Anda di halaman 1dari 72

PENGANTAR

IMUNOLOGI KEDOKTERAN

Dr. Veronica N. K. D. Kalay, M. Biomed


Sejarah
Louis Pasteur == the father of Immunologi
immunologi immunisasi

1950 Cacar pertama trcatat di Cina menyebar ke Turki, Asia,Tengah


semacam immunisasi menghirup puyer yg dibuat dari krusta lesi cacar
keudian di duplikasikan dg jarum ke kulit disebut variolasi

1700 Lady Mary Wortly Montagu mempelajari teknik inokulasi yg sdh sudah
di praktekkan dokter di Turki ke anaknya sehat

1721 inokulasi nanah penderita 6 tawanan penjahat sehat

1796 Edward Jenner pendiri Imunologi

1882 Robert Koch Kuman Anthrax

1880-90 imunisasi berkembang di Eropa dan Amerika

Antitoksin asal serum kuda Paul Erlich utk difteri immunisasi pasif
PENGETAHUAN YANG TELAH DIPEROLEH MELALUI
SEJARAH PERKEMBANGAN IMUNOLOGI,
MENJADIKAN KITA MAMPU MENGERTI KONSEP-
KONSEP IMUNOLOGI.

IMUNOLOGI BERKEMBANG ORANG YANG


SEMBUH DARI PENYAKIT INFEKSI TERTENTU
MENJADI TERLINDUNG DARI PENYAKIT ITU.

I M U N O S ( L AT I N ) D I K E C U A L I K A N
IMMUNIT Y(INGGRIS)TERLINDUNG DARI INFEKSI
Sistem Imun

Sistim Imun merupakan sistem yang berfungsi


untuk mencegah terjadinya kerusakan tubuh atau
timbulnya penyakit.

Sistim Imun adalah sistem yang rumit, yg terdiri dari


beberapa tipe dari sel-sel yang menetap melekat
pada jaringan atau yang mampu bergerak,
berinteraksi di dalam jaringan getah bening yg
tersebar diseluruh tubuh
Sistem Imun

Sistem imun yang berfungsi baik mutlak


diperlukan untuk kelangsungan hidup
seseorang. Sistim ini dirangsang oleh masuknya
mikroorganisme atau benda asing (Antigen)
kedalam tubuh inang; fungsinya adalah
mengenyahkan materi ini.

Pengetahuan tentang imunologi juga diperlukan


untuk penanggulangan berbagai penyakit ,baik
yang menyangkut diagnosa,maupun pengobatan
dan pencegahan.
Definisi
Imunitas
reaksi tubuh thd masuknya substansi asing
Respon imun
kumpulan respon thd substansi asing yg
terkoordinasi
Sistem imun
sel & molekul yg bertanggung jawab dlm imunitas
Imunologi
experimental science
HAL-HAL YANG PENTING UNTUK ILMU KEDOKTERAN

1. Perlindungan terhadap infeksi dan kanker

2. Kelainan alergi

3. Kelainan autoimun

4. Komplikasi yang dimediasi imun pada transplantasi


organ

5. Perkembangan cara pemeriksaan yang spesifk dan


sensitif untuk menegakkan diagnosis penyakit
SISTEM IMUN
1. Bawaan (the innate immune system) /kekebalan alam
(natural immunity), sudah ada sejak lahir
respon imun non spesifik

2. Diperoleh (the adaptive/acquired immune system), di


dapat selama hidup
respon imun spesifik
KEKEBALAN ALAM (1)
Faktor konstitusi atau faktor lain yang tidak diketahuinjelas
menimbulkan kekebalan alam berupa:

1. Kekebalan Ras (Ras immunity)


orang kulit berwarna ternyata lebih peka Penyakit TBC drpd
kulit putih

2. Kekebalan Species (Species immunity)


Penyakit Lepra & gonore secara alam hanya pada manusia
penyakit Tetanuspada manusia & kuda tidak terdapat pd
burung
penyakit Anthrax pd ternak tidak pd anjing atau kucing

3. Kekebalan perorangan (Personal immunity)


Ditemukan perbedaankepekaan terhadap satu jenis penyakit
pada beberapa orang di dalam satu spesies atau ras
KEKEBALAN ALAM(2)
Diketahui juga faktor- faktor antimikroba yg bekerja tidak khas yang
membantu kekebalan alam :

1. Kulit
Tebal kulit dg lapisan stratum korneum dapat menghambat
masuknya kuman .
Sekresi kelenjar keringat & sebaseumyg mengandung asam
laktat dan asam laktat akan menurunkan pH kulit sehingga
bersifat bakteriostatik/bakterisid

2. Selaput lendir
Selaput lendir saluran pernafasan yg tertutup silia merupakan
penghalang bagi kuman & benda asing lainnya.
Pergerakan silia ke satu arah & refleks batuk mengusahakan
keluarnya kuman dari saluran pernafasan
Selaput lendir pencernaan dilindungi oleh bbrp sekret seperti air
ludah yg mengandung lisozim
KEKEBALAN ALAM (3)
Diketahui juga faktor- faktor antimikroba yg bekerja tidak khas yang
membantu kekebalan alam :

Cairan lambungasam lambung & kelenjar empedu yg


mengeluarkan zat empedu yg dapat melisiskan kuman
pneumokokus.
Sekresi lendir/mukusdapat menahan masuknya virus ke
dalam sel karena mampu berkompetisi dengan reseptor pada sel
untuk neuramindase pada virus

3. Fagositosis
Sel lekosit polimorf & sel makrofag dapat melakukan fagositosis
kuman.
Kuman ini masuk ke dalam fagosom yg kemudian bergabung dg
granula lisosom membentuk fagolisosom yg mampu
menghancurkan kuman
KEKEBALAN ALAM (4)
Diketahui juga faktor- faktor antimikroba yg bekerja tidak khas yang
membantu kekebalan alam :
4. Reaksi Radang
Reaksi yg timbulthdp kuman & kerusakan pd jaringan
menimbulkan dilatasi &peningkatan permeabilitas pembuluh
darah kapiler.
Akibatnya adalah keluarnya sel polimorf & makrofag kedalam
sela-sela jaringan & transudasi serum yg mengandung
beberapa faktor yang bersifat bacterisid:

* Protein C reaktif, zat yg tidak menyerupai imunoglobulin yg dpt


mengendapkan C karbohidrat kuman pneumokokus dg
adanya ion Ca++.
* Properdin yg bekerja sama dengan sistem komplemen dan ion
Mg++ dapat menghancurkan kuman melalui aktivasi jalan
metabolisme alternatif reaksi komplemen.
KEKEBALAN ALAM (5)
Diketahui juga faktor- faktor antimikroba yg bekerja tidak khas yang
membantu kekebalan alam :
5. Interferon
Suatu zat anti virus bersifat tidak khas yg dapat menghambat
replikasi virus di dalam sel

Daya pertahanan tubuh yg berdasarkan faktor-faktor tidak khas


tersebut di atas merupakan daya pertahanan yg amat penting, akan
tetapi daya pertahanan tubuh yg berdasarkan kekebalan di dapat
ternyata lebih penting lagi dan merupakan daya vital untuk
kelangsungan hidup manusia
KEKEBALAN DIDAPAT
Bahan asing yg masuk antigen dalam tubuh dibentuk antibodi
Antibodi imunoglobulin dapat disuntikan ke orang lainakan memberi proteksi

Alam Kekebalan Didapat


(Natural (Acquired
Immunity) Immunity
Pasif
Aktif

Alam Buatan
Alam Buatan
(kongenital)

Sakit Vaksinasi Serum


transplasenta Hiperimun

Bagan cara-cara mencapai kekebalan


Immunity / Kekebalan
PERTAHANAN TUBUH
Non Spesifik
Fisik Larut Selular
- Kulit - Biokimia - Fagosit
- Salaput * lisosim * Mononuklear
lendir * sekrsi sebaseus * Polimorfonuklear
- Silia * Asam lambung - Sel NK(natural killer)
- Batuk - Sel mast
* Laktoferin
- Basofil
- bersin * Asam neuraminik
- Eosinofil
-Humoral - SD (sel dendritik)
* Komplemen
* APP
* Mediator asal lipid
* Sitokin
PERTAHANAN TUBUH
Spesifik
Hunoral Selular
- Sel B - Sel T
* Ig G * Th1 (T helper)
* Ig A * Th 2
* Ts/Tr/ Th3
* Ig M
* Tdth (T delayed tipe/hipersensitivitas)
* Ig E * CTL/Tc (Cytotoxic T Lymphocyte)
* Ig D * NKT (Natural Killer T)
- Sitokin * Th17
SISTEM IMUN NON SPESIFIK
- Respon langsung thd antigen
- Tidak ditujukan terhadap mikroorganisme tertentu
- Terdiri dari
Fisik / mekanik
kulit, selaput lendir, silia, batuk bersin
Biokimia & faktor terlarut
- Biokimia : asam lambung, lisozim, laktoferin, asam
neuraminik
- Humoral : komplemen, interferon, CRP
Seluler
- Sel fagosit : monosit, makrofag, neutrofil, eosinofil
- Sel nul : sel NK dan K
- sel mediator : basofil, mastosit, trombosit
ANTIBODI

HAPTEN
ANTIBODI

= Imunogen
Alpha, beta, gamma globulin

Fc
Fab
Antigen binding sites

ANTIBODI (Ab)
Adalah protein (terutama fraksi gamaglobulin) yang diproduksi oleh sel-sel limfosit dan
dapat bereaksi secara spesifik dengan antigen
JENIS JENIS IMUNOGLOBOLIN

Ig.G

Paling banyak terdapat dalam tubuh (70-80%)


Terbentuk terutama pada reswpon imun sekunder
Waktu paruh 1 bulan
Cepat disintesis dan lambat dihancurkan
Mempunyai 4 rantai polipeptida
BM : 150.000
Mempunyai 2 valensi
Dapat melewati plasenta
Dapat menetralkan toksin
IG.M
DISEBUT MACROGLOBULIN
BM 800.000-900.000
VALENSI 5 ATAU 10
DIPRODUKSI PADA RESPON IMUN PRIMER
KATABOLISME LEBIH CEPAT DARI IG.G
TIDAK DAPAT MELEWATI PLASENTA
KEMAMPUAN MENGIKAT ANTIGEN>IG.G
Ig.A
Kurang lebih 5-10%
Disebut juga secretory Ig
Waktu paruh 7 hari
Sebagai pertahanan tubuh pertama dalam mukosa
Terdapat dalam kolostrum

Ig.D
Kurang lebih 1 %
BM 180.000
Waktu paruh 2-3 hari
Tidak dapat melewati plasenta
Ig.E
Bersifat protein yang labil
Berperan dalam reaksi hipersensitivitas
BM 200.000
Dapat mengikat sel basofil dan mastosit
Meningkat pada infeksi parasit
Tidak dapat melewati plasenta
ANTIGEN

Non-self
Protein/polisakarida besar BM > 10.000 MW
Mikrobial
Non-mikrobial : serbuk sari, albumin, protein
Antigenik determinan ~ Ab
HAPTEN
< 10.000 MW
+ carrier antigenik
Contoh : Penisilin + protein serum antigenik

KOMPLEMEN
Komplemen merupakan sistem yang terdiri atas sejumlah protein yang
berperan dalam pertahanan host, baik dalam sistem imun spesifik
maupun non spesifik

Ada 9 komponen dasar yaitu C1 sampai C9

Apabila komplemen diaktifkan dapat menghasilkan sejumlah molekul efektor yang


mempunyai efek biologik yang berperan :
Terjadinya lisis sel, bakteri, virus
Opsonisasi yang meningkatkan fagositosis partikel antigen
Mengikat resseptor komplemen spesifik pada sel sitem imun
Anafilatoksin
Khemotaksis
Sitolisin
Jalur alternatif
- Aktivasi langsung melalui C3
- Pencetus : endotoksin
zymosan
IgA
bisa ular kobra

Fungsi komplemen
-Sitolisis C56789
-Anafilatoksin C3a, C4a, C5a
-Kemotaksis C3a, C5a, C567
-Kinin C2 bebas
-Imunoderens C3b, C4b
A. Jalur klasik :
imunitas spesifik
Dimulal dari antibody
Biasanya diikat antigen
Memerlukan interaksi dengan semua komponen mayor
Ada 3 fase; inisiasi, amplifikasi dan membrane attack

B. Jalur alternatif
* Imunitas non spesifik
* Dimulai dinding sel bakteri
* Tidak memerlukan komponen C1, C4
* Ada 3 fase, fase inisiasi, amplifikasi, membrane attack
SELULER
1. Sel NK
sifat sitotoksik virus, keganasan
aktivasi oleh interferon
2. Mononuklear (MN) monosit & makrofag
- Siklus hidup lama
- Granul lisozim, komplemen, interferon, sitokin
- Gerak lambat 7-8 jam
3. Polimorfonuklear (PMN) neutrofil, eosinofil
- Siklus hidup pendek
- Granul enzim hidrolitik, laktoferin
- Gerak cepat 2-4 jam
Fagositosis
makrofag/monosit, segmen eosinofil, netrofil
memakan, mamasukan, menghancurkan
Dibantu oleh :
- C3a, C5a, C567 kemotaksis
- C3b pengenalan Ag sasaran oleh sel
fagosit
- opsonin

Proses fagositosis
Terdiri dari :
1. Kemotaksis gerakan sel fagosit ke tempat infeksi
2. Menelan
3. Memakan (fagositosis) dgn pembentukan fagosom
4. Membunuh lisozom, H2O2, mieloperoksida
( membentuk fagolisosom)
5. Mencerna
FUNFGSI BIOLOGIS KOMPLEMEN :

INFLAMASI
PENGERAHAN SEL
FAGOSITOSIS-OPSONIN
ADHERENS IMUN
ELIMINASI KOMPLEK IMUN
LISIS OSMOTIC BAKTERI
NEUTRALISASI INFEKSI VIRUS
Efek biologis yang yang diperantarai komplemen
EFEK PRODUK KOMPLEMEN
Lisis sel C5b-9
Degranulasi sel mast dan basofil C3a, C4a dan C5a
Degranulasi eosinofil C3a dan C5a
Kemotaksis lekosit ke daerah inflamasi C3a, C5a, C5B67
Agegrasi trombosit C3a, C5a
Inhibisi migrasi makrofag dan induksi penyebarannya Bb
Pelepasan neutrofil dari sunsum tulang C3c
Pelepasan enzim hidrolitik dari neutrofil C5a
Opsonisasi antigen tertentu C3b, C4b, iC3b
Netralisasi virus C3b, C5b-9
System komplemen terdiri atas sejumlah serum protein yang banyak
diantaranya berada dalam bentuk inaktif
Aktivsi komplemen terjadi melalui jalur klasik dan alternative yang
masing-masing memiliki awal yang berbeda
Kedua jalur tersebut akhirnya membentuk komplek molecular yang
menimbulkan lisis sel
Hubungannya dengan lisis sel, system komplemen berperan dalam
opsonisasi bakteri, aktivasi inflamasi dan pembersihan komplek imun
KELAS IMUNOGLOBULIN

Ig G Ig M Ig A Ig D Ig E

80% 5-10 % 1- - 15 0,2 % 0,002 %


%
monomer pentamer dimer monomer Monomer

newborn Infeksi mukosa Belum Reaksi


awal jelas alergi
SISTEM IMUN SPESIFIK/ DIPEROLEH

Kemampuan mengenal benda asing/antigen spesifik


menghancurkan antigen yg sdh dikenal sebelumnya

Cara sistem ini didapat :


1. Aktif
2. Pasif
Dasar INGATAN/MEMORI !!
Respon imun spesifik terdiri dari :
Sistem humoral
- Diperankan oleh limfosit B
- Rangsangan antigen sel B proliferasi &
diferensiasi sel plasma membentuk antibodi
- Pertahanan thd bakteri ekstra seluler, netralisir toksin
Sistem seluler
- Diperankan oleh limfosit T : Th, Ts, Tdh, Tc
- pertahanan thd bakteri intraseluler, virus, jamur,
parasit, keganasan
Antibody dependent cellular immune respons
sel null sel K
SEL T

Dibentuk di sumsum tulang, pematangan di timus


Mempunyai petanda permukaan membedakan dg sel B
pemeriksaan rosette (+)
Mempunyai petanda CD (cluster differentiation) sel T dlm
berbagai fase pertumbuhan
Mempunyai petanda fungsional concanavalin A &
phytohemaglutinin
Fungsi :- membantu sel B dlm memproduksi antibodi
- mengenal & menghancurkan sel yang terinfeksi virus
- mengaktifkan makrofag dlm fagositosis
- mengontrol ambang & kualitas sistem imun
Jenis : sel Th (helper), Ts (supresor), Td (delayed
hypersensitivity), Tc (cytotoxic)
SEL B
- Dibentuk & dimatangkan di sumsum tulang
- Proses pematangan sel asal pre B sel B imatur sel B
matur proliferasi & diferensiasi sel plasma
antibodi /Ig (imunoglobulin)
- Rangsangan antigen I terbentuk IgM
- Selanjutnya akan terjadi switching Ig A, Ig E. Ig D, Ig G
ANTIGEN
Sifat
-dapat melekatkan Ab pd antigenic determinant/epitop
-dapat merangsang pembentukan Ab

Syarat antigen yg baik :


-BM besar 40.000
-Kekakuan struktur
-Keasingan molekul
-Larut/tidak
-Kecepatan dihancurkan sel tubuh
-Jumlah antigen
ANTIBODI
Molekul antibodi imunoglobulin
Dibentuk oleh sel plasma dr limfosit B
Macam :
1. Ig M
2. Ig G
3. Ig A
4. Ig D
5. Ig E
Sistem imun non spesifik & spesifik tidak
dapat dipisahkan secara tegas

Respon imun terkendali Autoimun,


keganasan

Aplikasi klinik ?
DASAR PEMERIKSAAN LABORATORIUM
IMUNOLOGI

Macam :
1. Uji respon imunologik non spesifik
2. Uji respon imunologik spesifik
3. Deteksi antigen
Uji respon imunologik non spesifik
Seluler
Kuantitatif pe atau pe jumlah leukosit, monositosis,
eosinofilia
Kualitatif uji hambatan migrasi leukosit, uji gangguan
fagositosis, uji fungsi membunuh mikroba
Humoral
Kadar CRP me > 100 x pd infeksi atau kerusakan
jaringan
Kadar komplemen C3, C4, faktor B, properdin
Uji respon imunologik spesifik
Seluler
1. Kualitatif uji transformasi limfosit (dg PHA & con A)
uji sitotoksisitas
uji produksi limfokin
2. Kuantitatif tes rosette
Humoral
Elektrpforesis protein
Imuno elektroforesis
UJI INTERAKSI ANTIGEN ANTIBODI
1. Reaksi presipitasi
- utk antibodi/antigen terlarut terbentuk presipitat
- jml antigen & antibodi hrs seimbang
2. Reaksi aglutinasi
- utk antibodi/antigen btk partikel terbentuk aglutinasi
- jml antigen & antibodi hrs seimbang
- m/ : Widal, gol darah, tes kehamilan
3. Interaksi antigen antibodi tingkat molekuler
RIA (radio immunoassay)
ELISA ( enzyme linked immunosorbent assay)
DEFINISI IMUNOLOGI ?
Imunitas = kekebalan
Perlindungan terhadap penyakit atau kerusakan
jaringan

Respon imun
Reaksi tubuh agar dapat mempertahankan
keutuhan tubuh terhadap penyakit atau kerusakan
jaringan
Fungsi :
1) Pertahanan
2) Homeostasis
3) Pengawasan
SISTEM IMUN

Sel / molekul yang bertanggung jawab


terhadap imunitas yang timbul terhadap
antigen dimana tubuh terpapar

Semua mekanisme yang digunakan tubuh


untuk mempertahankan keutuhan tubuh
sebagai perlindungan terhadap antigen /
bahan asing
SISTEM IMUN NON-SPESIFIK
Pertahanan tubuh terdepan
Langsung memberikan respon terhadap antigen
Tidak spesifik
Komponen-komponen :
1) Pertahanan fisik & mekanik
a. Kulit str. Korneum, klj.keringat,
klj.sebasea
b. Silia
c. Reflek batuk
d. Reflek bersin
e. Selaput lendir
SISTEM IMUN NON-SPESIFIK
2) Pertahanan Biokimiawi
a. PH asam tubuh hambat infeksi
b. Enzim lisozim destruksi dinding sel kuman
c. ASI zat antibakterial
d. Asam hidroklorida zat penghambat infeksi
e. Enzim proteolitik zat penghambat infeksi
3) Pertahanan humoral
a. Komplemen
b. Interferon
c. C-Reactive Protein (CRP)
4) Pertahanan Selular
a. Fagosit
b. Makrofag
c. Sel Natural Killer
SISTEM IMUN SPESIFIK

Tidak langsung memberi respon terhadap


antigen
Mampu mengenal antigen spesifik
Komponen-komponen :
1) Humoral Limfosit B
2) Selular Limfosit T
3) Organ limfoid
JENIS KEKEBALAN SISTEM IMUN
SPESIFIK
1) Kekebalan Aktif
tubuh secara aktif membentuk antibodi
tda :
a. Alami
secara alami tubuh terpapar oleh antigen
dan membentuk antibodi
ex : pasca sakit Varicella

b. Didapat
merangsang tubuh secara aktif untuk
membentuk antibodi
ex : Vaksinasi / Imunisasi DPT
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
IMUNOGENIK ANTIGEN

1) Asing
2) Berat molekul > 5000
3) Susunan molekul komplex
4) Spesies
5) Jenis, cara dan dosis antigen
6) Ada / tidaknya adjuvan

Anda mungkin juga menyukai