1
Menetas bayi bayi king kobra
King kobra aktif di siang hari
(diurnal). Di alam bebas, ular ini cenderung
melarikan diri ketika bertemu manusia
kecuali saat menjaga telur maka cenderung
melawan. Jika terusik, ular ini akan
menegakkan kepala hingga 1,5 meter lebih
sambil melebarkan hood yang mirip sendok
dengan suara menderu-deru.
Sesuai dengan namanya, ular ini memakan
ular lain seperti ular sanca (Phyton) dan ular
tikus (Ptyas) serta memangsa hewan reptil
lainnya seperti kadal dan biawak.
Klasifikasi
Nama latin/ilmiah ular king kobra
adalah Ophiophagus hannah, yang secara etimologi,
kata Ophiophagus berasal dari Bahasa Yunani ὄφις +
φαγία yang artinya “Pemakan Ular”, sementara king kobra memakan ular sanca
kata hannah berasal mitologi Yunani.
Genus Ophiophagus di dunia hanya ada satu spesies
saja. Berikut klasifikasi ulang king Vonk, Freek J et al. 2013. The king cobra genome reveals
dynamic gene evolution and adaptation in the snake venom system. PNAS December 17, 2013
110 (51) 20651-20656; https://doi.org/10.1073/pnas.1314702110 kobra/ular anang.
2
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Reptilia
Ordo : Squamata
Famili : Elapidae
Genus : Ophiophagus
Spesies : Ophiophagus Hannah
Jenis Bisa
Ular king kobra memiliki bisa jenis neurotoksin dengan warna
kuning tua yang diproduksi di kelenjar bisa yang terletak di postorbital. Berdasarkan penelitian
Vonk, dkk. (2013), komponen bisa/venom ular king kobra terdiri atas:
3FTx (snake three-finger toxin),
SVMP (snake venom metalloproteinase),
CRiSP (cysteine-rich secretory protein),
PA2 (phospholipase A2),
CVF (cobra venom factor),
VEGF (PDGF/VEGF growth factor),
LAAO (Flavin monoamine oxidase [L-amino-acid oxidase]),
NP (natriuretic peptide),
PDE (phosphodiesterase),
Vespryn (ohanin/vespryn),
Kallikrein,
Kunitz (venom Kunitz-type).
3
Sistem Venom pada Ular King Kobra yang terdiri dari
kelenjar bisa/venom dan kelenjar aksesoris (Vonk et al, 2013).
Referensi: