Anda di halaman 1dari 30

Penetapan Harga Transfer

(Transfer Pricing)
KELOMPOK 11 KELAS 1K24A
IRFAN MARGHUBI (2011070564)
MEILIANA EKA INAYATI (2011070320)
NAUVAL ABDAN (2011070617)
RISMAYANTI (2011070424)
Definisi Harga Transfer/
Transfer Pricing

Transfer pricing “is actually about pricing in general, modified slightly to


take into account factors that are unique to internal transactions.”(Vijay
Govindarajan, 2007: 242)
(Penetapan harga secara umum yang sedikit dimodifikasi dengan
mempertimbangkan faktor-faktor unik untuk transaksi yang sifatnya
internal)

Pada intinya transfer pricing merupakan kebijakan penentuan harga untuk


penjualan barang/ jasa yang terjadi dalam internal satu perusahaan atau satu
kelompok perusahaan.
Tujuan Transfer Pricing

1. Memberi informasi yang relevan pada masing-masing unit usaha untuk


menentukan imbal balik yang optimum antara biaya dan pendapatan
perusahaan.
2. Menghasilkan keputusan yang selaras dengan cita-cita/ bertujuan sama.
3. Membantu pengukuran kinerja ekonomi dari tiap unit usaha.
4. Sistem harus mudah dimengerti dan dikelola.
Metode Transfer Pricing

1.Prinsip Dasar
Prinsip dasarnya adalah bahwa harga transfer sebaiknya serupa
dengan harga yang akan dikenakan seandainya produk tersebut
dijual ke konsumen luar atau dibeli dari pemasik luar. Ketika suatu
pusat laba di suatu perusahaan membeli produk dan menjual ke
perusahaan lain, maka dua keputusan yang harus diambil untuk
setiap produk adalah:
►Keputusan sourcing
►Keputusan harga transfer
2. Situasi Ideal
Harga pasar berdasarkan harga pasar akan
menghasilkan keselarasan cita-cita jika kondisi-
kondisi dibawah ini ada :
►Orang-orang yang Kompeten
►Atmosfer yang Baik
►Harga Pasar
►Kebebasan Memperoleh Sumber Daya
►Informasi Penuh
►Negosiasi
3.Hambatan-Hambatan Dalam Perolehan Sumber Daya
►Pasar yang Terbatas
►Kelebihan atau Kekurangan Kapasitas Industri
Seandainya pusat laba penjualan tidak dapat menjual seluruh
produk ke pasar bebas dengan kata laian, ia memiliki kapasitas
yang berlebih.
Cost Based Transfer Pricing

1. Variabel Cost
Memasukan biaya-biaya yang bersifat variabel. contoh: biaya produksi
marginal, biaya overhead variabel, biaya penjualan, biaya administrasi
2. Full Cost
Memasukan biaya overhead tetap
3. Cost Plus Mark up
Full Cost ditambah dengan markup/selisih laba
Upstream Fixed Cost and Profits

►Persetujuan Antar Unit Usaha


Negosiasi antar unit usaha/Profit Center untuk memutuskan harga jual dan keuntungan
yang akan diambil
►Dua Langkah Penentuan Harga
1. setiap unit yang terjual, dikenakan biaya yang sama dengan biaya produksi variabel
standar.
2. analisis periodic cost (fixed cost)
►Pembagian Laba
1. Produk dipindahkan ke unit pemasaran dengan biaya variabel standar
2. Setelah produk terjual, unit bisnis berbagi kontribusi yang diperoleh, yaitu penjualan
harga dikurangi biaya produksi dan pemasaran variabel.
►Dua Kelompok Harga
pendapatan unit manufaktur dikreditkan pada harga jual luar dan unit pembelian
dibebankan biaya standar total. Selisihnya dibebankan ke rekening kantor pusat dan
dieliminasi ketika laporan unit bisnis dikonsolidasikan
Batasan Transfer Price

Floor Price (transfer price minimal)


yang menetapkan harga minimal adalah divisi penjual
Ceiling Price (transfer price minimal)
yang menetapkan harga maksimal adalah divisi pembeli

Apabila harga yang ditetapkan berada pada batas yang ditentukan


oleh manajemen puncak, maka transfer pricing akan terjadi
Skema Transfer Pricing untuk
Pengalihan Laba

► Transfer Pricing : penetapan harga terkait transaksi afiliasi


oleh suatu perusahaan, harus memenuhi prinsip kewajaran dan
kelaziman (arm’s length principle)
► Analisis Kesebandingan :
► Ketentuan kontrak transaksi;
► Fungsi, aset, dan risiko;
► Karakteristik barang;
► Keadaan ekonomi; &
► Strategi bisnis.
Faktor Risiko Transfer Pricing

► Transaksi Afiliasi
► Penjualan aset berwujud dan tidak berwujud
► Pemanfaatan aset tidak berwujud
► Transaksi jasa
► Transaksi biaya pinjaman
► Tarif Pajak
► Kepemilikan Asing
Skema Transfer Pricing

► Transfer Pricing dengan Transaksi Afiliasi Berupa


Penjualan/Pembelian
Transfer Pricing dengan Transaksi Afiliasi Berupa Aset Tidak Berwujud
Transfer Pricing Berupa Pinjaman Afiliasi
Transfer Pricing dengan Transaksi Afiliasi Berupa Jasa
Penanganan Risiko Transfer
Pricing

► Pasal 18 ayat (3) UU (2008) Direktur Jenderal Pajak memiliki


wewenang dalam penentuan kembali nilai penghasilan dan biaya
dalam penghitungan kewajiban pajak penghasilannya bagi wajib
pajak yang memiliki transaksi afiliasi dalam transfer pricing.
► Direktorat Jenderal Pajak (DJP) juga memiliki kewenangan untuk
mengakses informasi baik berasal dari dalam negeri maupun
pertukaran data antar negara (PP 2012).
► Indonesia telah menerbitkan Undang-Undang nomor 9 tahun 2017
untuk meningkatkan transparansi keuangan perusahaan dalam dan
luar negeri.
► Pertukaran informasi juga dapat dilakukan melalui instrumen bilateral
dengan dasar hukum Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda (P3B).
Kondisi Perusahaan Dalam Penerapan
Metode Harga Transfer

Dampak Harga Transfer Bagi Laba Perusahaan

1. Manager divisi berhak


untuk mengatur
harga transfer
semaksimal mungkin.
Analisis Harga Transfer

● Memprroduksi botol plastik ● Memproduksi air mineral


● Menjual ke pasar dan ke divisi ● Membeli botol platik dari pasar
pembeli atau divisi penjual
● Pendapatan ● Biaya
● Meningkatkan laba bersih ● Menurunkan laba bersih
● Meningkatkan ROI ● Menurunkan ROI
Lanjutan

2. Menghemat Pajak Penghasilan Perusahaan.


● Pendapatan yang tinggi atau biaya yang lebih
rendah akan dibebankan ke divisi yang
negaranya memiliki tarif pajak rendah
● biaya yang lebih tinggi atau pendapatan yang
lebih rendah akan dibebankan pada negara yang
memiliki tarif pajak lebih tinggi.
Contoh Ilustrasi

Aktivitas Dampak Pajak

Anak perusahaan PT X di Belgia Tarif pajak di Belgia 42%


menghasilkan produk dengan harga Laba = Rp1.000.000 - Rp1.000.000 =
pokok Rp1.000.000 per unit. Rp0
Produk ini ditransfer ke Spanyol Pajak yang dibayarkan = Rp0.
dengan harga transfer Rp1.000.000

Anak perusahaan PT X di Spanyol Tarif pajak di Spayol 0%


mentransfer produknya ke anak Laba = Rp2.000.000 - Rp1.000.000 =
perusahaan di America dengan harga Rp1.000.000
transfer Rp2.000.000 Pajak yang dibayarkan = Rp0.

Anak perusahaan di America menjual Tarif pajak di America 35%


produknya ke pasar dengan harga Laba = Rp2.000.000 - Rp2.000.000 =
pasar jual Rp2.000.000 Rp0
Pajak yang dibayarkan = Rp0.
Manfaat dan Kerugian Transfer
Pricing Pada Perusahaan
Multinasional

● Pengoptimalan atas penghasilan global setelah


dipotong pajak
● Evaluasi kinerja cabang perusahaan mancanegara
● Mengurangi risiko keuangan
● Mengatur arus kas pada cabang perusahaan
● Mengurangi beban tanggungan pajak dan bea masuk
● Mengupayakan keamanan posisi kompetitif
Manfaat dan Kerugian Transfer
Pricing Pada Perusahaan
Multinasional

Perusahaan Melakukan Abuse of Transfer


Pricing

● Mark Up
● Penghindaraan
● Mark Down
Analisis

►PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia tercatat mengekspor 17.181 unit Fortuner ke Singapura. Dari pemeriksaan atas laporan

keuangan Toyota, petugas pajak menemukan bahwa harga pokok penjualan atau cost of goods sold (COGS) Fortuner itu adalah Rp 161
juta per unit. Anehnya, dokumen internal Toyota menunjukkan bahwa semua Fortuner itu dijual 3,49% lebih murah dibandingkan nilai
tersebut. Dengan demikian, Toyota Indonesia menanggung kerugian dari penjualan mobil-mobil itu ke Singapura.

►Petugas pajak juga mendapatkan temuan pemeriksaan yang sama pada penjualan mobil Innova diesel dan Innova bensin. PT Toyota

Motor Manufacturing Indonesia menjual Innova diesel dan Innova bensin kepada Toyota Motor Asia Pacific Pte., Ltd masing-masing
dengan harga 1,73% dan 5,14% lebih murah dari biaya produksinya per unit. Sementara itu, pada ekspor Rush dan Terios, PT Toyota
Motor Manufacturing Indonesia hanya memperoleh keuntungan yang tipis, yaitu hanya 1,15% dan 2,69% dari biaya produksinya per
unit.

►Temuan petugas pajak atas penjualan ekspor PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia menjadi semakin menarik apabila disandingkan

dengan penjualan domestiknya. Toyota Indonesia menjual produk-produk serupa kepada pembeli lokal di Indonesia dengan harga yang
berbeda. Ketika dijual di dalam negeri, mobil-mobil tersebut dijual dengan gross margin sebesar 3,43% sampai dengan 7,67%.
Analisis
Analisis
item Indonesia Singapura Data Pembanding Perusahaan Otomotif
(Penjualan Domestik) (Ekspor ke Singapura) Lainnya

Gross Profit Margin (GPM) 3,43 % - 7,67% 3,49% 3,22% - 13,58%

COGS (HPP) Fortuner RP 161 JUTA RP 155,38 JUTA Berarti membeli dengan HPP lebih rendah 3,49%. Sehingga
Profit akan menjadi lebih besar dan karena Singapura tarif
pajak lebih rendah dari Indonesia, maka didapatkan
penghematan pajak.

Gross Profit Margin (GPM) 3,43 % - 7,67% lebih rendah 1,73% Berarti membeli dengan HPP lebih rendah 1,73%. Sehingga
innova diesel Profit akan menjadi lebih besar dan karena Singapura tarif
pajak lebih rendah dari Indonesia, maka didapatkan
penghematan pajak.

Gross Profit Margin (GPM) 3,43 % - 7,67% lebih rendah 5,14%% Berarti membeli dengan HPP lebih rendah 5,14%. Sehingga
innova bensin Profit akan menjadi lebih besar dan karena Singapura tarif
pajak lebih rendah dari Indonesia, maka didapatkan
penghematan pajak.

Gross Profit Margin (GPM) 3,43 % - 7,67% lebih tinggi 1,15% hanya ambil keuntungan tipis
rush

Gross Profit Margin (GPM) 3,43 % - 7,67% lebih tinggi 2,69% hanya ambil keuntungan tipis
terios

Tarif Pajak Sebelum 2009 : TARIF 15% Bervariasi, umumnya yang lebih rendah
PROGRESIF YAITU 10%,15%,
30%,
Kendala

►Mendapatkan data pembanding Harga Pasar Wajar atas


harga barang/ jasa yang sesuai ALP (Arms Lengh Principle)
atau Kewajaran Harga dan Kelaziman Usaha

►Bila tidak mendapat data pembanding yang tepat, maka ada


risiko dispute dengan otoritas pajak di negara tersebut.
Solusi

►MENERAPKAN FMV (FAIR MARKET VALUE) atau Harga Pasar Wajar dalam penentuan
harga transfer barang/jasa atas transaksi internal

►MENGIKUTI KETENTUAN REGULASI otoritas pajak terkait seperti APA (Advance Pricing
Agreement) yaitu PMK No.22/PMK.03/2020 tentang Tata Cara Pelaksanaan
Kesepakatan Harga Transfer

►MENDOKUMENTASIKAN dokumen pendukung dalam menerapkan harga transfer


barang/ jasa atas transaksi internal
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai