Anda di halaman 1dari 10

UNDANG-UNDANG NO. 6 TH.

1967
TENTANG KETENTUAN-
KETENTUAN
POKOK PETERNAKAN DAN
KESEHATAN HEWAN

BAB III Pasal 19 KESEHATAN HEWAN


1. Urusan-urusan kesehatan hewan meliputi
penolakan, pencegahan, pemberantasan
dan pengobatan penyakit baik masal atau
individu
2. Urusan-urusan kesmavet meliputi
kesehatan bahan makanan asal hewan dan
zoonosa
3. Urusan kesejahteraan hewan meliputi
pemeliharaan, perawatan, pengangkutan,
pemotongan dan pembunuhan hewan
Pasal 21. KESMAVET
1 a. Pengawasan pemotongan hewan
b. Pengawasan perusahaan susu, unggas, babi
c. Pengawasan pengujian daging, susu, dan telur
d. Pengawasan pengelolaan bahan makanan asal
hewan
e. Pengawasan dan pengujian bahan makanan
berasal dari hewan yang diolah
f. Pengawasan terhadap bahan pengawet

2 a.Pemberantasan rabies dan nthropozoonosa


b. Pengawasan bahan asal hewan kulit, bulu,
tulang, tanduk dll.
c. Dalam pengendalian anthropozoonosa diadakan
kerjasama dengan instansi lain
KESMAVET

Segala urusan yang berhubungan


dengan hewan dan bahan-bahan yang
berasal dari hewan yang secara
langsung atau tidak langsung
mempengaruhi kesehatan manusia
Fungsi
■ Melindungi konsumen food borne disease,
akibat menggunakan baik yang dipakai atau
dimakan bahan makanan asal hewan

■ Melindungi dan menjamin ketentraman batin


manusia kemungkinan penularan zoonosa

■ Melindungi peternak dari kerugian akibat


penurunan nilai kualitas bahan makanan
asal hewan
PERATURAN PEMERINTAH RI
NO. 22 TH 1983 TENTANG
KESEHATAN MASYARAKAT VETERINER
Pengujian adalah kegiatan pemeriksaan
kesehatan bahan makanan asal hewan untuk
mengetahui bahwa bahan-bahan tersebut
layak, sehat, dan aman bagi manusia
Daging adalah bagian-bagian dari hewan
yang disembelih atau dibunuh dan lazim
dimakan manusia kecuali yang telah
diawetkan dengan cara lain, selain
pendinginan
Susu Adalah cairan yang diperoleh dari
ternak perah sehat, dengan cara pemerahan
yang benar, terus menerus dan tidak
dikurangi sesuatu dan/ditambahkan
kedalamnya sesuatu bahan lain
PERATURAN PEMERINTAH RI
NO. 22 TH 1983 TENTANG
KESEHATAN MASYARAKAT VETERINER

Usaha Pemotongan Hewan adalah kegiatan yang


dilakukan oleh perorangan dan/badan yang
melaksanakan pemotongan hewan di RPH milik
sendiri atau milik pihak ke tiga atau menjual jasa
pemotongan hewan
Telur adalah telur unggas
Zoonosa adalah penyakit yang dapat ditularkan dari
hewan ke manusia atau sebaliknya
Pengawetan adalah usaha atau kegiatan tertentu
untuk mengendalikan, menghambat reaksi enzima
dan mikroorganisme pembusuk, sehingga bahan
makanan tersebut dapat digunakan dengan aman
dalam jangka waktu yang lebih lama
PENGAWASAN KESEHATAN MASYARAKAT
VETERINER
Hewan Potong (Pasal 2)
1. Setiap hewan potong yang akan dipotong harus sehat dan
telah diperiksa kesehatan oleh petugas
2. Pemotongan hewan potong harus dilaksanakan di RPH
3. Pemotongan hewan potong untuk keperluan keluarga,
upacara adapt, keagamaan, serta penyembelihan darurat
harus mendapat izin dari pejabat yang ditunjuk
4. Syarat-syarat RPH, pekerja, pelaksanaan pemotongan,
dan cara pemeriksaan kesehatan dan pemotongan harus
memenuhi ketentuan yang berlalu
PENGAWASAN KESEHATAN MASYARAKAT
VETERINER
RPH ( Pasal 3)
1a. Usaha Pemotongan Hewan untuk
penyediaan daging kebutuhan antar
propinsi dan eksport harus memperoleh
surat ijin dari menteri
b. UPH untuk penyediaan daging kebutuhan
antar Kabupaten/Kota Madya Daerah tk II
dalam satu propinsi memperoleh ijin dari
Gurbenur
c. UPH untuk penyediaan daging kebutuhan
Kabupaten/Kota Madya Daerah tk II
memperoleh ijin dari Bupati/Wali Kota
PENGAWASAN KESEHATAN MASYARAKAT
VETERINER
DAGING ( Pasal 4)
Daging hewan yang telah selesai dipotong
harus diperiksa kesehatannya oleh petugas
Daging yang lulus dalam pemeriksaan baru
dapat diedarkan bila sudah dibubuhi cap
atau stempel
Setiap orang atau badan dilarang
mengedarkan daging yang tidak berasal dari
RPH
Setiap orang atau badan dilarang menjual
daging yang tidak sehat
DASAR HUKUM
• SK Mentan No.557/Kpts/TN.520/1987 tentang syarat-
syarat RPU dan Usaha Pemotongan Unggas
• SK Mentan No. 555/Kpts/TN.240/9/1986 tentang syarat-
syarat RPH dan Usaha Pemotongan Hewan
• SK Mentan No. 306/Kpts/TN.330/4/1994 tentang
pemotongan unggas dan paenanganan dging unggs serta
hasil ikutannya
• SK Mentan No.295/Kpts/TN.240/1989 tentang Pemotongan
daging babi dan penanganan daging babi serta hasil
ikutannya
• SK Mentan No. 413/Kpts/TN.310/1992 tentang pemotongan
hewan potong dan pengananan daging serta hasil
ikutannya

Anda mungkin juga menyukai