Anda di halaman 1dari 11

Bab 4

Teks Cerita Pendek

Firliana Marita, S.Pd


Pengertian
 Cerita pendek merupakan salah satu karya sastra yang
memusatkan diri pada satu tokoh dalam satu situasi.
 Dalam cerita pendek, kita akan banyak menemukan berbagai
karakter tokoh, baik protagonis maupun antagonis. Keduanya
merupakan cerminan nyata dari kehidupan di dunia.
 Nilai-nilai kehidupan, yaitu perbuatan baik yang harus kita
tiru dan perbuatan buruk yang harus kita jauhi.
Ciri-ciri cerita pendek
 Penggunaan alur tunggal
 Penggambaran latar secara terbatas
 Menguraikan satu masalah saja
 Tokoh sebagi pusat perhatian
 Penggunaan kata dan kalimat yang sederhana
 Terdapat pesan dan kesan yang menarik
Nilai-nilai kehidupan dalam
cerpen
 Nilai Keagamaan (berhubungan dengan ajaran agama)
Contoh:
Saat azan, kamu tidak melakukan apa-apa, tetap mematung menatap cermin.
Kamu terkadang mengencangkan suara radio saat aku sedang bersujud dengan
khusyuk. Namun, tidak apa-apalah. Untuk menjadi orang yang baik memang
perlu waktu dan pendampingan. Alhamdulillah, kamu sekarang sudah
mengikutiku dengan rutin salat lima kali sehari.

 Nilai sosial (berhubungan dengan kehidupan sosial)


Contoh:
Begitu ia turun dari tempatnya, aku ikut menghambur untuk menyalaminya,
mengucapkan selamat atas kesuksesannya sebagai pembicara, atau bangga
karena ia telah berhasil mengubah nasib dan status sosialnya.
 Nilai Moral (berhubungan dengan budi pekerti baik dan buruk)
Contoh:
Bapak, aku tidak ingin berlama-lama di sini. Sampai kapan pun tetap ada dalam ingatanku
bagaiman cara Bapak mengajariku hidup di tengah tekanan sosial harta lingkungan. “Le,
kamu harus tetap menatap masa depan karena masa depanmu ada di genggamanmu sendiri.”

 Nilai Pendidikan (nilai keteladanan yang baik)


Contoh:
Aku mulai menyadari bahwa rasa takutku pada rumuslah yang akan menghancurkan semua
cita-citaku. Padahal, kita tidak akan bisa hidup tanpa menghitung dan yang paling aku ingat
adalah matematika itu termasuk pelajaran yang di-UN-kan. Aku mulai berpikir dan
introspeksi diri. Keegoisanku dan kemalasanku berusaha telah memengaruhiku untuk tidak
menyukai rumus.

 Nilai Budaya (nilai yang dihayati di lingkungan masyarakat)


Contoh:
Dengan segera, aku turun dari sepeda begitu sampai di depan rumah beliau. Bukannya takut,
tapi aku memang diajari untuk selalu hormat kepada siapa pun yang ada di depan, apalagi
jika beliau lebih tua.
Unsur Pembangun Cerita Pendek
Unsur Intrinsik
 Tema (ide pokok cerita)
 Amanat (pesan yang disampaikan pengarang)
 Penokohan (cara pengarang menggambarkan dan
mengembangkan karakter tokoh dalam cerita.
 Alur (pola pengembangan cerita)
 Latar (tempat, waktu, dan suasana)
 Gaya bahasa (penggunaan bahasa)
Struktur Cerita Pendek
 Pengenalan Situasi (pengarang memperkenalkan para tokoh,
menata adegan, dan hubungan antartokoh)
 Pengungkapan Peristiwa (disajikan peristiwa awal yang
menimbulkan berbagai masalah, pertentangan, atau kesukaran
bagi para tokoh)
 Menuju Konflik (terjadi peningkatan perhatian kegembiraan,
kehebohan, ataupun keterlibatan berbagai situasi yang
menyebabkan bertambahnya kesukaran tokoh)
 Puncak Konflik/Klimaks (ditentukannya perubahan nasib
tokohnya, misalnya: apakah tokoh berhasil menyelesaikan
masalahnya atau gagal)
 Penyelesaian/Akhir cerita
Sudut Pandang dalam Teks Cerita
Pendek
Cerpen tergolong dalam jenis teks fiksi naratif. Jadi,
ada pihak yang berperan tukang cerita (pengarang).
Terdapat kemungkinan posisi pengarang di dalam
menyampaikan ceritanya, yakni:
 Berperan langsung sebagai orang pertama,
sebagai tokoh yang terlibat dalam cerita yang
bersangkutan (menggunakan kata aku, saya, kami)
 Berperan sebagai orang ketiga, berperan sebagai
pengamat. Pengarang menggunakan kata dia untuk
tokoh-tokohnya.
Kaidah Kebahasaan Teks Cerita Pendek
 Menggunakan kalimat bermakna lampau,
ditandai fungsi keterangan yang bermakna
kelampauan, seperti: ketika itu, beberapa tahuin
yang lalu, telah terjadi.
 Menggunakan kata yang menyatakan urutan
waktu (konjungsi kronologis), contoh: sejak saat
itu, setelah itu, mula-mula, kemudian.
 Menggunkan kata kerja yang menggambarkan
peristiwa yang terjadi, seperti: menyuruh,
membersihkan, menawari, melompat, menghindar.
 Menggunakan kata kerja menunjukkan kalimat tak langsung sebagai cara
menceritakan tuturan seseorang tokoh oleh pengarang. Contoh: mengatakan bahwa,
menceritakan tentang, mengungkapkan, menanyakan, menyatakan, menuturkan.
 Menggunakan kata kerja menyatakan sesuatu yang dipikirkan atau dirasakan
oleh tokoh. Contoh: merasakan, menginginkan, mengharapkan, mendambakan,
mengalami.
 Menggunakan banyak dialog. Menggunakan tanda petik ganda (“...”).
Contoh: Alam berkata, “Jangan diam saja, segera temui orang itu!”
 Menggunakan kata-kata sifat (descriptive langauge) untuk menggambarkan tokoh,
tempat, atau suasana.
Contoh:
Segala sesuatu tampak berada dalam kendali sekarang: Bahkan, kamarnya sekarang
sangat rapi dan bersih. Segalanya tampak tepat berada di tempatnya sekarang, teratur
rapi dan tertata dengan baik. Ia adalah juru masak terbaik yang pernah dilihatnya, ahli
dalam membuat ragam makanan tTmur dan Barat ‘yang sangat sedap’. Ayahnya telah
menjadi pencandu beratnya.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai