Anda di halaman 1dari 15

SUPERVISI DAN

MONITORING BIDAN
SUPERVISI

 Supervisi merupakan terjemahan dari supervision yang berasal dari dua


suku kata “super” (lebih) dan “vision” (pandangan)

 Supervisi adalah instrumen manajemen yang digunakan oleh petugas


yang lebih tau (bidan koordinator) untuk memastikan bahwa petugas
dibawahnya (bidan desa) melakukan pelayanan sesuai standar yang
ditetapkan
PERBEDAAN SUPERVISI, MONITORING DAB
EVALUASI
 Supervisi mempunyai perhatian terhadap pemenuhan standar masukan
(input) dan proses

 Monitoring lebih berfokus pada penilaian terhadap standar hasil


langsung (output) atau hasil antara

 Evaluasi berfokus pada hasil akhir (outcome) dan dampak (impact)


PRINSIP SUPERVISI
SUPERVISI TRADISIONAL

 Kegiatan supervisi telah dilakukan sejak lama dalam manajemen


pelayanan kesehatan. Namun, kegiatan supervisi yang berlangsung
selama ini ternyata mempunyai beberapa kelemahan:
 Hasil pengamatan dangkal
 Sering menghakimi
 Terfokus pada individu, bukan pada proses
 Melihat apa yang sudah terjadi, bukan pada perbaikan mendatang
 Tidak berkesinambungan
SUPERVISI FASILITATIF

 Adalah suatu proses pengarahan, bantuan, dan pelatihan yang


mendorong peningkatan kinerja dalam pelayanan yang bermutu
 Penyeliaan fasilitatif dilakukan secara terarah. Hal ini berarti kegiatan
penyeliaan membutuhkan alat bantu berupa daftar tilik penyeliaan
sehingga proses penyeliaan dapat dilakukan secara terurut dan
sistematis
 Daftar tilik adalah kumpulan syarat esensial yang diterima/disepakati
untuk mengatur tingkat kepatuhan terhadap standar (harapan) tertentu
 Daftar tilik tidak ditujukan untuk memastikan bahwa seluruh prosedur
standar dipenuhi, namun pada syarat esensial dari prosedur tersebut.
Dengan demikian, daftar tilik berisi syarat terpenting atau penanda
(marker) dari standar tertentu (terutama standar input dan proses)

 Perubahan tingkat mutu pelayanan dapat dirasakan dan diukur dengan


baik. Penetapan dan pembandingan tingkat kinerja individu dan fasilitas
dapat dilakukan dengan sederhana.
KUALIFIKASI TIM SUPERVISI FASILITATIF

 Kepala Puskesmas, Bidan Koordinator, Pengelola Program KIA dan unit


yang bertugas di Puskesmas
 Koordinator program KIA di kabupaten/kota dan yang masih bekerja di
dinas kesehatan kabupaten/kota. Dinas kesehatan kabupaten,kota
yang tidak mempunyai bidan maka dapat ditunjuk salah satu bidan
puskesmas atau melibatkan organisasi profesi (IBI)/ bidan yang
bertugas di RSUD, Selain itu juga unit terkait seperti bagian imunisasi
 Mampu dan terampil dalam pelaksanaan klinisi profesi bidan dan
manajemen program KIA (perencanaan, pemantauan, evaluasi)
 Dapat bekerja dalam tim
TUGAS TIM SUPERVISI FASILITATIF
 Tugas tim supervisi fasilitatif mencakup pembinaan aspek klinis medis
dan aspek manajerial program KIA terhadap fasilitas kesehatan dan
bidan diwilayah kerjanya

 Tugas-tugas
 Menjalin komunikasi dan koordinasi kerja dengan fasilitas kesehatan dan
bidan di wilayah kerjanya yaitu bidan di polindes, poskesdes, bidan di
puskesmas, bidan praktek swasta, dan bidan yang bekerja di Rumah Bersalin
maupun sesama lintas program dan lintas sektor
 Merencanakan dan melaksanakan penyeliaan fasilitatif di polindes,
poskesdes, puskesmas, bidan praktek swasta, maupun bidan yang bekerja di
rumah bersalin
 Menilai tingkat kepatuhan terhadap standar pelayanan KIA di polindes,
poskesdes, dan di puskesmas serta melakukan supervisi tingkat kepatuhan
yang disupervisi
TUGAS TIM SUPERVISI FASILITATIF

 Mengidentifikasi komponen yang tidak memenuhi standar dan secara bersama-


sama mencari solusi pemecahan masalahnya
 Membuat rencana tindak lanjut bersama-sama
 Melaksanakan dan memantau upaya perbaikan mutu yang dilakukan
 Membuat pencatatan dan pelaporan hasil penyeliaan
 Memberikan masukan untuk perencanaan baik di tingkat puskesmas maupun
di tingkat kabupaten sebagai bagian penguatan sistem penyeliaan
 Mengusulkan penghargaan bagi tenaga kesehatan berprestasi, peningkatan
kompetensi dan pengembangan karir
PERAN TIM PENYELIAAN FASILITATIF

 Membimbing pengetahuan, keterampilan klinis profesi dan sikap bidan


 Membina bidan dan tenaga kesehatan terkait dengan pengelolaan
program KIA
 Melakukan pemantauan dan evaluasi program KIA termasuk penilaian
terhadap prasarana dan logistik (fasilitas pendukung), kinerja klinis dan
kinerja manjerial fasilitas kesehatan dan bidan di wilayah kerjanya
 Membantu mengidentifikasi masalah, mencari dan mentapkan solusi
serta melaksanakan tindakan yang mengarah peningkatan mutu
pelayanan KIA
PERAN TIM PENYELIAAN FASILITATIF

 Memberi dorongan motivasi dan membangun kerjasama tim serta


memberikan bimbingan teknis di tempat kerja kepada fasilitas
kesehatan dan bidan di wilayah kerjanya
 Melakukan kerjasama tim lintas program dan lintas sektor baik secara
horizontal (pada tingkat puskesmas) dan vertikal (pada tingkat
kabupaten)
 Mengusulkan pemberian penghargaan bagi fasilitas kesehatandan
bidan berprestasi, kesempatan untuk peningkatan pendidikan dan
pengembangan karir.
BIDAN KOORDINATOR SEBAGAI PENYELIA
FASILITATIF
 Tugas dan fungsi bidan koordinator sangat terkait dengan fungsi
supervisi, dibanding dengan fungsi pemantauan dan evaluasi yang lebih
banyak merupakan tugas dan fungsi jabatan diatasnya (kepala
Puskesmas dan Dinas Kesehatan Kabupaten)
 Bidan koordinator berperan sebagai penyelia terhadap bidan di wilayah
kerjanya terutama terhadap bidan di desa
 Supervisi yang baik adalah supervisi yang dijalankan secara efektif dan
bersifat fasilitatif, tidak mangagetkan dan mencari-cari kesalahan
 Supervisi fasilitatif menuntut bidan koordinator mempunyai
keterampilan dalam komunikasi, membantu memecahkan masalah,
membangun kerjasama tim serta membimbing dan mengarahkan bidan
yang diselianya ke arah praktek terbaik dan memenuhi standar
SUMBER DATA PENYELIAAN

 Sumber data yang digunakan dalam kegiatan penyeliaan terutama


komponen dari daftar tilik. Namun berbagai instrumen pemantauan dan
evaluasi internal dapat digunakan untuk peningkatan kualitas program
seperti:
 PWS-KIA (Perencanaan Wilayah Setempat – Kesehatan Ibu dan Anak)
 Buku register kohort ibu, bayi dan balita
 Pencatatan asuhan kebidanan pada:
 Kartu/ status ibu (hamil, persalinan, nifas, bayi baru lahir)
 Kartu/ status pemeriksaan kesehatan bayi
 Kartu/ status pelayanan KB
 Buku KIA
 KMS (Kartu Menuju Sehat)
TERIMAKASIH


Anda mungkin juga menyukai