Anda di halaman 1dari 28

MAES

MINGGU KE 8 BP

ADAPTASI PERUBAHAN PENGGUNAAN


LAHAN DAN IKLIM
(1)

ADAPTASI
PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN
PENGERTIAN ALIH FUNGSI
LAHAN/PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN

ALIH FUNGSI LAHAN adalah perubahan fungsi sebagain


atau seluruh kawasan lahan dari fungsi semula (seperti yang
direncanakan) menjadi fungsi lain
atau

mutasinya lahan secara umum yang menyangkut


transformasi dalam pengalokasian sumberdaya lahan dari
satu penggunaan ke penggunaan lainnya
LUAS AREA PERUBAHAN PENGGUNAAN
LAHAN

1) PENYUSUTAN TANAH HUTAN 2) PENYUSUTAN TANAH SAWAH


Pada tahun 1994 -1998 terjadi penyusutan tanah Pada tahun 1979 -1999 konversi lahan sawah di
hutan di Sumatera sekitar 51% (6,1 juta ha), Indonesia mencapai 1.627.514 ha atau seluas
Sulawesi sekitar 20% untuk perkebunan 1,9 juta 81.374 ha/th. P.Jawa penyumbang konversi
ha, untuk pertanian lahan kering 0,8 juta ha, untuk terbesar yaitu seluas 1.002/005 ha (61,57%) atau
non pertanian 0,2 juta ha, dan yang lain 0,1 juta 50.100 ha/th. Sedangkan di luar P.Jawa seluas
ha. Pada tahun 1998 -2002, terjadi penyusutan 625.459 ha atau 38,43% atau 31.273 ha/th.
lagi di P.Sumatera sebanyak 18%, dan di
Kalimantan seluas 5,6 juta ha (70%)
Faktor-faktor yang mendorong terjadinya konversi
lahan pertanian manjadi non-pertanian

1) Faktor Kependudukan
Peningkatan jumlah penduduk
menyebabkan meningkatnya permintaan
tanah untuk perumahan, jasa, industri
dan fasilitas umum

2) Faktor Ekonomi
Rendahnya insentif untuk berusaha tani karena tingginya biaya produksi. Sementara harga hasil
pertanian relative rendah dan berfluktuatif. Disisi lain adanya kebutuhan keluarga petani yang
terdesak oleh kebutuhan modal usaha atau keperluan keluarga lainnya seperti untuk Pendidikan,
Kesehatan dan kesejahteraan keluarga, sehingga menjual tanah menjadi salah satu pilihan
3) Faktor Sosial Budaya
Keberadaan hukum waris menyebabkan
terfragmentasinya tanah pertanian, sehingga tidak
memenuhi batas minimum skala ekonomi usaha yang
menguntungkan

4) Faktor Degradasi Lingkungan


Kemarau Panjang menyebabkan kekurangan air untuk
pertaanian, terutama lahan sawah. Penggunaan pupuk dan
pestisida secara berlebihan dapat menurunkan daya dukung
lahan

5) Faktor Otonomi Daerah


Otonomi daerah yang mengutakan pembangunan pada sector yang
menjajikan keuntungan jangka pendek yang cenderung mendorong
melakukan konversi tanah pertanian untuk kegiatan non pertanian
6) Lemahnya sistem Perundang-undangan dan penegakan hukum
(Law enforcement) dari peraturan-peraturan yang ada
Kewajiban untuk memelihaara tanah, termasuk menambah kesuburannya
dan mencegah kerusakannya telah diatur dalam pasal 15 Undang-undang
nomor 5 tahun 1960 tentang Undang-undang agrarian yang dilengkapi
dengan sangsi pidana. Akan tetapi penegakaan hukum dari ketentuan ini
masih belum terlaksana sebagaimana mestinya. Selanjutnya ketentuan
terhadap pelanggaran keperuntukan tanah dalam rencana tata ruang
wilayah masih belum ada sangsi hukumnya
DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN

DI BIDANG EKONOMI DI BIDANG SOSIAL SECARA EKOLOGIS


Dimulai dari semakin Berkurangnya minat generasi Rusaknya saluran irigasi
mahalnya harga pangan, muda untuk bekerja di bidang akibat pendirian bangunan di
hilangnya lapangan pertanian. Terjadi kesenjangan atas lahan yang awalnya
pekerjaan bagi petani sosial di masyarakat, serta merupakan lahan sawah
hingga tingginya angka masalah keamanan dan
urbanisasi. kenakalan remaja
BENTUK ADAPTASI
PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN

Luas lahan yang terbatas, pengalokasian lahan Luas lahan yang terbatas, penggunaannya harus
dilakukan secara rasional melalui kegiatan dioptimalkan melalui cara yang rasional, yaitu
evaluasi sumberdaya lahan dan perencanaan mengacu pada sifat dan karakteristik utama lahan
penggunaan lahan secara baik tersebut, dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat

Peng-alokasian lahan (ruang) selain mempertimbangkan kesesuaian


dan ketersediaan lahan, juga merupakan seni (art) untuk bisa
memenuhi berbagai jenis kebutuhan pemangku kepentingan
(stakeholders) baik pemerintah, masyarakat maupun kalangan
pengusaha / swasta.
(2)
ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM
APA PERBEDAAN ANTARA
IKLIM DAN CUACA

WAKTU, CAKUPAN WILAYAH, SIFAT (PERMANEN/LABIL)


IKLIM merupakan hasil dari perubahan pola
cuaca jangka panjang (minimal 30 tahun) pada
suatu daerah atau wilayah tertentu

VARIABILITAS IKLIM PERUBAHAN IKLIM


terjadi ketika perubahan dalam sistem terjadi ketika perubahan dalam sistem iklim
iklim bumi menghasilkan
, pola cuaca baru bumi menghasilkan pola cuaca baru yang
tetapi tidak berlangsung lama (musim) bertahan selama setidaknya beberapa dekade,
dan mungkin selama jutaan tahun
VARIABILITAS PERUBAHAN
IKLIM IKLIM

FAKTOR EKSTERNAL FAKTOR ANTROPOGENIK


(Erupsi vulkanik dan (pengubahan penggunaan lahan
variasi SM) dan penggunaan bahan bakar fosil)

Mampu mengubah variabilitas iklim alami dan komposisi dari atmosfer global pada
suatu periode waktu yang dapat diperbandingkan
VARIABILITAS IKLIM

VARIASI MUSIMAN VARIASI NON-MUSIMAN

CUACA
EKSTRIM
CURAH HUJAN EL - NINO
(SIRKULASI MONSOON))

Angin muson barat : Angin muson timur : Periode curah hujan


Oktober-April April - Oktober semakin pendek
PERUBAHAN IKLIM PEMANASAN GLOBAL
ANTROPOGENIK PERUBAHAN IKLIM

ANTROPOGENIK

ANTROPOGENIK
PEMANASAN GLOBAL

MENGACU PADA KENAIKAN PENINGKATAN LEVEL


SUHU PERMUKAAN GAS RUMAH KACA
MEKANISME
DAMPAK ERUPSI VULKANIK TERHADAP
PERUBAHAN/VARIABILITAS IKLIM
jangka pendek

1. Ledakan harus bersifat kuat


2. Tingginya kandungan partikel vulkanik (aerosol : sulfur oksida) dapat mencapai atmosfer (khususnya di
lapisan stratosfer)
3. Setelah gas tersebut mencapai stratosfer, kemudian bergabung dengan uap jenuh membentuk asam
sulfuric (H2SO4) dan partikel sulfat (aerosol)
4. Aerosol yang menetap di lapisan stratosfer kemudian berinteraksi dengan radiasi matahari yang
menyebabkan terjadinya penyerapan energi radiasi matahari. Akibatnya terjadi pemanasan di lapisan
stratosfer, sementara energi yang diterima di lap.troposfer berkurang dan berdampak pada pendinginan
permukaan bumi….puso
Efek erupsinya juga mempengaruhi pembentukan awan cirrus.
Pembentukannya disebabkan homogeneous freezing dari aerosol H2SO4 dalam
jangka waktu 2 tahun pertama setelah erupsi. Kandungan aerosol kembali ke
keadaan normalnya secara berangsur-angsur dalam 4-5 tahun setelah letusan.
Tidak hanya itu, setelah 6 bulan terjadinya letusan, efeknya juga berdampak
pada kolom rerata ozon global yang mulai menunjukkan penurunan
dibandingkan dengan siklus tahunan rata-rata tahun 1979-1990.
faktor yang memberi kontribusi terbesar terhadap
perubahan iklim yang terjadi saat ini adalah faktor-
faktor penggerak perubahan iklim yang berasal dari
aktifitas manusia. Bertambahnya konsentrasi gas-gas
rumah kaca (utamanya karbondioksida) dan gas ini
memberi dampak paling signifikan.
MEKANISME
DAMPAK VARIASI RADIASI MATAHARI TERHADAP
PERUBAHAN/VARIABILITAS IKLIM

Jupiter dan Saturnus – yang lebih besar – ellips- bahas tentang


jarak bumi matahari pada lintasan ellips
DAMPAK PERUBAHAN IKLIM
DI SEKTOR PERTANIAN

PERUBAHAN POLA CURAH


PENINGKATAN
HUJAN DAN KEJADIAN
IKLIM EKSTRIM SUHU UDARA

KENAIKAN MUKA AIR


LAUT DAN ROB
PERUBAHAN POLA CURAH HUJAN
DAN KEJADIAN IKLIM EKSTRIM

Kejadian El- Nino Kejadian La-Nina, periode basah


3-7 tahun sekali menjadi 2-5 tahun berkepanjangan (banjir,
sekali - PUSO peningkatan h dan P)

BANJIR, TANAH LONGSOR,


KEKERINGAN
PENINGKATAN
SUHU UDARA

LAJU EVAPORASI
MENINGKAT

TINGKAT
KELENGASAN
TANAH MENURUN

PROSES FISIOLOGIS
TANAMAN TERGANGGU
KENAIKAN MUKA AIR
LAUT

PENINGKATAN KADAR
PENCIUTAN LAHAN SAWAH SALINITAS

TERJADI PENURUNAN
PRODUKSI (padi)
LANGKAH ANTISIPATIF DAMPAK
PERUBAHAN IKLIM DI SEKTOR PERTANIAN

ADAPTASI : kemampuan manusia,


ternak, dan tanaman atau organisme MITIGASI : usaha untuk
untuk menyesuaikan diri dengan menurunkan emisi atau
perubahan lingkungan, baik mikro meningkatkan penyerapan GRK dari
maupun makro, baik langsung maupun berbagai sumber emisi dalam upaya
tidak langsung akibat perubahan iklim pengendalian atau pengurangan
agar tetaap dapat menjalankan fungsi dampak perubahan iklim
biologisnya secara wajar
Memberikan arahan dan meningkatkan pemahaman dalam
mengidentifikasi dampak perubahan iklim
TUJUAN PENDEKATAN ADAPTASI :

Mendorong dan mengarahkan upaya dan program aksi adaptasi


pertanian untuk mengurangi atau memanfaatkan variabilitas
dan dampak perubahan iklim

Mendorong dan mengarahkan upaya identifikasi teknologi


serta perakitan teknologi yang adaptif terhadap perubahan
iklim

Mengembangkan system informasi iklim dan diseminasi


teknologi yang inovatif dalam menghadapi dampak perubahan
iklim
Meningkatnya pemahaman terhadap dampak dan upaya adaptasi
Sasaran utama pendekatan ADAPTASI : perubahan iklim di sector pertanian oleh pemangku kebijakan dan
para pihak terutama di lingkungan Kementerian Pertanian,
Pemerintah Daerah dan Institusi terkait

Main streaming program adaptasi perubahan iklim dalam program


Kementerian Pertanian, termasuk program penelitian dan
pengembangan

Peningkatan kepedulian dan pemahaman petani atau masyarakat


pertanian terhadap informasi iklim dan upaya implementasi
teknologi adaptasi perubahan iklim di sector pertanian
INFORMASI DAN INOVASI TEKNOLOGI
YANG DAPAT DIGUNAKAN DALAM
PROSES ADAPTASI :

TANAMAN PANGAN DAN


HORTIKULTURA

Perbaikan manajemen Pengembangan jenis dan varietas tanaman yang Pengembangan teknologi
pengelolaan air, termasuk toleran terhadap stress cekaman lingkungan pengelolaan tanah dan tanaman
system dan jaringan irigasi seperti kenaikan suhu udara, kekeringan, untuk meningkatkan daya
genangan (banjir) dan salinitas adaptasi tanaman

Pengembangan system
perlindungan usahatani dari
kegagalan akibat perubahan
iklim
Thanks for your attention

Anda mungkin juga menyukai