Anda di halaman 1dari 22

Kerajaan Bercorak Hindu-Buddha

di Indonesia
KOMPETENSI INTI

KOMPETENSI DASAR
 Menganalisis pengaruh perkembangan agama dan kebudayaan
Hindu-Buddha terhadap masyarakat di berbagai daerah di Indonesia.

INDIKATOR
 Menjelaskan pertumbuhan Kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha di
Indonesia
 Menunjukkan letak geografis kerajaan bercorak Hindu Buddha di
Indonesia
 Menganalisis sistem dan struktur sosial, ekonomi, dan politik pada
masa kerajaan Hindu-Buddha
 Membandingkan struktur birokrasi antara Kerajaan Hindu-Buddha di
berbagai daerah
Kerajaan Kutai

Tujuh buah yupa


1. Bukti Sejarah
a. Menggunakan bahasa Sanskerta
b. Dibuat sekitar abad ke-5

Prasasti yang dikeluarkan oleh Raja


Mulawarman

a. Kudungga
2. Raja-Raja b. Aswawarman
c. Mulawarman

Terletak di tepi sungai, masyarakatnya


mengembangkan pertanian dan
3. Perkembangan perdagangan. Terjadi hubungan dagang
dengan wilayah luar. Jalur perdagangan
internasional waktu dari India melewati
Selat Makassar, terus ke Filipina hingga
ke Cina.
Kerajaan Tarumanegara

1. Bukti Sejarah
2. Perkembangan Kerajaan
Prasasti Ciaruteun
Berkembang pada abad ke-5. Raja
Prasasti Kebon Kopi
Purnawarman dikenal jujur, adil, dan
Prasati Jambu
arif. Kekuasaannya sampai ke daerah
Prasasti Tugu
Banten. Kerajaan Tarumanegara
Prasasti Pasir Awi
menjalin hubungan dengan kerajaan
Prasasti Muara Cianten
lain, misalnya Cina.
Prasasti Lebak
Dilakukan penggalian Sungai Gomati
sebagai irigasi dan mencegah bahaya
banjir.
Penduduk Tarumanegara sudah
mengenal penanggalan.
Raja pernah mengadakan upacara
kurban dengan memberikan hadiah
1.000 ekor lembu kepada para
brahmana.
Kerajaan Kaling/Holing

1. Bukti Sejarah 2. Perkembangan Kerajaan


a. Berita Cina : Nama Kaling a. Wilayahnya subur, mempunyai sumber
(Ho-ling) berhubungan air asin, dan rakyatnya hidup makmur.
dengan kerajaan di India b. Kota Kalingga dikelilingi pagar kayu,
Selatan. rajanya beristana di rumah yang
b. Menurut berita Cina, di bertingkat ditutup dengan atap, dan
sebelah timur Kaling ada tempat duduk sang raja berupa peterana
Po-li (Bali sekarang), di gading.
sebelah barat Kaling c. Sejak tahun 674, rakyat Kerajaan Kaling
terdapat To-po-teng diperintah Ratu Sima.
(Sumatra). Sedangkan di d. Di Ho-ling telah ada pendeta agama
sebelah utara Kaling Buddha bernama Jnanabhadra. Dia
terdapat Chen-la membantu pendeta Cina, Hwi-ning (664-
(Kamboja) dan sebelah 666) menerjemahkan kitab suci agama
selatan berbatasan Buddha dari bahasa Sanskerta ke dalam
dengan samudra. bahasa Cina.
Kerajaan Sriwijaya

1. Sumber Sejarah
 Berita Luar Negeri
a. Dari berita Arab : di sekitar Sriwijaya ditemukan peninggalan bekas
perkampungan orang Arab.
b. Dari berita India : Sriwijaya pernah menjalin hubungan dengan Nalanda dan
Colamandala.
c. Dari berita Cina : para pedagang Cina sering singgah di Kerajaan Sriwijaya
sebelum melanjutkan perjalanan ke India dan Arab.

 Prasasti
a. Prasasti Kedukan Bukit (605 S/683 M) f. Prasasti Palas Pasemah
b. Prasasti Talang Tuo (606 S/684 M) g. Prasasti Ligor
c. Prasasti Telaga Batu h. Prasasti Nalanda
d. Prasasti Kota Kapur (608 S/686 M)
e. Prasasti Karang Berahi (608 S/686 M)
Keunggulan Kerajaan Sriwijaya
1. Secara geografis Palembang merupakan
daerah yang strategis, Keberadaan Sungai
Musi dan pulau-pulau di depan muara
Sungai Musi membuat Sriwijaya
mempunyai posisi yang strategis.
2. Pantai timur Sumatra merupakan
Perkembangan Ekonomi
persimpangan lalu lintas pelayaran
Kerajaan Sriwijaya
internasional hingga sekarang.
1. Perekonomiannya dari
3. Runtuhnya Kerajaan Funan di Vietnam
kegiatan perdagangan dan
4. Sriwijaya memiliki berbagai kemampuan,
hasil-hasil laut.
terutama pelayaran dan perdagangan.
2. Perdagangan didukung oleh
letak yang strategis.
3. Sriwijaya mengekspor
gading, kulit, dan beberapa
jenis binatang liar.
4. Sriwijaya mengimpor antara
lain beras, rempah-rempah,
kayu manis, kemenyan,
emas, gading, dan binatang.
Kehidupan Beragama Kerajaan Sriwijaya
1. Sriwijaya merupakan pusat studi agama Buddha Mahayana di Asia
Tenggara. Terdapat guru Besar agama Budha Sakyakirti
2. Mahasiswa asing datang ke Sriwijaya terlebih dahulu untuk belajar
bahasa Sansekerta.

Kemunduran Kerajaan Sriwijaya


1. Perubahan letak Kerajaan Sriwijaya. Letak ibu kota Kerajaan Sriwijaya
tidak lagi dekat dengan pantai.
2. Banyak daerah yang melepaskan diri.
3. Berkembangnya kekuatan politik di Jawa dan India..
Kerajaan Mataram Kuno

1. Bukti Sejarah
 Prasasti
a. Prasasti Canggal (654 S/ 732 M)
b. Prasasti Kalasan (700 S/778 M)
c. Prasasti Klurak (704 S/782 M)
d. Prasasti Kedu atau Prasasti Balitung
(829 S/ 907 M)

Di Jawa Tengah bagian


Beragama Hindu Siwa
utara

Beragama Buddha Di Jawa Tengah bagian


selatan
Kekuasaan Keluarga Isyana

1. Mpu Sindok (929 - 947)


a. Pusat pemerintahan di Tamwlang (diperkirakan dekat
Jombang).
b. Daerah kekuasaan Mpu Sindok : Jawa Timur, Jawa
Tengah, dan Bali.
c. Candi yang dibangun : Candi Gunung Gangsir dan
Sanggariti.
d. Ditulis buku suci agama Buddha Sang Hyang
Kamahayanikan. Hal itu menunjukkan bahwa agama
Buddha mengalami perkembangan, meskipun rajanya
beragama Hindu. Mpu Sindok dikenal sebagai peletak
dasar bagi perkembangan kerajaan-kerajaan Hindu di
Jawa Timur.

2. Makutawangsawardana (947 - 991)


Makutawangsawardana merupakan kakek dari Airlangga.
3. Darmawangsa (991 - 1017)
a. Darmawangsa melakukan perluasan daerah meliputi Jawa Timur, Jawa
Tengah, Bali, dan Kalimantan.
b. Pada tahun 991, disusun kitab hukum Siwasasana.
c. Dalam bidang sastra, disadur kitab Mahabharata ke dalam bahasa Jawa
Kuno.
d. Pada tahun 1017 terjadi peristiwa pralaya, yaitu penyerbuan istana
Darmawangsa oleh Raja Wura Wari yang mengakibatkan tewasnya Raja
Darmawangsa.

4. Airlangga (1019 - 1049)


a. Airlangga dinobatkan sebagai raja menggantikan Darmawangsa dan
kerajaannya disebut Kahuripan.
b. Airlangga menyatukan kembali kerajaan warisan Darmawangsa yang
terpecah-pecah.
c. Setelah menjadi pertapa, Airlangga membagi kerajaan menjadi dua wilayah.
Kerajaan Jenggala dan Panjalu.
Kerajaan Jenggala dengan raja Mapanji
Garasakan

Menyerang Panjalu dan


menggunakan cap kerajaan
garudamukha untuk menunjukkan
dirinya sebagai putra Airlangga.

Kerajaan Panjalu dengan raja


Samarawijaya

Peninggalan Kerajaan Panjalu (Kediri)


a. Prasasti Hantang atau Ngantang (1135), Talan (1136),
dan Prasasti Desa Jepun (1144).
b. Gubahan kitab Bharatayuda karya Mpu Sedah dan
Mpu Panuluh.
c. Kakawin Smaradahana oleh Mpu Darmaja.
d. Kitab Lubdaka karangan Mpu Tan Akung.
Kerajaan Singosari

1. Ken Arok (1222 - 1227)


a. Pusat Kerajaan Singosari kira-kira terletak di
dekat Malang, Jawa Timur.
b. Menjadi raja setelah membunuh Tunggul
Ametung dan memperistri Ken Dedes. Ken
Arok juga mempunyai istri Ken Umang.
c. Ken Dedes berputra Anusapati (putra antara
Ken Dedes dengan Tunggul Ametung) dan
Mahesa Wongateleng.
d. Ken Umang berputra Panji Tohjoyo, Panji
Sudatu, Panji Wregolo, dan Dewi Rambi.

2. Anusapati
a. Pemerintahan Anusapati berlangsung dengan aman dan tenteram.
b. Pada tahun 1247, Panji Tohjoyo membunuh Anusapati pada saat
menyabung ayam.
c. Anusapati dimakamkan di Candi Kidal, dekat Kota Malang.
3. Tohjoyo
Tohjoyo hanya beberapa bulan menjadi raja karena pada tahun 1248,
Ronggowuni yang merupakan putra Anusapati membalas kematian ayahnya.
Tohjoyo dimakamkan di Katang Lumbang.

4. Ronggowuni (1248-1268)
a. Ronggowuni bergelar Sri Jaya Wisnuwardana.
b. Ronggowuni didampingi Mahesa Cempaka sebagai Ratu Anggabaya dan
bergelar Narasimhamurti.
c. Pada tahun 1254, Wisnuwardana mengangkat putranya yang bernama
Kertanegara sebagai raja muda atau yuwaraja.
d. Pada tahun 1268, Ronggowuni meninggal dunia dan dicandikan sebagai
Syiwa di Waleri dan sebagai Buddha Amogapasa di Candi Jago.
e. Mahesa Cempaka dicandikan di Kumeper dan Wudi Kucir.
4. Kertanegara (1268 - 1292 M)
a. Kertanegara merupakan raja yang paling terkenal
di Singosari.
b. Kertanegara bercita-cita menguasai seluruh
Nusantara.
c. Pada tahun 1275, Raja Kertanegara mengirim
Ekspedisi Pamalayu di bawah pimpinan Mahesa
Anabrang (Kebo Anabrang) untuk menguasai
Sriwijaya. Pasukan Singosari menanamkan
pengaruh Singosari di Melayu sehingga
Kertanegara menghadiahkan patung Amoghapasa
kepada penguasa Melayu.
d. Kertanegara menjalin hubungan dengan Raja
Jayasingawarman III, Kediri, dan Kerajaan Campa.
e. Kertanegara menghadapi perlawanan dari
Tiongkok dan Kediri.
f. Karena serangan Kediri, Singosari hancur.
Kertanegara meninggal dan dicandikan di Candi
Jawi dan Candi Singosari.
Kerajaan Majapahit

1. Raden Wijaya
a. Merupakan menantu Kertanegara dan cucu
dari Mahesa Cempaka.
b. Pura-pura takluk kepada Jayakatwang,
namun diam-diam menghimpun kekuatan.
c. Memanfaatkan kedatangan pasukan
Tiongkok yang hendak menyerang
Kertanegara.
d. Menjadi raja pertama Kerajaan Majapahit di
bekas Hutan Tarik.
e. Pada tahun 1309, Raden Wijaya meninggal
dan dicandikan sebagai Syiwa di Simping
(Candi Sumberjati) dan sebagai Buddha di
Antahpura di dalam kota Majapahit.
f. Arca perwujudannya berbentuk Harihara,
yakni Wisnu dan Syiwa dalam satu arca.
2. Jayanegara (1309 - 1328)
a. Pada masa pemerintahannya banyak terjadi pemberontakan. Misalnya
pemberontakan Ronggolawe, pemberontakan Lembu Sora, pemberontakan
Nambi, dan pemberontakan Kuti pada tahun 1319.
b. Pemberontakan dapat ditumpas oleh Gajah Mada.
c. Jayanegara meninggal akibat dibunuh Tanca, seorang tabib istana pada tahun
1328.
d. Jayanegara dicandikan di Srenggapura, Kepopongan.

3. Tribuwanatunggadewi (1328 - 1350)


a. Tribuwanatunggadewi merupakan adik dari
Jayanegara dan memimpin bersama dengan
suaminya, Kertawardana.
b. Terjadi pemberontakan Sadeng dan Kesa/Keta
yang ditumpas oleh Patih Gajah Mada.
c. Pada tahun 1331, Gajah Mada mengucapkan
Sumpah Palapa.
d. Pada tahun 1350, Gayatri wafat dan
menyerahkan takhtanya kepada cucunya,
Hayam Wuruk.
4. Hayam Wuruk/Rajasanegara (1350 - 1389)
a. Merupakan raja terbesar karena Majapahit mrncapai puncak keemasan.
b. Wilayah Majapahit melebihi luas wilayah RI.
c. Majapahit dikenal sebagai negara nasional kedua di Indonesia.
d. Raja dibantu Rakryan Mahamantri Katrini dan Dewan Pelaksana.
e. Terdapat badan peradilan Saptopapati untuk menegakkan hukum negara.
f. Dalam membina hubungan dengan luar negeri tersebut, Majapahit
menggunakan pedoman mitreka satata (negara sahabat).
g. Terjalin toleransi beragama yang baik dengan dibentuknya Dharmadyaksa
ring Kasaiwan yang mengurusi agama Syiwa (Hindu) dan Dharmadyaksa ring
Kasogatan yang mengurusi agama Buddha.
h. Lalu lintas perdagangan yang penting antara lain Sungai Bengawan Solo dan
Sungai Brantas.
i. Kota pelabuhan yang penting adalah Canggu, Surabaya, Gresik, Sedayu, dan
Tuban.
j. Karya sastra yang terkenal adalah Kitab Negarakertagama yang ditulis Mpu
Prapanca tahun 1365 serta Sutasoma dan Kitab Arjunawiwaha yang disusun
Mpu Tantular.
k. Peninggalan Kerajaan Majapahit antara lain Candi Penataran dan Sawentar
di daerah Blitar, Candi Tigawangi dan Surawana, serta Candi Tikus di
Trowulan.
Kemunduran Majapahit
a. Meninggalnya Gajah Mada
tahun 1364.
b. Kematian Hayam Wuruk pada
tahun 1389.
c. Perang Paregreg yang terjadi
tahun 1401-1406.
d. Munculnya kekuatan politik
baru dari perkembangan Islam
di pesisir Jawa. Pemerintahan
Girindrawardana (1478-1519)
merupakan masa keruntuhan
Majapahit.
Kerajaan Bali

1. Sumber Sejarah
a. Prasasti berangka tahun 804 S
atau 882 M tentang pendirian
pertapaan di Bukit Kintamani.
b. Prasasti berangka tahun 896
dan 911 tentang istana.
c. Prasasti tugu di Desa Blanjong,
dekat Sanur yang berangka
tahun 836 S atau 914 M.
Raja-Raja Bali
1. Kesari Warmadewa
2. Ugrasena (915-942)
3. Tabanendra Warmadewa, (955-
967)
4. Indra Jayasinga Warmadewa (967-
975)
5. Janasadu Warmadewa (975-983)
6. Sri Maharaja Sri Wijaya
Mahadewi, (983-989)

7. Darma Udayana Warmadewa memerintah bersama permaisurinya


Mahendradatta (989-1011)
8. Marakata Pangkaa (1011-1025)
9. Anak Wungsu (1049-1077)
10. Sri Maharaja Sri Walaprabu
11. Paduka Sri Suradipa (1115-1119)
12. Sri Maharaja Sri Jayasakti (1133-1150)
13. Ranggajaya (1155- ...)
14. Jayapangus (1177-1284)
Dampak Keruntuhan Kerajaan-Kerajaan
Hindu-Buddha
1. Tradisi Hindu-Buddha yang Tetap
Dijalankan Masyarakat
2. Tradisi Hindu-Buddha yang Ditinggalkan
Masyarakat
3. Akulturasi Kebudayaan

Penyebab Keruntuhan Kerajaan-Kerajaan Hindu-Buddha


1. Setiap kerajaan berambisi untuk saling memimpin.
2. Timbul masalah dalam bidang pergantian kekuasaan karena
belum kuatnya hukum kerajaan.
3. Penguasa kerajaan tidak dapat memantau kondisi daerah yang
jauh dari pusat kekuasaan.
4. Munculnya pedagang-pedagang Islam yang mengambil alih
perdagangan pantai.
5. Tersiarnya agama Islam yang cenderung lebih demokratis.

Anda mungkin juga menyukai