0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
3 tayangan4 halaman
Terapi komplementer seperti akupunktur, meditasi, dan mengonsumsi tanaman obat dapat memperlambat perkembangan virus HIV dan memperkuat sistem kekebalan tubuh. Nutrisi seimbang dan ketenangan spiritual penting bagi penderita HIV/AIDS untuk memperpanjang harapan hidup. Terapi informasi, spiritual, dan fisik seperti olahraga dapat meningkatkan kualitas hidup pasien.
Terapi komplementer seperti akupunktur, meditasi, dan mengonsumsi tanaman obat dapat memperlambat perkembangan virus HIV dan memperkuat sistem kekebalan tubuh. Nutrisi seimbang dan ketenangan spiritual penting bagi penderita HIV/AIDS untuk memperpanjang harapan hidup. Terapi informasi, spiritual, dan fisik seperti olahraga dapat meningkatkan kualitas hidup pasien.
Terapi komplementer seperti akupunktur, meditasi, dan mengonsumsi tanaman obat dapat memperlambat perkembangan virus HIV dan memperkuat sistem kekebalan tubuh. Nutrisi seimbang dan ketenangan spiritual penting bagi penderita HIV/AIDS untuk memperpanjang harapan hidup. Terapi informasi, spiritual, dan fisik seperti olahraga dapat meningkatkan kualitas hidup pasien.
Tugas Resum Materi Terapi Komplementer pada HIV/AIDS dan Long Term
Care
Disusun oleh : Vina Aulia Putri 201902030002 B
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
Terapi Komplementer pada HIV/AIDS dan Long Term Care
pengidap HIV (Human Immunodeficiency Virus), dengan pemenuhan nutrisi dan
ketenangan spiritual bisa memperpanjang harapan hidup mereka. Terapi alternatif komplementer, seperti; akupunktur, akupressur, meditasi, dan mengomsumsi tanaman obat dapat menambah daya tahan tubuh dan pertumbuhan sel-sel imun. ketenangan spiritual dan nutrisi peningkat daya tahan membuat virus lebih jinak dan memperlambat perkembangannya dalam tubuh manusia, sehingga memberi kesempatan CD4 yaitu sel pembentuk daya tahan tubuh untuk berkembang dan memperbanyak diri. Akupunktur dan akupressur diberikan untuk memperkuat organ-organ vital, seperti; paru-paru, ginjal, lambung, dan limpa, pada masa awal infeksi HIV. Sebelum daya tahan tubuh dan sel- sel CD4 turun karena infeksi HIV. a. Terapi informasi Terapi informasi bukan sekedar pengetahuan. Kita ambil contoh seseorang yang baru dites HIV dan hasilnya ternyata positif. Setelah lewat rasa terkejut (shock), banyak pertanyaan akan muncul: apa itu AIDS? Apa bedanya dengan HIV? Bagaimana kelanjutanya? Bagaimana penularanya? Apa pengobatanya? Gejalanya apa? Orang yang baru ditentukan terinfeksi HIV (serta keluarga dan sahabatnya) pertama akan merasa mati kutu. Konseling pasca (atau sesudah) tes yang paling sempurna pun tidak mungkin dapat menjawab semua pertanyaan kita dan kita tidak berada dalam keadaan untuk bertanya, atau pun menangkapi jawaban. Pasti kita merasa muram, kita tidak dapat membayangkan masa depan. Apa pengobatan untuk dperesi ini? Bukan obat, bukan pengobatan medis, tetapi jawaban terhadap pertanyaan kita. Informasi, dengan bentuk dan bahasa yang dapat kita pahami dan pada waktu kita perlukan. Informasi akan mengobati ketidakpahaman kita, depresi kita, memulihkan dan menyelakan jiwa kita. b. Terapi spiritual Di Indonesia pengobatan spiritual biasanya dikaitkan dengan agama. Seseorang pemeluk agama islam misalnya cenderung untuk menjalani pengobatan spiritual yang dilaksanakan sesuai ajaran agama islam, misalnya berzikir, berdoa, berpuasa, sholat hajat dll. Dalam agama lain juga terdapat kegiatan ritual untuk penyembuhan baik yang dibimbing oleh rohaniawan maupun yang dilakukan sendiri. Odha dapat memilih untuk menjalankana pengobata spiritual yang sesuai dengan agamanya atau pengobatan spiritual yang berlaku umum. Bila dia memilih pengobatan spiritual yang sesuai dengan agamanya maka kegiatan tersebut tidak asing lagi baginya serta mendukung jemaah yang dikenal dan akrab akan mempermudah sosialisasi. c. Terapi Nutrisi Nutrisi yang sehat dan seimbang diperlukan pasien HIV /AIDS untuk mempertahankan kekuatan, meningkatkan fungsi system imun, meningkatkan kemampuan tubuh untuk memerangi infeksi, dan menjaga orang yang hidup dengan HIV/AIDS tetap aktif dan produktif. Defisiensi vitamin dan mineral bisa dijumpai pada orang degan HIV, dan defisiensi sudah terjadi sejak dini walaupun pada ODHA mengonsumsi makanan dengan gizi berimbang. Defisiensi terjadi karena HIV menyebabkan kehilangan nafsu makan dan gangguan absorbs zat gizi. Di unti perawatan intermediet penyakit terdapat 87% ODHA dengan berat badan di bawah normal. Untuk mendapatkan nutrisi yang sehat dan berimbang, ODHA sebaiknya mengosumsi makanan yang bervariasi, seperti makanan pokok, kacang-kacangan, produk susu, daging, serta sayur dan buahbuahan setiap hari, lemak dan gula, dan meminum banyak air bersih dan aman. Bila diperlukan bisa diberikan zat gizi mikro dalam bentuk supleme makanan sera jus buah dan sayur a) Pentingnya nutrisi bagi penderita HIV/AIDS Nutrisi yang sehat dan sembang harus selalu diberikan pada klien dengan HIV/AIDS pada semua tahap infeksi HIV. Perawatan dan dukungan nutrisi bagi pasien berfungsi untuk (1) mempertahankan kekuatan tubuh dan berat badan, (2) mengganti kehilangan vitamin dan minerl, (3) meningkatkan fungsi sitem imun dan kemampuan tubuh untuk memerangi infeksi, (4) memperpanjang periode dari infeksi hingga perkembangan menjadi panyakit AIDS, (5) meningkatkan respon terhadap pengobatan, mengurangi waktu dan uang yang dihabiskan untuk perawatan kesehatan, (6) menjaga orang yang hidup dengan HIV/AIDS agar dapat tetap aktif, sehingga memungkinkan mereka untuk merawat diri sendiri, keluarga dan anak-anak mereka, dan (7) menjaga orang dengan HIV/AIDS agar tetap produktif, mampu berkerja, tumbuh baik dan tetap berkontribusi terhadap pemasukan kelurga mereka (FAO-WHO, 2002). b) Bahan makanan yang dianjurkan untuk pasien HIV/AIDS Berbagai bahan makanan yang banyak di dapatkan di Indonesia seperti tempe, kelapa, wortel, kembang kol, sayuran dan kacang-kacangan dapat diberikan dalam penatalaksanaan gizi pada pasien. c) Buah dan Sayur Orang yang terinfeksi HIV akan kehilangan selerah makan dan sulit menguyah makanan, daya serap pencernaan dan tubuh juga lemah, oleh karenyanya pasien membutuhkan makanan yang mudah dikunya dan diserap tubuh serta meningkatlkan nafsu makan. Olahan berupa jus dibutuhkan agar kandungan gizinya mudah dan cepat diserap oleh tubuh sehingga energi akan meningkatnkan dan tuuh lebih sehat. Gizi yang terkandung dalam jus buah dan sayuran tergolong lengkap seperti protein, kabohidrat, asam lemak esensial, vitamin, dan mineral. Lemak yang terkandung dalam buah dan sayur termaksud lemak yang menguntungkan yang berperan sebagai komponen sel saraf, membrane sel, homon dalam tubuh. Jus mengandung enzim alami yang bermanfaat untuk pencernaan sehinggah tubuh tidak mengeluarkan enzim pencernaan dan energy dapat dihemat untukperbaikan peremajaan sel. Jus hanya memerlukan waktu penyerapan 5 menit sedangkan makanan yang lain memerlukan waktu 3-5 jam (putu, oka 2005). d) Terapi Fisik Terapi fisik adalah upaya yang bisa dijadikan alternatif pelengkap dalam upaya memperbaiki disfungi yang berikatan dengan tubuh yang disebabkan HIV, virus penyebab AIDS. Ada beberapa jenis terapi fisik yang bisa dilakukan. Antara lain terapi makanan dan jasmani. Pada asanya terapi yang dilakukan bisa membuat daya tahan tubuh atau keadaan kekebalan ODHA bisa dipertahankan secara maksimal, juga kondisi fisiknya tetap dilatih agar lebih kuat. Misalnya massa otot orang pada masa AIDS yang biasanya akan menurun drastis, semakin kurus. Saat seseorang mulai menunjukan gejala, masa otot dan lemak berkurang perlahan namun pasti. Kalau dari awalnya masa otot tidak diperhatikan, maka penampilan serta daya tahan akan sangat berpengaruh. Beberapa penelitian melaporkan bahwa olahraga dengan tigkat/ kadar sedang ternyata bisa meningkatkan sistem kekebalan tubuh menjadi lebih tinggi. Selama berolahraga, tubuh mengelurkan berbagai hormon. Antara lain yang berfungsi meningkatnkan mutu dan jumlah limfosit B dan T, serta endfrin, dan enkafalin, serta homon yang berfungsi menurunkan kekebalan seperti suatu hormone yang disebut ACTH.