Anda di halaman 1dari 6

PARMEABELITAS OBAT

 
Disusun oleh:
Sri Murni 192114073
Yeni Aggriani 192114106
Cut Dian Mala Luthfia 192114102
Chairina Milda Careca 19214059
Cindi Widya Rosa Br,Simarmata 192114066
Putri Tarisya 192114087
Rika Yuliana 192114004
Shinta Mida Ariani Hrp 192114076
Sistem Klasifikasi Biofarmasetika adalah suatu konsep untuk
mengklasifikasikan zat obat berdasarkan kelarutan air dan
permeabilitas usus. Sistem klasifikasi ini ditemukan oleh Amidon et
al. Konsep yang mendasari dipublikasikannya Sistem Klasifikasi
Biofarmasetika menyebabkan munculnya kemungkinan pengujian
bioekivalensi (BE) secara in vivo yang mendukung pengujian in
vitro secara spesifik untuk menyimpulkan perbandingan BE secara
oral dengan tindakan sistemik. Sistem Klasifikasi Biofarmasetika
telah mendapat pengakuan internasional dalam industri farmasi,
institusi akademik dan otoritas publik. Prinsip Sistem Klasifikasi
Biofarmasetika adalah jika dua produk obat menghasilkan profil
konsentrasi yang sama sepanjang saluran gastrointestinal (GI),
maka obat akan menghasilkan profil plasma yang sama setelah
pemberian oral. Konsep ini dapat diringkas dengan persamaan
berikut: J = Pw.Cw.
 Klasifikasi BCS:
Parameter kunci Mengontrol Penyerapan Obat
Absorption number (A₁), yang didefinisikan sebagai rasio dari
waktu tinggal rata-rata berarti waktu penyerapan.
Dose number (Do), didefinisikan sebagai massa (Dosis) dibagi
dengan produk (volume serapan (250 ml) dan kelarutan at) DO =
Dosis / (V. Cs)
 Aplikasi BCS
BCS secara luas digunakan dalam desain dan pengembangan
inovasi obat, bentuk sediaan baru (amplifier Permeabilitas),
dalam farmakologi klinis (obat obat, obat-makanan interaksi)
dan juga oleh lembaga regulasi beberapa negara sebagai
pendekatan ilmiah, untuk pengujian bioavailabilitas.
Penerapan BCS dalam berbagai bidang diantaranya:
-Penerapan BCS pada Teknologi Pengiriman Obat Oral
Karakteristik kelarutan dan permeabilitas obat diketahui
pengembangan teknologi sistem pengiriman obat.
Setelah karakteristik kelarutan dan permeabilitas obat diketahui
menjadi tugas yang mudah bagi ilmuwan penelitian untuk
memutuskan obat mana yang teknologi pengiriman untuk
mengikuti atau mengembangkan.
a Obat Kelas-1
 Pengembangan sistem pengiriman obat untuk obat kelas I adalah untuk
mencapai profil target yang terkait dengan farmakokinetik tertentu dan. atau
profil farmakodinamik. Pendekatan formulasi termasuk pengendalian laju
pelepasan dan sifat fisikokimia obat tertentu seperti pH-kelarutan profil
obat.
 b. Obat Kelas-2
Sistem yang dikembangkan untuk obat kelas II didasarkan pada mikronisasi,
liofilisasi, dan penambahan surfaktan, formulasi sebagai emulsi dan sistem
mikroemulsi dan penggunaan agen pengompleks seperti siklodekstrin.
 c. Obat Kelas-3
Obat kelas III memerlukan teknologi yang apat mengatasi keterbatasan
fundamental permeabilitas absolut atau regional. Peptida dan protein
merupakan bagian dari kelas III dan teknologi penanganan bahan-bahan
tersebut sedang meningkat saat ini..
 d. Obat Kelas-4
kombinasi dari model senyawa dengan nilai permeabilitas yang tinggi. Di
samping itu juga akan menghasilkan pengurangan yang signifikan terhadap
jumlah hewan yang diperlukan untuk standarisasi dalam model
permeabilitas in situ. Hal ini akan mempermudah ahli kimia analisis dalam
proses skrinning permeabilitas. Validasi metode ini dapat dimanfaatkan
Permeabilitas didasarkan langsung pada tingkat
penyerapan usus suatu obat pada manusia atautidak
langsung pada pengukuran laju perpindahan massa
melintasi membran usus manusia. Suatuobat dikatakan
sangat permeabel ketika tingkat penyerapan pada
manusia adalah 90% atau lebihdari dosis yang diberikan,
berdasarkan pada keseimbangan massa atau
dibandingkan dengandosis pembanding intravena.
Penelitian-penelitian lanjutan perlu dilakukan untuk
mengembangkan aspek biofarmasetika obat-obat
tertentu sehingga memiliki klasifikasi BCS yang baik dan
sesuai yang diharapkan.

Anda mungkin juga menyukai