Anda di halaman 1dari 11

KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA

CULTURE SHOCK
MAHASISWA ASAL
KARAWANG DI
YOGYAKARTA
Dosen Pengampu: Wiwit Adiyanto, S.I.Kom., M.I.Kom
ANGGOTA KELOMPOK
Bakhtiar Rafqi N. 19.96.1095
Raka Adisyahputra 19.96.1097
Tatag Satya 19.96.1106
Anggito Dwi Sentanu 19.96.1116
Amanda Fajar Sidiq 19.96.1129
Zidni Aghnia Husnan 19.96.1132
LATAR BELAKANG
Fenomena merantau banyak kita temui di Indonesia, seperti yang kita ketahui bahwa
tingkat kesejahteraan dan kualitas pendidikan masyarakat di Indonesia tidaklah
sama. Oleh karena itu orang – orang harus merantau meninggalkan daerah asal untuk
mendapatkan kesejahteraan yang lebih baik. Salah satu destinasi tujuan perantau
adalah pulau Jawa, karena menyediakan banyak lowongan pekerjaan, tempat tinggal
yang layak, dan menyediakan banyak perguruan tinggi yang memiliki sarana dan
prasarana serta fasilitas yang mumpuni.

Secara bertahap perantau akan belajar untuk menyesuaikan pola baru yang terdapat
pada budaya pribumi sehingga individu dapat diterima oleh masyarakat sekitar.
Namun seorang perantau tidak selalu berhasil saat proses adaptasi terhadap budaya
baru. Rasa frustasi, stres, rindu akan rumah, kecemasan berlebih, merasa kesepian
dan lain sebagainya itu merupakan akibat dari perbedaan nilai dan norma yang tidak
bisa diterapkan di daerah perantauan.
"MERANTAU ADALAH SEBUAH BENTUK LAIN DARI MIGRASI YAITU
DIMANA SESEORANG YANG DATANG DARI DAERAH LAIN
MENINGGALKAN DAERAH ASAL UNTUK PERGI KE KOTA, WILAYAH,
ATAU BAHKAN NEGARA LAIN ATAS KEMAUANNYA SENDIRI DALAM
WAKTU YANG CUKUP LAMA DENGAN TUJUAN MELANJUTKAN JENJANG
PENDIDIKAN YANG LEBIH TINGGI, MENCARI PENGALAMAN, MENCARI
PEKERJAAN, ATAU MENDAPATKAN KEHIDUPAN YANG LEBIH BAIK."
(NAIM DALAM DEVINTA/HIDAYAH DAN HENDRASTOMO, 2015).

Hampir 20% penduduk di Yogyakarta adalah pelajar/mahasiswa. Kurang lebih ada 137
perguruan tinggi di Yogyakarta. Perguruan tinggi milik pemerintah di Yogyakarta adalah
Universitas Gadjah Mada yang lahir pada masa kemerdekaan. Setelah itu, barulah
bermunculan perguruan tinggi lain di Yogyakarta, baik dari pemerintah maupun swasta.
Kebanyakan perguruan tinggi di Yogyakarta gedungnya bagus, mutunya terjamin, dan
akreditasinya baik. Sehingga, banyak pelajar dari berbagai kota datang ke Yogyakarta untuk
menimba ilmu. Selain itu, biaya hidup di Yogyakarta juga terjangkau dan aman bagi kantung
mahasiswa.
METODE
TEKNIK PENGAMBILAN SAMPLING YANG KITA GUNAKAN IALAH
PUKRPOSIVE SAMPLING, YAITU TEKNIK PENGAMBILAN SAMPLE SUMBER
DATA DENGAN PERTIMBANGAN TERTENTU MISALNYA KARENA ORANG
TERSEBUT PALING MENGERTI TENTANG OBJEK YANG DITELITI ATAU
DIANGGAP SEBAGAI PENGUASA SEHINGGA MEMUDAHKAN KITA DALAM
MEMPEROLEH DATA (SUGIONO, 2012).

Peneliti merujuk pada beberapa kualifikasi untuk penentuan sampel:


Pertama adalah berapa lama orang tersebut sudah menetap di Yogyakarta. Karena kita
membahas dalam konteks mahasiswa perantauan maka kita menentukan semester untuk
mengkerucutkan kualifikasi tersebut. Sehingga yang terpilih adalah mahasiswa perantauan
semester awal (satu sampai tiga) yang sekiranya baru saja mengalami culture shock dan
sedang melalui proses adaptasi, dan mahasiswa semester akhir (enam sampai sembilan)
yang telah melalui culture shock dan berhasil beraptasi dengan masyarakat lingkungan
sekitar.
Kedua adalah gender antara laki – laki dan perempuan dimana keduanya pasti memiliki
hak dan kewajiban berbeda dalam masyarakt sehingga akan menimbulkan reaksi yang
berbeda pula.
PENGUMPULAN DATA
MENURUT (SUGIYONO, 2012) PENGUMPULAN DATA DAPAT
DILAKUKAN DENGAN BERBAGAI SUMBER YAITU SUMBER PRIMER
DAN SEKUNDER.

Sumber primer adalah pengumpulan data yang langsung diberikan kepada pengumpul data sedangkan sumber
premier adalah pengumpulan data yang tidak langsung diberikan kepada pengumpul data misalnya melalui
orang lain atau melalui dokumen – dokumen. Dalam penelitian ini peneliti memilih untuk menggunakan
sumber premier secara langsung dan menggunakan teknik wawancara secara langsung dan mendalam untuk
memperoleh informasi yang dibutuhkan. Nantinya kita akan memberikan beberapa pertanyaan kepada
mahasiswa perantauan asal Karawang di Yogyakarta mengenai culture shock yang terjadi pada mereka.
METODE ANALISIS
M E T O D E A N A L I S I S D ATA YA N G D I G U N A K A N D A L A M
P E N E L I T I A N I N I A D A L A H A N A L I S I S D ATA M E N U R U T
MODEL MILES DAN HIBERMEN.

Analisis ini dilakukan dengan beberapa tahap yaitu :


pertama reduksi data, adalah menggolongkan data yang diperoleh,
kemudian menseleksi data apa yang saja yang benar – benar dibutuhkan
dalam penelitian serta membuang apa yang tidak dibutuhkan.
Kedua penyajian data, adalah menyusun semua data informasi yang telah
terseleksi baik itu berupa hasil wawancara serta dokumentasi dan lain
sebagainya untuk dianalisis dengan teori yang dipaparkan sebelumnya.
Ketiga penarikan kesimpulan, adalah penggambaran secara utuh dari
seluruh data yang diperoleh berdasarkan penggabungan informasi yang
disusun dalam suatu bentuk yang tepat.
TEORI
Te o r i y a n g k i t a g u n a k a n i a l a h B e h a v i o r. D i m e n s i i n i b e r h u b u n g a n d e n g a n
pembelajaran budaya dan pengembangan keterampilan sosial. Individu
mengalami kekeliruan aturan, kebiasaan dan asumsi-asumsi yang mengatur
interaksi interpersonal mencakup komunikasi verbal dan nonverbal yang
bervariasi di seluruh budaya. Mahasiswa asing yang datang dan kurang
memiliki pengetahuan dan keterampilan sosial yang baik di budaya lokal akan
mengalami kesulitan dalam memulai dan mempertahankan hubungan harmonis
d i l i n g k u n g a n y a n g t i d a k f a m i l i a r. P e r i l a k u i n d i v i d u y a n g t i d a k t e p a t s e c a r a
budaya dapat menimbulkan kesalahpahaman dan dapat menyebabkan
pelanggaran. Hal ini juga mungkin dapat membuat kehidupan personal dan
p r o f e s i o n a l k u r a n g e f e k t i f . B i a s a n y a i n d i v i d u a k a n m e n g a l a m i k e s u l i t a n t i d u r,
selalu ingin buang air kecil, mengalami sakit fisik, tidak nafsu makan dan
lainlain. Dengan kata lain, individu yang tidak terampil secara budaya akan
sulit mencapai tujuan. Misalnya, mahasiswa asing yang lebih sering
berinteraksi dengan orang sebangsanya/ senegaranya saja.
FA K TO R C U A C A
Karawang terletak di pulau Jawa Barat dengan iklim panas yang mencapai 30 derajat – 33 derajat
dan jarang sekali turun hujan. Ketika musim hujan daerah Karawang cendrung jarang turun hujan,
hawa ketika musim hujan masih tetap panas
FA K T O R B A H A S A
Perbedaan bahasa antara mahasiswa Karawang dengan Yogyakarta. Penggunaan Bahasa Jawa sering

ANALISIS
dipakai oleh mahasiswa Yogyakarta ketika berkomunikasi dengan teman kelasnya dan mahasiswa
asli Karawang merasa kesulitan dalam memahaminya. Mahasiswa Karawang cendrung sulit berbaur.

DAN FA K TO R K E A M A N A N

HASIL Perbedaan tingkat keamanan di Karawang dengan Yogyakarta. Di karawang tingkat keamaannya perlu
diperhatikan, karena disana krisis masalah keamanan. Contoh di karawang kita selalu menggembok
pagar rumah masing-masing ketika sudah malam. Karena disana tingkat kejahatannya tinggi, berbeda
dengan Yogyakarta, kebanyakan dari pagar masing-masing rumah yang ditemui oleh mahasiswa asal
Karawang tidak di kunci menggunakan gembok. Karena, di Yogyakarta tingkat kejahatannya kecil. Di
Karawang sendiri ketika seseorang menaiki kendaraan umum kita perlu menjaga barang-barang
bergarga yang kita miliki. Karena di beberapa angkutan umum selalu ada beberapa kejahatan yang
terjadi, seperti pencopetan, hipnotis dan begal.
Culture Shock pada mahasiswa asal Karawang di
Yogyakarta, secara bertahap perantau akan belajar untuk
menyesuaikan pola-pola baru yang terdapat dalam budaya
pribumi sehingga individu tersebut bisa diterima oleh
KESIMPULA masyarakat sekitar. Analisis ini dilakukan dengan

N
beberapa tahap, salah satunya reduksi data, adalah
menggolongkan data yang diperoleh, kemudian
menseleksi data apa yang saja yang benar – benar
dibutuhkan dalam penelitian serta membuang apa yang
tidak dibutuhkan Peneliti merujuk pada beberapa
kualifikasi untuk penentuan sampel. Pertama adalah
berapa lama orang tersebut sudah menetap di Yogyakarta.
AKHIR KATA

TERIMA
KASIH!

Anda mungkin juga menyukai