Anda di halaman 1dari 53

Pasca Sarjana Ilmu Hukum

Universitas Suryakancana
FILSAFAT HUKUM Yudi Junadi
DARIMANA KITA TAHU HUKUM ?
1.Gejala Hukum :
Melalui Pengalaman sehari-hari
-Hukum Obyektif : Kaedah Imperatif,-fakultatif
-Hukum subyektif : Hukum yang hidup dalam masyarakat
tertentu. Misalnya : masyarakat adat, politik, bisnis dan
Negara yang mengatur hidup secara bersama.
Hukum dipahami sebagai cita-cita keadilan. Misal
gugat ke Pengadilan untuk mencari keadilan.
Kaedah moral (agama-wahyu) dan kaedah sopan santun
(adat istiadat) berbeda dengan kaedah hukum. Bedanya:
sanksi.
2.ILMU HUKUM:
MELALUI STUDI
Mempelajari hukum secara metodis dan sistematis.
Metodis : menggunakan metoda yang tepat sesuai dengan obyek
yang dipikirkan.
Sistematis: memisahkan dan mengabungkan pengertian-pengertian.
Ada 2 jenis ilmu hukum :
1. ilmu hukum dalam rangka sistem Tata hukum tertentu. Misalnya
Sistem Hukum Indoensia, USA dsb
(apa yang termasuk hukum?)
2. Tidak mengenai sistem hukum tertentu: Hukum sebagai hukum.
( hukum itu apa ?)==== Filsafat Hukum
3. AGAMA : WAHYU ILAHI
Hukum agama berasal dari wahyu Tuhan, diturnkan kepada Nabi
(“human agency”) .Mempunyai kitab Suci sebagai pedoman.
Misalkan : Syariah,Fiqig, (Islam ) Hukum Kanonik (Katolik). Dst

Problem Filsafat Hukum: Apakah HukumAgama apatmenjadi


hukum positif (Hukum Negara )?
A PA KA H F ILS AFAT IT U ?

Kata “filsafat” berasal dari bahasa Yunani : Philein


(mencintai) dan sophia(kebijaksanaan ). Jadi, secara
etimonologis filsafat berarti cinta akan kebijaksanaan
Kebijaksanaan yang berkaitan dengan nalar atau
pikiran-pikiran rasional. (“berpikir tentang pikiran”).
Bukan mistis, kepercayaan, kisah-kisah sekalipun
bijaksana tidak tergolong filsafat.
Teori (“Theoros”) :Pengamatan dlm bidang sains.Sesuai
verifikasi dan akurasi data. Filsafat refleksi,
“melampaui “ sains. Sikap “meragukan” dan spekulatif.
BERPIKIR SECARA
FILSAFAT?
Filsafat (juga Ilmu Pengetahuan) adalah aktifitas
berpikir atau “berpikiri tentang berpikir “.
Namun tidak semua aktifitas berpikir disebut
berfilsafat. Karena harus memenuhi ciri-ciri
tertentu yaitu radikal, sistematis dan Universal.

Jadi, filsafat adalah “proses berpikir secara radikal,


sistematik dan universal terhadap segala yang ada
dan yang mungkin ada”
CIRI-CIRI BERPIKIR FILSAFAT
1. BERPIKIR RADIKAL (MENDASAR, MENDALAM SAMPAI KE
AKAR-AKARNYA )

tidak pernah terpaku hanya pada fenomena


entitas tertentu atau berhenti pada suatu
wujud tertentu.
hasrat untuk menemukan akar seluruh realitas
hanya bila radix (akar realitas ) ditemukan
maka sesuatu yang tumbuh diatas akar itu
dapat dipahami.
2. MENCARI ASAS

Salah satu sifat Filsafat mencari adalah asas


yang paling hakiki dari realitas
Menemukan esensi suatu realitas berarti
mengetahui dengan pasti dan menjadi jelas.
Misalkan : “Tidakkah dibalik keanekaragaman
alam semesta itu ada satu asa? Thales: asas
pertama alam semesta ada air. Anaximandros:
Udara, Empedocles ada empat yang membentuk
alam semesta: api, udara, tanah dan air
3. MENCARI KEJELASAN

Filsafat lahir karena keraguan (rasa heran).

Untuk menghilangkan rasa ragu diperlukan


kejelasan tentang seluruh realitas, kejelasan
realitas pengertian (clarity of understanding ) dan
kejelasan intelektual.

Jadi, berfilsafat berarti memperoleh kejelasan.


BERPIKIR RASIONAL
Berpikir rasional berarti berpikir logis, sistematis, dan
kritis .
Berpikir logis bukan sekadar menggapai pengertian-
pengertian yang dapat diterima nalar (akal sehat)
melainkan juga mengambil keputusan dan kesimpulan
dari premis-premis yang digunakan.
Berpikir sistematis adalah rangkaian pemikiran yang
berhubungan satu sama lain dan saling berkaitan secara
logis
Berpikir kritis berarti membakar kemauan terus
menerus mengevaluasi argumen-argumen yang
mengklaim diri benar.
APA FILSAFAT HUKUM
ITU?
Filsafat Hukum: Mencari hakikat hukum dengan merefleksikan
hukum secara umum bukan pada norma positifnya:
1. Legitimasi (dasar mengikat). Pertanyaan: Apa yang jadi dasar
mengikat hukum? Mengapa warga harus taat hukum?
2. Kriteria Keadilan. Pertanyaan: apa hakikat keadilan itu? Apakah
hukum itu keadilan?
TEORI (ILMU) HUKUM
Memberi Penjelasan tentang bahan hukum tersaji dan
kegiatan-kegiatan yuridis dalam masyarakat
-Sejarah Hukum
-Perbandingan Hukum
-sosiologi Hukum
-Psikologi Hukum
-Politik Hukum
Ilmu Hukum
Mempelajari makna obyektif dari norma positif
(dogmatik hukum)
TOPIK FILSAFAT HUKUM
Mencakup konsep abstrak mengenai hakikat hukum dan sistem peradilan
hingga pernyataan normatif tentang hubungan antara :
Hukum dan moralitas
Hukum dan kekuasaan
Apa sebabnya negara berwenang menghukum ?
Masalah pertanggung jawaban
Hak milik
Perempuan
Hak Masyarakat adat
Ras dan lain-lain.
PERIODIASI FILSAFAT (HUKUM)
1. Zaman Klasik (abad 6 SM-5M )
2.Abad Pertengahan (abad 5-15)
3.Zaman Modern(abad 15-abad 20)
4.Masa Sezaman.

Tahap Kebudayaan versi A .Comte( 1789-1857)


1.Tahap Teologis: Orang mencari kebenaran dalam bidang agama
2.Tahap Metafisis : Mencari kebenaran melalui filsafat
3.Tahap Positif :Mencari kebenaran melalui Ilmu-ilmu
pengetahuan.


PENGERTIAN HUKUM
ZAMAN KLASIK
1. Yunani Kuno.
HK sebagai keharusan alamiah (nomos). Nasib manusia tunduk alam
yang tak terelakan.
Sorates :Penegak hukum harus mengindahkan keadilan
Plato memilah mana keadilan yang harus dituju oleh hukum.Negara
harus diatur sesuai bagian-bagiannya.
Aritoteles :zoon polikon –semua orang harus taat pada hukum polis
2.Hukum Romawi
Hukum dipahami sebagai sesuatu yang ideal atau sebagai yang dianggap
penting oleh tokoh polittik dan yuris zaman itu.
Hukum itu IUS (yang dicita-citakan )
Kodifikasi Hukum -- Code civil (hukum perdata )

Tokoh : Cicero, Agstinus


PENGERTIAN HUKUM
ZAMAN PERTENGAHAN
Tolok ukurnya segala pikiran orang adalah kepercayaan bahwa
aturan semesta alam telap ditetapkan oleh Allah Sang Pencipta.
Hukum positif harus sesuai dengan hukum agama
Hukum bersifat idiil yakni, mendapat karnya dari ideal agama.
Tokoh : Thomas Aquinas
HUKUM ZAMAN MODERN
Tekanannya tidak lagi pada hukum sebagai tatanan ideal (hukum
alam ) tapi lebih pada hukum yang dibentuk oleh manusia sendiri :
Raja, Rakyat yaitu hukum positif.Hukum terjalin dalam politik
negara
Hukum dipelajari dan diolah oleh para akhli hukum secara lebih
ilmiah
Dalam membentuk hukum lebih banyak mengedepankan fakta-fakta
empiris, kultus bangsa,situasi sosial,ekonomi dan politik.
TUGAS
Buatlah Pertanyaan filosifis (minimal 3 ) yang berkaitan dengan
hukum .
ALIRAN DALAM
FILSAFAT HUKUM ?
Inti pembahasan filsafat hukum:
-mengetahui pokok-pokok pemikiran hukum yang bercorak dan beragam
argumentasi.Memperkaya wawasan hukum
Aliran –Aliran Hukum :
1. Aliran hukum alam 9.Queer Theory
2.Positivisme Hukum 10.Post colonial
3.Utilitarianisme 11. Cita Hukum Pancasila
4Mazhab Sejarah 12. Hukum Progresif
5.Sociological jurisprudence 15.Syariah.
6. Realisme hukum
7.Critical Legal Theory
8.Feminisme
TRADISI UTAMA
FILSAFAT HUKUM
1. Tradisi Hukum Naturalis ( Natural Law )
Tokoh : Plato,Aristoteles,Thomas Aquinas,Hugo Gratius,
Ibn.Khaldun dst
2.Tradisi Positivis
Tokoh : Hans Kelsen, Hart, Dworkin dst
3.Tradisi Hukum Kritis
Tokoh : Roberto M Unger, Fuller, Derrida ,Foucalt dst.
TRADISI HUKUM NATURALIS
( HUKUM KODRAT/HUKUM ALAM )
ing tua. Sejak 2500 tahun yang lalu
gasan hukum bercorak theosentris(berpusat pad Tuhan).Tuhan
njadi ukuran semua hal.
adilan dipandang sebagai inti dari hukum yang valid.
kum alam dipandang sebagai hukum yang berlaku universal dan
di (perenial ).
i sumbernya hukum alam dibedakan :
Hukum Alam klasik-----bersumber dari Tuhan secara langsung
Thomas Aquinas, John Salisbury, Dante,Piere Dubois,Alsyafi’I
20),Alfarabi(870-950),Ibn Sin,Ibn Rushd.
Hukum Alam Rasional- ----- hukum alam bersumber dari rasio
anusia----Hugo de Groot, Imanuel Kant
THOMAS AQUINAS (1225-
1274) ---TEORI HUKUM
KODRAT
Karya :
Summa Theologiae
Summa Contra Gentiles
Apa itu hukum ?“
 - Thomas mendefinisikan hukum sebagai “Perintah akal budi demi kebaikan umum
dan dipromulgasikan oleh orang yang bertugas memimpin masyarakat “
T.AQUINAS : HUKUM YG
ADIL
1. Diperintahkan atau diundangkan demi kepentingan umum
2.Ditetapkan oleh pemerintah yang tidak menyalahgunakan kewenangannya
3.Hukum positif memberikan beban yang setimpal demi kebaikan umum

Ketiga asas hukum kodrat itu menjadi standar regulatif bagi hukumpositif.
Hukum kodrat dapat menjadi alat kritik dan evaluatif bagi putusan yudisial,
pemerintah dan legislator bila putusan itu tidak mendatangkan kebaikan
umum,melampauai batas kewenangan dan memberikan beban subyek secara
tidak proporsional.Hukum yang tidak adil dan melanggar prinsip moral
bukanlah hukum.
LON FULLER (1964)
1.Peraturan harus dibuat dalam istilah umum
2. Peraturan harus diberitahukan pada publik
3.efek peraturan harus prospektif
4.Peraturan dibuat dengan istilah yang mudah dipahami
5.Peraturan yang satu harus konsisten dengan peraturan yang lain
6.Peraturan tidak boleh berada dibawah pihak-pihak yang bertikai/konflik
7.Peraturan tidak boleh berubah terlalu sering sehingga tidak bisa
diandalkan subyek hukum
8.Pewraturan harus dibuat secara konsisten antara norma dan
pelaksanaannya.
Delapan prinsip itu menurut Fuller bersift “internal” karena prinsip itu syarat
internal hukum.
Misalkan: prinsip 2 dan 4 tidak terpenuhi tidak akan jadi panduan masyarakat
karena masyarakat tidak mengetahui apa maksud dari hukum itu.

Bila prinsip itu diabakan sistem hukum akan rusak dan tidak layak disebut
hukum.
CATATAN KRITIS ATAS
HUKUM KODRAT
1.Isi Hukum kodrat dan keadilan tidak jelas
2.Bila hukum dikaitkan dengan etika, moral dan keadilan tidak ada
jaminan kepastian hukm

Relevansi Hukum Kodrat Saat Ini:


Bukan pemikiran tertutup dan tidak mandek
Persepsi manusia akan moral terus berkembang dan dinamis dan
semakin peka terjadap kemanusiaan.
Positivisasi prinsip moral
Hukum kodrat menuntut kita bertindak selaras dengan kemanusiaan
yang normatif,
KULIAH KE II FILSAFAT
HUKUM
POSITIVISME HUKUM
JOHN AUSTIN (1790-1859)

HANS KELSEN ( 1881-1973)

HLA HART (1907-……)


POSITIVISME HUKUM
Positivisme hukum berinduk pada filsafat positivisme
yang mencoba menjelaskan (kebenaran tentang alam
dengan mengatakan bahwa sejatinya alam adalah
sebuah keberaturan yang dihasilkan oleh hukum sebab-
akibat (cause-effect ) –Galileo Galilean
2.Filsafat positivisme mulanya hanya bekerja dalam
lingkup ilmu alam , tapi kemudia masuk ke kajian
sosial , termasuk hukum.-
A.Comte : Peradaban 1.Teologi,2.Metafisika dan
3.Positivistik
.Eksistensi hukum dan realitas /kenyataan sosial
kemudian dijelaskan dengan hubungan sebab
akibat.Realitas .keteraturan sosial ada karena
kehadiran hukum . Oleh karena itu keteraturan
hukum sama dengan keteraturan sosial .
Keteraturan sosial tercipta karena ada
keteraturan hukum . Keteraturan sosial
berlangsung karena norma/kaedah hukum
sedang bekerja .
Teori ini kemudian melahirkan sebuah nalar
pikir (reasoning ) yang terkenal dengan nalar
deduktif silogisme atau deduktif mekanik .
4.Alat berpikir nalar ini : bila ada persoalan (sengketa)
hal pertama yang harus dilihat adalah hukum
(peraturan) . Selanjutnya perbuatan pelanggaran dalam
sengketa tersebut dicermati , apakah diatur dalam
hukum atau tidak.

5.Hukum adalah ius yang ditulis,


dipositifkan.diconstitutumkan. Hanya ius yang
dipositifkan dianggap sebagai hukum karena bisa
ditangkap dengan panca indera dan karena ia
dituliskan . Ius yang tidak dituliskan (lege) bukanlah
hukum melainkan norma positif atau bukan hukum
(unlaw)
6. Hukum hanyalah undang-undang (legisme). Sedangkan asal muasal hukum
diyakini bersumber dari negara . Negaralah satu-satunya sumber hukum

Mitos-Mitos Mengenai State Law dlm


pemahaman aliran positivisme hukum
1. Terintegrasi dan sistematis ;
2. Law enforcementnya berlangsung baik
3. Berlaku adil (tidak memihak)
4. Up to date
5.Dapat menyelesaikan berbagai masalah dalam masyarakat
6.Dapat mengakomodasi the other laws
J O HN AU S TIN

Austin bedakan :

1.Hukum oleh Tuhan untuk mahkluk-Nya, tidak


mengikat

2.Hukum oleh manusia untuk manusia yang


diteguhkan oleh superiotitas politis atau oleh orang
yang berkedudukan di pemerintahan dalam suatu
masyarakat politis yang independen. Hukum ini
mengikat secara yuridis
POKOK PIKIRAN JOHN
AUSTIN
Setiap hukum atau aturan adalah sebuah perintah
“command”and “duty” are correlative terms.PERINTAH : suatu
keinginan atau hasrat yang dikonsepsikan oleh suatu keberadaan
rasional untuk dikerjakan atai tidak dikerjakan . Perintah juga
dimengerti sebagai suatu ungkapan atau maklumat dari keinginan
melalui kata-kata atau tanda-tanda.
Perintah, kewajiban dan sanksi merupakan istilah-istilah yang tidak
dapat dipisahkan satu sama lain .
DUA MACAM PERINTAH MENURUT
AUSTIN
1.Hukum atau aturan : mewajibkan secara umum untuk melakukan
atau tidak melakukan sesuatu dan berlaku untuk sesuatu kelas oleh
pembuat hukum
2.Perintah dari yang berkuasa : mewajibkan secara khusus untuk
sebagian kelas oleh yang berkuasa
Hubungan antara yang berkuasa dan yang dikuasai analog dengan
hubungan antara Tugah-manusia , juragan-pelayan, ayah-anak.
Intinya :Superior-inferior
Aturan hukum dan moral diciptakan atas dasar prinsipprinsip
kemanfaatan atau diperoleh dengan pengamatan dan induksi atas
kecenderungan-kecenderungan perbuatan manusia.Bagi Austin
tidak ada pemikiran tunggal yang mampu mengungkap
keseluruhan bidang perbuatan manusia.
(Pengaruh Bentham) :Kebahagiaan atau kebaiakan umum /publik merupakan
jumlah kebahagiaan individual yang secara kolektif disebut dengan kata
“umum” atau “publik” .Bukan kebaikan atas dasar pertimbangan pribadi satu
persatu.
Atas dasar pengamatannya Austin menympulkan bahwa motif-motof yang
mendorong tindakan manusia dipasarkan pada kebaiakan khusus/parsial ,
daripada kebajikan umum (misalnya, orang cenderung dahulukan cinta kasih
keluarga daripada teman/sahabat, simpati teman/sahabat daripada patriotisme,
patriotisme lebih utama daripada kemanusiaan .
Austin juga membedakan antara “hukum positif “ dengan “moral [positif “
HANS KELSEN :LAW AS
NORMS
Pokok-Poko Pikiran :
Hukum adalah norma yang hanya dapat diekpresikan dengan bahasa
normatif (ougth to).Namun tidak sama dengan keharusan
moral.Norma moral :”Orang harus tidak mencuri “ berlaku untuk
semua orang.Norma Hukum : “Jika orang mencuri, ia harus
dihukum “ berlaku pada petugas .
Aturan hukum merupakan pernyataan khusus Yang menggambarkan
perbuatan legal atau ilegal.Atau memberikan kepada seseorang
kewajiban atau hak legal.
Yang hendak diwujudkan adalah “peace” bukan “kewajiban”
Teori Hukum Murni Hans Kelsen
Istilah “murni :
1. Bersih dari bias etis maupun politis
2. Dalam analisa harus dibedakan dengan pernyataan deskriptif tentang
tingkah laku yang taat pada aturan pemerintah atau non pemerintah
Kriteria efektivitas Hukum :
1.Dipatuhi (perbuatan yang dikenakan sanksi tidak dilakukan )
2.Ketika pelanggaran terjadi, sanksi diterapkan .
Basic Norm ( Grundnorm) : berbeda dengan kaidah hukum lain, bukan
merupakan produk legislatif , namun diasumsikan oleh orang yang mengklaim
membuat hukum yang sah (mengacu pada pendiri negara ).Basic norm juga
bukan fenomena psikologis maupun sosiologis , ia mengacu pada fakta
historis.
Fungsi Basic Norm :
1. menjelaskan bagaimana orang hukujm menafsirkan hukum sebagai suatu
sistem (secara dediuktif )
2. Menjelaskan bagaimana setiap orang dapat menafsirkan perintah-perintah
individual yang khusus sebagai norma –norma yang secara obyektif mengikat
(membedakan “perintah preman” dengan “perintah walikota “
HLA HART
Menolak Titik Pijak :
teori yang lkahir dari :”definisi”
Analisa hukum harus menggambarkan hal-hal yang penting
dalam kehidupan sosial
Pendekatan “positivitis” adalah perintah dari yang berdaulat.
Yakni pemerintahan : yang berkuasa, pengadilan
Tidak ada hubungan yang niscaya antara hukum dan
moral.Peretimbangan moral bukan pernyataan fakta atau bukti
Tata hukuim merupakan “sistem tertutup” (sistem logika
tertutup/closed logic system)
MASHAB HSITORIS
Eksponen :
F von Sagigny
Puchta

Pokok Pikiran :
1. Hukum salah satu faktor dalam kehidupan bangsa,
seperti adat istiadat, budaya dan bahasa .moral, tata
negara.
2.Hukum itu supra individual, suatu gejala masyarakat.
3Hukum lahir, berkembang dan lenyap dalam dinamika
sejarah
SOCIOLOGICAL
JURISPRUDENCE
Eksponen (Perintis) :
1. Eugen Ehrilch
2.Roscoe Pound
3.Banyamin Cordozo,
4.Gurvitch

Pokok Pemikiran Sociological Jurisprudence :


Mashab yang mengkritik Positivisme Hukum, dengan
pernyataan :”Hukum yang baik adalah hukum yang hidup dalam
masyarakat “ (LIVING LAW )
KARAKTERISTIK
POSITIVISME HUKUM
1. Hukum dipandang sebagai “Aturan atau Perintah “ (command and
duty are correlative term ) ,Hubungan yang “dikuasai” dan yang
“menguasai “ (John Austin ).

2. Hukum adalah norma-norma yang tidak bisa diekpresikan tanpa


bahasa normatif dan hukum itu otonom dari pengaruh-pengaruh non
hukum ( Hans Kelsen )
3. Tidak ada hubungan yang niscaya antara hukum dan moral (H.LA
Hart)
KRITIK SOCIOLOGICAL
JURISPRUDENCE TERHADAP
P0SITIVISME HUKUM :
Hukum berada dalam pengaruh dari faktor-faktor non hukum.
Hukum yang baik adalah hukum yang hidup dalam
masyarakat .Dikenal sebagai “ Living law”

Sociological Jurisprudence melahirkan mashab hukum baru atau


varian yang meneruskan pemikiran hukum kritis terhadap
positivisme hukum yaitu Realisme Hukum yang diikuti dengan
Critical Legal Studies (CLS) yang belum diakui sebagai sebuah
mashab. Tapi sebagai sebuah gerakan pemikiran hukum .
REALISME HUKUM (LEGAL
REALISME,HARRIS,1980:93-102)
Sinisme Hukum :
Hakim dapat berbuat sesuka mereka
Banyak kata-kata hukum merupakan jargon yang dibuat untuk
menipu dan meperdayai warga negara biasa
Para “Realis “ tidak setuju dengan anggapan tradisional dalam ilmu
hukum bahwa hukum merupakan “sebuah penjabaran dari langit “
(mempunyai entitas yang asli, di luar ruang waktu, punya esensi
metafisis).Hukum meski dipahami secara “ilmiah “
REALISME HUKUM :
Tesis Pokok :
Peraturan sebagaimana kodrat mereka, tidak dapat mengontrol putusan
pengadilan dan pejabat=pejabat terkait yang lain
Kritik terhadap Realisme Hukum :
1.”court centered ,” Legal reasoning “
2.Legal science as sciebce of prediction ?
3.Masalah “law reform”
4.Apakah legal realisme sejalan dengan paham hukum “tanpa aturan”
5. Aspek metodologi
CRITICAL LEGAL
STUDIES(STUDI HUKUM
KRITIS ).
Latar Belakang :
Pertemuan kecil ,di Madison Winconsin AS Tahun 1977 “ Confrence
on Critical Legal Studies”
Ketudakpuasan /oposan/penentangan terhadap pemikiran hukum
dominan (mainstream) yaitu pemikiran hukum liberal (liberal legal
thought) yaitu Positivisme hukum yang sedikit sekali dapat
menjawab masalah masalah sosial .
TEMA-TEMA POKOK
PEMIKIRANCLS
CLS menyerang dengan total dan radikal sendi-sendi, Positivisme
Hukum seperti :
1. Netralitas Hukum ( Tidak berpihak,dan obyektif maka hukum
itu “adil” )
2. Tertutup dan otonom dari moral,agama,filsafat, politik dan
semacacamnya. (Sistem logika tertutup)
3. Semangat abad 19 Positivisme ilmu sosial (saintisme). Ilmu
bebas/netral dari subyektifitas ilmuwan.
PRINSIP CLS
CLS mengkontruksikan hukum sebagai “ Negotiable, Subyectif and
policy-dependent as politics “
Jadi, hukum itu tidak obyektif,dan sarat dengan pertimbangan-
pertimbangan politis baik dalam proses pembuatannya maupun
dalam penafsirannya.
PERTEMUAN KE II :
TRADISI HUKUM
Apakah Hakikat Hukum itu ?
Dijawab secara berbeda oleh para akhli hukum sesuai demgan
tradisi/mazhab/aliran pemikiran
Ada beberapa tradisi hukum di dunia al Tradisi Naturalis, Alam
(Kodrat),Positive, Hukum Murni,Sejarah ,sociological jurisprudence
dst.
Secara garis besar ada 3 tradisi : Tradisi Naturalis , Tradisi Positivis
dan Tradisi Hukum Kritis.
TRADISI HUKUM NATURALIS
( KODRAT,ALAM)

Anda mungkin juga menyukai