd masuknya


Imunitas substansi asing

• Kumpulan respon thd substansi


Respon imun asing yg terkoordinasi

• Sel & molekul yg bertanggung


Sistem imun jawad dlm imunitas
Fungsi sistem imun :
1. Melindungi tubuh dari invasi penyebab penyakit; menghancurkan &
menghilangkan mikroorganisme atau substansi asing (bakteri, parasit,
jamur, dan virus, serta tumor) yang masuk ke dalam tubuh

2. Menghilangkan jaringan atau sel yg mati atau rusak untuk perbaikan


jaringan.

3. Mengenali dan menghilangkan sel yang abnormal Sasaran utama:


bakteri patogen & virus.
Leukosit merupakan sel imun utama (disamping sel plasma, makrofag,
& sel mast)

Sistem imun yang sehat adalah sistem imun yang


seimbang yang bisa meningkatkan kemampuan tubuh
dalam melawan penyakit.
SISTEM IMUN
SIFAT
FUNGSI RANGSANGAN PENYIMPANGAN
IMUNOLOGIK

PERTAHANAN EKSOGEN HIPERSENSITIVIT


(DEFENSE AS
MECH) DEFISIENSI IMUN

ENDOGEN ATAU AUTOIMUNITAS


HOMEOSTASIS EKSOGEN

ENDOGEN ATAU KEGANASAN


PENGAWASAN EKSOGEN
(SURVEILANCE)
FA K T O R - FA K T O R YA N G
MEMPENGARUHI
SISTEM IMUN
1. GENETIK
2. UMUR
3. METABOLIK
4. LINGKUNGAN DAN NUTRISI
5. ANATOMIS-FISIOLOGIS
6. MIKROBIAL
SISTEM IMUN

NON-SPESIFIK SPESIFIK

Humoral
- Sel B
FISIK/MEKANIK LARUT SELULER - IgD
- IgM
- IgG
- IgE
 Biokimia - IgA
- Asam Lambung
- Lisozim
- Kulit  Fagosit
- Selaput Lendir - As neuraminik
- MNL SELULER
- Silia - Sekresi sebaseus
- PMNL - Sel T
- Batuk  Natural Killer Cell - Th1
- Bersin  Humoral  Sel Mast - Th2
- Komplemen  Basofil - Ths
- Interferon - Tdth
- C Reactive Protein - Tc
- Sitokin
A. Pertahanan Fisik
B. Mekanik & Biokimia
RESPON INFLAMASI

MELINDUNGI TUBUH DARI PENYEBAB


KERUSAKAN SEL (MIKROBA, TOKSIN) DAN
KONSEKUENSI DARI KERUSAKAN SEL (NEKROSIS)
PATOGENESIS :
1. D I L A T A S I P E M B U L U H D A R A H
2. P E N I N G K A T A N P E R M E A B I L I T A S K A P I L E R
3. M I G R A S I L E U K O S I T
KLINIS : DOLOR, RUBOR, KALOR, TUMOR,
FUNCTIO LAESA
MERUGIKAN ????
RESPON INFLAMASI

• MELIBATKAN:
- PEMBULUH DARAH
- PLASMA
- SEL-SEL DALAM SIRKULASI
- MATRIKS EKSTRA SELULER
- PROTEIN SERAT (KOLAGEN, ELASTIN)
- GLIKOPROTEIN ADHESIF (FIBRONEKKTIN,
LAMININ)
- PROTEOGLIKAN

• TERJADI PADA JARINGAN YANG MEPUNYAI


PEMBULUH DARAH
Imunitas

Non spesifik Spesifik

Humoral Seluler Humoral Seluler


Imunitas Humoral
imunitas non spesifik

Melawan patogen ekstra-selular


Penting dlm pertahanan terhadap bakteri dan virus
sebelum mikroorganisme masuk kedalam sel
Tidak efektif terhadap bahan patogen intra-selular
Humoral non-spesifik : komplemen, C-
Reactive Protein, Interferon, Sitokin dll
Imunitas Humoral
Imunitas spesik
Diperankan oleh
antibodi, protein yg
tdpt dalam serum &
cairan tubuh mamalia
 merupakan fraksi
Diproduksi dan
globulin disebut
disekresikan oleh
imunoglobulin (Ig)
limfosit B yang
distimulasi antigen
(sensitized B
Berfungsi sebagai
lymphocytes) sehingga
efekt atau
berubah untuksel
menjadi
mengikat antigen
plasma.
yang bebas (tidak
terikat atau
merupakan bagian
sel), menetralkan atau
Humoral imuniti non spesifik
1. Komplemen
• Tdd protein bl diaktifkan akan memberikan proteksi thdp infeksi
• Berperan juga dalam proses inflamasi
• Diproduksi oleh hepatosit dan monosit
• Komplemen dlm menjalankan tugasnya.
2. Interferon :
Sitokin berupa glikoprotein yg dihasilkan oleh berbagai sel
tubuh yang berinti dan dilepas sbg respons thdp infeksi
virus.
Mempunyai sifat antivirus, dgn menginduksi sel2 disekitar sel yg
terinfeksi virus menjadi resisten thdp virus.
Mengaktifkan sel NK
3. C-RP:
 kadarnya meningkat pada infeksi akut sampai 100 kali
 dgn bantuan Ca dpt mengikat berbagai molekul pd permukaan
bakteri dan jamur  mengaktifkan komplemen jalur klasik
Sistem Komplemen
 Sistem ini diaktifkan oleh:
1. Paparan rantai karbohidrat yg ada pd
permukaan mikroorganisme dan tdk ada
pd sel manusia
2. Paparan antibodi yang diproduksi
spesifik untuk zat asing tertentu oleh
sistem imun adaptif
 Bekerja sbg ‘komplemen’ dari kerja antibodi
faal_imun/ikun/2006 19
Komplemen yg
teraktivasi akan:
1. Berikatan dg basofil & sel mast
& menginduksi pelepasan
histamin  reaksi inflamasi
2. Berperan sbg faktor kemotaksis
yang meningkatkan fagositosis
3. Berikatan dg permukaan bakteri
& bekerja sbg opsonin
(opsonisasi)  fagositosis
4. Menempel pd membran &
membentuk struktur berbentuk
tabung yg melubangi membran
sel & menyebabkan sel menjadi
lisis. 20
Aktifasi klasik Aktifasi alternatif
Sel
lisi
s

C1qrs C4 C2 C3 C5-7 C8-9

C3a C5a
permeabilitas aktifasi - kemotaksis - kemotaksis
vaskular kinin - anafilatoksin - anafilatoksin
- C3 adheren imun - C5-6-7 kemotaksis

Aktifasi Komplemen
Komplemen

1. Opsonization:- C3b (sangat


berperan )

2. Chemotaxis:- frgamen
komplemen berdifusi kearah
target – merangsang
gerakan selular dan aktifasi
imunitas seluler .
3. Target cell lysis:-‘membrane
attack complex hydrophobic
‘plug’ melekat pada 2 lapisan
dinding sel
Komplemen pathway
A) Jalur klasik ;

 Komplemen di aktifasi oleh kompleks antigen –


antibody (IgM atau IgG)
 Fc parturation dari antibodi mempunyai tempat ikatan
(binding site) utk C1q
 Secara urutan nomal dari fakor komplemen melalui
jalur : C1q,r,s , C4, C2, C3, C5, C6, C7, C8, C9
B) Jalur Alternatif
Jalur ini diawali dengan:

* Bacterial endotoxin, kapsul polisakarida,

aggregasi dari IgE dan properdin.


* Dimulai pada C3 selanjutnya C5, C6, C7, C8, C9
* Komponen, C1, C4, C2 tidak dilalui
* Antibodies, tidak dibutuhkan untuk memulai jalur ini
* Jalur ini mendukung sebagai yang disebut non-
specific resistance.
Aktifasi Komplemen

Classical Pathway C1

C4 C2

C3
Alternative pathway

C5

C6

C7

C8

C9

Membrane damage
Beda jalur klasik dgn jalur alternatif
Classic Pathway Alternative pathway

* Specific acquired immunity * Non-specific innate immunity

* Initiated by antibody * Bacterial endotoxin, capsule

* Interaction of all components * C1, C4, C2 are by-passed

* Properdin system not involved * Properdin system is involved


Efek Biologi dari Complement

Efek yang menguntungkan:

1) Cytolysis:

- Aktifasi protein komplemen, polymerisasi pd


permukaan sel bakteri atau erythrocyte membentuk
lubang pd dinding sel (killing by osmotic lysis)
Efek Biologi dari Komplement

2) Opsonisasi:

- Mengikat protein komplemen opsonin (C3b) terhadap


permukaan mikroorganisme atau partikels

- Phagocytic cells meng-ekspresikan reseptor spesifik


utk opsoninisasi selanjutkan mengaktifkan proses
phagocytosis
Efek Biologi dari Komplemen
3) Respons peradangan :
Fragments kecil dilepas selama proses aktifasi komplemen
mempunyai beberapa aktifitas peradangan :
a) C5a : chemotactic dan menarik neutrofil dan makrofag
b) C5a mengaktifkan phagocytes and neutrofil
c) C3,C4 and C5 are anafilatoksin
- menyebabkan degranulasi dari mast cells and
- melepas histamine & bbrp mediator peradangan lainnya
Anafilatoksin adalah fragmen protein yang terbentuk saat sistem komplemen teraktivasi dan terdiri
dari C3a, C4a, C5a.
Anafilatoksin mampu memicu degranulasi pada sel endotelial, mastosit dan fagosit, yang lebih lanjut
memicu respon peradangan. Ketika proses degranulasi tersebut begitu kuat, ia akan
menyebabkan sindrom shock-like yang mirip dengan reaksi alergi.
Secara indirek, anafilatoksin turut memicu: kontraksi otot polos, seperti bronkospasm,
meningkatkan permeabilitas pada pembuluh darah kapiler dan kemotaksis.
Efek Biologi of Komplemen

4) Immune complex clearance:


(pembersihan kompleks imun)

- C3b memfasilitasi mengikat kompleks imun thdp bbrp permukaan


sel (erythrocytes) dan meningkatkan pembuangan kompleks imun
melalui hati & limpa
- Mengikat eritrosit ke pembuluh darah utk mempermudah
difagositosis
- C3 deficiency diassosiakan dgn penyakit immuno kompleks dan
rentan terhadap infeksi ber-ulang2
Efek Biologi of Komplemen

5- Meningkatkan produksi antibodi :

- Mengikat C3b ke reseptor pada activated B cells (CR2)


menyebabkan peningkatan secara besar produksi antibodi
- Pasien dengan defisiensi C3b menyebabkan antibody yang
rendah dari normal dan lebih rentan terhadap infeksi.
Efek Biologi of Komplemen

Efek tidak menguntungkan:

* Terjadi bila komplemen aktif secara systemik


pada skala besar (Gm –ve bacilli)
* Bila diaktifasi oleh autoimmune response
terhadap sel pejamu
C-reactive proteins
 C-reactive protein (CRP)
suatu reaktan pada fase akut
dan dibentuk oleh hati.
 Dinamakan demikian untuk
kapasitasnya mempresipitasi
somatik C-polysaccharide
dari “Streptococcus
pneumoniae”
Apa yg akan diikat oleh CRP ?

• CRP mempunyai affinitas tinggi thdp


phosphocholine bakteri atau campuran
sphingomyelin & phosphatidylcholine pd
dinding eukaryotik.
• CRP dpt juga mengenal “self ligands” spt
lipoproteins plasma , dinding sel yang
rusak, bbrp phospholipid, komponen
ribonukleoprotein inti dan apoptotic cells.
• Bbrp ligands ekstrinsik dpt diikat oleh
CRP adalah, glygan, phospholipids, kapsul
atau komponents tubuh dr bacteria, fungi,
& parasites
akibat adanya
peradangan atau
kerusakan jaringan
yang disebabkan oleh
infeksi,
Kadar CRP trauma,
dlm serum
pembedahan,
dapat digunakan
peradangan,
mendeteksibahan2
toksis dll.
peradangan dan atau
meng-indikasikan
keberhasilan
Kadarnya dalam
pengobatan
serum thdp
merupakan
suatu penyakit.
indikator yang baik
pd penyakit jantung
koroner stroke atau
penyakit yg
disebabkan
Beberapa uji high
peradangan
sensitivitylainnya.
telah
dikembangkan untuk
mendeteksi sejumlah
kecil C RP dalam
Aktifasi CRP

Sesaat CRP telah mengikat


pada ligand perlekatan, C1q
menempel dan meng-aktifkan
kaskade komplemen.
CRP juga dapat mengikat
FcγRI dan FcγRII.
Kedua reseptor
immunoglobulin ini
menyebabkan respons sel
fagositik memulai
aktifitasnya
Infeksi Peneymbuhan

