Anda di halaman 1dari 22

Surveilans Acute

Flaccid Paralysis
(AFP)
Oleh:
Kelompok 1

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
2019
Anggota Kelompok
1 Rani Setyahadi Karno 1807010014

2 Ester Belandina Tameno 1807010021

3 Celine Mudji wadoe 1807010195

4 Merianti Parung 1807010046

5 Wanda Yulastri Y. Bathuk 1807010295

6 Yurnike Kalerci Anakay 1807010088

7 Itchan Melianus Koa 1807010123


Definisi Acute Flaccid Paralysis (AFP)

Acute Flaccid Paralysis (AFP) atau yang kita kenal


dengan istilah lumpuh layu akut adalah semua anak
kurang dari 15 tahun dengan kelumpuhan yang
sifatnya flaccid (layuh), proses terjadi kelumpuhan
secara akut (<14 hari), serta bukan disebabkan oleh
ruda paksa.
Polio non-paralisis Strain Poliovirus ini
menyebabkan demam, menyerang saraf tulang Polio jenis ini
muntah, saki perut lesu belakang, disebabkan oleh tidak
dan sensitif. Terjadi menghancurkan sel adanya kekebalan alami
kram otot pada leher tanduk anterior yang sehingga batang otak
dan punggung, otot mengontrol pergerakan ikut terserang
terasa lembek jika pada batang tubuh dan
disentuh otot tungkai.

Polio Non-Paralisis Polio Paralisis Spinal Polio Bulbar

Jenis-jenis AFP
Sejarah AFP

01 polio menyebar luas 02


Penyakit 03 dengan penderita 20,000
di Amerika Serikat tahun 1952, 04 orang

Pertama kali dikenal Deskripsi klinis pertama Pada awal abad ke-19 Penyakit polio
kira-kira 6000 tahun mengenai poliomyelitis dilaporkan kejadian luar menyebar luas di
yang lalu. Pada mumi dibuat oleh Michael biasa polio di Eropa dan Amerika Serikat tahun
dari zaman Mesir kuno Underwood, seorang menyebar ke Amerika 1952, dengan
ditemukan kelainan dokter dari Inggris yang Serikat beberapa tahun penderita 20,000
kaki, dan pada melaporkan penyakit yang kemudian. Penyakit orang
deskripsi Mesir kuno terutama menyerang polio juga menyebar ke
di tahun 1580-1350 anak-anak dan negara maju belahan
sebelum Masehi menyebabkan kelumpuhan bumi utara yang
menetap pada ekstremitas bermusim panas.
bawah.
Etiologi AFP
Virus polio termasuk dalam famili Picornavirus dan genus
Enterovirus merupakan virus kecil dengan diameter 20-32 nm,
berbentuk sferis dengan ukuran utamanya RNA yang terdiri
dari 7.433 nukloetida, tahan pada pH 3-10, sehingga dapat
tahan terhadap asam lambung dan empedu.

Tipe I Brunhilde

Sering menimbulkan epidemi


Tipe II Lansing yang luas dan ganas

Kadang-kadang
menyebabkan kasus
Tipe III Leon
yang sporadik

Menyebabkan epidemi ringan


Patogenesis AFP

01 02 03

Replikasi awal virus pada sel Apabila infeksi tersebut sudah


Virus ditularkan oleh menginvasi sistem saraf, dapat
yang rentan infeksi di faring
infeksi droplet dari oro- terjadi meningitis aseptik pada
dan saluran cerna sebagian
faring (mulut dan 1%-2% kasus, dan terjadi polio
besar akan menimbulkan
tenggorok) atau dari tinja paralitik pada 0,1%-1% kasus.
viremia minor dan singkat,
penderita yang infeksius.
serta asimtomatik

Masa inkubasi penyakit polio 3-6 hari dan kelumpuhan terjadi dalam waktu 7-21 hari
Gambaran Klinis AFP
Pada stadium akut (sejak adanya gejara klinis hingga 2 minggu) ditandai
dengan suhu tubuh yang meningkat, jarang lebih dari l0 hari, kadang disertai
01 sakit kepala dan muntah. Kelumpuhan terjadi dalam seminggu dari permulaan
sakit. Kelumpuhan ini terjadi sebagai akibat dari kerusakan sel-sel motor
neuron di Medula spinalis

Pada stadium sub-akut (2 minggu s/d 2 bulan) ditandai dengan

02 menghilangnya demam dalam waktu 24 jam atau kadang suhu tidak


terlalu tinggi. Kadang disertai kekakuan otot dan nyeri otot ringan.
Kelumpuhan anggota gerak yang layuh dan biasanya pada salah satu sisi.

03 Stadium Konvalescent (2 bulan s/d 2 tahun) ditandai dengan pulihnya


kekuatan otot yang lemah.

Stadium kronik atau lebih 2 tahun dari gejala awal penyakit biasanya
04 menunjukkan kekuatan otot yang mencapai tingkat menetap dan kelumpuhan
otot yang ada bersifat permanen.
Diagnosa AFP
Gambaran Klinis

Keadaan epidemiologi

Pemeriksaan cairan cerebrospinal

Isolasi virus

Meningkatnya titer antibodi dalam darah


Pengobatan AFP
Ditujukan pada pencegahan terjadinya cacat agar anak dapat tumbuh
senormal mungkin

1
Poliomielitis Abortif
2
Poliomielitis Non-Paralitik
3
Poliomielitis Paralitik
4
Poliomielitis Bulbar

Cukup diberikan Selain diberi Membutuhkan perawatan Perawatan khusus


analgetika dan analgetika dan di rumah sakit, Istirahat terhadap paralisis
sedatifa, Diet adekuat, sedatif dapat total, Selama fase akut palatum, Selama fase
Isirahat sampai suhu kebersihan mulut dijaga,
dikonsumsi dengan akut dan berat
normal untuk beberapa perubahan posisipenderita
hari, tidak melakukan
kompres hangat dilakukan dengan
dilakukan
aktivitas yang selama 15 - 30 penyangga persendian, drainasepostural, kalau
berlebihan menit, setiap 2-4 fisioterapi, perlu trakeostomi
jam interferon dan progresif
Pencegahan AFP
Jangan masuk ke
daerah wabah
1

Melakukan SAFP untuk


Di daerah wabah sebaiknya
penemuan penderita yang
5 2 dihindari faktor-faktor
dicurigai lumpuh layuh pada
presdiposisi seperti
usia di bawah 15 tahun
tonsilektomi, suntik dan
harus diperiksa tinjanya
lain-lain
4 3

Pemberian imunisasi Mengurangi aktivitas


aktif baik yang jasmani yang
diberikan melalui berlebihan
suntikan maupun oral
Jenis Vaksin
B
iv
a
l
O
e
r
n
ta
l
O
rP
o
a
li
o
P
o
liV
a
o
c
c
V
i
a
n
c
e
c
i
(
n
O
e
P
(V
)
b
O
P
V
)

I
yang biasa n
a
diberikan? c
t
i
v
a
t
e
d

P
o
l
i
o

V
a
c
c
i
n
e

(
I
P
V
)
Epidemiologi AFP
Agent
Agent penyakit Polio adalah Poliovirus. Virus polio
termasuk genus enterovirus. Terdapat tiga tipe yaitu
tipe 1,2, dan 3. Ketiga virus tersebut bisa

STEP

STEP
menyebabkan kelumpuhan.

Environtment
Anak yang tinggal di daerah Host
kumuh mempunyai antibodi Virus polio dapat menyerang semua
terhadap ketiga tipe virus golongan usia dengan tingkat kelumpuhan
polio . Sedangkan anak yang yang bervariasi. Penyakit ini dapat
tinggal di daerah yang tidak menyerang semua kelompok umur, namun
kumuh hanya 53% anak yang paling rentan anak berusia dibawah 3
mempunyai antibodi terhadap tahun.
ketiga virus polio.
Definisi Surveilans AFP
Surveilans
Surveilans kesehatan adalah kegiatan pengamatan yang
sistematis dan terus menerus terhadap data dan informasi
tentang kejadian penyakit atau masalah kesehatan dan kondisi
yang mempengaruhi terjadinya peningkatan dan penularan
penyakit atau masalah kesehatan untuk memperoleh dan
memberikan informasi guna mengarahkan tindakan
penanggulangan secara efektif dan efisien.

Surveilans Acute Flaccid Paralysis

Surveilans Acute Flaccid Paralysis (AFP) adalah pengamatan


yang dilakukan terhadap semua kasus lumpuh layuh akut
(AFP) pada anak usia <15 tahun, yang merupakan kelompok
yang rentan terhadap penyakit polio, dalam upaya untuk
menemukan adanya transmisi virus polio liar.
Tujuan Surveilans AFP
Tujuan Umum

1 • mengidentifikasi daerah resiko tinggi

2 • mencari kemungkinan adanya transmisi virus Polio liar (VPL)

• mengidentifikasi daerah dengan kinerja surveilans AFP yang


3
tidak memenuhi standar atau indicator
Tujuan Khusus

Menemukan semua kasus AFP yang ada dalam suatu wilayah, melacak semua kasus AFP yang ditemukan
dalam suatu wilayah, mengumpulkan dua specimen semua kasus AFP sesegera mungkin setelah
kelumpuhan, memeriksa specimen tinja semua kasus AF yang ditemukan di Laboratorium Polio Nasional,
dan memeriksa specimen kontak terhadap hot case untuk mengetahui adanya sirkulasi VPL.
Ukuran epidemiologi Surveilans AFP
Non Polio AFP Rate

Indonesia

Grafik 1. Jumlah Kasus Non Polio AFP & Non Polio AFP Rate Per
100.000 Penduduk Usia <15 Tahun Di Indonesia Tahun 2013 - 2017
2500
1963
2000 1762
1561
1500 1366 1403

1000
500
2.72 2.38 1.93 1.96 2.14
0
2013 2014 2015 2016 2017

Jumlah Kasus Non Polio AFP Non Polio AFP Rate


Sumber: Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2013-2017
Grafik 2. Non Polio AFP Rate per 100.000 Penduduk Berdasarkan 5 Provinsi Tertinggi
Kasus AFP di Indonesia Tahun 2013-2017

7
6.39
6 5.71
5.43
4.86
5 4.5 4.5
4.25
4 3.68 3.78 3.88 3.85 3.71
3.14 3.25 3.23
3 2.77
2.39 2.35 2.31
2.16 2.12
1.95
2 1.5

1 0.5 0.5

0
NTT Gorontalo Kep. Bangka Belitung D.I. Yogyakarta Sulawesi Utara

2013 2014 2015 2016 2017

Sumber: Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2013-2017


NTT

Grafik 3. Jumlah Kasus Non Polio AFP & Non Polio AFP Rate Per
100.000 Penduduk Usia <15 Tahun Di NTT Tahun 2013 - 2017

79
80
65
60

37 40
40 32

20 8.77 5.32 2.05 2.2 1.75


0
2013 2014 2015 2016 2017

Jumlah Kasus Non Polio AFP Non Polio AFP Rate


Sumber: Profil Kesehatan NTT Tahun 2013-2017
Kabupaten Ende

Grafik 4. Non Polio AFP Rate di Kabupaten Ende Tahun 2013-2017

25
20.8

20 16.1

15 11.9
10.7
9.4
10

0 2013 2014 2015 2016 2017

AFP Non Polio Rate

Sumber: Profil Kesehatan NTT Tahun 2013-2017


Persentase Spesimen
adekuat

Grafik 5. Persentasi Spesimen Adekuat AFP di Indonesia pada Tahun 2013-


2017

2013
19% 21% 2014
2015
2016
20% 20% 2017

21%
Sumber: Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2013-2017
Persentase Imunisasi Polio

Grafik 6. Cakupan Persentase Imunisasi Polio-3 di NTT Tahun 2013-2017


180.00% 162%
160.00%
140.00%
120.00%
98%
100.00% 83% 79%
80.00%
60.00%
40.00%
20.00% 6%
0.00%
2013 2014 2015 2016 2017

Persentase Imunisasi
Sumber: Profil Kesehatan NTT Tahun 2013-2017
THANK YOU

Any Question?

Anda mungkin juga menyukai