Anda di halaman 1dari 13

PENATALAKSANAAN INTRUSI PADA GIGI

INSISIVUS SENTRAL ATAS MENGGUNAKAN


ALAT ORTODONTIK LEPASAN

TUTORIAL 3
Definisi
Luksasi intrusi adalah pergeseran sebagian atau seluruh permukaan mahkota
gigi ke soketnya dalam arah aksial (arah apeks), bahkan mahkota gigi benar-
benar terbenam sampai tidak terlihat sama sekali, karena tertanam seluruhnya
ke dalam tulang alveolar sehingga mobilitas gigi menurun menyerupai
ankilosis.
Penatalaksanaan gigi intrusi memiliki beberapa pilihan yaitu reposisi pasif,
reposisi secara bedah dan reposisi dengan ortodontik yang disebut sebagai
reposisi aktif. Reposisi pasif adalah tindakan mengembalikan gigi yang
intrusi tanpa melalui intervensi melainkan menunggu gigi erupsi secara
spontan. Reposisi bedah adalah reposisi segera yang dilakukan melalui
tindakan pembedahan. Reposisi aktif adalah tindakan reposisi melalui
perawatan ortodontik.
Pilihan Perawatan Orthodonsi
 Perawatan dengan alat cekat.
Alat ortodontik cekat adalah alat yang ditempelkan pada gigi pasien yg tidak
dapat dilepas pasang sendiri oleh pasien. Alat ini dapat menjangkau
pergerakan gigi yang lebih luas dibandingkan dengan alat ortodontik lepasan
alat ortodontik cekat memiliki komponen komponen : band,braket,adhesif
ortodontik, kawat busur dan auxiliaris.
 Perawatan dengan alat lepasan
Alat ortodontik lepasan adalah alat yang dapat diaplikasikan dan dilepas oleh
pasien. Terdapat empat komponen yang harus dimiliki sebuah alat ortodontik
lepasan, yaitu komponen aktif, komponen retentif, komponen penjangkar, dan
plat dasar. Alat ini membutuhkan fleksibilitas jumlah waktu pasien dalam
pemakaian dan memberikan pilihan penggunaan spring untuk pegerakan
minor gigi.
 Komponen aktif terdiri dari pir-pir pembantu/auxilliary springs, sekrup
ekspansi (expansion screw), dan karet elastik (elastic rubber). Komponen
rententif terdiri dari klamer/clasp, busur labial dalam keadaan pasif, dan
kait/hook. Sedangkan komponen penjangkar terdiri dari klamer-klamer dan
modifikasinya, busur labial dalam keadaan pasif, dan verkeilung. Untuk
mendapatkan stabilitas piranti diupayakan desain pirantinya berbentuk segi
tiga, yaitu satu sisi berupa cangkolan Adams pada molar permanen kiri dan
satu sisi lainnya juga berupa cangkolan Adams. Adapun sisi lainnya di
daerah anterior dapat berupa cangkolan Southend atau Adams ganda.
Syarat gigi-gigi dapat bergerak ada 3 hal yang harus diperhatikan, yaitu:
 a) Ada ruangan atau diastema
 b) Ada tekanan atau kekuatan
 c) Tidak ada yang menghalangi
pergerakan gigi

 Pergerakan gigi merupakan basis dari


perawatan ortodonti dalam menggerakkan
gigi dari keadaan malposisi ke posisi yang
diinginkan dimana membutuhkan kekuatan
ortodonti tertentu dengan dukungan jaringan
yang sebaik-baiknya. Alat lepasan
menghasilkan pergerakan gigi yang terbatas.
Pada umumnya menghasilkan pergerakan
tipping dari gigi, tetapi dapat juga
menghasilkan pergerakan intrusi, ekstrusi dan
rotasi dimana tidak seefektif dari alat cekat
sedangkan pergerakan bodily atau torque sulit
atau tidak mungkin dihasilkan. Pada tabel
berikut ini akan menggambarkan kekuatan
optimal yang dapat diberikan untuk
mendapatkan berbagai pergerakan gigi
pergerakan vertikal

 Pergerakan vertikal ada dua jenis yaitu pergerakan ekstrusi dan


intrusi dimana kedua pergerakan ini memperoleh kekuatan dengan
arah yang berlawanan. Ekstrusi adalah pergerakan gigi keluar dari
alveolus dimana akar mengikuti mahkota. Ekstrusi gigi dari
soketnya dapat terjadi tanpa resorpsi dan deposisi tulang yang
dibutuhkan untuk pembentukan kembali dari mekanisme pendukung
gigi. Pada umumnya pergerakan ekstrusi mengakibatkan tarikan
pada seluruh struktur pendukung. Intrusi adalah pergerakan gigi
secara vertikal kedalam alveolus. Intrusi gigi menyebabkan resorpsi
tulang, terutama di sekitar apeks gigi. Dalam pergerakan ini, terjadi
daerah tekanan pada seluruh struktur jaringan pendukung, tanpa
adanya daerah tarikan
Case report

Pemeriksaan Subjektif

 Identitas pasien : seorang anak berusia 8 tahun


 CC : Pasien bersama walinya dirujuk ke Klinik Gigi
Swasta, setelah terjadi trauma cedera pada giginya
 PI : Keluhan pasien disebabkan oleh kecelakaan
sepeda 30 hari yang lalu pada gigi depan. Tidak ada
trauma gigi sebelumnya dilaporkan, dan tidak ada
riwayat komplikasi neurologis.
 PDH : Pasien belum pernah ke dokter gigi
sebelumnya
 PMH : Riwayat medis tidak ada kelainan.
 FH : tidak ada
 SH : tidak ada
Pemeriksaan Objektif
 Pemeriksaan ekstraoral menunjukkan tidak ada cedera.

 Pemeriksaan intra-oral menunjukkan 2/3 koroner gigi insisivus

sentral atas kiri ( gigi 21) (Gambar 1A). Gigi terintrusi menunjukkan
tidak ada mobilitas klinis. Tidak ada bukti dari trauma cedera pada
gigi lain atau struktur alveolar.
Treatment Planning
 Diputuskan untuk memposisikan kembali gigi 21 yang terintrusi

menggunakan multibracketed ortodontik removable dengan traksi


elastic (spring)
 Setelah posisi gigi kembali ke posisi normal dilakukan perawatan

endodontik
Perawatan

 Untuk mengembalikan gigi keposisi aslinya, kekuatan


traksi spring sebesar 40 gram diaplikasikan ke gigi
selama 50 hari dan perangkat yang sama digunakan
selama 30 hari untuk menahan gigi di tempat, tanpa
induksi kekuatan
 Ekstrusi ortodontik mulai terlihat 1 minggu setelah
traksi dan gerakan ekstrusif ortodontik terjadi sekitar 1
mm.
 Enam minggu setelah perawatan menggunakan
ekstrusi ortodontik lepasan, lokasi dari gigi insisivus
sentral atas kiri yang terintrusi menjadi kembali ke
posisi semula.
 Setelah perawatan ekstrusi (sekitar 50 hari), kemudian
dilakukan prosedur endodontik karena gigi itu telah
berada pada posisi fisiologisnya
Kontrol

Follow up perawatan dilakukan setiap 3


bulan untuk mengamati gigi insisivus
sentral rahang atas kiri yang terintrusi.
Setelah delapan bulan follow up, tidak
ada masalah yang terdeteksi.
Pembahasan
Pada kasus ini, gigi 21 mengalami intrusi lebih dari 2/3 koronal dimana intrusi
jenis ini mengarah pada kondisi moderate yang diperkirakan gigi terintrusi berkisar
6mm. Reposisi aktif dipilih sebagai pilihan perawatan kareana intrusi 3-6 mm
masih mempunyai prognosis yang baik.
Perawatan pada gigi intrusi juga disesuaikan dengan kondisi akar yaitu telah erupsi
sempurna dan belum erupsi dengan sempurna. Gigi yang belum matur pada saat
terkena jejas intrusi akan dimungkinkan dapat erupsi secara spontan tetapi apabila
tidak ada pergerakan sama sekali hingga beberapa minggu diperlukan reposisi
ortodontik, apabila gigi yang terintrusi lebih dari 6 mm reposisi perlu
dipertimbangkan reposisi bedah
Perawatan ortodontik dipilih dibandingkan dengan perawatan bedah karena
menurut penelitian Anderson dkk menunjukkan bahwa terjadi penurunan insiden
ankilosis ketika teknik ortodontik digunakan untuk perawatan pada gigi permanen
yang intrusi. Perawatan berupa reposisi bedah tidak dipilih karena pertimbangan
indikasi reposisi bedah yaitu mahkota dan akar gigi telah tertutup sempurna, intrusi
total lebih dari 7 mm atau intrusi total, lebih dari 1 gigi yang mengalami intrusi
(multiple intrusion) dan gigi intrusi masuk ke kavitas nasal.
Kesimpulan
Penatalaksanaan pada trauma dental yang menyebabkan
luksasi intrusi secara garis besar terbagi menjadi tiga cara, yaitu
reerupsi spontan (reposisi pasif), menggunakan alat ortodontik
(reposisi aktif), dan reposisi bedah. Pemilihan perawatan
disesuaikan dengan indikasi kasus yang ada. Perawatan pada
kasus ini menggunakan perawatan ortodontik lepasan terbukti
berhasil dengan mempertimbangkan kondisi gigi dan struktur
pendukung gigi.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai