BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
melindungi dan menjaga kesehatan, serta berguna untuk mendapat energi yang
tinggi dan berat badan, status kesehatan, keadaan fisiologis tertentu (misalnya
hamil, menyusui), dan nilai gizi pangan yang dikonsumsi. Kaitan konsumsi
pangan dengan kesehatan sangat erat dan sangat sulit untuk dipisahkan, karena
yang sehat adalah makanan yang memiliki komposisi gizi yang lengkap yang
1
Sagung Seto, Pangan dan Gizi Ilmu Teknologi dan Perdagangan, Institute
Pertanian Bogor, Bogor, 2001
2
terdiri dari karbohidrat, serat, protein, baik yang bersumber dari hewan
Daging merupakan bahan makanan yang mengandung gizi tinggi yang baik
untuk tubuh manusia, karena kandungan zat gizinya tersebut, daging juga
merupakan media atau tempat yang sangat baik untuk pertumbuhan dan
hewan masih hidup (karena hewan hidup telah mengandung kuman) atau
berasal dari pencemaran mulai hewan dipotong sampai saat daging siap
hewan seperti produk biologis, farmasetik serta premiks dan bahan kimia serta
menyiapkan produk asal hewan dan hasil olahannya yang layak untuk
meningkat khususnya di pasar tradisional yang hingga saat ini belum banyak
mendapat perhatian, sehingga aspek kualitas daging pada tahap ini cenderung
terabaikan. Padahal situasi pasar tradisional dengan segala kegiatan dan kondisi
lingkungannya justru memiliki potensi kontaminasi yang tinggi terhadap daging yang
dijajakan.
tinggi, menciptakan ruang bagi pedagang untuk meraih untung besar. Upaya
pedagang, salah satunya menjual ayam mati kemarin atau ayam tiren.
tidak pernah surut. Razia pun gencar dilakukan sebab banyak daging ayam
yang tidak layak konsumsi tetapi ternyata dijual di pasaran. Banyak pedagang
menjual ayam tidak layak konsumsi, busuk, ayam mati kemarin atau ayam
tiren, hingga yang berpengawet, peredaran ayam jenis ini sangat meresahkan
masyaraka.
dilarang menjual daging yang tidak sehat. Daging yang layak dikonsumsi
manusia harus memenuhi persyaratan aman, sehat, utuh, dan, halal (ASUH).
3
http://bp3kprambanan.slemankab.go.id/bagaimana-karkas-daging-ayam-
yangbaik.slm, diakses pada tanggal 15 April 2016
4
hewan hidup yang akan dipotong di rumah potong unggas (RPU), hewan
Kesehatan Hewan No.18 Tahun 2009 Pasal 58 angka 1 dan angka 2 bahwa:
“Dalam rangka menjamin produk hewan yang aman, sehat, utuh, dan
halal, Pemerintah dan Pemerintah Daerah sesuai kewenangannya
melaksanakan pengawasan, pemeriksaan, pengujian, standarisasi,
sertifikasi, dan registrasi produk hewan.”
“Pengawasan dan pemeriksaan produk hewan dilakukan mulai dari
tempat produksi, pada waktu pemotongan, penampungan, dan
pengumpulan, baik masih dalam kondisi segar, sebelum pengawetan,
dan waktu pengedaran setelah pengawetan.”
Perlindungan kesehatan manusia dengan cara yang dapat di
pertanggung jawabkan secara ilmiah, tentu mudah dapat diterima oleh para
4
http://mulyadiveterinary.wordpress.com/2011/05/22/92/ ,diakses pada tanggal 15
April 2016
5
dinyatakan dalam sertifikat halal.5 Selain itu, di dalam Pasal 61 angka 1 dan 2
Hewan menyebutkan :
menyatakan bahwa:
5
Ahmadi Miru dan Sutarman Yodo, Hukum Perlindungan Konsumen, Rajawali Pers,
Jakarta, 2010, hlm. 79
6
yang mengatur sertifikasi dan tanda halal sampai saat ini belum menjangkau
bahan baku, bahan tambahan, maupun bahan penolong dalam bentuk “bukan
bagaimana memilih barang, tetapi jauh lebih kompleks dari itu yaitu
aturan tentang pangan yang telah ada termasuk pangan asal hewan seperti
daging ayam tidak lantas menjamin daging ayam yang beredar di masyarakat
daging yang tidak layak dalam proses pemotongan dan tidak layak dikonsumsi
dari berbagai pihak serta pemberian sanksi yang tegas terhadap pelaku usaha
ini.
6
Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam dan Penyelenggaraan Haji
Departemen Agama, Tanya jawab Seputar Produksi Halal, Departemen Agama, Jakarta, 2003,
hlm. 2-3.
7
A. IDENTIFIKASI MASALAH
Bandung?
pasar tradisional?
4.
Adapun maksud dan tujuan dari penelitian ini adalah sesuai dengan
Konsumen.
C. Kegunaan Penelitian
manfaat dan kegunaan baik secara teoritis maupun praktis yang diambil dari
konsumen.
D. Kerangka Pemikiran
hidup semakin tinggi, arus perdagangan barang dan/atau jasa semakin pesat. Ini
akan barang dan/atau jasa yang diinginkan akan terpenuhi. Selain itu, mereka juga
dapat memilih barang dan/atau jasa sesuai dengan keinginan dan kemampuannya.
Di sisi lain, kondisi ini akan memaksa para pelaku usaha untuk mencari
metode yang efektif guna menambah minat beli konsumen dan cara untuk
meraup keuntungan yang besar terhadap barang dan/atau jasa yang mereka
tawarkan. Metode-metode yang kurang bijak pun sering kali digunakan yang
Konsumen yang selanjutnya disebut dengan UUPK. UUPK ini diharapkan dapat
landasan hukum bagi pemerintah dan lembaga perlindungan konsumen. UUPK ini
perlindungan konsumen.7
kepada konsumen yang antara lain adalah dengan meningkatkan harkat dan
martabat konsumen serta membuka akses informasi tentang barang dan/atau jasa
baginya, dan menumbuhkan sikap pelaku usaha yang jujur dan bertanggung
jawab.
adalah:
kepastian hukum.
keselamatan konsumen;
(tiga) kelompok diatas yaitu asas keadilan, asas kemanfaatan, dan kepastian
9
Ahmadi Miru dan Sutarman Yodo, Hukum Perlindungan Konsumen, Rajawali Pers,
Jakarta, 2010, hlm. 26
10
Ahmadi Miru, Prinsip-Prinsip Perlindungan Hukum Bagi Konsumen Di Indonesia,
Rajawali Pers, Jakarta, 2011, hlm. 3
13
mendapatkan informasi;
karena tujuan perlindungan konsumen yang ada itu merupakan sasaran akhir yang
11
Ahmadi Miru, Ibid., hlm. 33
14
konsumen.12
bila dikelompokkan ke dalam tiga tujuan hukum secara umum, maka tujuan
hukum untuk mendapatkan keadilan terlihat dalam rumusan huruf c, dan huruf e.
huruf a, dan d, serta huruf f. Terakhir tujuan khusus yang diarahkan untuk tujuan
berlaku mutlak, oleh karena seperti yang dapat dilihat dalam rumusan pada huruf
a sampai dengan huruf f terdapat tujuan yang harus dikualifikasi sebagai tujuan
ganda.13
E. Metode Penelitian
1. Spesifikasi Penelitian
2. Metode Pendekatan
12
Ahmadi Miru dan Sutarman Yodo, Hukum Perlindungan Konsumen, Rajawali Pers,
Jakarta, 2010, hlm
13
Ahmadi Miru, Prinsip-Prinsip Perlindungan Hukum Bagi Konsumen Di Indonesia,
Rajawali Pers, Jakarta, 2011, hlm. 35
15
3. Tahap Penelitian
Data Sekunder yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung dari
Perlindungan Konsumen.
16
lainnya.
5. Analisis Data
17
Semua data yang diperoleh dari penelitian ini akan dianalisis dengan
hasil penelitian.