KEAMANAN PANGAN
DAN
IJIN PRODUK
6/11/2012
PENDAHULUAN
Undang-undang No. 18 tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan
Hewan mengamanatkan bahwa Pemerintah bertanggung jawab
menjamin daging yang beredar memenuhi persyaratan aman, sehat,
utuh, dan halal (ASUH) sebagai upaya melindungi kesehatan dan
ketentraman batin masyarakat konsumen
Daging yang akan diedarkan bagi konsumsi masyarakat diwajibkan
berasal dari pemotongan hewan yang dilakukan di rumah potong
RPH merupakan tahap terpenting pada mata rantai penyediaan daging
yang ASUH
6/11/2012
DASAR HUKUM
1. UU No. 7/1996 tentang Pangan
2. UU No. 8/1999 tentang Perlindungan Konsumen
3. UU No. 18/2009 tentang Peternakan dan Kesehatan
Hewan
4. PP No. 22/1983 tentang Kesehatan Masyarakat Veteriner
5. Peraturan Menteri Pertanian No. 13/2010 tentang
Persyaratan Rumah Potong Hewan Ruminansia dan
Unit Penanganan daging (meat cutting plant)
6. Keputusan Menteri Pertanian No.413/1992 tentang Pemotongan
Hewan Potong dan Penanganan Daging serta Hasil Ikutannya
7. Peraturan Menteri Pertanian No. 381/2005 tentang Pedoman
Sertifikasi Kontrol Veteriner Pada Unit Usaha Pangan Asal Hewan
6/11/2012
6/11/2012
KETENTUAN OPERASIONAL
1. Permentan No. 13/2010 Persyaratan Rumah Pemotongan Hewan
Ruminansia dan Unit usaha pengolahan daging (meat cutting plan)
2. SK Mentan No. 557/1987 Syarat Rumah Pemotongan Unggas dan
Usaha Pemotongan Unggas
3. SK. Mentan No. 413 /1989 Pedoman Pemotongan Hewan dan
Penanganan Daging Hewan serta Hasil Ikutannya
4. SK. Mentan No. 306/1994 Pedoman Pemotongan Unggas dan
Penanganan Daging Unggas serta Hasil Ikutannya
5. Permentan Nomor : 381/2005 Pedoman Sertifikasi Kontrol
Veteriner Pada Unit Usaha Pangan Asal Hewan
6/11/2012
UU No. 18/2009
tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan
Pemerintah daerah
kabupaten/kota wajib memiliki
RPH yang memenuhi
persyaratan teknis
6/11/2012
SDM
6/11/2012
Kegiatan Utama
Fasilitasi kegiatan mendukung capaian PSDSK
Refokusing
program/kegiatan
1.
2.
Penambahan indukan
3.
Untuk itu
4.
5.
6.
Revitalisasi RPH
7.
8.
9.
Pelayanan fungsi :
Fungsi bibit
Fungsi budidaya
Fungsi pakan
Refokusing kegiatan :
Fungsi keswan
Fungsi kesmavet
Refokusing Lokasi
Kegiatan
LEGISLASI RPH&NKV- KHUB-PTS
Minimal
Clustering Komoditas
6/11/2012
KRITERIA
PELAYANAN TEKNIS
:
Perbibitan
Sinkronisasi
Berahi
Pakan
Keswan
SDM
KRITERIA
PELAYANAN
TEKNIS :
AW
HS
Halal
Butchering
KIOS
DAGING
LOKAL
MEAT
CUTTING
PLANT
KLP
KLP
SMD
KLP
RPH
KLP
KLP
OUTPUT
HOT QUARTER
CARCAS
CHILLED QUARTER
OUTPUT
CARCAS
Sapi seragam
CHILLED FROZEN
(umur & BB)
MEAT
Sehat (SKKH)
LEGISLASI RPH&NKV- KHUB-PTS
Identifikasi
MEAT
SHOP
INDUSTRI
PENGOLAHA
N DAGING
HOREKA
6/11/2012
6/11/2012
BAB I
- Penjelasan tentang istilah yang ada di Raperda
BAB II :
- Alasan pelarangan pemotongan ternak
betina produktif
- Pembibitan ternak betina produktif
- Cara Pembudidayaan ternak betina produktif
11
6/11/2012
BAB III
-Tata cara Pemeriksaan ternak betina produktif
- Pengecualian
Ketentuan
Larangan
pemotongan ternak betina produktif
- Ketentuan tempat pemotongan ternak betina
produktif
- Kelompok penyelamat dan insentif ternak
betina produktif di Kab/kota
BAB IV
- Penerapan Kesejahteraan hewan mulai dari
budidaya, transportasi sampai tempat pemotongan
12
6/11/2012
I.
13
REVITALISASI
RUMAH POTONG
HEWAN
6/11/2012
TERKONTROL
POP. DI
PETERNAKAN
SAPI RAKYAT
KEBUTUHAN
DAERAH
(kab/kota/prop)
SAPI SIAP
POTONG
RPH
Permentan No 13/2010
Permentan No. 381/2005
POP. DI FEED
LOTTER
Importasi Sapi
14
Rekomendasi Daerah
RPH
KATEGORI I
NKV
Produksi
karkas
hangat
RPH
KATEGORI II
NKV
Produksi
karkas dingin/
beku
RPH Kategori II
Untuk ekspor
NKV
HACCP
Lab. internal
- Diaudit negara
tujuan
Primary Cut
Hotel, Restoran,
Supermarket,
Rumah Tangga,
TPD
Secondary
Cut
Pasar
Tradisional
&
Lalin Antar
Daerah
Restoran
Rumah Tangga
TPD
6/11/2012
15
6/11/2012
Parameter
Kapasitas Pemotongan
< 10 ekor
10 30 ekor
> 30 ekor
16
Juml
Kondisi Ideal
6/11/2012
6/11/2012
Prinsip :
Perlakuan hewan secara wajar, alami dan
terkendali perlindungan hewan dari
tindakan semena-mena manusia
18
6/11/2012
6/11/2012
Rabies.
2. Foodborne: Salmonellosis, Campylobacteriosis, Taeniasis,
20
6/11/2012
8.
9.
21
6/11/2012
Akibat Zoonosis
Timbulnya kesakitan (morbidity) dan
kematian
manusia maupun hewan
tenaga kerja
karena sakit, ke daerah terjadinya wabah, turunnya
produksi ternak dan produk ternak, pemusnahan ternak
sakit dan tersangka sakit, serta pembatasan dan
penurunan perdagangan internasional.
22
6/11/2012
23
6/11/2012
24
6/11/2012
25
6/11/2012
26
6/11/2012
27
6/11/2012
28
6/11/2012
29
penolakan/karantina
b.
pencegahan/vaksinasi
c.
penyidikan
d.
pemantauan (monitoring)
6/11/2012
17 LANGKAH . . . . .
e. Eliminasi/pemusnahan
f.
Pemotongan bersyarat
g. Vaksinasi massal
h. Ring vaksinasi
i.
30
Penyuluhan
6/11/2012
17 LANGKAH . . . . .
31
3.
a.
b.
c.
d.
Pengamatan/surveilans
Pelayanan kesehatan hewan
Pengawasan residu obat hewan
Pemeriksaan kesehatan ternak di RPH/RPA
dan pasar hewan, serta kesehatan daging di
RPH/RPA
6/11/2012
6/11/2012
TERNAK ternak
LEMBAGA
penggemukan
TRBTP
RPH
Pasar
Hewan
1 1
TRB
No
1
TRBP
2
yes
Peternak/Kelomp
peternak
Tdk sesuai dng
kriteria bibit
Sesuai dng
kriteria bibit
3
3
UPT/UPTD
pembibitan
Kelompok
Pembibit
6/11/2012
34
6/11/2012
6/11/2012
36
6/11/2012
37
6/11/2012
c. Labelisasi
38
d. Penerapan
Sistem HACCP
LEGISLASI RPH&NKV- KHUB-PTS
6/11/2012
RUANG LINGKUP
Permentan No. 381/Kpts/OT.140/10/2005
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
39
6/11/2012
40
6/11/2012
41
6/11/2012
42
6/11/2012
43
6/11/2012
Konsep
safe from
farm to the
table
Good Handling/
Slaughtering Practices
Good Distribution Practices
6/11/2012
Pemenuhan persyaratan
higiene, sanitasi & biosekuriti:
45
Sertifikat
Pembinaan NKV
6/11/2012