Anda di halaman 1dari 27

JENIS ULAR BERBISA

DI INDONESIA
BY
SYAM IRWAN. S.Kep., M.Kep
JENIS ULAR DI INDONESIA
ULAR JALI
- Ular tikus, orai lingas (Sunda), ula jali, ula
koros atau ula kayu (Jawa) dan Indo-Chinesse
rat snake (Inggris)
- Berbisa lemah, tidak suka mengigit
- Makanan : Tikus, kadal, kodok
- Habitat : Sawah, kebun, terutama di dekat
sungai serta di pekarangan rumah dan atap
rumah
- Aktivitas : Pagi sampai sore
- Populasi : Sumatra, Jawa, Bali dan Kalimantan
ULAR ANANG
= Oray totog (Sunda), ular tedung abu, tedung selor, King Kobra
- Panjang 3 – 4,5 m (dapat mencapai 5 m), berat sampai 12 kg.
- Makanan : Ular yg relatif lebih besar, biawak, tikus
- Aktivitas : Diurnal (Siang hari)
- Bisa : Bersifat neurotoxin
Habitat : Hutan dataran rendah, rawa-rawa,
semak belukar, hutan pegunungan, lahan
pertanian, ladang tua, perkebunan,
persawahan, dan lingkungan pemukiman.
Bersembunyi di semak yang padat, lubang-
lubang di akar atau batang pohon, lubang
tanah, di bawah tumpukan batu, atau di
rekahan karang
Populasi : Sumatra, Kep. Mentawai, Kep.
Riau, Bangka, Jawa, Bali, Kalimantan, dan Sulawesi
ULAR SENDOK (Kobra)
• Bisa: Ular sering menyemburka bisa, bersifat
neurotoxin
• Panjang: 1,2 – 2,5 m
• Memiliki warna dari hitam atau coklat tua sampai
putih-kuning Ular sendok Jawa di Jawa Bagian
Barat : berwarna hitam kelam, di Jawa Timur dan
Nusa Tenggara berwarna kecoklatan hingga
kekuningan
• Makanan : Binatang pengerat atau burung kecil
• Populasi : Sumatra, Jawa, Bali, Lombok,
Sumbawa, Flores sampai Alor
ULAR WELANG
• Ular belang
• Bisa: Bersifat neurotoxin
• Panjang hingga 1,5 m atau kurang
• Warna tubuh hitam – putih atau hitam –
kuning
• Makanan : Jenis ular lainnya, reptil, kodok,
ikan, telur
• Populasi : Hutan, pegunungan, semak belukar,
rawa – rawa, daerah pertanian, perkebunan
dan persawahan. Sering di jumpai di daerah
pemukiman, jalan raya , saluran air dan sungai
• Aktivitas : Aktif di malam hari
- ULAR BANGKAI LAUT (Ular hijau, oray bungka,
oray majapait (Sunda), ula bangka-laut atau ula
gadung luwuk (Jawa), tarihu (Dompu), Viper.
- Bisa : Bersifat hemotoxin
- Panjang hingga 60 cm – 80 cm
- Berwarna hijau daun
- Makanan : Kodok, burung, mamalia kecil, kadal
- Aktivitas : Nokturnal
- Habitat: Tampak di ranting-ranting atau di atas
tanah hutan, menyukai hutan bambu dan belukar
yang tidak jauh dari sungai, di kebun/pekarangan
rumah
- Populasi : Sumatra, Jawa, Bali, Sumbawa,
Flores, Alor, Sumba, Rote, Timor, Wetar
ULAR TANAH
• Ular bandotan bedor, ular gibuk
• a. Ciri: Badan coklat dengan corak gambar seperti
diamond, membesar diperut dan mengecil ke ekor serta
leher.
• - Gerakannya agresif
• - Kepala segitiga, dengan sisik yang besar
• - Panjangnya hingga mancapai 1 m
• - Jika marah akan membentuk huruf S
• Habitat : didarat khususnya bersemak, rumput
• Aktivitas : siang dan malam hari
• Makanan : Tikus
• Populasi : Jawa, Sumatra
ULAR TAMBANG
Ular tali, ular lidi, ular tampar atau ular tlampar (Jawa)
a. Tidak berbisa
b. Ciri – ciri : Tubuh coklat dan ada 2 garis hitam memanjan
dari kepala ke ekor, Bagian bawah terdapat garis kuning
memanjang hingga ekor
Jika marah, muncul bintik putih di leher Lidah berwarna
merah, Kepala oval, Mata horizontal,
- Panjangnya 1 – 1,5 m
c. Habitat : di tepian hutan, kebun, tepi sawah dan belukar
d. Aktivitas : Diurnal, siang hari
e. Makanan : Katak, tikus, belalang, cicak, jangkrik
f. Populasi : Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Papua
g. Type bisa: Jika menggigit manusia tidak berbahaya
tetapi racun nya sangat mematikan untuk sesama ular.
ULAR SANCA KEMBANG
Nama lain adalah Ular sawah, ular patola
• Tidak berbisa, membunuh mangsa dengan melilit kuat-kuat
• Ukuran dapat mencapai lebih dari 10 m
• Habitat : Hutan tropis yang lembab, dekat sungai, kolam, rawa
• Aktivitas : Diurnal, siang hari
• Makanan : Reptil kecil, burung, biawak, kodok, ikan, anjing, monyet, babi,rusa
dan manusia
• Populasi : Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara
Bagaimana gigitan ular dapat terjadi??
• Korban terutama adalah petani, pekerja perkebunan,
nelayan, pawang ular, pemburu, dan penangkap ular.
• Kebanyakan terjadi ketika orang tidak mengenakan alas
kaki atau hanya memakai sandal dan menginjak ular
secara tidak sengaja.
• Dapat terjadi pada penghuni rumah, ketika ular
memasuki rumah untuk mencari mangsa berupa ular
lain, cicak, katak, atau tikus
SIFAT BISA ULAR

• Bisa hemotoksik, Yaitu bisa yang mempengaruhi


jantung dan sistem pembuluh darah
• Bisa neurotoksik, Yaitu bisa yang mempengaruhi sistem
saraf dan otak
• Bisa sitotoksik, Yaitu bisa yang hanya bekerja pada
lokasi gigitan
TANDA DAN GEJALA
• Tanda dan gejala yang timbul bervariasi sesuai dengan jenis spesies ular
yang mengigit dan jumlah bisa yang di injeksikan
Gejala yang timbul, antara lain:
• Terdapat luka bekas gigitan ular (Fang marks)
• Nyeri Lokal
• Perdarahan lokal
• Memar
• Pembengkakan kelenjar getah bening
• Radang
• Melepuh
• Infeksi lokal
• Nekrosis jaringan (terutama gol. Viperidae/ular bangkai laut)
PENATALAKSANAAN KERACUNAN AKIBAT GIGITAN ULAR
PERTOLONGAN PERTAMA PERTOLONGAN PERTAMA
• Pertahankan ABC
• Cegah penyebaran racun secara sistemik
• Jaga keselamatan pasien dan mencegah komplikasi sebelum pasien
sampai di rumah sakit
• Mengatasi tanda awal yang berbahaya dari bisa ular
• Mengatur rujukan pasien ke tempat yang tepat
• DO NOT FURTHER HARM!
Pertolongan pertama yang dianjurkan!!
• Tenangkan pasien yang cemas
• Bersihkan bagian yang terluka dengan cairan faal atau air steril.
• Untuk efek lokal dianjurkan imobilisasi menggunakan perban katun
elastis dengan lebar ± 10 cm, panjang 45 m, yang dibalutkan kuat di
sekeliling bagian tubuh yang tergigit, mulai dari ujung jari kaki sampai
bagian yang terdekat dengan gigitan.
• Bungkus rapat dengan perban seperti membungkus kaki yang terkilir,
tetapi ikatan jangan terlalu kencang agar aliran darah tidak
terganggu.
• Penggunaan torniket tidak dianjurkan karena dapat mengganggu
aliran darah dan pelepasan torniket dapat menyebabkan efek
sistemik yang lebih berat.
• Imobilisasi daerah yang digigit (setiap gerakan atau kontraksi otot
akan meningkatkan penyerapan bisa ular)
• Pertimbangkan imobilisasi dengan tekanan pada beberapa gigitan
ular (ular Elapid: kobra, mamba, dll) (pada gigitan ular viper)
• Pemberian suntikan antitetanus, atau bila korban pernah
mendapatkan toksoid maka diberikan satu dosis toksoid tetanus.
• Pemberian suntikan penisilin kristal sebanyak 2 juta unit secara
intramuskular.
• Pemberian sedasi atau analgesik untuk menghilangkan rasa takut
cepat mati/panik.
• Pemberian serum antibisa.
TANDA AWAL KERACUNAN BERAT
• Ular yang menggigit sudah diidentifikasi sebagai ular yang sangat
berbisa
• Bengkak pada luka gigitan menjalar dengan cepat
• Segera terjadi pembesaran kelenjar getah bening yang
menunjukkan terjadinya penyebaran bisa ular lewat sistem getah
bening
• Segera muncul gejala sistemik (kolaps, mual muntah, diare, sakti
kepala, kelopak mata terasa berat, pusing, ptosis/ opthalmoplegia
• Segera muncul perdarahan spontan
• Urine berwarna coklat
PEMERIKSAAN FISIK
•Pemeriksaan pada daerah gigitan
(tidak ada pulsasi bisa berarti terjadi
trombosis atau compartment
syndrome)
•Pemeriksaan umum: cari tanda
perdarahan
•Periksa tanda neurotoxin : Test
apakah pasien mampu mengangkat
kelopak mata atas secara maksimal
• Tes pergerakan mata, ukur lebar
pupil, tes buka mulut pasien dan
menjulurkan lidah (kadang terjadi
paralisa dari otot pterygoid)

•Broken neck sign’ (paralisa


otot fleksi leher)
•Pemeriksaan mata dan otot napas : beberapa bisa
ular dapat melumpuhkan semua otot sehingga
pasien sering dianggap tidak sadar dan kadang
membutuhkan ventilator tetap, namun pasien
tetap sadar dan kadang mampu menggerakkan
jari sehingga bisa digunakan untuk komunikasi
yang sederhana
•Rhabdomyolisis (bisa terjadi 3 jam setelah tergigit
ular)
•Pada wanita hamil bisa terjadi distress janin,
perdarahan pervaginam, keguguran
INDIKASI TERAPI ANTI BISA ULAR (ABU)
• ABU mempunyai efek samping dan tersedia dalam jumlah yang
terbatas.
• Harus digunakan pada pasien yang tepat

• INDIKASI TERAPI ANTI BISA ULAR (ABU)


• Terdapat tanda keracunan secara sistemik
• Kelainan darah: perdarahan, koagulopati, trombositopenia
• Gejala neurtotoxin: ptosis, external ophthalmoplegia, paralysis
• Ganggual jantung: hipotensi, shock, aritmia, gangguan irama
ECG
LANJUTAN

•Gagal ginjal akut: oliguria/anuria (klinis),


peningkatanan creatinine darah/ urea
•(Haemoglobin-/myoglobin-uria:) urine
berwarna gelap, merupakan tanda dari
haemolisis intravaskular atau generalised
rhabdomyolysis, hyperkalaemia
INDIKASI TERAPI ANTI BISA ULAR (ABU)
- Terdapat tanda keracunan pada luka gigitan
- Pembengkakan lebih dari setengah tungkai
yang digigit
- Bengkak setelah digigit pada jari
- Bengkak yang cepat meluas
- Kelenjar getah bening yang semakin membesar
pada tungkai yang digigit.
KRITERIA UNTUK PEMBERIAN ABU
TAMBAHAN
•Gangguan pembekuan darah yang
menetap setelah 6 jam atau terjadi
perdarahan setelah 1-2 jam
•Peningkatan gejala neurotoksin atau
gejala gangguan jantung setelah 1-2 jam
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai