Pengertian Cerita pendek merupakan salah satu karya sastra yang memusatkan diri pada satu tokoh dalam satu situasi. Dalam cerita pendek, kita akan banyak menemukan berbagai karakter tokoh, baik protagonis maupun antagonis. Keduanya merupakan cerminan nyata dari kehidupan di dunia. Nilai-nilai kehidupan, yaitu perbuatan baik yang harus kita tiru dan perbuatan buruk yang harus kita jauhi. Ciri-ciri cerita pendek Penggunaan alur tunggal Penggambaran latar secara terbatas Menguraikan satu masalah saja Tokoh sebagi pusat perhatian Penggunaan kata dan kalimat yang sederhana Terdapat pesan dan kesan yang menarik Nilai-nilai kehidupan dalam cerpen Nilai Keagamaan (berhubungan dengan ajaran agama) Contoh: Saat azan, kamu tidak melakukan apa-apa, tetap mematung menatap cermin. Kamu terkadang mengencangkan suara radio saat aku sedang bersujud dengan khusyuk. Namun, tidak apa-apalah. Untuk menjadi orang yang baik memang perlu waktu dan pendampingan. Alhamdulillah, kamu sekarang sudah mengikutiku dengan rutin salat lima kali sehari.
Nilai sosial (berhubungan dengan kehidupan sosial)
Contoh: Begitu ia turun dari tempatnya, aku ikut menghambur untuk menyalaminya, mengucapkan selamat atas kesuksesannya sebagai pembicara, atau bangga karena ia telah berhasil mengubah nasib dan status sosialnya. Nilai Moral (berhubungan dengan budi pekerti baik dan buruk) Contoh: Bapak, aku tidak ingin berlama-lama di sini. Sampai kapan pun tetap ada dalam ingatanku bagaiman cara Bapak mengajariku hidup di tengah tekanan sosial harta lingkungan. “Le, kamu harus tetap menatap masa depan karena masa depanmu ada di genggamanmu sendiri.”
Nilai Pendidikan (nilai keteladanan yang baik)
Contoh: Aku mulai menyadari bahwa rasa takutku pada rumuslah yang akan menghancurkan semua cita-citaku. Padahal, kita tidak akan bisa hidup tanpa menghitung dan yang paling aku ingat adalah matematika itu termasuk pelajaran yang di-UN-kan. Aku mulai berpikir dan introspeksi diri. Keegoisanku dan kemalasanku berusaha telah memengaruhiku untuk tidak menyukai rumus.
Nilai Budaya (nilai yang dihayati di lingkungan masyarakat)
Contoh: Dengan segera, aku turun dari sepeda begitu sampai di depan rumah beliau. Bukannya takut, tapi aku memang diajari untuk selalu hormat kepada siapa pun yang ada di depan, apalagi jika beliau lebih tua. Unsur Pembangun Cerita Pendek Unsur Intrinsik Tema (ide pokok cerita) Amanat (pesan yang disampaikan pengarang) Penokohan (cara pengarang menggambarkan dan mengembangkan karakter tokoh dalam cerita. Alur (pola pengembangan cerita) Latar (tempat, waktu, dan suasana) Gaya bahasa (penggunaan bahasa) Struktur Cerita Pendek Pengenalan Situasi (pengarang memperkenalkan para tokoh, menata adegan, dan hubungan antartokoh) Pengungkapan Peristiwa (disajikan peristiwa awal yang menimbulkan berbagai masalah, pertentangan, atau kesukaran bagi para tokoh) Menuju Konflik (terjadi peningkatan perhatian kegembiraan, kehebohan, ataupun keterlibatan berbagai situasi yang menyebabkan bertambahnya kesukaran tokoh) Puncak Konflik/Klimaks (ditentukannya perubahan nasib tokohnya, misalnya: apakah tokoh berhasil menyelesaikan masalahnya atau gagal) Penyelesaian/Akhir cerita Sudut Pandang dalam Teks Cerita Pendek Cerpen tergolong dalam jenis teks fiksi naratif. Jadi, ada pihak yang berperan tukang cerita (pengarang). Terdapat kemungkinan posisi pengarang di dalam menyampaikan ceritanya, yakni: Berperan langsung sebagai orang pertama, sebagai tokoh yang terlibat dalam cerita yang bersangkutan (menggunakan kata aku, saya, kami) Berperan sebagai orang ketiga, berperan sebagai pengamat. Pengarang menggunakan kata dia untuk tokoh-tokohnya. Kaidah Kebahasaan Teks Cerita Pendek Menggunakan kalimat bermakna lampau, ditandai fungsi keterangan yang bermakna kelampauan, seperti: ketika itu, beberapa tahuin yang lalu, telah terjadi. Menggunakan kata yang menyatakan urutan waktu (konjungsi kronologis), contoh: sejak saat itu, setelah itu, mula-mula, kemudian. Menggunkan kata kerja yang menggambarkan peristiwa yang terjadi, seperti: menyuruh, membersihkan, menawari, melompat, menghindar. Menggunakan kata kerja menunjukkan kalimat tak langsung sebagai cara menceritakan tuturan seseorang tokoh oleh pengarang. Contoh: mengatakan bahwa, menceritakan tentang, mengungkapkan, menanyakan, menyatakan, menuturkan. Menggunakan kata kerja menyatakan sesuatu yang dipikirkan atau dirasakan oleh tokoh. Contoh: merasakan, menginginkan, mengharapkan, mendambakan, mengalami. Menggunakan banyak dialog. Menggunakan tanda petik ganda (“...”). Contoh: Alam berkata, “Jangan diam saja, segera temui orang itu!” Menggunakan kata-kata sifat (descriptive langauge) untuk menggambarkan tokoh, tempat, atau suasana. Contoh: Segala sesuatu tampak berada dalam kendali sekarang: Bahkan, kamarnya sekarang sangat rapi dan bersih. Segalanya tampak tepat berada di tempatnya sekarang, teratur rapi dan tertata dengan baik. Ia adalah juru masak terbaik yang pernah dilihatnya, ahli dalam membuat ragam makanan tTmur dan Barat ‘yang sangat sedap’. Ayahnya telah menjadi pencandu beratnya. Terima Kasih