Anda di halaman 1dari 13

TEORI-TEORI ETIKA DAN BAB 3

RELEVANSINYA
A. INSTRUMEN-INSTRUMEN ETIKA BISNIS

Kesadaran tentang pentingnya etika tidak akan pernah lepas dari


kehidupan sehari-hari seseorang. Berbagai unsur, kaidah, atau instrument
yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari berperan penting dalam
pembentukan teori-teori etika. Beberapa instrumen tersebut diantaranya:
Nilai-nilai. Nilai adalah keinginan yang relative tetap untuk tampak baik.
Hak dan Kewajiban. Hak adalah klaim yang memberikan seseorang ruang
gerak untuk melakukan tindakan , ketika memiliki hak berarti juga memiliki
kewajiban
Aturan dan Moral. Aturan Moral memberi Petunjuk guna mengatasi situasi
bila terjadi perbedaan kepentingan .

Hubungan Antarmanusia. Sebagai makhluk sosial, setiap manusia


berhubungan satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama.
Moralitas Umum. Moralitas umum adalah aturan-aturan moral yang mengendalikan
permasalahan yang timbul dalam etika. Prinsip-prinsip moralitas umum mencakup:

1. Memegang janji
2. Tidak ada kemarahan
3. Saling membantu
4. Menghargai orang
5. Menghargai hak milik.
B. TEORI-TEORI TELEOLOGI

Berasal dari bahasa Yunani telos yang berarti tujuan, teori telologi
menyatakan bahwa suatu tindakan dinilai baik atau buruk
berdasarkan tujuan yang ingin dicapai, atau berdasarkan akibat yang
muncul dari tindakan tersebut.

Untuk menilai baik buruknya suatu tindakan, berikut


adalah beberapa pndekatan yang dapat digunakan untuk
menilainya.
1. Pendekatan Utilitarianisme
Menurut teori utilitarianisme, suatu tindakan dapat dikatakan
baik apabila membawa manfaat bagi sebanyak-banyaknya
anggota masyarakat.

2. Pendekatan Egoisme Etis

Inti pandangan egoism etis adalah bahwa tindakan dari setiap


orang pada dasarnya bertujuan mengejar kepentingan pribadi
dan memajukan diri sendiri.
C. TEORI DEONTOLOGI

Berasal dari bahasa Yunani deon yang berarti kewajiban, teori deontologi
menyatakan bahwa etis tidaknya suatu tindakan tidak ada kaitannya sama
sekali dengan tujuan, konsekuensi, atau akibat dari tindakan tersebut.

Teori deontologi dipelopori oleh Immanuel Kant yang membaginya ke dalam


2 konsep penting, yaitu :
Imperative hypothesis, adalah perintah-perintah yang sifatnya khusus yang harus
diikuti jika seseorang mempunyai keinginan yang relevan /saling berkaitan

Imperative categories, adalah kewajiban moral yang mewajibkan seseorang


melakukan atau menghindari suatu tindakan tanpa syarat apapun (unconditional acts).
D. TEORI HAK ASASI MANUSIA (HAM)

Menurut teori HAM, manusia


mempunyai martabat dan seluruh
manusia mempunyai martabat yang
sama.
HAM dapat diklasifikasikan ke dalam kategori
tertentu, seperti yang dikemukakan ole Weiss (2006)
yang dikutip dalam Agoes dan Ardana (2009)

1. Hak Hukum (legal right): hak yang didasarkan atas system/yurisdiksi hukum suatu
Negara dimana sumber hukum tertinggi suatu Negara adalah UUD Negara yang
bersangkutan.

2. Hak Moral atau Kemanusiaan (moral or human right): hak manusia secara
individu atau dalam beberapa kasus dihubungkan dengan kelompok, bukan dengn
masyarakat

3. Hak Kontraktual (contractual right): hak yang mengikat individu saat membuat
kesepakatan atau kontrak bersama dalam wujud hak dan kewajiban setiap pihak.
E. TEORI KEUTAMAAN

Teori keutamaan (virtue ethics theory) tidak menanyakan


kategori tindakan yang etis atau tidak etis, tetapi
menekankan pada sifat atau karakter yang harus dimiliki
oleh seseorang agar dapat disebut sebagai manusia utama,
serta sifat atau karakter yang mencerminkan manusia hina.
F. TEORI TEONIMI

Teori teonomi menyatakan bahwa karakter moral manusia


ditentukan secara hakiki oleh kesesuaian hubungannya
dengan kehendak Tuhan dan perilaku manusia dianggap
tidak baik bila tidak mengikuti aturan-aturan atau perintah
Tuhan seperti yang tertuang dalam kitab suci.
G. RELATIVISME ETIKA

Adanya latar belakang nilai budaya yang berbeda


menimbulkan perbedaan dalam nilai moral. Inilah yang
disebut sebagai relativisme moral atau kultural ketika tidak
ada tolak ukur moral yang bersifat absolut dan universal
bagi semua orang dimana saja dan kapan saja.
H. RUANG LINGKUP ETIKA BISNIS

Sasaran atau ruang lingkup pelaksanaan etika bisnis, menurut Keraf


(1988) mencakup 3 tindakan utama.
Pada tingakatan pertama, etika bisnis sebagai etika profesi baru berperan membahas
berbagai prinsip, kondisi, dan masalah terkait dengan praktik bisnis yang baik dan etis demi
terjaminnya atau terpenuhinya hak dan kepentingan masyarakat luas.

Pada tingakatan kedua, etika bisnis berperan untuk menyadarkan masyarakat luas (khususnya
konsumen dan karyawan) untuk tidak segan-segan menuntut para pelaku bisnis agar bisnis
dijalankan dengan baik dan etis demi terjaminnya atau terpenuhinya hak dan kepentingan
masyarakat luas.

Pada tingakatan ketiga, etika bisnis berbicara tentang system ekonomi yang etis dan
mencakup pembatasan monopoli, oglipoli, kolusi, dan praktik-praktik bisnis yang tidak terpuji.
SEKIAN
&
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai