Anda di halaman 1dari 14

PENILAIAN KINERJA

KELOMPOK 10:
REINHARD AGUNG C 201 19 428
RAHMAN C 201 19 468
RIZKY RAMADHAN C 201 19 499
POKOK BAHASAN
• KONSEP KINERJA

• METODE PENILAIAN KINERJA

• MASALAH DALAM PROSES PENILAIAN KINERJA


KONSEP KINERJA
Terdapat beberapa pendapat tantang
konsep kinerja, yaitu:
1. Menurut Utomo, Tri Widodo W.
Kinerja adalah proses untuk mengukur prestasi kerja pegawai berdasarkan
peraturan yang telah ditetapkan, dengan cara membandingkan sasaran (hasil kerjanya)
dengan persyaratan deskripsi pekerjaan yaitu standar pekerjaan yang telah ditetapkan
selama periode tertentu.

2. Menurut Mondy dan Noe (1993:394)


Kinjera merupakan suatu sistem formal yang secara berkala digunakan untuk
mengevaluasi kinerja individu dalam menjalankan tugas-tugasnya.
3. Menurut Mejia, dkk (2004:222-223)
Penilaian kinerja merupakan suatu proses yang terdiri dari:
1. Identifikasi
Menentukan faktor-faktor kinerja yang berpengaruh
terhadap kesuksesan suatu organisasi. Dapat
dilakukan pada hasil analisa jabatan.

2. Pengukuran
Merupakan dari proses sistem penilaian kinerja. Pada
proses ini, pihak manajemen menentukan kinerja pegawai
yang bagaimana yang termasuk baik dan buruk.

3. Manajemen
Poses ini merupakan tindak lanjut dari hasil penilaian kinerja. Pihak
manajemen harus berorientasi ke masa depan untuk meningkatkan
potensi pegawai di organisasi yang bersangkutan.
Proses Penilaian Kinerja
Dalam menerapkan penilaian kinerja karyawan mempunyai beberapa
proses yang harus dilakukan.
Hal itu disebabkan penilaian kinerja ialah suatu proses secara terus-menerus
dan tidak bersifat temporer, proses penilaian kinerja tersebut terdiri atas:

1. Analisis Pekerjaan

2. Standar Analisis

3. Sistem Penilaian
Kinerja
Berdasarkan beberapa pendapat ahli tersebut
dapat disimpulkan mengenai konsep penilaian dan
prosesnya:

Konsep Penilaian Kinerja:


merupakan suatu sistem penilaian secara
berkala terhadap kinerja pegawai yang
mendukung kesuksesan organisasi atau yang
terkait dengan pelaksanaan tugasnya.

Proses Penilaian:
dilakukan dengan membandingkan kinerja
pegawai terhadap standar yang telah ditetapkan
atau memperbandingkan kinerja antar pegawai
yang memiliki kesamaan tugas.
TUJUAN DAN MANFAAT
PENILAIAN KINERJA
1. Performance Improvement
2. Compensation adjustmentan
3. Placement decision. Menentukan
promosi, transfer, dan demotion.
4. Training and development needs
5. Carrer planning and development.
6. Staffing process deficiencies
7. Informational inaccuracies and job-
design errors
8. Equal employment opportunity.
9. External challenges
10. Feedback
METODE PENILAIAN KINERJA
Para manajer bisa memilih dari sejumlah metode penilaian.
Jenis system penilaian kinerja yang digunakan bergantung pada
tujuannya

METODE METODE KOMPARATIF


PENILAIAN KATEGORI

METODE
METODE NARATIF
PERILAKU/TUJUAN
Metode-metode kolaboratif termasuk input dari para karyawan itu sendiri,
mungkin terbukti lebih cocok untuk pengembangan karyawan.
Berikut metode-metode tersebut yaitu:

1. Metode Penilaian Umpan Balik 360-Derajat

2. Metode Skala Penilaian

3. Metode Insiden Kritis

4. Metode Esai

5. Metode Standar Kerja

6. Metode Peringkat

7. Metode Distribusi Dipaksakan

8. Metode Skala Penilaian Berjangkar Keperilakuan


MASALAH DALAM PROSES
PENILAIAN KINERJA
Menurut Mondy & Noe(2005) masalah yang berkaitan dengan penilaian kinerja adalah:

1. Kurangnya objektivitas 4. Kecenderungan memberikan nilai tengah

2. Bias “Hallo error” 5. Bias perilaku terbaru

3. Terlalu “longggar” / terlalu “ketat” 6. Bias pribadi (stereotype)


CONTOH KASUS
Berikut contoh beberapa kasus penilaian kinerja:

Kinerja anggota kepolisian dinilai perlu dievaluasi. Ada warga mengatakan


seharusnya label “Kami siap melayani anda” yang sering dilihat di kantor polisi
berubah menjadi “Kami siap melayani anda jika dibayar”.

• Kasus penyerangan anak buah Hercules Rozario Marshal terhadap puluhan anggota
kepolisian yang sedang melakukan apel di kawasan pembangunan ruko PT Tjakra
Multi strategi di Srengseng, menjadi bukti juga bahwa polisi sudah mulai tidak
dihormati lagi. Kondisi – kondisi seperti inilah bisa jadi yang membuat warga
mulai kurang mempercayai kinerja polisi.

.
• Munculnya kasus kasus yang semakin memperburuk citra polisi di media –
media nasional. Seperti kasus korupsi simulator SIM oleh Djoko Susilo yang dari
level atas, bahkan sampai pada level – level bawah.

• Kasus rekaman di youtube yang terjadi pada kasus seorang polisi di Bali yang
menilang seorang turis Belanda ketika tidak memakai helm. Polisi tersebut
meminta uang sebesar Rp. 200.000, yang kemudian diajak minum bir. Polisi
tersebut mengatakan kepada si turis bahwa 100.000 untuk beli bird an 100.000
untuk pemerintah saya.
Kasus seperti ini, lanjut Haris menunjukan bahwa aparat polisi terbukti
masih belum kerja secara profesional. Selain itu, polisi masih belum
menjalankan tugas dan kewajibannya sebagai penegak hukum. Karena masih
melakukan pendekatan kekerasan serta tidak cermat dalam memberikan
penghukuman sehingga berpotensi mengkriminalisasikan warga.
THANK
YOU

Anda mungkin juga menyukai