Topik Pembahasan 01 Faktor-faktor yang melatar-belakangi perlu dilakukan pembenahan administrasi
02 Relevansi tujuan dari pembenahan
administrasi peradilan dengan upaya mewujudkan keadilan
03 Hasil identifikasi mengenai
tantangan dari upaya pembenahan administrasi peradilan 1. Faktor-faktor yang melatar-belakangi perlu dilakukan pembenahan administrasi Rumitnya proses birokrasi dan prosedural beracara di muka . pengadilan
Maraknya praktik koruptif di
lembaga peradilan
Kurang efektifnya court
management peradilan, seperti kelambanan pembentukan majelis hakim, kelambanan distribusi perkara dan pelimpahan berkas perkara, kelambanan panitera pengganti dalam melakukan pengetikan naskah putusan, dll. 2. Relevansi tujuan dari pembenahan administrasi peradilan dengan upaya mewujudkan keadilan
Sarana atau metode untuk menata-ulang
administrasi peradilan yang agar lebih efektif, efisien, transparan, aksesibel, serta bertanggungjawab sebagai upaya preventif terhadap berbagai kemungkinan terjadinya praktik judicial corruption. Upaya untuk memberi pijakan bagi hakim untuk melahirkan putusan-putusan yang jujur, adil, tidak memihak dan berkualitas. Oleh karena itu terdapat relevansi yang sangat penting antara pembenahan sistem administrasi peradilan dengan perbaikan pelayanan keadilan oleh lembaga peradilan melalui produk putusan para hakimnya yang dapat memenuhi rasa keadilan dari masyarakat pencari keadilan. 2. Relevansi tujuan dari pembenahan administrasi peradilan dengan upaya mewujudkan keadilan
Pentingnya Reformasi Birokrasi secara
struktur organisasi maupun pengelolaan sumber daya manusia para pegawai bahkan juga peningkatan pelayanan prima bagi masyarakat pencari keadilan.
Kecerdasan dan kearifan personal para
penegak hukumnya secara individual dapat berkembang menjadi rasionalitas sistem yang menjamin keadilan universal bagi semua orang di masa depan. 3. Hasil identifikasi mengenai tantangan dari upaya pembenahan administrasi peradilan
Resistensi dari kalangan internal
Macam-macam Tantangan yang justru ingin terus menikmati dan mempertahankan status quo dan menolak pembaharuan.
Perspektif kalangan internal yang
berpandangan bahwa pembaharuan sistem kamar justru mengurangi porsi mereka untuk mengadili perkara yang masuk. Tidak adanya pengadaan dan pembaharuan sarana prasarana yang mendukung administrasi peradilan. Hasil identifikasi mengenai tantangan dari upaya pembenahan administrasi peradilan
Perlunya perubahan cara berfikir bahwasanya
pembaharuan sangatlah penting untuk mendorong efisiensi dan efektifitas proses peradilan itu sendiri, misalnya adminsitrasi peradilan yang berbasis teknologi informasi yang berasaskan transaparansi dan aksesibilitas jelas . Perlunya reformasi birokrasi dari segi struktural, kualitas SDM, etos kerja, dan budaya kerja dalam lembaga peradilan. Selain itu, penting juga mengenai sarana dan prasarana karena tanpa sarana dan prasarana yang terbarukan dan efisien maka pembenahan administrasi peradilan jelas akan mengalami hambatan. KESIMPULAN Dalam reformasi birokrasi, yang menjadi sasaran reformasi haruslah bersifat simultan, bukan hanya terhadap sistemnya, lembaganya, melainkan juga terhadap manusianya, etos kerja, serta budaya kerja dan budaya organisasinya. Setiap upaya pembaharuan pada umumnya, akan selalu melahirkan sikap pro dan kontra. Namun satu hal yang jelas, lembaga peradilan sepatutnya menyikapi perubahan lingkungan eksternal dengan mengubah lingkungan internalnya. Oleh karena apabila tidak berbenah untuk melakukan perubahan, maka lembaga peradilan jelas akan semakin ditinggalkan oleh stake holdernya. THANK YOU