100

Titer
50
CRP

0
0 2 4 6 8 10 12 14

C-REACTIVE Patautein(C-RP) KOMPLEMEN

Ca++

opsonisasi

C- REACTIVE PROTEIN
Interferon
 Sel yang terinfeksi virus akan mengeluarkan
interferon
 Interferon mengganggu replikasi virus
(antivirus); ‘interfere’
 Interferon juga memperlambat pembelahan &
pertumbuhan sel tumatau dgn meningkatkan
potensi sel NK & sel T sitotoksik (antikanker)
 Peran interferon yg lain: meningkatkan aktivitas
fagositosis makrofag & merangsang produksi
antibodi
Interferon dan sel NK
Sel Jaringan

Infeksi virus atau Sel resisten thd


transformasi neoplasma Virus

Membunuh

NK

Induksi
Aktifasi
resistensi
Interferon
Aktifitas Pengaturan imunitas dari interferon gamma
pd system imun :
Faktor2 antimikrobial non-antibodi dalam plasma (Humoral)
C3a : Anafilatoksin,melepas histamin dari sel mast, menimbulkan kontraksi otot polos

C4a : Seperti C3a, tetapi aktifitasnya 100 kali lebih aktif


C5a : seperti C3a, juga sgt aktif menginduksi kemotaksis dan degranulasi neutrofil,
juga meningkatkan produksi superoksid neutrofil

C3b : Opsonisasi

Fibrokinetin : Glikoprotein yg meningkatkan adhesi sel, berfungsi sbg opsonin

IFN : Protein yg menginduksi produksi protein antivirus

Transferin : Protein pengikat zat besi, mencegah mikroba memperoleh ion


esensial utk tumbuh

Lisozim : Mukopeptida yg menghidrolisa peptidoglikan dinding sel bakteri;


hilangnya struktur, sel menjadi sensitif thdp lisis osmotik

CRP : Sbg opsonin, mengikat komponen dinding bakteri, terutama fosfatilkolin


pd S. pneumonis, juga mengaktifkan komplemen
Imunitas Humoral
Imunitas spesik

Diperankan oleh
antibodi, protein yg
tdpt dalam serum &
cairan tubuh
mamalia 
merupakan fraksi 
globulin disebut
imunoglobulin (Ig)
Imunoglobulin (Ig)
Ada 5 kelas:
1. Ig M  berperan sbg reseptor permukaan sel B & disekresi pd
tahap awal respons sel plasma
2. Ig G  Ig terbanyak di darah, diproduksi jika tubuh merespons
thd antigen yg sama.
Ig M & IgG berperan jika terjadi invasi bakteri & virus serta
aktivasi komplemen
3. Ig E  melindungi tubuh dr infeksi parasit & mrp mediator pd
reaksi alergi; melepaskan histamin dari basofil & sel mast
4. Ig A  ditemukan pd sekresi sistem perncernaan, pernapasan, &
perkemihan (contoh: pd airmata & ASI)
5. Ig D  terdapat pada banyak permukaan sel B; mengenali
antigen pd sel B

45
Reaksi Ag-Ab

faal_imun/ikun/2006 46
Fungsi antibodi

Antibody Antigen

Antigen-antibody
complexes
Fungsi antibodi
Fagositosis yang
Mengaktivasi komplemen
lebih potensial

C
Komplemen:
- Menyerang langsung sel bakteria
- Memperkuat fagositosis
- Memperkuat respon imun dan
inflamasi
The switch • IgM pertama kali diproduksi, diikuti pengalihan ke
produksi IgG atau antibodi kelas lain.
• Sel Th2 memproduksi IL-4 induksi sel B utk
pengalihan produksi IgE, IL-5 untuk produksi IgA,
IFN-γ untuk produksi kelas IgG1 dan IgG3.

IgM
Antibody concentration

IgG

Antigen
5 10 15 20 25 Days
Imunitas

Non spesifik Spesifik

Humoral Seluler Humoral Seluler


F U N G S I I M U N I TA S S E L U L A R

• mengorganisasi respons inflamasi nonspesifik :


 aktivasi fungsi makrofag sebagai fagosit dan
bakterisid, serta sel fagosit lainnya;
 proses sitolitik atau sitotoksik spesifik terhadap
sasaran yang mengandung antigen.
• meningkatkan fungsi sel B untuk memproduksi
antibodi
• meningkatkan fungsi subpopulasi limfosit T baik sel
Th/penginduksi maupun sel Tc/sel supresor
• meregulasi respons imun dengan mengadakan
regulasi negatif dan regulasi positif terhadap respons
imun.
Peran imunitas selular

• Penting melawan infeksi virus …


• …dan bakteri intra-selular
– e.g. Mycobacterium tuberculosis, Legionella pneumophila, Listeria
monocytogenes, Salmonella typhi

• Penting menginduksi imun memori

• Memodulator respon imun


Development of B and T lymphocytes

Penyakit defisiensi imun kongenital sering disebabkan hambatan


pada setiap perbedaan staging pematangan limfosit
Seluler
- Sel fagosit : monosit, makrofag, neutrofil, eosinofil

- Sel nul : sel Natural Killer


- Sel mediator : basofil, mastosit, trombosit

Mastosit
Sel Natural Killer
Sel T aktif

Sel T helper (Th) Sel T sitotoksik (cTL) Sel T memori

Berperan sangat penting Membunuh sel yang Menetap di


misalnya produksi Ab mengandung Ag secara sirkulasi & Jar.
dari sel B langsung / tidak langsung limfoid bertahan
beberapa tahun

Sel limfosit T
Cont’d

1. Sel NK
 sifat sitotoksik  virus, keganasan
 aktivasi oleh interferon
2. Mononuklear (MN) monosit & makrofag
- Siklus hidup lama
- Granul  lisozim, komplemen, interferon,
sitokin
- Gerak lambat 7-8 jam
3. Polimorfonuklear (PMN) neutrofil, eosinofil
- Siklus hidup pendek
- Granul  enzim hidrolitik, laktoferin
- Gerak cepat 2-4 jam
Fagositosis
 makrofag/monosit, segmen eosinofil, netrofil
 memakan, mamasukan, menghancurkan
  Dibantu oleh :
- C3a, C5a, C567  kemotaksis
- C3b  pengenalan Ag sasaran oleh sel
fagosit
- opsonin

Proses fagositosis
Terdiri dari :
1. Kemotaksis  gerakan sel fagosit ke tempat infeksi
2. Menelan
3. Memakan (fagositosis)  dgn pembentukan fagosom
4. Membunuh  lisozom, H2O2, mieloperoksida
( membentuk fagolisosom)
5. Mencerna
Fagositosis

2
1
Chemotaxis/bergerak Pathogen Fagosit/memakan

3 4 5
Menyerangan Membunuh Mencerna
Fagositosis

2
1
Chemotaxis/bergerak Pathogen Fagosit/memakan

3 4 5
Menyerangan Membunuh Mencerna
1. Pergerakan =kemotaksis
P
R
2. Pengenalan =opsonisasi
O
S
E 3. Penelanan
= pinositosis
S
G
F
A 3. Pembentukan
G fagosom
O
S
I
T
O 4. Degranulasi
S
I 5. Kematian bakteri
S
Kesimpulan imunitas selular

• Penting memusnahkan Ag intraselular


• Merusak sel yang sudah terinfeksi
virus,dengan produksi interferon
• Memusnahkan sel terinfeksi Ag intraselular
• T sitotoksik langsung memusnahkan virus
• Sel Th mengatur respon imun selular dan
humoral
Interaksi
Sub Populasi Limfosit Th APC

Th
inducer Ts Th2

Th1

ag
Tdh Sel B

rof
Th

ak
M
memori
Sel B
Tc memori
Sel Plasma

Sel An
sa sara ti bo
n di
Metamorfosis sel B
Pendahuluan
Sitokin adalah mediator berupa peptida yang fungsinya dapat
menurunkan atau meningkatkan respons imun, inflamasi dan
respons tubuh terhadap penyembuhan jaringan yang rusak.
Sitokin merupakan messenger kimia atau perantara dalam
komunikasi interselular yang sangat paten, aktif pada kadar yang
sangat rendah (10-10 - 10-15 mol/l dapat merangsang sel sasaran).
Saat ini ada lebih dari 100 jenis sitokin yang sudah diketahui.
SITOKIN

• Polipeptida yang diproduksi dan dilepas berbagai


jenis sel sebagai respon terhadap antigen dan
berperan sebagai media atau serta mengatur
reaksi imun
• Bekerja melalui reseptor atau
• Perantara dalam komunikasi antar sel yang sangat
potensial
• Berperan dalam imunitas non-spesifik maupun
spesifik
• Lebih dari 100 sitokin telah diketahui
Fungsi
• Aktifasi sel
• Pertumbihan dan diferensiasi sel
• Induksi dari MHC
• Induksi dari reseptor sitokin
• Promotion dari antibody class-switching
? ?
?
?

Sekian

Anda mungkin juga menyukai