Anda di halaman 1dari 14

DEPARTEMEN ORTODONTI

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS HASANUDDIN

Refarat

Pengjangkaran Ortodonti

Nama : Andi Zhirah Sapada


NIM : J014222023
Pembimbing : drg. Ardiansyah S. Pawinru, Sp.Ort(K)
Tanggal Baca : September 2023
Tempat : RSGMP UNHAS

DIBAWAKAN SEBAGAI TUGAS KEPANITERAAN KLINIK


DEPARTEMEN ORTODONTI
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2023
Penjangkaran Ortodonti
Ardiansyah S. Pawinru , Andi Zhirah Sapada
1 2

1
Orthodontist and Lecturer Departement of Orthodontics, Faculty of Dentistry,
Hasanuddin University, Makassar, Indonesia
Clinical Dental Student, Faculty of Dentistry, Hasanuddin University, Makassar,
2

Indonesia
1
pawinru.orto@gmail.com; andiizhira11@gmail.com
Abstrak
Alat ortodonti lepasan adalah alat yang dapat dilepas dan dipasang oleh
pasien untuk dibersihkan atau diperbaiki oleh dokter gigi. Piranti lepasan
terdiri atas beberapa komponen, yaitu komponen aktif, retensi, penjangkaran
dan lempeng akrilik. Penjangkaran adalah daya yang menahan reaksi kekuatan
yang diberikan oleh komponen-komponen aktif piranti ortodonti lepasan.
Kata Kunci : Ortodonsia, penjangkaran, penjangkaran ortodonti

Penjangkaran Ortodonti

1. Pendahuluan
Perawatan ortodonti adalah perawatan yang bertujuan untuk
memposisikan gigi dalam tiga dimensi ruang untuk memperoleh oklusi ideal
baik secara fungsional maupun secara estetis. Perawatan ortodontik
bertujuan untuk membimbing dan mengkoreksi struktur dentofasial yang
sedang tumbuh kembang ataupun yang telah dewasa, termasuk kondisi yang
membutuhkan pergerakan gigi, koreksi malrelasi dan maloklusi.1
Dalam perawatan ortodonti terdapat dua macam alat yang digunakan
yaitu alat ortodonti lepasan dan alat ortodonti cekat. Alat ortodonti lepasan
adalah alat yang dapat dilepas dan dipasang oleh pasien untuk dibersihkan
atau diperbaiki oleh dokter gigi. Alat ortodonti cekat adalah alat yang
dicekatkan pada gigi dan tidak dapat dilepas pasang oleh pasien selama
perawatan.2,3

Alat ortodonti lepasan mempunyai kemampuan perawatan yang


lebih sederhana dibandingkan dengan alat cekat. Alat ortodonti lepasan ini
biasanya digunakan apabila diperlukan gerakan gigi yang cukup mudah
untuk memperbaiki maloklusi tipe tertentu. Piranti lepasan terdiri atas
beberapa komponen, yaitu komponen aktif, retensi, penjangkaran dan
lempeng akrilik.4,5
Penjangkaran adalah daya yang menahan reaksi kekuatan yang
diberikan oleh komponen-komponen aktif piranti ortodonti lepasan.
Penjangkaran harus memiliki kekuatan yang minimal sama atau lebih besar
dengan kekuatan dari komponen komponen aktif piranti namun memiliki
arah yang berlawanan. Kekuatan ini disebarkan ke semua gigi yang
berkontak langsung dengan piranti ortodonti lepasan. Bila kekuatan
penjangkaran lebih kecil daripada kekuatan yang diberikan oleh komponen-
komponen aktif, maka akan terjadi kehilangan penjangkaran. Jadi,
penjangkaran mutlak dibutuhkan untuk menghindari terjadinya pergerakan
dari gigi-gigi yang tidak dinginkan.6

2. Pembahasan
2.1 Pengertian Penjangkaran Ortodonti
Penjangkaran adalah daya yang menahan reaksi kekuatan yang
diberikan oleh komponen-komponen aktif piranti ortodonti lepasan seperti
pegas, busur kawat, elastik, atau sekrup ekspansi. Penjangkaran harus
memiliki kekuatan yang minimal sama atau lebih besar dari kekuatan
komponen- komponen aktif piranti namun memiliki arah yang berlawanan.
Kekuatan ini disebarkan ke semua gigi yang berkontak langsung dengan
piranti ortodonti lepasan. Bila kekuatan penjangkaran lebih kecil daripada
kekuatan yang diberikan oleh komponen-komponen aktif, maka akan terjadi
kehilangan penjangkaran. Jadi, penjangkaran dibutuhkan untuk
menghindari terjadinya pergerakan dari gigi-gigi yang tidak diinginkan.6

Ketika gigi-gigi digerakkan maka gaya reaksi akan disalurkan


melalui alat sehingga cenderung menghasilkan pergerakan gigi-gigi lain ke
arah yang berlawanan. Keadaan ini sesuai dengan Hukum Newton ke-3
yang mengatakan bahwa setiap aksi menghasilkan reaksi yang besarnya
sama dan berlawanan arah. Masalahnya adalah bagaimana menghindari
efek merugikan dari gaya-gaya yang berlawanan tersebut, karena tujuan
yang diharapkan dari suatu perawatan adalah menggerakkan gigi yang
dikehendaki sementara struktur lain tidak bergerak.

Kemampuan bertahan terhadap gaya yang dihasilkan oleh


komponen aktif disebut penjangkaran. Pengontrolan penjangkaran
ditujukan untuk sebanyak mungkin menghasilkan pergerakan gigi yang
diinginkan sementara gerakan gigi yang tidak diharapkan dapat ditahan atau
diupayakan sekecil mungkin. Penjangkaran dapat diperoleh secara intra oral
maupun ekstra oral, namun penjangkaran intra oral lebih umum digunakan
pada alat lepasan.6,7

2.2 Macam-Macam Penjangkaran


Ada dua macam penjangkaran yang dilakukan dalam perawatan
ortodonti, yaitu penjangkaran intraoral dan penjangkaran ekstraoral. Pada
penjangkaran intraoral, penjangkaran didapatkan dari gigi- gigi yang tidak
digerakkan dengan piranti lepasan, yaitu melalui cangkolan dan kontak gigi
dengan lempeng akrilik. Sedangkan pada penjangkaran ekstraoral,
penjangkaran didapatkan dari luar rongga mulut biasanya menggunakan
headgear yang diletakkan di kepala atau di leher dan dihubungkan dengan
piranti ortodonti yang digunakan dalam mulut. Penjangkaran ekstra oral ini
biasanya digunakan pada kasus-kasus tertentu misalnya penjangkaran
intraoral tidak didapatkan atau membutuhkan penjangkaran yang
maksimum.8
2.2.1 Penjangkaran Intraoral

Ada dua macam penjangkaran intraoral, yaitu penjangkaran


intramaksiler dan penjangkaran intermaksiler. Penjangkaran intramaksiler
adalah penjangkaran yang didapat dari gigi-gigi yang tidak digerakkan dan
berada dalam lengkung rahang yang sama dengan gigi-gigi yang akan
digerakkan. Sedangkan penjangkaran intermaksiler adalah penjangkaran
yang didapat dari lengkung rahang yang berbeda dengan gigi-gigi yang akan
digerakkan. Penjangkaran intermaksiler jarang digunakan pada pemakaian
piranti lepasan karena piranti rahang atas dan bawah akan mudah lepas
dikarenakan daya tarik elastik yang dipasang di antara keduanya sehingga
pemakaiannya tidak efektif.

Penjangkaran intraoral terbagi lagi menjadi empat macam, yaitu


penjangkaran simpel (simple anchorage), compound anchorage, stationer
anchorage, reciprocal anchorage dan reinforced anchorage. Pada simple
anchorage, jumlah gigi yang digerakkan lebih sedikit daripada jumlah gigi
penjangkar (satu gigi versus beberapa gigi penjangkar) seperti yang
ditunjukkan pada gambar 2.1. Pada compound anchorage, penjangkaran
didapatkan dari gigi yang memiliki tahanan yang lebih besar untuk menahan
gigi yang memiliki tahanan lebih kecil (gambar 2.2). Pada stationer
anchorage, memungkinkan pergerakan gigi-gigi penjangkar sedangkan
reciprocal anchorage adalah kekuatan dari dua kelompok gigi sama
besarnya sehingga terjadi pergerakan gigi ke arah yang berlawanan.
Contohnya adalah pemakaian ekspansi untuk melebarkan lengkung gigi
arah transversal pada rahang atas.

Jumlah kekuatan yang diberikan pada masing-masing sisi kiri dan


kanan sama besarnya sehingga terjadi pergerakan gigi-gigi ke arah yang
berlawanan. Sedangkan reinforced anchorage adalah penjangkaran yang
didapatkan tidak hanya oleh gigi-gigi penjangkar, namun juga adanya
penggunaan asesoris tambahan misalnya elastic intermaksiler.
Penjangkaran tipe ini biasanya digunakan pada perawatan dengan piranti
cekat.8,9

Gambar 2.1 Simple Anchorage


Gambar 2.2 Reciprocal Anchorage

2.2.2 Penjangkaran Ekstraoral

Penjangkaran ekstra oral dapat digunakan untuk memperkuat


penjangkaran intra oral, namun bisa juga sebagai sumber utama
penjangkaran, misalnya untuk retraksi segmen bukal. Gaya ekstra oral
bergantung pada elastisitas dari elastik penghubung yang terdapat pada
headgear. Penjangkaran ekstra oral dapat diperoleh dengan menggunakan
headgear, bisa berupa headcap atau high pull headgear. Penghubung antara
headgear dengan alat lepasan adalah facebow atau ‘J’ hooks.

Headgear yang digunakan adalah jenis headcap atau high pull


headgear. Pada saat memasang headcap, tinggi kaitan elastik bisa diatur
sehingga menghasilkan arah gaya yang diinginkan. Arah tarikan harus
horisontal (penjangkaran occipital) atau bisa juga dibuat sedikit lebih tinggi
untuk menambah retensi. Komponen gaya ke arah bawah harus dihindari
karena menyebabkan alat lepasan cenderung lepas. Penghubung antara
headgear dengan alat lepasan dapat menggunakan face bow atau ‘J’ hook
dengan alat traksi ekstra oral.

Facebow dipasang ke dalam tube yang disolder pada bagian atas


jembatan cangkolan di gigi premolar atau molar. Walaupun facebow dijual
di pasaran dengan ukuran yang bervariasi, pada saat pemasangan tetap harus
disesuaikan lagi sehingga mudah dimasukkan ke dalam tube. Bisa juga
digunakan band untuk memasang tube facebow sekaligus cangkolan dari
alat lepasan, namun cangkolan yang digunakan bukan Adam tetapi
cangkolan flyover. Inner bow harus sesuai dengan bentuk dan panjang
lengkung gigi. Inner bow diletakkan beberapa milimeter dari gigi insisif dan
setinggi garis bibir aktif. Selama perawatan, loop ‘U’ mungkin perlu
disesuaikan lagi untuk mengatur panjang inner bow.

Outer bow terletak sedekat mungkin dengan bibir dan pipi namun
tidak bersentuhan, letak hook untuk sangkutan elastik adalah setinggi
permukaan mesial molar pertama, sekitar 4 cm di depan hook dari headcap.
Apabila headgear dipakai bersama-sama dengan alat cekat, tinggi dan
panjang outer bow menentukan vektor gaya yang diaplikasikan pada gigi-
gigi dan mempengaruhi gerakan yang dihasilkan, namun pemasangan pada
alat lepasan semata-mata agar arah tarikan tidak mengakibatkan alat mudah
lepas (Gambar 2.3).

Gambar 2.3 A) Pada pemakaian headgear, tinggi elastik bisa diatur. B) Facebow
menghubungkan headcap dengan alat lepasan di dalam mulut.

J’ hook merupakan alternatif penghubung antara alat traksi ekstra


oral dengan alat lepasan. Alat ini disolder pada cangkolan yang terletak pada
gigi insisif atau kaninus atas. Pada perawatan menggunakan alat cekat, ‘J’
hook digunakan untuk intrusi segmen labial atas, namun pada perawatan
dengan alat lepasan hasilnya belum diketahui (Gambar 2.4)9
Gambar 2.4 A) ‘J’ hook dipatri pada cangkolan anterior. B) Alat lepasan pada
rahang atas digabungkan dengan alat traksi ekstra oral untuk retraksi segmen bukal.

2.3 Kelebihan dan Kekurangan Penjangkaran Ortodonti


2.3.1 Kelebihan
1. Perbaikan Gigitan dan Penyusunan Gigi:

Penjangkaran ortodonti dapat membantu memperbaiki


gigitan yang tidak normal, seperti gigitan terbuka, gigitan dalam,
atau gigitan silang, serta merapikan gigi yang tumpang tindih atau
tidak sejajar.

2. Peningkatan Estetika:

Perawatan ortodonti dapat meningkatkan penampilan


senyuman dan wajah, yang dapat meningkatkan kepercayaan diri
dan kualitas hidup seseorang.

3. Kesehatan Gusi dan Rongga Mulut:

Dengan gigi yang tersusun dengan baik, perawatan ortodonti


dapat mempermudah perawatan gigi dan gusi, mengurangi risiko
penyakit gusi, karies gigi, dan masalah lainnya.

4. Koreksi Masalah Bicara:

Maloklusi yang parah dapat mempengaruhi bicara


seseorang, dan penjangkaran ortodonti dapat membantu
memperbaiki masalah ini.
5. Pencegahan Masalah di Masa Depan:

Ortodonti dapat mencegah potensi masalah kesehatan yang


lebih serius di masa depan, seperti kerusakan gigi akibat gesekan
berlebihan atau kerusakan rahang.6

2.3.2 Kekurangan
1. Perawatan yang Memerlukan Waktu:

Penjangkaran ortodonti adalah perawatan jangka panjang,


dan pasien perlu berkunjung ke ortodontis secara teratur selama
beberapa tahun. Ini dapat memerlukan komitmen waktu yang besar.

2. Ketidaknyamanan dan Rasa Sakit:

Setelah penempatan kawat atau alat penjangkaran, pasien


dapat mengalami ketidaknyamanan dan rasa sakit, terutama dalam
beberapa hari pertama setelah penempatan atau penyesuaian.

3. Pembatasan Makanan:

Selama perawatan, ada beberapa pembatasan pada jenis


makanan yang dapat dikonsumsi, terutama makanan yang keras atau
lengket.

4. Merawat Kebersihan Mulut:

Merawat kebersihan mulut saat menggunakan perangkat


ortodonti bisa lebih sulit, dan pasien perlu lebih berhati-hati dalam
membersihkan gigi dan kawat.

5. Biaya:

Penjangkaran ortodonti bisa mahal, terutama jika


memerlukan perangkat khusus atau perawatan tambahan.6
2.4 Indikasi dan Kontraindikasi Penjangkaran Ortodonti
2.4.1 Indikasi
1. Maloklusi:

Penjangkaran ortodonti digunakan untuk mengatasi masalah


maloklusi, yaitu penyimpangan dari oklusi normal (gigitan).

2. Gigitan tidak normal:

Ini termasuk gigitan terbuka, gigitan dalam, gigitan silang,


dan gigitan terlalu dalam.

3. Penyusunan gigi yang tidak rapi:

Penjangkaran ortodonti dapat digunakan untuk merapikan


gigi yang tumpang tindih atau tidak sejajar.

4. Gangguan bicara:

Maloklusi yang parah dapat mempengaruhi bicara, dan


penjangkaran ortodonti dapat membantu memperbaiki masalah ini.

5. Masalah estetika:

Banyak pasien mencari penjangkaran ortodonti untuk alasan


estetika, ingin memiliki senyuman yang lebih cantik. 9

2.4.2 Kontraindikasi
1. Kesehatan umum yang buruk:

Penjangkaran ortodonti memerlukan perawatan jangka


panjang, jadi kondisi kesehatan umum yang buruk dapat menjadi
kontraindikasi.

2. Kehilangan gigi permanen:

Jika ada kehilangan gigi permanen yang signifikan, ini dapat


mempengaruhi hasil penjangkaran ortodonti.
3. Keterbatasan anatomi gigi dan rahang:

Beberapa kasus maloklusi mungkin terlalu ekstrem atau


tidak dapat diatasi dengan penjangkaran ortodonti.

4. Usia:

Penjangkaran ortodonti lebih efektif pada anak-anak dan


remaja, sehingga pada orang dewasa mungkin memerlukan
perawatan tambahan.

5. Masalah jaringan periodontal:

Kondisi gusi yang parah dapat mempengaruhi keberhasilan


penjangkaran ortodonti.9

2.5 Manajemen Penjangkaran Ortodonti


Manajemen penjangkaran pada dasarnya adalah menambah
penjangkaran hingga nilainya cukup untuk menahan pergerakan gigi yang
tidak diharapkan. Dalam kasus yang berbeda, dan pada tahap perawatan
yang berbeda, penjangkaran yang dibutuhkan bisa bervariasi. Resistensi
suatu kelompok gigi harus disesuaikan dengan kelompok lainnya sehingga
pada akhir perawatan kedudukan gigi yang diharapkan dapat tercapai.
Upaya untuk mengelola penjangkaran adalah:
• Menjaga agar gaya tetap ringan

Gerakan yang dapat dihasilkan oleh alat lepasan adalah tipping.


Gaya yang dibutuhkan untuk gerakan tipping relatif kecil, demikian pula
gaya reaksi yang ditimbulkannya. Gaya reaksi dapat dikurangi dengan
membatasi jumlah gigi yang digerakkan. Pada setiap kunjungan, gigi yang
boleh digerakkan hanya satu buah per kuadran dengan arah yang sama, dan
apabila sedang meretraksi segmen anterior untuk mengurangi overjet, maka
tidak boleh ada gigi lain yang digerakkan ke arah palatal atau distal. Namun
tidak bisa diamsusikan bahwa apabila sudah digunakan gaya yang ringan
maka akan terbebas dari anchorage loss.
• Menambah retensi penjangkaran

Resistensi yang dihasilkan oleh keakuratan kontak antara pelat


landasan dengan permukaan gigi dan mukosa mempengaruhi penjangkaran
yang dihasilkan oleh alat lepasan. Penjangkaran dapat dimaksimalkan
dengan menjaga permukaan akrilik agar selalu berkontak sebanyak
mungkin dengan permukaan gigi.6

2.6 Anchorage Loss

Anchorage loss adalah pergerakan unit reaksi atau unit penjangkar


sebagai pengganti gigi yang akan dipindahkan. Tanda-tanda hilangnya
penjangkaran yaitu pergerakan gigi molar ke mesial, penutupan ruang
ekstraksi dengan pergerakan gigi posterior, proklinasi gigi anterior,
spacing gigi,peningkatan overjet, perubahan hubungan molar, gigitan
silang bukal pada posterior atas.10
Cara mendeteksi terjadinya anchorage loss ialah Pada setiap
kunjungan, pergerakan gigi harus dievaluasi dengan cara diukur
menggunakan jangka dan penggaris, lalu dibandingkan dengan keadaan
awal pada model studi apakah perawatan berjalan sesuai rencana atau terjadi
penyimpangan yang harus segera diatasi. Pengukuran bisa dilakukan untuk
setiap pergerakan gigi, misalnya pada kasus retraksi kaninus, pengukuran
dilakukan dari garit bukal molar pertama hingga ujung kaninus; kasus
pergerakan molar ke distal bisa diukur dari garit bukal molar tersebut
dengan sudut mesial insisif pertama; selama ekspansi lengkung gigi ke
lateral, bisa digunakan gigi-gigi yang sama yang letaknya berseberangan
sebagai titik acuan; retraksi segmen anterior, mengukur pengurangan
overjet bisa secara langsung menggunakan penggaris berskala milimmeter
dengan angka nol di bagian tepi ujungnya.
Operator harus menjadikan pengukuran ini sebagai suatu kebiasaan
dan menggunakan titik acuan yang sama pada setiap kunjungan. Harus
diperhatikan bahwa pengukuran terhadap gigi dengan titik acuan gigi lain
pada rahang yang sama, hasilnya bisa salah, karena seluruh gigi yang
berkontak dengan pelat landasan bisa bergerak bersama-sama dengan jarak
yang sama tanpa mengubah hubungan interdentalnya, namun hubungan
dengan gigi lawannya bisa berubah.
Apabila menggunakan headgear, maka lama pemakaian sebaiknya
dicatat. Pasien perlu dimotivasi untuk terus meningkatkan waktu pemakain
hingga target waktu pemakaian tercapai. Apabila pasien tidak kooperatif
maka baik pasien maupun orang tuanya harus terus dimotivasi, namun
apabila tidak berhasil juga maka kita dapat mengatakan kepada pasien
bahwa hasil perawatan tidak akan memuaskan dan waktu perawatan
menjadi panjang.8,9

3. Kesimpulan

Alat ortodonti lepasan bisa digunakan secara efektif untuk merawat


kasus-kasus maloklusi tertentu. Penjangkaran pada alat lepasan dapat
diperoleh secara intraoral, yaitu intramaksiler dan intermaksiler,
penjangkaran ekstraoral, atau kombinasi keduanya. Pada dasarnya
manajemen penjangkaran bertujuan untuk menjaga agar gaya yang
digunakan tetap ringan dan menambah resistensi penjangkaran, sehingga
gigi yang diharapkan bisa bergerak sementara gigi yang tidak diharapkan
pergerakkannya bisa ditahan atau diminimalisir. Selama perawatan,
anchorage loss harus bisa segera dideteksi, kemudian dicari penyebabnya,
dan ditangani secepatnya agar tidak terjadi kesalahan yang lebih parah
sehingga hasil perawatan bisa sebaik mungkin.
Daftar Pustaka

1. Ardani IGAW, et al. Pengantar Ilmu Ortodonti II. UNAIR. 2018. Pp. 4-6.
2. Muttaqin Z, Khairunnisa S, Wijaya G. Perawatan Ortodontik Menggunakan
Removable Appliance pada Pasien dengan Diastema Centralis: Laporan
Kasus. Prima Journal of Oral and Dental Sciences. 2022; 5(1):53-37
3. Hafizi I, Fadzillah I. Koreksi Edge to Edge Bite Gigi Kaninus dengan Labial
Arch Kombinasi Bayonet Band dan Elastic Rubber Band pada Peranti
Ortodonti Lepasan. Jurnal Ilmu Kedokteran Gigi. 2021; 4(2): 58-63
4. Darwis RS, Endro H, Kartika W. Pengaruh Perawatan Ortodonti dengan
Beberapa Jenis Alat Ortodonti terhadap Perubahan pH dan Volume Saliva.
Medika Kartika: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan. 2018; 1(2): 126-133
5. Alawiyah T. Komplikasi dan Resiko yang Berhubungan dengan Perawatan
Ortodonti. Jurnal Ilmiah Widya. 2017; 4(1): 256-261
6. Feldmann I, Bondemark L. Orthodontic anchorage: A systematic review.
Angle Orthodontist. 2006, 76(3): 493-501
7. Nanda R. Biomechanics and esthetic strategies in clinical orthodontics.
Philadelphia:Elsevier Saunders. 2005: 1-37, 194-210
8. Nahidh M, Al-Azzawi AM, Al-Badri SC. Understanding Anchorage in
Orthodontics. ARC Journal of Dental Science. 2019; 3(4): 6-12
9. Jandial M, Prashar A, Mahajan S. Anchorage in Orthodontics. International
Journal of Health Sciences. 2021; 5(1): 320-328
10. Pawinru AS, Habar EH, Wahyuni. Mistakes In Orthodontic Treatment.
Makassar Dental Journal. 2023; 12(2): 179-185.

Anda mungkin juga menyukai