Anda di halaman 1dari 116

TEKNOLOGI PENGELOLAAN SUMBERDAYA

IKLIM DAN AIR UNTUK ADAPTASI


PERUBAHAN IKLIM
Oleh
Tim BBPP KETINDAN
KEMENTERIAN PERTANIAN
BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERTANIAN
PUSAT PELATIHAN PERTANIAN
2022
Setelah mengikuti mata diklat ini
peserta diharapkan mampu:

Menerapkan proyeksi perubahan


iklim, perkembangan terkini kebijakan
adaptasi perubahan iklim sektor
pertanian, strategi adaptasi sektor
pertanian menghadapi perubahan
iklim, dan aksi adaptasi pengelolaan
sumberdaya iklim dan air

TUJUAN PEMBELAJARAN
Peserta dapat:
1. Menjelaskan proyeksi perubahan
iklim dan perkembangan terkini
kebijakan adaptasi perubahan iklim
sektor pertanian.
2. Menerapkan strategi adaptasi
sektor pertanian menghadapi
perubahan iklim dan aksi
pengelolaan sumberdaya iklim dan
air.

INDIKATOR HASIL BELAJAR


PENDAHULUAN
• Indonesia merupakan wilayah rawan
terhadap bencana alam yang
disebabkan oleh dampak perubahan
iklim
• Variabilitas dan perubahan iklim yang
disebabkan oleh pemanasan global
(global warming) akan
mengakibatkan risiko yang lebih
tinggi, dan diperkirakan sangat
berpengaruh terhadap produksi
pertanian
• Pemenuhan kebutuhan pangan,
khususnya beras semakin
meningkat, seiring dengan jumlah
penduduk yang semakin meningkat
PENGERTIAN CUACA, IKLIM, DAN MUSIM
Cuaca :
Keadaan fisik atmosfer pada suatu saat (waktu tertentu) di suatu
tempat, yang dalam waktu singkat (pendek) berubah keadaannya,
seperti panasnya, kelembabannya, atau gerak udaranya
Iklim :
Peluang statistik keadaan cuaca rata-rata atau keadaan cuaca jangka
panjang pada suatu daerah, meliputi kurun waktu beberapa bulan
atau beberapa tahun (,Angin,Hujan,radiasi matahari, Tekanan, suhu,
kelembaban)
Musim :
Rentang waktu yang mengandung fenomena (nilai sesuatu unsur
cuaca) yang dominan atau mencolok
El Nino adalah gejala peningkatan suhu permukaan lautan pasifik
selatan dibandingkan kondisi normalnya, akibatnya transfer
uap air ke wilayah barat (indonesia) sangat rendah, sehingga
terjadi kemarau panjang/ rendahnya curah hujan

La Nina adalah gejala penurunan suhu permukaan laut dan


mendorong tingginya transfer uap air ke wilayah barat
(Indonesia) menyebabkan terjadinya curah hujan sangat
tinggi

Anomali iklim adalah perubahan kondisi dan sifat iklim secra


temporer (kala tertentu) yang umumnya bersifat ekstrim ,
iklim dipegaruhi oleh gejala El Nino South Oscilation (ENSO).
India Ocean Dipole
PENGERTIAN ANTISIPASI, MITIGASI,
& ADAPTASI
1. Antisipasi: Upaya untuk mencegah atau
mengurangi dampak perubahan iklim

2. Mitigasi: Upaya untuk mengendalikan dan


mengurangi dampak perubahan iklim

3. Adaptasi: Upaya menyesuaikan kondisi dan


teknologi dengan adanya kejadian
perubahan iklim
PENGENALAN UNSUR CUACA

Unsur cuaca utama:


1) Suhu
2) Tekanan udara
3) Angin
4) Kelembaban
5) Hujan
SUHU UDARA
Suhu udara adalah derajat panas dinginnya udara
yang menunjukkan kandungan energi panasnya
Thermometer : Alat utk mengukur suhu udara
/derajat panas. Dinyatakan dalam : derajat Celcius
( oC) ,
derajat Fahrenheit (oF), dan
derajat Kelvin (oK)
a. oK = (a - 273) oC
b .oF = 5(b - 32)/9 Oc
Sumber energi utama adalah cahaya matahari
TEKANAN UDARA
Berat kolom udara mulai dari permukaan sampai puncak
atmosfer yang diterima permukaan tiap satuan luas

Alat ukur : Barometer


Altimeter : Alat ukur tekanan udara yang dpt digunakan
untuk menentukan ketinggian suatu tempat

Tekanan udara menunjukan tenaga yg bekerja untuk


menggerakan masa udara dalam setiap satuan luas
tertentu. Tekanan udara semakin rendah apabila semakin
tinggi dari permukaan laut
3. Angin
• Gerakan udara karena perbedaan suhu dan tekanan
antara suatu tempat dan pada tempat lain
“Angin mengalir dari tempat yang bertekanan maksimum
(dingin) ke tempat yang bertekanan minimum (panas) ”
(hkm.Buys Ballot).

• Angin dicirikan dengan arah datangnya dan kecepatannya.


• Arah angin dinyatakan dengan Alat ukur : Anemometer
• Arah angin : derajat
• Kecepatan angin : Knot , meter perdetik
PUTTING BELIUNG
➢ Pusaran, berskala kecil dan besar.
➢ Dalam skala kecil, pusaran udara disebut angin pusing.
➢ Terjadi di atas tanah yang mendapat sinaran matahari pada siang
hari yang terik, tetapi hidupnya hanya beberapa menit.

Karena pemanasan tersebut udara di tempat itu terangkat


dengan kuat dan cepat sehingga seolah ditempat itu terjadi
kekosongan udara yang dengan cepat pula diisi oleh udara
sekitarnya.

Pengumpulan udara tersebut menimbulkan angin berputar.


Angin pusing yang lebih besar terdapat di bagian bawah awan
dan disebut puting beliung.
KELEMBABAN UDARA
Banyaknya uap air di dalam udara bergantung kepada faktor, antara lain
ketersediaan air dan sumber uap, suhu, tekanan udara dan angin

Pernyataan Kelembaban udara:


➢ kelembapan nisbi ,yaitu perbandingan antara massa uap air dalam udara
saat itu dengan massa uap air yg dapat dikandung udara pada suhu itu.
➢ kelembapan mutlak atau nisbah campur mendefinisikan massa dari uap
air pada volume tertentu campuran udara atau gas, dan umumnya
dinyatakan dalam gram per meter kubik(g/m3)
➢ kelembapan spesifik, mengukur jumlah uap air di udara dengan rasio
terhadap uap air di udara kering, dinyatakan dalam rasio kg uap air (Mw)
CURAH HUJAN
Bentuk curah hujan (presipitasi):
➢ Hujan (Ø tetesan > 0,5 mm, Intensitas > 1,25 mm/jam,
tetesan lebih besar dg jumlah lebih sedikit)
➢ Gerimis (Ø tetesan < 0,5 mm, Intensitas < 1
mm/jam, tetesan yg sangat kecil dg jumlah besar)
➢ Salju
➢ Hujan es batu (hail).

Satuan curah hujan: [mm]


AWAN
✓ Awan ialah kumpulan titik titik air / kristal es di dlm
udara yg terjadi krn adanya kondensasi /sublimasi dr
uap air yg terdapat dlm udara.

✓ Awan berwujud gumpalan berisi butir-butir air yang


diameternya lebih besar daripada butir-butir air yang
terdapat dalam kabut, tetapi lebih kecil dari 200
mikrometer

✓ Banyaknya awan adalah luas langit yang tertutup


awan, dan dinyatakan dengan persepuluhan (deka)
atau perdelapan (okta)
PROYEKSI PERUBAHAN IKLIM
PERTANIAN INDONESIA MENGHADAPI
PERUBAHAN IKLIM GLOBAL
Laporan dari NASA: tahun 2005 merupakan
tahun terpanas se abad terakhir.

1928 Pada periode 2005-2035 rata-rata


suhu udara di Indonesia akan
meningkat 1-1,5oC.

Director General IRRI: kenaikan suhu


1oC akan menurunkan produksi padi
2004 sebesar 8-10% (sinyalemen)
Kondisi glasiers di Amerika Selatan (Andes) pada tahun 1928
(atas) dan 2004 (bawah)
Grinnell Glacier, Montana

1998

2005
1938

1981
APAKAH INI MERUPAKAN DAMPAK PERUBAHAN IKLIM…???

ILUSTRASI FENOMENA “GLOBAL WARMING”

2100 2200 ????


2000
1900

1800
Akibat terjadinya perubahan iklim berupa pemanasan global
PERUBAHAN IKLIM

➢ Perubahan iklim adalah berubahnya kondisi fisik


atmosfer bumi antara lain suhu dan distribusi curah
hujan yang membawa dampak luas terhadap
berbagai sektor kehidupan manusia.
(Kementerian Lingkungan Hidup, 2001).

➢ Perubahan fisik ini tidak terjadi hanya sesaat tetapi


dalam kurun waktu yang panjang.
Proses Perubahan iklim
Kegiatan Manusia:
• Konsumsi Energi
Peningkatan Gas Rumah Kaca • Industri,
(CO2, CH4) • Transportasi,
• Pembukaan Lahan

Pemanasan Global
(Global Warming)

Perubahan Iklim
(Climate Change)
DAMPAK PERUBAHAN IKLIM 1. Perubahan pola hujan
(Pergeseran Musim)
2. Perubahan pola iklim
N2 O
Pemanasan ekstrim (B/K)
Global CH4
3. Peningkatan suhu udara
CO2 CFC
4. Kenaikan muka air laut

El-Nino/
La-Nina
Pertanian

Perubahan Kehutanan
Iklim
Perkebunan

Peternakan
Gejala terjadinya dampak perubahan iklim
dapat diamati dan dirasakan dengan adanya :
1. Pergantian musim yang tidak bisa diprediksi
2. Hujan badai sering terjadi dimana-mana
3. Sering terjadi angin puting beliung
4. Banjir dan kekeringan terjadi pada waktu yang bersamaan
5. Penyakit mewabah di banyak tempat
6. Terumbu karang memutih
DAMPAK PERUBAHAN IKLIM PADA PERTANIAN
• Peningkatan Suhu
– Pematangan yang lebih cepat dengan hasil berkurang,
peningkatan hama penyakit
• Perubahan Pola Hujan
– Fluktuasi ketersediaan air yang tajam, peluang meningkatnya
hama penyakit
• Peningkatan Kejadian Iklim Ekstrim
– Semakin sering banjir dan kekeringan
• Peningkatan Permukaan Air Laut
– Kehilangan dan pergeseran areal pertanian
DAMPAK PERUBAHAN IKLIM
Degradasi Sumberdaya Lahan, Iklim dan Air
Cekaman (Banjir/Kering),
Penciutan & degradasi lahan
Kerusakan & penurunan kapasitas infrastruktur pertanian
→ jaringan irigasi
Sistem Produksi :
Ancaman kekeringan & banjir → luas areal tanam &
kegagalan panen,
Penurunan produktivitas, produksi, mutu hasil, efisiensi, dll.
➔ Ancaman bagi Ketahanan Pangan Nasional
DAMPAK PERUBAHAN IKLIM
➔ Sosial & Ekonomi : kesejahteraan petani :
Berdampak runtut & berantai terhadap berbagai aspek &
sub-sektor
Sangat bersinggungan dengan petani kecil (produsen
pangan) & rentan terhadap cekaman kekeringan dan
banjir → kemiskinan

DIPERLUKAN strategi antisipasi & inovasi teknologi


→ mitigasi & adaptasi
STRATEGI ADAPTASI SEKTOR PERTANIAN
MENGHADAPI PERUBAHAN IKLIM
Tiga faktor utama perubahan iklim global, yang berdampak pada
sektor pertanian

Meningkatnya Peningkatan
Perubahan kejadian iklim suhu udara &
pola hujan ekstrim (banjir & permukaan air
kekeringan) laut Menjelang tahun 2050,
tanpa upaya adaptasi
Pergeseran awal perubahan iklim nasional,
Kerusakan Penciutan lahan
musim dan masa diperkirakan produksi
tanaman pertanian
tanam tanaman pangan strategis
Menurunkan akan menurun
Menurunkan potensi
satu periode masa produktivitas Kerusakan - Padi 20,30- 27,10%
tanam padi tanaman pangan infrastruktur - Jagung 13,60%
pertanian - Kedelai 12,40% ,
Meningkatkan konsumsi air, - Tebu 7,60%
Menurunkan mempercepat pematangan Peningkatan
buah/biji, menurunkan mutu
ketersediaan air hasil, & mendorong
salinitas yang
pada waduk berkembangnya hama merusak tanaman
penyakit tanaman
KEBIJAKAN UMUM SEKTOR PERTANIAN
MENGHADAPI PERUBAHAN IKLIM
Aksi ADAPTASI sebagai upaya “penyelamatan & pengamanan” →
melestarikan dan memantapkan ketahanan pangan, SEBAGAI
PRIORITAS UTAMA

Program aksi MITIGASI mendukung RAN-GRK (Perpres 61/2011)


sebagai KEWAJIBAN dilakukan melalui pengembangan Pert.
Ramah Lingkungan

Aksi Adaptasi harus diupyakan bersinergi dan sekaligus sebagai


mitigasi & sebaliknya, serta mengacu upaya pencapaian sasaran
pembangunan pertanian (produksi & ekonomi)

Pertanian Ramah Lingkungan

7
Pembangunan Rendah Karbon dan
Berketahanan Iklim
Green Growth
Apa Itu Pembangunan Rendah Karbon?
“Pembangunan Rendah Karbon (PRK) adalah
platform baru pembangunan yang bertujuan untuk
mempertahankan pertumbuhan ekonomi dan sosial
melalui kegiatan pembangunan beremisi GRK rendah
dan meminimalkan eksploitasi SDA”

Apa Itu ketahanan iklim?


Less Carbon Ketahanan iklim adalah tindakan antisipasi yang terencana
Social Benefit maupun spontan untuk mengurangi nilai potensi kerugian
Pollution
akibat ancaman bahaya, kerentanan, dampak, dan resiko
Untuk mencapai target Penurunan Emisi
perubahan ilim terhadap kehidupan masyarakata di wilayah
pada 2030 sekaligus menjaga
terdampak perubahan iklim
Pertumbuhan Ekonomi & Pembangunan
Sosial
STRATEGI KEMENTERIAN PERTANIAN MENGANTISIPASI
DAMPAK IKLIM EKSTRIM:
1. Melakukan identifikasi dan pemetaan di seluruh wilayah lahan pertanian.
Lahan rawa kekeringan dan banjir sebagai wilayah prioritas penanganan.
2. Berkoordinasi dengan BMKG dalam menyiapkan system peringatan dini
(early warming system) dan memantau informasi berupa perkembangan
iklim global dan prediksi hujan.
3. Membentuk gerakan brigade yang terdiri dari brigade La-Nina (satgas
OPT-DPI), brigade alsin dan tanam, serta brigade panen dan serap gabah
kostraling.
4. Pemanfaatan Sistem Informasi Peringatan Dini dan Penanganan DPI (Si-
Perditan).
5. Penerapan Kalender Tanam (KATAM) terpadu.
6. Memanfaatkan Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) bagi yang sudah
mendaftar.
7. Bantuan sarana dan prasarana pertanian untuk daerah terdampak
(mitigasi bencana).
8. Bimbingan teknis adaptasi dan mitigasi perubahan iklim sektor pertanian.
STRATEGI MENGHADAPI PERUBAHAN IKLIM GLOBAL
(SEKTOR PERTANIAN)

1. Strategi antisipasi
➢ Mampu memperkirakan pola hujan dan musim serta
mengembangkan kalender tanam
➢ Memahami tentang hidrologi yaitu perkiraan berapa dan
bagaimana sumberdaya air yang kita miliki ( luas area pertanian
yang akan ditanami )
➢ Infrastuktur harus diperbaiki, pengadaan dan distribusi sarana
pertanian
➢ Lokasi-lokasi dengan resiko iklim lebih kecil, dengan
mengembangkan daerah pertanian baru.
STRATEGI MENGHADAPI PERUBAHAN IKLIM GLOBAL
(SEKTOR PERTANIAN)

2.STRATEGI MITIGASI :
tindakan aktif untuk mencegah/memperlambat
terjadinya perubahan iklim/pemanasan global
→Upaya penurunan emisi GRK dan/atau penyerapan
GRK dengan penerapan teknologi budidaya pertanian
(pengelolaan lahan dan air, varietas)
TEKNOLOGI MITIGASI

1. Penggunaan varietas rendah emisi (Ciherang, Cisantana, Tukad Balian, dan


Way Apo Buru (Prihasto et al, 2007)
2. Penggunaan pupuk yang mereduksi emisi metan → pupuk ZA s/d 17,3%,
pupuk urea pril 8,0%)
3. Direct seedling (Penyemaian langsung) → menekan emisi gas metan S/D 20%
(Makarim et al, 1996).
4. Teknologi TOT → mereduksi laju emisi gas metan s/d 65% dibanding TOS
(Mulyadi et al, 2002).
5. Teknologi irigasi berselang (intermintten irrigation), → mereduksi emisi gas
metan & N2O s/d 30% dibandingkan dengan penggenangan terus-menerus
(Makarim et al, 1996).
STRATEGI MENGHADAPI PERUBAHAN IKLIM GLOBAL
(SEKTOR PERTANIAN)

3. STRATEGI ADAPTASI :
tindakan penyesuaian kegiatan dan teknologi sesuai
kondisi iklim yang diakibatkan oleh fenomena perubahan
iklim/ pemanasan global
→ Penyesuaian Infrastruktur/Sarana, Tata ruang, Teknologi
Sistem Produksi, Sosek, dll
TEKNOLOGI ADAPTASI

A. Kalender Tanam (KATAM) Terpadu


B. Varietas Adaptif
• VUB Toleran Kegaraman
• VUB Tahan Kering (dan umur genjah)
• VUB Tahan Genangan
C. Teknologi Pengelolaan SD Air
D. Teknologi Pengelolaan SD Lahan/Tanah, Pemupukan, dll
ADAPTASI & MITIGASI PERUBAHAN IKLIM

Contoh Aksi Mitigasi:


• Menanam pohon,
• kegiatan reboisasi, menggunakan peralatan
yang ramah lingkungan,
• memberikan pakan ternak yg menghasilkan
kotoran rendah emisi (gas buang).
Contoh Aksi Adaptasi:
• Menyesuaikan waktu tanam terhadap kondisi
curah hujan,
• memilih varitas unggul adaptif,
• penggunaan teknologi hemat air.

40
PROGRAM & AKSI ADAPTASI

Perakitan & Pengembangan inovasi teknologi adaptif


VUB adaptif → Tahan cekaman (kering-banjir, salinitas), Umur
Genjah, dll.
Teknologi pengelolaan lahan & air,pupuk,dll.
Penyesuaian & diversifikasi pola tanam & peningkatan IP
Pemanfaatan Lahan Sub-Otimal →
Pemanfaatan lahan kering dan rawa untuk pangan
Pengembangan Sawit, dll. pada lahan gambut (sangat sesuai &
selektif) → lahan yang sudah dibuka (sudah ada izin) dan/atau
lahan terlantar
PROGRAM ADAPTASI

Diversifikasi Pertanian → a.l


➢ Pengembangan Kedelai tropika dengan industri pendukung (contoh :
pakan ternak)
➢ Pengembangan Gandum tropika
Integrasi & diversifikasi tanaman dan ternak →
➢ Lahan Kering : Sapi + Sawit → pada lahan kering
➢ Lahan Sawah Irigasi : IP Padi 400 (VUB Ultra Genjah) + Sapi → PTT &
SRI
➢ Lahan Sawah Tadah Hujan : IP Padi 200-250 ) Sapi → PTT & SRI
➢ Lahan Rawa : IP Padi 200 (Sawit Dupa) + Horti + Ternak → PTT

42
PROGRAM ADAPTASI

1. Pengembangan Komunikasi →
➢ Sistem Jaringan Informasi Iklim (SJII),
➢ Sistem Peringatan Dini (SPD) → Sekolah Lapang Iklim (SLIP/SLPTT)
2. Penyiapan beberapa Tool & Pedoman
➢ Permentan NO.47/2006 (Pedum Budidaya Pertanian Pada Lahan
Pegunungan)
➢ Atlas Kelender Tanam (2007-2010)
3. Penyesuaian & pengembangan infra-struktur pertanian (JITUT, JIDES, dll.)

43
STARTEGI DAN
STRATEGI RISET INTERNATIONAL
REKOMENDASI)
& REKOMENDASI
AFRIKA (Bimpong et al., 2011)
• STRATEGI
• Perubahan umur semaian untuk transplanting (penanaman)
• Pengembangan varietas padi aerobik
• Pemanfaatan kerabat liar padi untuk perbaikan ketahanan
terhadap hama dan penyakit
• Kebijakan yang mendukung peningkatan produksi padi

• REKOMENDASI
• Perlu lebih melibatkan ahli Iklim & ahli GIS dalam
pengembangan teknologi padi tahan perubahan iklim Perlu
peningkatan kapasitas penelitian
IRRI (IRRI, 2013)
PERAKITAN VARIETAS PADI TOLERAN TERHADAP BERBAGAI KONDISI EKSTREM AKIBAT
PERUBAHAN IKLIM GLOBAL
➢ Kekeringan
➢ Kadar garam tinggi
➢ Genangan/rendaman
➢ Suhu ekstrim (tinggi-rendah)
➢ Perubahan pola serangan hama, penyakit, gulma
RISET NASIONAL
BB PADI (Balitbangtan)

• STRATEGI
• Pengembangan VUB padi Amphibi, umur Genjah
• Pengembangan VUB toleran kekeringan
• Pengembangan VUB padi tahan rendaman
• Pengembangan VUB padi Green Super Rice (GSR) → Rice
Consortium

• REKOMENDASI
• Perlu rekayasa pola tanam yang adaptif terhadap DPI dengan
memanfaatkan VUB padi sesuai kondisi spesifik
UNSOED (Totok Agung, 2016)

STRATEGI
• Pengembangan VU padi tahan kekeringan →INPAGO UNSOED-1
• Pengembangan Sistem Tanam Kedelai Superbodi

BALITKABI (Balitbangtan 2017)

STRATEGI
•Pengembangan VUB Kedelai tahan Naungan
•Pengembangan VUB Kedelai tahan Genangan
•Pengembangan VUB Kedelai tahan Kekeringan
•Paket Teknologi Budidaya Kedelai adaptif DPI (Budega, Budena, Budeka)
ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DI SUB SEKTOR TANAMAN PANGAN

1. Pemanfaatan Katam info (pola tanam,


waktu tanam tepat)
2. Pengembangan jenis dan varietas tanaman
yang toleran terhadap cekaman lingkungan
(kenaikan suhu udara, kekeringan, dan
salinitas)
3. Perbaikan pengelolaan air, termasuk sistem dan
jaringan irigasi
4. Pengembg.teknologi panen air (embung, dam
parit) dan efisiensi penggunaan air (irigasi
tetes dan mulsa, intermitten irigation/irigasi
berselang)
STRATEGI BUDIDAYA TANAMAN

A. Wilayah dengan awal musim hujan mundur dengan


curah hujan di bawah normal

➢ Penggunaan varietas unggul yang tahan kekeringan,


berumur pendek/genjah (< 100 hari), serta tahan hama dan
penyakit utama
➢ Penerapan teknologi pengolahan tanah awal, minimum
(minimum tillage) atau tanpa olah tanah (TOT) untuk
memperpendek masa tanam
➢ Penanaman sesuai dengan jadwal
➢ penggolongan air, penerapan sistem GORA
STRATEGI BUDIDAYA TANAMAN
B. Wilayah dengan awal musim hujan mundur dengan
curah hujan normal

➢ Optimalisasi pemanfaatan air dan periode tanam MH dan MK-1 serta


penerapan teknologi semai kering, Gora untuk Lahan Tadah Hujan
➢ Penerapan teknologi minimum tillage atau Tanpa Olah Tanah (TOT) untuk
memperpendek masa tanam
➢ Penggunaan varietas berumur genjah, agar sisa masa tanam dapat digunakan
untuk memaksimalkan MK-1
➢ Penanaman sesuai dengan jadwal penggolongan air
STRATEGI BUDIDAYA TANAMAN

C. Wilayah dengan awal musim hujan tetap dengan


curah hujan di bawah normal

➢ Penanaman padi varietas unggul tahan kekeringan yang


berumur genjah → Inpari 1, 10, 19, Situbangendit,
Inpago 5, Inpago Unsoed, Inpari 42 GSR
➢ Semai Dapok, semai methuk, Alsintan Transplanter
➢ Penerapan teknik irigasi gilir giring → intermitten irigation
(irigasi berselang)
PENERAPAN POLA TANAM ADAPTIF PI
PRINSIP :

Mengatur pola tanam di lahan sawah, dengan


mempertimbangan ketersediaan air pengairan dan
kemungkinan ledakan OPT →
untuk mengamankan produksi pangan dan
menjaga kelestarian lahan
STRATEGI POLA TANAM
MISAL PREDIKSI MT. 2021: KETERSEDIAAN AIR 306 HR → ( EL NINO)
POLAT TANAM EKSISTING : PADI-PADI-PADI
VAR. CIHERANG UMUR 120 →TOTAL BUTUH 360 HR → (RESIKO GAGAL)
POLAT TANAM ALTERNATIF 1: PADI-PADI-PADI
VAR. CIHERANG (120) – IR.64 (115)- INPARI 30 (110)
→TOTAL BUTUH 345 HR →( RAWAN)
POLAT TANAM ALTERNATIF 1: PADI-PADI-PADI
VAR. INPARI-18 (102) – INPARI 12 (100)- INPARI 19 (104) →TOTAL BUTUH 306 HR
→ (AMAN) → Sistem semai Dapok/Metuk
POLAT TANAM ALTERNATIF 2: PADI-PADI-PALAWIJA
VAR. CIHERANG (120) – Inpari 19 (104 ) - KEDELAI (76) →TOTAL BUTUH 300 HR
→ semai metuk (AMAN)
BAGAN POLA TANAM

BAGAN POLA TANAM


Bulan ke
Pola Tanam 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Padi-Padi-Padi
(TB/TN) =360

Padi-Padi-Padi Padi 102 hr


(TK) = 308 hr
Padi-padi-
palawija (TK)
=281 hr
Keterangan: TB=tahun basah; TN=tahun normal, TK=tahun kering
ADAPTASI POLA TANAM/IP PADI MENGHADAPI
PERUBAHAN POLA CURAH HUJAN

Resiko Resiko
Kebanjiran Kekeringan

Resiko
Kebanjiran Resiko
Kekeringan

Resiko
Kekeringan

IP Padi 400 Padi 2 Padi 3 Padi 4 Padi 1


IP Padi 300 Padi 1 Padi 2 Padi 3 Padi 1
IP Padi 200 Padi 1 Padi 2 Bera/Palawija Padi 1
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des

TEKNOLOGI PENDUKUNG :
1. Pengembangan VUB super genjah, tahan kering dan genangan
2. Teknologi pengelolaan lahan, air dan pupuk/hara
3. PHT
4. Pendekatan/Model PTT / SRI Sumber : BALITKLIMAT BOGOR
ALTERNATIF POLA TANAM DAN INOVASI TEKNOLOGI MENGHADAPI
PERUBAHAN POLA UMUM CURAH HUJAN

Wilayah Utara
(Bagian utara Sumatra
dan Kalimantan)

Mendatang
Sekarang

Nov Apr
Juli
Eksisting Padi III/ Palawija
Padi I Padi II
Inovasi Padi 4/ Palawija Padi 3/ Palawija
Padi I Padi 2
Dukungan PTT/SRI dengan dukungan : VUB Ultra Genjah, pengelolaan lahan, air dan
Teknologi hara/pupuk, PHT & Alisntan
Sumber Model : Boer (2007) , IRI (2007)
Sumber : BALITKLIMAT BOGOR http://www.macaulay.ac.uk (DIOLAH)
ALTERNATIF POLA TANAM DAN INOVASI TEKNOLOGI MENGHADAPAI
PERUBAHAN POLA UMUM CURAH HUJAN

Wilayah Selatan
(Jawa dan Bali)

Mendatang
Sekarang

Juli Nov Apr


Padi/ Palawija/ Bera
Eksisting Padi I Padi II/Palawija
Padi 4/ Palawija Padi 3/ Palawija
Inovasi Padi I Padi 2
Dukungan PTT/SRI dengan dukungan : VUB Ultra Genjah, pengelolaan lahan, air dan
Teknologi hara/pupuk, PHT & Alisntan
Sumber Model : Boer (2007) , IRI (2007)
Sumber : BALITKLIMAT BOGOR http://www.macaulay.ac.uk (DIOLAH)
Manfaat Penerapan Pola Tanam Padi-Padi-Palawija:

1. Menjamin kecukupan air irigasi untuk pertanaman


MT II dari kemungkinan bahaya kekeringan
2. Memutus siklus hama/OPT pada pola pertanaman
padi-padi-padi
3. Memberikan kesempatan kepada tanah untuk
melepaskan gas-gas beracun seperti H2S,
4. Mengurangi Emisi GRK (Metan) pada kondisi
anaerobik/tergenang
Inovasi Budidaya Adaptif PI (Optimasi Pemanfaatan Lengas Tanah)

Budidaya Tanaman Kacang-Kacangan (kedelai, kacang hijau)


ditengah bonggol padi → Superbodi
Pilih varietas unggul disesuaikan kondisi agroekosistem, cekaman abiotik
Varietas padi umur genjah dan toleran kekeringan

Sifat Varietas Nama Varietas


Umur genjah
Inpari 18, Inpari 19, dan Inpari 20
(104-110 hari)
Silugonggo, Situbagendit, Batutegi,
Toleran kekeringan
Limboto, Inpari 10, Inpago 1-10
Umur genjah dan Inpari 1, Inpari 11, Inpari 12, dan
toleran kekeringan Inpari 13
Toleran kekeringan Inpari 38 Agritan, dan Inpari 39
hasil tinggi (8 t/ha) Agritan
Sumber : Nursyamsi, (2016); Puslitbangtan (2016)
VUB Sangat Genjah (Umur <105 hari)

Rata-rata
Varietas Umur (hari) Potensi hasil
hasil
Inpari 12 99 8.0 6.2
Inpari 13 99 8.0 6.6
Inpari 18 102 9.5 6.7
Inpari 19 104 9.5 6.7
Inpari 20 104 8.8 6.4
VARITAS UNGGUL ADAPTIF:

Tahan Kering : Mekongga, Cigeulis, Inpari-10, Ciherang, Silogonggo


Tahan Basah : Inpari-5, Inpari-3, Inpari-8, Inpari-1, Cibogo
Tahan Salinitas dan Keracunan Fe, Al : Lambur, Banyuasin, Inpara-6,
Dendang, Mendawah
Tahan Genangan (sampai 14 hari): Ciherang, IR-64, Inpara-5, Inpara-6
Genjah (<100 hari) : Silugonggo, Jongkoh, Dodokan
OPT Wereng : Inpari-13
Rendah Emisi : Way Apoburu, Ciherang, IR-64
Varietas jagung umur genjah dan toleran kekeringan

Sifat Varietas Nama Varietas


Umur genjah
(80 hst) Gumarang
Varietas
Toleran kekeringan jagung
Lamuru, umur
Sukmaraga, Anomangenjah dan
(non hibrida)
toleranBimakekeringan
2 (MW 2); Bima 3 (Bima Super),
Toleran kekeringan
(hibrida) Bima 4, Bima 20 (SA 333), Bima 9 dan
Bima 14 (Premium 999)
Adaptasi luas
(non hibrida) Bisma

Sumber : Nursyamsi, (2016)


Varietas kedelai umur genjah dan toleran kekeringan

Sifat Varietas Nama Varietas


Umur super genjah
Gamasugen 1, Gamasugen 2
(66-68 hari)
Umur genjah Grobogan, Gepak ijo, Gepak GROBOGAN

(73-76 hari) kuning, Gema,


Dering, Grobogan, Argomulyo,
Toleran kekeringan
Burangrang, Dering 1
Dena 1 dan Dena 2 (tahan
Toleran naungan naungan 50%) tumpangsari lahan
hutan);
Sumber : Nursyamsi, (2016); Balitkabi (2015)
KEDELAI GENJAH
GEMA
Hasil : 3,0 t/ha
Biji sedang : (12 g/100 biji)
Umur : 73 hari (sangat Genjah) Biji bulat dan
kuning mengkilat

GEPAK KUNING
Hasil : 2,86 ton/ha
Umur : 73 hari
Biji kecil: 8,25 g/100 biji
Rendemen tahu tinggi

GEPAK IJO
Hasil : 2,68 ton/ha
Umur : 76 hari
Biji kecil : 6,82 g/100 biji
Rendemen tahu tinggi
TEKNIK PEMBERIAN AIR IRIGASI

Lahan sawah → irigasi macak-macak, metode gilir giring,


alternate wetting and drying (AWD) atau
pengairan basah kering (PBK).
Tujuan :
Untuk mengatur pemberian air sesuai kebutuhan
tanaman padi

Prinsip:
Metode ini dipraktekkan mulai tanam s/d seminggu
sebelum tanaman berbunga.
Sawah baru diairi bila kedalaman muka air tanah
mencapai 15 cm
Salah satu metode pengairan berselang yang dapat diukur secara
praktis adalah pengairan basah-kering/Alternate Wetting and Drying (AWD,
pengaturan air di lahan pada kondisi tergenang dan kering secara
bergantian) dapat dihemat sampai 20%.

AWD dipraktekkan mulai tanam sampai satu minggu sebelum tanaman


berbunga. Sawah baru diairi apabila kedalaman muka air tanah mencapai
+ 15 cm, diukur dari permukaan tanah. (dapat diketahui dengan
bantuan alat sederhana dari
paralon belubang yang
dibenamkan ke dalam tanah)

35
PENGAIRAN BERSELANG

Air pengairan cukup


Pada saat pembungaan, pertahankan
Air pengairan perlu ditambahkan
ketinggian air sekitar 3- 5 cm.
Pada saat pemupukan air dibuat macak-macak.
Manfaat :

1. Meningkatkan efisiensi pemupukan (terutama N)


2. Menekan keracunan besi (Fe) tergenang Fe3+ jadi
Fe2+ Jika Fe2+ = >350 ppm → padi keracunan
3. Menghambat akumulasi CO2, H2S, asam2 organik
4. Menghambat perkembangan OPT (penggerek
batang, WBC, keong mas), dan penyakit (busuk
batang dan busuk pelepah)
5. Menghemat air 20-40 %
Gambar Penampang Paralon Kontrol
Kemana mencari informasi terkait
perkembangan iklim aktual dan
prediksi

1.BMKG https://www.bmkg.go.id/
2.Pusdatin- Si-Perditan
http://sipetani.pertanian.go.id:8081/siperditan/
3.SI Informasi iklim Balitklimat
https://balitklimat.litbang.pertanian.go.id/
4. SI Kalender Tanam Terpadu https://katam.info/
32
33
Menentukan waktu tanam setiap musim
(MH dan MK)

Menentukan pola tanam, rotasi tanam dan


MANFAAT DAN SASARAN rekomendasi teknologi pada level kecamatan
SI KATAM TERPADU
Menduga potensi luas tanam untuk mendukung
sistem perencanaan tanam dan produksi tanaman
pangan

Mengurangi risiko penurunan dan kegagalan


produksi serta kerugian petani akibat banjir,
kekeringan dan serangan OPT

Menentukan teknologi yang tepat untuk mendukung


peningkatan produksi tanaman pangan (Pajale)
MENGAKSES INFORMASI STANDING CROP SENTINEL-2 MELALUI APLIKASI ANDROID
Search “Standing Instal dan buka Tampilan muka aplikasi Tamilan spasial SC-Katam Tamilan tabular SC-Katam
Crop-Katam” aplikasi SC-Katam pada aplikasi android pada aplikasi android

Pilih aplikasi

Info yang tersaji :


❑ Info Luas per fase SC UNDUH APLIKASINYA DI :
❑ Info luas prediksi panen hingga 3 bulan ke depan https://play.google.com/store/apps/details?id=com.litbang.
❑ Informasi disajikan hingga level kecamatan googlemapsretrofit.
SI KATAM TERPADU versi 3.3 untuk MH 2020/2021
❑Info Luas per fase
pertumbuhan padi:
o Bera,
o Air,
o Vegetatif,
o Reproduktif,
o Pemasakan,
o Tutupan awan
dalamsatuan hektar.
❑ Info luas prediksi panen
hingga 3 bulan ke
depan
❑ Penyajian dalambentuk
Peta dan DataTabular
❑ Informasi disajikan
hingga level desa
Alamat web:
http://katam.litbang.pertanian.go.id/gmap_standing_crop_S2.aspx
http://katam.litbang.pertanian.go.id/main.aspx 41
ASURANSI PERTANIAN
• Peraturan Menteri Pertanian Repulik
Indonesia Nomor
40/Permentan/SR.230/7/201
• Program subsidi asuransi pertanian di
Indonesia dijalankan oleh Direktorat Jendral
Prasarana dan Sarana (Dirjen PSP)
Kementerian Pertanian RI yang bekerja
dengan perusahaan asuransi BUMN, PT.
Jasa Asuransi Indonesia (Jasindo)
• Asuransi Usaha Tani Padi/AUTP (ganti rugi
Rp. 6 juta/ha.
Premi Rp. 36 ribu (subsidi Rp. 144 ribu)
• Asuransi usaha ternak sapi/AUTS (ganti
rugi 10juta/ekor. Premi Rp. 40 ribu/ekor
(subsidi Rp 160 ribu)
AKSI PENGELOLAAN SUMBERDAYA
IKLIM DAN AIR
STRATEGI PENGELOLAAN SUMBERDAYA IKLIM DAN
AIR UNTUK ANTISIPASI PERUBAHAN IKLIM

• Perubahan iklim global yang menyebabkan


semakin seringnya terjadi kejadian iklim a) adaptasi/ penyesuaian
ektrim berdampak luas terhadap sektor perencanaan tanam terhadap
pertanian, terutama yang berkaitan perubahan iklim dan
dengan ketersediaan air dan energi. b) pengelolaan sumberdaya air
• Perubahan iklim global yang menyebabkan untuk menekan resiko
semakin seringnya terjadi kejadian iklim kehilangan hasil akibat
ektrim berdampak luas terhadap sektor perubahan iklim.
pertanian, terutama yang berkaitan
dengan ketersediaan air dan energi.
PROGRAM AKSI ADAPTASI UTK ADAPTASI DAMPAK PI
I. Pengelolaan air untuk antisipasi La Nina
1. Pompanisasi in-out dari sawah,
2. Rehabilitasi jaringan irigasi tersier atau kwarter terutama diwilayah rawan
banjir.
3. Mengoptimalkan penampungan air dengan pemanfaatan biopori,
embung,dam parit,Normalisasi saluran drainase
II. Pengelolaan air untuk antisipasi El Nino
1. Penerapan teknologi hemat air pada lahan sawah (Gogo rancah dan gogo
sawah), dan teknologi irigasi basah kering
3. Pemanfaatan infrastruktur air seperti embung, dam parit, sumur bor, sumur
dangkal
4. Pemanfaatan air permukaan dengan pompanisasi dan pipanisasi
5. Aplikasi teknologi irigasi hemat air (irigasi tetes, sprayer, dan sprinkler)
PENGELOLAAN LAHAN DAN AIR
➢ Pemanfaatan biopori
➢ Membuat bangunan penampung air (BPA),
➢ Normalisasi saluran drainase
➢ Pemanfaatan pompa air pada lokasi terdampak Embung
banjir

Dam parit

Normalisasi saluran

Long storage

20
TEKNOLOGI HEMAT AIR PADA TANAMAN PADI SAWAH
• Padi Sawah Irigasi → Pada jaringan irigasi memadai, padi
bisa ditanam minimal dua kali per tahun
• Peningkatan LTT → pengelolaan air yang tepat pada musim
ke 3 dengan gowah (gogo sawah)
• Padi Sawah Tadah Hujan: Tidak memiliki pasokan air
dan/atau pengaturan air untuk irigasi, rentan kekeringan
dan banjir.
• Teknologi pengejar air → gogo rancah musim pertama dan
sistem culik musim kedua perlu diterapkan
Kekurangan air pada SAWAH IRIGASI umumnya terjadi pada
musim tanam kedua dan musim tanam ketiga (Juli – Sep/Okt);
Lahan yang paling jauh dari pintu-pintu air adalah lahan yang
paling sering kekurangan air
GOGO SAWAH

➢ Setelah panen MT ke-2 kalau kondisi tanah masih


macak- macak, bila jerami mudah dicabut artinya
tanah masih basah
➢ Persiapan tanam dilakukan dengan membabat jerami,
pengolahan tanah dilakukan minimum
➢ Menggunakan varietas toleran kekeringan (misalnya
Situ Bagendit, Inpago)
➢ Benih padi ditanam secara gogo dengan
menggunakan tugal
➢ Pengairan berselang seminggu sekali dilakukan dengan
sumber yang tersedia (pompanisasi, pipanisasi waduk,
dam parit, embung, sumur bor, long storage, dengan
irigasi intermitten)
GOGO RANCAH

➢ Pada MT-1, pengolahan tanah dilakukan kondisi


kering sebelum turun hujan 2 – 3 kali hujan
benih padi ditanam secara gogo dengan tugal
➢ Sebelum hujan cukup padi dikelola seperti gogo di
lahan kering
➢ Setelah air hujan cukup padi dikelola dengan
digenangi seperti sawah
SISTEM CULIK

➢ Teknik mengejar air → musim tanam ke 2 sawah tadah hujan


➢ Persemaian → disiapkan dua minggu sebelum padi musim tanam
pertama dipanen;
➢ Tempat pesemaian di sebagian kecil lahan sawah dengan memanen padi
yang belum masak betul
➢ Seminggu setelah panen bibit padi sudah ditanam
➢ Pengolahan tanah dilakukan dalam waktu singkat
➢ Saat air tersedia dikelola secara sawah, jika air kurang dapat dilakukan
pengairan berselang
TEKNIK PENYIRAMAN
Irigasi Submersi/leb Irigasi parit (furrow irrigation) Irigasi curah

Irigasi tetes Irigasi sprayer Irigasi sprinkler


POMPANISASI & PIPANISASI
TEKNIK IRIGASI HEMAT AIR
Pengairan Basah Kering
Silinder berlubang terbuat
dari paralon dan cara
monitoring ketinggian air

1. Efisiensi penggunaan air


intermitten meningkat 16-20%
dibandingkan cara
penggenangan air terus-
menerus.
2. Hasil panen antar keduanya
tidak berbeda nyata.
INFRASTRUKTUR
INFRASTRUKTUR PANEN AIR PANEN AIR

Pemanfaatan Air Permukaan Dam Parit Embung


(Pompa Irigasi)

Sumur Bor

Long Storage Sumur Dangkal


ADAPTASI/ PENYESUAIAN PERENCANAAN
TANAM TERHADAP PERUBAHAN IKLIM

• Peta Kalender Tanam (Si Katam):


✓ http://katam.litbang.pertanian.go.id/
✓ Download aplikasi Katam melalui Play store
bagi pemilik handphone atau tablet android
✓ melalui SMS melalui nomor SMS 082 123
456 500 atau 08 123 565 1111
• Prediksi Curah Hujan:
✓ balitklimat.litbang.pertanian.go.id
✓ bmkg.go.id (aplikasi PS Info BMKG)

• Peta Prakiraan Musim Kemarau dan MH:


✓ http://katam.litbang.pertanian.go.id/
KALENDER TANAM TERPADU
TEKNOLOGI KEARIFAN LOKAL
Sumber : BALITKLIMAT BOGOR
PRANATA MANGSA UNTUK PERTANIAN
➢ Pengaturan waktu tidak fleksibel lagi, perlu
disesuaikan dengan hasil prediksi perubahan
musim.

➢ Tanda-tanda alam yang digunakan untuk penciri


perubahan musim masih bisa digunakan.

➢ Aktivitas pertanian yang disesuaikan dengan kondisi


musim, akan lebih bagus jika diperkaya dengan
berbagai teknologi yang dimiliki Badan Litbang
Pertanian.
PRANATA MANGSA Pranata Mangsa (Sunda), Pranoto Mongso (Jawa), Kerta Masa (Bali),
Perhalaan (Batak), Papan Katika (Suku Dayak),
No Nama Mulai Akhir Kegiatan
1. Kasa (Kahiji) 22/23 Juni 2/3 Agustus Musim tanam palawija.
2. Karo (Kadua) 2/3 Agustus 25/26 Agustus Musim kapok bertunas tanam palawija
kedua.
3. Katiga (Katilu) 25/26 Agustus 18/19 September Musim ubi-ubian bertunas, panen
palawija.
4. Kapat (Kaopat) 18/19 September 13/14 Oktober Musim sumur kering, kapuk berbuah,
tanam pisang.
5. Kalima (Kalima) 13/14 Oktober 9/10 November. Musim turun hujan, pohon asam bertunas,
pohon kunyit berdaun muda.
6. Kanem (Kagenep) 9/10 November 22/23 Desember Musim buah-buahan mulai tua, mulai
menggarap sawah.
7. Kapitu (Katujuh) 22/23 Desember 3/4 Februari. Musim banjir, badai, longsor, mulai tandur.

8. Kawolu (Kadalapan) 2/3 Februari 28/29 Februari Musim padi beristirahat, banyak ulat,
banyak penyakit.
9. Kasonga (Kasalapan) 1/2 Maret 26/27 Maret Musim padi berbunga, turaes
(sebangsa serangga) ramai berbunyi.
10. Kadasa (Kasapuluh) 26/27 Maret 19/20 April Musim padi berisi tapi masih
hijau, burung-burung membuat sarang,
tanam palawija di lahan kering.
11. Desta (Kasabelas) 19/20 April 12/13 Mei Masih ada waktu untuk palawija, burung-
burung menyuapi anaknya.
12. Sada (Kaduabelas) 121/13 April- 22/23 Juni. Musim menumpuk jerami,
tanda-tanda udara dingin di pagi hari.
(Wiriadiwangsa, 2005)
KEARIFAN LOKAL

➢ Pohon Randu : saat berbunga menjelang awal masuk


musim kemarau

➢ Gareng Pung : muncul suara serangga gareng pung


menjelang awal masuk kemarau

➢ Pada musim kemarau cuaca pada malam hari berubah jadi


sangat dingin. Dinginnya suhu di malam hari seringkali
disertai hembusan angin yang berhawa dingin pula
TEKNOLOGI PENGELOLAAN SUMBERDAYA AIR
(PANEN HUJAN DAN ALIRAN PERMUKAAN)

Diagram pengelolaan sumberdaya air secara terpadu


Tempat resapan yang dapat meningkatkan
TEKNOLOGI EMBUNG kapasitas simpanan air tanah, serta
menyediakan air di musim kemarau
TEKNOLOGI EMBUNG

KEUNTUNGAN
Menyimpan air yang berlimpah di musim hujan, Harus mempertimbangkan
sehingga aliran permukaan, erosi dan bahaya jarak dg saluran air
banjir di daerah hilir dapat dikurangi serta
memanfaatkan air di musim kemarau PEMILIHAN LOKASI
EMBUNG
Menunjang pengembangan usahatani dilahan kering
khususnya sub sektor tanaman pangan, perikanan
dan peternakan

Menampung tanah tererosi sehingga memperkecil


sedimentasi ke sungai lama, dapat dibuat sumur
dekat embung untuk memenuhi keperluan rumah
tangga
TEKNOLOGI DAM PARIT
Mengumpulkan/membendung aliran air pd parit (drainage
network) dg tujuan menampung volume aliran permukaan,
TEKNOLOGI DAM PARIT shg selain utk mengairi lahan di sekitarnya jg dpt
menurunkan kecepatan (run off), erosi, & sedimentasi
2 4 6
Mengurangi risiko erosi Meningkatkan luas lahan Meningkatkan variasi pola
tanah dan banjir di yang dapat penggunaan lahan (padi,
daerah hilir dibudidayakan sawah, palawija)

Menekan risiko Meningkatkan intensitas, Meningkatkan jenis Meningkatkan


kekeringan jenis & pola tanam komoditas yang diusahakan produktivitas lahan
(padi, jagung, kedelai, dan pendapatan
kacang tanah, sayuran, dan petani
buah-buahan)

1 3 5 7
Cocok dikembangkan pada tanah tekstur
berpasir, menampung air untuk irigasi dalam
TEKNOLOGI SUMUR RENTENG bak penampungan yg terhubung dg bak
penampungan lain melalui pipa dibawah tanah

Sumur renteng pada lahan berpasir Air tanah sebagai sumber sumur renteng
1
Efisiensi air karena irigasi
cukup diberikan pada bak
penampungan utama
2
Resiko kehilangan air selama
pendistribusian dapat
diminimalkan karena irigasi dari
bak penampungan dapat
menjangkau zona perakaran KEUNTUNGAN APLIKASI
tanaman scr langsung TEKNOLOGI SUMUR RENTENG

3
Mengurangi tenaga kerja,
terutama pada saat
pengangkutan air dari sumber
air utama ke lahan
TEKNOLOGI IRIGASI KAPILER • Cocok dikembangkan di daerah
yang memiliki topografi terjal dg
sumber air yang relatif terbatas

• Prinsip dasarnya memanfaatkan air


dari sumber mata air atau sungai yg
disalurkan menuju bak
penampungan secara grafitasi
menggunakan pipa pvc.

• Dari bak penampungan, kemudian


didistribusikan menggunakan
selang plastik kapiler
TEKNOLOGI IRIGASI TETES
Sistem Irigasi Tetes Modifikasi
Sistem Irigasi Tetes Untuk Lahan Bawang Merah
TEKNOLOGI IRIGASI TETES
Mendistribusikan air dg Air menyebar di tanah
debit kecil, konstan serta 01 02 baik ke samping maupun
tekanan rendah (antara 2 – ke bawah karena gaya
3 BAR tetapi pada emitar kapiler dan gravitasi
sekitar 1,0 BAR)

PRINSIP

Tanaman biasanya ditanam Bentuk sebarannya tergantung


dalam barisan, umumnya jenis tanah, kelembaban,
04 03
berupa tanaman hortikultura permeabilitas tanah, & jenis
& sayur-sayuran tanaman
➢ Efisiensi sangat tinggi (evaporasi ↓ , tidak ada gerakan air di
KEUNTUNGAN: udara, tidak ada pembasahan daun, runoff rendah, pengairan
dibatasi di sekitar tanaman pokok)
➢ Respon tanaman lebih baik (produksi, kualitas, keseragaman)
✓ Tidak mengganggu aerasi tanah, dapat dipadu dengan
unsur hara, tekanan rendah, tidak mengganggu
keseimbangan kadar lengas
✓ Mengurangi perkembangan serangga, penyakit, dan jamur
✓ Penggaraman/pencucian garam efektif karena ada isolasi
lokasi
➢ Lahan tidak terganggu karena pengolahan tanah, siraman,
dll.
➢ Meningkatkan drainasi permukaan
➢ Perencanaan dan konstruksi murah bila penyumbatan tidak
terjadi dan pemeliharaan emiter minimum O&Pmurah
Skema Sistem Irigasi Tetes ➢ Bisa diletakkan di bawah mulsa plastik, bisa diterapkan di daerah bergelombang
TEKNOLOGI IRIGASI MACAK2

Teknik pemberian air yg


bertujuan membasahi lahan
hingga jenuh, tanpa perlu
lahan tersebut tergenangi
hingga mencapai ketinggian
tertentu

Irigasi Macak-macak
TEKNOLOGI IRIGASI CURAH/ SPRINKLE
Mendistribusikan air dg cara
menyemprotkan air ke udara dan
menjatuhkannya di sekitar
tanaman seperti hujan.
Untuk mendapatkan penyebaran
air yang seragam diperlukan:
1. Pemilihan ukuran nozzle
2. Tekanan operasional
3. Spasing sprinkler
Irigasi Curah/ Sprinkle 4. Laju infiltrasi tanah yang
sesuai
REKOMENDASI PENGGUNAAN:
Irigasi curah dapat digunakanuntuk
TEKNOLOGI IRIGASI CURAH/ SPRINKLE hampir semua tanaman
Cocok pada hampir semua jenis tanah, kecuali
untuk tanah bertekstur liat halus, dimana laju
infiltrasi kurang dari 4 mm per jam
KEUNTUNGAN: Tidak cocok pada kondisi kecepatan angin
>13 km/jam
Kecepatan & arah angin
Biaya tenaga kerja utk berpengaruh terhadap
Efisiensi pemakaian pola penyebaran air
operasi biasanya lebih kecil
air cukup tinggi drpd irigasi permukaan Air irigasi harus cukup
cocok untuk tanah berpasir di mana Pemupukan terlarut, herbisida & bersih bebas dari pasir
laju infiltrasi biasanya cukup tinggi fungisida dapat ilakukan dan kotoran lainnya
Utk lahan dg topografi bergelombang & bersama dg air irigasi
kedalaman tanah (solum) dangkal, tanpa
Investasi awal cukup tinggi
Tidak diperlukan saluran terbuka
diperlukan perataan lahan (land grading) maka tidak banyak lahan yang Diperlukan tenaga
Aliran permukaan dpt dihindari tidak dapat ditanami penggerak di mana
shg memperkecil terjadinya tekanan air berkisar antara
erosi Tidak mengganggu operasi
alat & mesin pertanian 0,5 - 10 kg/cm2
TEKNOLOGI IRIGASI PARIT (FURROW Kebutuhan dosis irigasi
IRRIGATION) & interval pemberian
irigasi harus
mempertimbangkan
karakteristik tekstur
tanah, jenis & tahap
pertumbuhan
tanaman, kedalaman
perakaran, serta
evapotranspirasi

Parit berukuran lebar 35-40cm pada bagian atas dan 15-20cm pada
bagian bawah dengan kedalaman 10-15cm.
Jarak antar parit antara 80-100cm tergantung jarak tanam
1. TAYANGAN VIDIO IMPLEMENTASI DAN TESTIMONI
2. TAYANGAN VIDIO TUTORIAL
a. IRIGASI TETES
b. IRIGASI SPRINGKLE
PENUTUP

1. Belum semua strategi dan program sudah dijadikan kebijakan formal (dalam
proses)
2. Empat Kata Kunci Menghadapi Perubahan Iklim Sektor Pertanian:
➢ Analisis: pemahaman dampak & prediksi
➢ Antisipasi: konsepsi & perencanaan (program)
➢ Inovasi & Penyesuaian (mitigasi & adaptasi) → inovasi budidaya & teknologi,
diversifikasi pertanian
➢ Komunikasi: informasi iklim & inovasi teknologi → pemahaman & kepedulian
3. PR: Bagaimana kita semua bisa berperan aktif …???? (Sekecil apapun yang kita
perbuat akan sangat membantu kelestarian alam dan lingkungan)
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai