(Transfer Pricing)
KELOMPOK 11 KELAS 1K24A
IRFAN MARGHUBI (2011070564)
MEILIANA EKA INAYATI (2011070320)
NAUVAL ABDAN (2011070617)
RISMAYANTI (2011070424)
Definisi Harga Transfer/
Transfer Pricing
1.Prinsip Dasar
Prinsip dasarnya adalah bahwa harga transfer sebaiknya serupa
dengan harga yang akan dikenakan seandainya produk tersebut
dijual ke konsumen luar atau dibeli dari pemasik luar. Ketika suatu
pusat laba di suatu perusahaan membeli produk dan menjual ke
perusahaan lain, maka dua keputusan yang harus diambil untuk
setiap produk adalah:
►Keputusan sourcing
►Keputusan harga transfer
2. Situasi Ideal
Harga pasar berdasarkan harga pasar akan
menghasilkan keselarasan cita-cita jika kondisi-
kondisi dibawah ini ada :
►Orang-orang yang Kompeten
►Atmosfer yang Baik
►Harga Pasar
►Kebebasan Memperoleh Sumber Daya
►Informasi Penuh
►Negosiasi
3.Hambatan-Hambatan Dalam Perolehan Sumber Daya
►Pasar yang Terbatas
►Kelebihan atau Kekurangan Kapasitas Industri
Seandainya pusat laba penjualan tidak dapat menjual seluruh
produk ke pasar bebas dengan kata laian, ia memiliki kapasitas
yang berlebih.
Cost Based Transfer Pricing
1. Variabel Cost
Memasukan biaya-biaya yang bersifat variabel. contoh: biaya produksi
marginal, biaya overhead variabel, biaya penjualan, biaya administrasi
2. Full Cost
Memasukan biaya overhead tetap
3. Cost Plus Mark up
Full Cost ditambah dengan markup/selisih laba
Upstream Fixed Cost and Profits
► Transaksi Afiliasi
► Penjualan aset berwujud dan tidak berwujud
► Pemanfaatan aset tidak berwujud
► Transaksi jasa
► Transaksi biaya pinjaman
► Tarif Pajak
► Kepemilikan Asing
Skema Transfer Pricing
● Mark Up
● Penghindaraan
● Mark Down
Analisis
►PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia tercatat mengekspor 17.181 unit Fortuner ke Singapura. Dari pemeriksaan atas laporan
keuangan Toyota, petugas pajak menemukan bahwa harga pokok penjualan atau cost of goods sold (COGS) Fortuner itu adalah Rp 161
juta per unit. Anehnya, dokumen internal Toyota menunjukkan bahwa semua Fortuner itu dijual 3,49% lebih murah dibandingkan nilai
tersebut. Dengan demikian, Toyota Indonesia menanggung kerugian dari penjualan mobil-mobil itu ke Singapura.
►Petugas pajak juga mendapatkan temuan pemeriksaan yang sama pada penjualan mobil Innova diesel dan Innova bensin. PT Toyota
Motor Manufacturing Indonesia menjual Innova diesel dan Innova bensin kepada Toyota Motor Asia Pacific Pte., Ltd masing-masing
dengan harga 1,73% dan 5,14% lebih murah dari biaya produksinya per unit. Sementara itu, pada ekspor Rush dan Terios, PT Toyota
Motor Manufacturing Indonesia hanya memperoleh keuntungan yang tipis, yaitu hanya 1,15% dan 2,69% dari biaya produksinya per
unit.
►Temuan petugas pajak atas penjualan ekspor PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia menjadi semakin menarik apabila disandingkan
dengan penjualan domestiknya. Toyota Indonesia menjual produk-produk serupa kepada pembeli lokal di Indonesia dengan harga yang
berbeda. Ketika dijual di dalam negeri, mobil-mobil tersebut dijual dengan gross margin sebesar 3,43% sampai dengan 7,67%.
Analisis
Analisis
item Indonesia Singapura Data Pembanding Perusahaan Otomotif
(Penjualan Domestik) (Ekspor ke Singapura) Lainnya
COGS (HPP) Fortuner RP 161 JUTA RP 155,38 JUTA Berarti membeli dengan HPP lebih rendah 3,49%. Sehingga
Profit akan menjadi lebih besar dan karena Singapura tarif
pajak lebih rendah dari Indonesia, maka didapatkan
penghematan pajak.
Gross Profit Margin (GPM) 3,43 % - 7,67% lebih rendah 1,73% Berarti membeli dengan HPP lebih rendah 1,73%. Sehingga
innova diesel Profit akan menjadi lebih besar dan karena Singapura tarif
pajak lebih rendah dari Indonesia, maka didapatkan
penghematan pajak.
Gross Profit Margin (GPM) 3,43 % - 7,67% lebih rendah 5,14%% Berarti membeli dengan HPP lebih rendah 5,14%. Sehingga
innova bensin Profit akan menjadi lebih besar dan karena Singapura tarif
pajak lebih rendah dari Indonesia, maka didapatkan
penghematan pajak.
Gross Profit Margin (GPM) 3,43 % - 7,67% lebih tinggi 1,15% hanya ambil keuntungan tipis
rush
Gross Profit Margin (GPM) 3,43 % - 7,67% lebih tinggi 2,69% hanya ambil keuntungan tipis
terios
Tarif Pajak Sebelum 2009 : TARIF 15% Bervariasi, umumnya yang lebih rendah
PROGRESIF YAITU 10%,15%,
30%,
Kendala
►MENERAPKAN FMV (FAIR MARKET VALUE) atau Harga Pasar Wajar dalam penentuan
harga transfer barang/jasa atas transaksi internal
►MENGIKUTI KETENTUAN REGULASI otoritas pajak terkait seperti APA (Advance Pricing
Agreement) yaitu PMK No.22/PMK.03/2020 tentang Tata Cara Pelaksanaan
Kesepakatan Harga Transfer