Anda di halaman 1dari 19

TINGKATKAN IMUNITAS

MELALUI GIZI
SEIMBANG

Risse Gandhira Lindkhane,


A.Md.Gizi
CURICULUM VITAE

Nama : Risse Gandhira Lindkhane


Tempat, tanggal lahir: Bandung, 20 Januari
1994
Alamat : Ciparay, Kab Bandung
Status : Married
Email : gandhirarisse@gmail.com
IG : risselindkhane

Pendidikan : D-III Gizi Politeknik Kesehatan


Bandung
Pengalaman Kerja :
1. Ahli Gizi Catering Diet Plus
Organisasi 2. Ahli Gizi Panti Werdha (BPSTW)
Persagi DPC Kota Bandung Bandung
Persagi DPC Kab Bandung 3. Nutritionist Puskesmas Sekejati
4. Nutritionist Puskesmas Pakutandang
Pelatihan dan workshop :
Pelatihan Keluarga Sehat
Pelatihan PMBA (Pemberian Makan Balita
Anak) NCP (Nutrition care procees)
TENTANG GIZI SEIMBANG

Salah satu upaya untuk menjaga


kesehatan keluarga adalah dengan
memberikan asupan gizi yang
seimbang

Gizi seimbang merupakan susunan


makanan sehari-hari yang mengandung
zat gizi dalam jenis dan jumlah yang
sesuai dengan kebutuhan tubuh dengan
memperhatikan prinsip keanekaragaman
atau variasi makanan, aktivitas fisik,
kebersihan dan berat badan ideal.
(Kemenkes RI, 2014)
Konsep Empat Sehat Lima
Sempurna yang dipopulerkan
Bapak Gizi Indonesia, Prof.
Poerwo Soedarmo sekitar
tahun 1952 sudah tidak lagi
digunakan, kini sudah
berkembang dan
disempurnakan menjadi
Pedoman Gizi Seimbang
(PGS).
Dalam menerapkan gizi
seimbang terdapat 10
pesan gizi seimbang
yang dapat diaplikasikan
dalam kehidupan sehari
hari sebagai upaya untuk
menjaga Kesehatan dan
meningkatkan imunitas
Faktor Yang Mempengaruhi Kerentanan
Terhadap Infeksi Virus

Daya Tahan
Genetik
Tubuh

Kesehatan
Usia Tubuh Secara
umum
SISTEM IMUNITAS

Sistem imun tubuh kita terdiri dari sistem imun alami dan didapat.

1. Sistem imun non spesifik / alami telah berfungsi sejak lahir,


merupakan perlindungan terdepan dari sistem imun, meliputi fisik /
mekanik (kulit, selaput lendir dan silia), biokimia (komplemen,
interferon), seluler ( makrofag, polimorfonuklear, natular killer cell,
mast cell) dan larutan (asam lambung, enzim).

• 2. Sistem imun spesifik berkembang kemudian setelah kontak


dengan lingkungan, terlebih dahulu membutuhkan perkenalan,
waktu untuk berkembang, sehingga tidak efektif untuk mencegah
serangan awal, namun umumnya mampu mencegah infeksi
lanjutan serta membantu menghilangkan infeksi yang
berkepanjangan,
GIZI DAN IMUNITAS

Gizi merupakan salah satu faktor penentu yang


penting dari respon imun tubuh dan kekurangan gizi
merupakan penyebab kurangnya kekebalan tubuh
(immunodeficiency).

Bukti menunjukan pada saat kekurangan zat gizi


mikro: Zn, Se, Fe, Cu, Vitamin A, C, E dan Vitamin B6
serta asam folat, memiliki pengaruh penting terhadap
respon imun
Departemen Ilmu Gizi FKUI-RCM

Peran Status Nutrisi terhadap


Daya Tahan Tubuh
• Kurang gizi  pertahanan tubuh lemah  mudah infeksi1,2
• Indeks massa tubuh yang tinggi (kelebihan berat badan
atau kegemukan)  peradangan berlebihan, rentan
infeksi seperti influenza, dan lebih berisiko komplikasi 2
 penyakit lebih parah 3

1 Zhang L, Liu Y. Potential Interventions for Novel Coronavirus in China: A Systematic Review [published online ahead of print, 2020 Feb
13]. J Med Virol. 2020;10.1002/jmv.25707. doi:10.1002/jmv.25707
2 Alwarawrah Y, Kiernan K, MacIver NJ. Changes in Nutritional Status Impact Immune Cell Metabolism and
Function. Front Immunol. 2018;9:1055. Published 2018 May 16. doi:10.3389/fimmu.2018.01055
3 Liu
M, He P, Liu HG, et al. Zhonghua Jie He He Hu Xi Za Zhi. 2020;43(0):E016. doi:10.3760/cma.j.issn.1001-
0939.2020.0016
Peran NutrisiDepartemen
dalam Ilmu Gizi FKUI-RSCM

Pertahanan Tubuh terhadap


Virus 1,2
• Vitamin A • Selenium
• Vitamin B • Seng
• Vitamin C • Besi
• Vitamin D • Tembaga
• Vitamin E
• Asam lemak omega-3 (EPA
dan DHA)
1 Zhang L, Liu Y. Potential Interventions for Novel Coronavirus in China: A Systematic Review [published online ahead of print, 2020 Feb
13]. J Med Virol. 2020;10.1002/jmv.25707. doi:10.1002/jmv.25707
2 StephensenCB dan Zunino SJ. Nutrition and the immune system. Dalam: Ross AC, Caballero B, Cousins RJ, Tucker KL, Ziegler
TR, editor. Modern Nutrition in Health and Disease. Edisi ke-11. Baltimore: Lippincott Williams & Wilkins; 2014. hal 601-10.

Anda mungkin juga menyukai