Perbuatan baik dari segi hakum belum tentu baik dari segi etika,
Perbuatan hanya bisa dianggap baik secara moral, kalau
dilakukan karena kewajiban, karena harus dilakukan.
TEORI/PAHAM “PERINTAH TUHAN”
Tindakan manusia haruslah mengikuti apa yang menjadi
kehendak atau diperintahkan Tuhan.
Perintah Tuhan sering diyakini tersimpan dalam hati
setiap orang, sehingga manusia dengan akal/rasionya
perbuatan yang baik adalah yang sesuai dengan
“Perintah Tuhan” dan mana yang buruk yang berlawanan
dengannya.
Orang beragama akan menjawab: perbuatan adalah baik
karena diperintahkan Tuhan.
Maka dalam paham agamis ini ada otoritas ilahi yang
menetapkan perintah moral mengajak manusia untuk
melaksanakan.
TEORI HAK
Teori ini merupakan pendekatan yang paling banyak
digunakan untuk mengevaluasi baik buruknya
perbuatan atau perilaku.
Teori hak merupakan aspek dari teori deontologi,
karena hak berkaitan dengan kewajiban (mendapat
identitas sendiri).
Hak didasarkan atas martabat manusia (sama), sangat
cocok dengan pemikiran demokratis.
Immanuel Kant: Manusia merupakan suatu tujuan
pada dirinya sendiri, karena itu selalu harus dihormati
sebagai suatu tujuan sendiri, dan tidak boleh
diperlakukan semata-mata sebagai sarana demi
tercapainya suatu tujuan lain,
Pendekatan Hak terutama diberikan tekanan pada
individu.
TEORI KEUTAMAAN:
Teori-teori sebelumnya menyoroti baik-
buruknya perilaku orang didasarkan prisip
atau norma (rule based).
Teori ini memfokuskan pada seluruh manusia
sebagai pelaku moral (memandang sikap
atau akhlak seseorang).
Tidak ditanyakan: Apakah perbuatan tertentu
adil, jujur atau murah hati, melainkan
ditanyakan apakah orang itu bersikap jujur,
adil atau murah hati.
KERENDAHAN HATI: keutamaan yang membuat
seseorang tidak menonjolkan diri, sekalipun
situasi mengijinkan.