Anda di halaman 1dari 18

PENJUALAN

ANGSURAN

Penjualan Angsuran adalah suatu jenis penjualan yang cara


pembayarannya dapat dilakukan secara bertahap dalam
jumlah tertentu selama jangka waktu tertentu (Fischer, Taylor
dan Leer)

Penjualan angsuran bisa juga disebut dengan penjualan cicilan


atau penjualan secara kredit (installment sale).
PENJUALAN
ANGSURAN

Ada dua jenis penjualan angsuran:


1. Penjualan angsuran barang tidak bergerak (penjualan Aset
tetap)
2. Penjualan angsuran barang bergerak (penjualan barang
dagangan)

Ada dua metode pengakuan laba dalam penjualan angsuran:


3. Laba diakui pada saat penjualan angsuran dilakukan
4. Laba diakui secara proporsionil dengan penerimaan kas
Penjualan Angsuran Aset Tetap

Ada dua macam persyaratan dalam penjualan angsuran Aset


tetap:
1. Pembayaran uang muka (down payment)
Bahwa uang muka dibayarkan secara tunai sebesar
prosentase tertentu dari harga jual Aset tetap tersebut.
Atau sebesar rupiah tertentu yang telah ditetapkan oleh
penjual.

2. Pembayaran uang tunai periodik sebagai pembayaran


angsuran.
Pembayaran telah ditentukan atau tergantung lamanya
angsuran. Angsuran sudah termasuk biaya bunga ataupun
belum.
Metode Laba Diakui Saat
Penjualan

Contoh:
Pada awal tahun 2012, PT “Bunga Lestari” menjual 50 unit mobil
dengan harga pokok per unitnya Rp 130.000.000,00 yang
dijual dengan harga Rp 150.000.000,00. Penjualan tersebut
dilakukan secara berangsur dan pembayarannya diatur
sebagai berikut:
a. Pembayaran dilakukan tiap bulan dengan 20 kali angsuran
b. Bunga 6% per tahun dari saldo piutang angsuran.
c. Uang muka (down payment) ditentukan sebesar 20% dari
penjualan angsuran
d. Jumlah penjualan angsuran tidak termasuk bunga
Jurnal Pencatatan Penjualan
Angsuran

Jurnal saat penjualan angsuran dilakukan pada tanggal 1 Januari 2012


Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit

Kas Rp 1.500.000.000,00
Jan Piutang Angsuran 6.000.000.000,00
1 Rp 6.500.000.000,00
2012 Persediaan Barang Dagang-Mobil
Laba Penjualan 1.000.000.000,00

Jurnal penerimaan pelunasan angsuran bulan Februari – Desember 2012

Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit

Feb- Kas Rp 330.000.000,00


Des 1 Piutang Angsuran Rp 300.000.000,00
2012 Pendapatan Bunga 30.000.000,00
Jurnal Pencatatan Laba Penjualan
Angsuran

Jurnal saat tanggal 31 Desember 2012

Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit

Laba Penjualan Rp 1.000.000.000,00


Des
31 Pendapatan Bunga 330.000.000,00
2012
Laba Operasi Rp 1.330.000.000,00

Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit

Des Laba Operasi Rp 1.330.000.000,00


31
2012 Ikhtisar Laba/Rugi Rp 1.330.000.000,00
Jurnal Pencatatan Laba Penjualan
Angsuran

Saat pendapatan bunga untuk 1 Januari 2013 diakui di bulan Desember 2012

Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit

Des Piutang Bunga Rp 30.000.000,00


31
2012 Pendapatan Bunga Rp 30.000.000,00

Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit

Jan Pendapatan Bunga Rp 30.000.000,00


1
2013 Piutang Bunga Rp 30.000.000,00
Metode Laba Diakui Proporsional
dengan
Penerimaan Kas
Laba penjualan yang timbul dalam transaksi penjualan dilakukan,
dimasukkan ke dalam rekening “Laba Kotor Belum Direalisasi
(Unrealized Gross Profit)” disingkat menjadi LKBD.
Perusahaan mengakui adanya laba kotor sebesar prosentase laba kotor
dikalikan jumlah kas yang diterima. Jumlah kas yang diterima
tidak termasuk pendapatan bunga.
Uang muka yang diterima termasuk dalam jumlah kas yang diterima.
Prosentase laba kotor dicatat dengan menggunakan rumus:

Harga Jual – Harga Pokok


X 100 %
Harga Jual
Metode Laba Diakui Proporsional
dengan
Penerimaan Kas
Contoh:
Pada awal tahun 2012, PT “Bunga Lestari” menjual 50 unit mobil
dengan harga pokok per unitnya Rp 120.000.000,00 yang
dijual dengan harga Rp 150.000.000,00. Penjualan tersebut
dilakukan secara berangsur dan pembayarannya diatur
sebagai berikut:
a. Pembayaran dilakukan tiap bulan dengan 20 kali angsuran
b. Bunga 6% per tahun dari saldo piutang angsuran.
c. Uang muka (down payment) ditentukan sebesar 20% dari
penjualan angsuran
d. Jumlah penjualan angsuran tidak termasuk bunga
Jurnal Pencatatan Penjualan
Angsuran

Jurnal saat penjualan angsuran dilakukan pada tanggal 1 Januari 2012


Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit

Kas Rp 1.500.000.000,00
Jan Piutang Angsuran 6.000.000.000,00
1 Rp 6.000.000.000,00
2012 Persediaan Barang Dagang-Mobil
Laba Kotor Belum Direalisasi 1.500.000.000,00

Jurnal penerimaan pelunasan angsuran bulan Februari – Desember 2012

Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit

Feb- Kas Rp 330.000.000,00


Des 1 Piutang Angsuran Rp 300.000.000,00
2012 Pendapatan Bunga 30.000.000,00
Perhitungan Presentase LKBD ke LKD

Perhitungan presentase penyesuaian LKBD menjadi LKD adalah


sebagai berikut:
= 1.500.000.000 : 7.500.000.000 x 100%
= 0,2 x 100%
= 20%

Sehingga Laba Kotor Direalisasi adalah sebagai berikut:


LKD = 20% x Rp 4.800.000.000,00 (uang muka+angsuran 1 –
11)
= Rp 960.000.000,00
Jurnal Pencatatan LKBD menjadi
LKD

Jurnal saat pengakuan Laba Kotor Direalisasi tanggal 31 Desember 2012

Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit

Des Laba Kotor Belum Direalisasi Rp 960.000.000,00


31
2012 Laba Kotor Direalisasi Rp 960.000.000,00

Jurnal penutupan LKD dan Pendapatan Bunga tanggal 31 Desember 2012

Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit

Laba Kotor Direalisasi Rp 960.000.000,00


Des
31 Pendapatan Bunga 330.000.000,00
2012 Rp 1.290.000.000,00
Laba Operasi
Kegagalan Pelunasan Angsuran
Aset Tetap

Adanya kegagalan pelunasan angsuran, maka perusahaan yang menjual


Aset tetap akan mengakui adanya laba atau rugi pemilikan kembali.
Besarnya laba atau rugi pemilikan kembali yang diakui tergantung pada
metode laba yang digunakan dengan ketentuan:
1. Untuk metode laba diakui pada saat penjualan angsuran dilakukan,
laba atau rugi dihitung dengan cara membandingkan nilai Aset tetap
yang dimiliki kembali dengan jumlah piutang angsuran yang belum
dilunasi
2. Untuk metode laba diakui secara proporsional dengan penerimaan
kas, laba atau rugi dihitung dengan cara jumlah nilai Aset tetap yang
dimiliki ditambah pengurangan LKBD dibandingkan dengan jumlah
piutang angsuran yang belum dilunasi.
Contoh Kegagalan Pelunasan Aset
Tetap

Seorang pengusaha menjual secara angsuran kendaraan


bermotor yang mempunyai harga pokok
Rp 100.000.000,00 dan dijual dengan harga
jual Rp 125.000.000,00. Uang muka
ditentukan sebesar Rp 45.000.000,00 dan
sisanya dibayar secara angsuran.
Setelah membayar angsuran sebesar Rp 50.000.000,00
pembeli menyatakan tidak mampu lagi untuk
melunasi sisa angsurannya. Kendaraan bermotor
tersebut dapat ditarik kembali seharga
Rp 32.500.000,00.
Metode Laba Diakui Saat Penjualan

Jumlah piutang angsuran awal adalah:


Rp 125.000.000,00 – Rp 45.000.000,00= Rp 80.000.000,00
Jumlah angsuran yang telah dibayar= Rp 50.000.000,00

Piutang yang belum dibayar = Rp 30.000.000,00


Nilai pemilikan kembali Aset tetap = Rp 32.500.000,00

Laba pemilikan kembali = Rp 2.500.000,00


Jurnal Metode Laba Diakui Saat
Penjualan

Jurnal pengakuan penjualan barang dagangan (aset tetap)

Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit


Kas
Rp 45.000.000,00
xxx Piutang Angsuran
xx 80.000.000,00
20xx Persediaan Barang Dagang-Motor Rp 100.000.000,00
Laba Penjualan 25.000.000,00

Jurnal pemilikan kembali menggunakan metode laba diakui saat penjualan

Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit

Persediaan Barang Dagang-Motor Rp 32.500.000,00


xxx
xx Piutang Angsuran Rp 30.000.000,00
20xx
Laba Pemilikan Kembali 2.500.000,00
Metode Laba Proporsional Penerimaan Kas

• Tingkat laba kotor:


125.000.000 – 100.000.000
X 100% = 20%
125.000.000
• Jumlah piutang angsuran yang belum dibayar:
= ((125.000.000 – 45.000.000) – 50.000.000)
= Rp 30.000.000,00
• Laba kotor yang belum direalisasi (LKBD) disesuaikan
sebesar:
= 20% X Rp 30.000.000,00
= Rp 6.000.000,00
Jurnal Metode Laba Proposional
Penerimaan Kas

Jurnal pengakuan penjualan barang dagangan (aset tetap)

Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit


Kas Rp 45.000.000,00
xxx Piutang Angsuran 80.000.000,00
xx
20xx Persediaan Barang Dagang-Motor Rp 100.000.000,00
Laba Kotor Belum Direalisasi 25.000.000,00

Jurnal pemilikan kembali menggunakan metode laba proporsional


penerimaan kas

Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit


Persediaan Barang Dagang-Motor Rp 32.500.000,00
xxx Laba Kotor Belum Direalisasi 6.000.000,00
xx Rp 30.000.000,00
20xx Piutang Angsuran
8.500.000,00
Laba Pemilikan Kembali

Anda mungkin juga menyukai