Anda di halaman 1dari 66

KEJANG PADA ANAK

DAN
PEMILIHAN OBAT
ANTI KEJANG
LANGKAH 1

Kejang atau bukan?


Kejang atau bukan kejang
Keadaan Kejang Bukan kejang
Onset tiba-tiba gradual
Kesadaran terganggu tidak terganggu
Gerakan ekstrem sinkron asinkron
Sianosis sering jarang
Gerakan abn mata selalu jarang
Serangan khas sering jarang
Lama detik-menit beberapa menit
Dapat diprovokasi jarang hampir selalu
Ictal EEG abn selalu tidak pernah

(Smith dkk, 1998)


LANGKAH 2

General atau partial ?


GENERAL atau PARTIAL
AMATI GENERAL PARTIAL

MATA KE DEPAN/ ATAS MELIRIK KE SAMPING

KEPALA/MUKA MENATAP KE DEPAN MENOLEH

EKTREMITAS KANAN KIRI SAMA KANAN/ KIRI SAJA/


KANAN DAN KIRI
ASIMETRIS

KESADARAN MENURUN NORMAL ATAU


BERUBAH /
TERGANGGU
LANGKAH 3
• Tangani kejang akut
ALGORITME PENANGANAN KEJANG AKUT & STATUS KONVULSIF3
Diazepam 5-
Prehospital 10mg/rekt max 2x 0-10 mnt
jarak 5 menit

Hospital/ED Diazepam 0,25-0,5mg/kg/iv/io Monitor


Airway 10-20 mnt
Breathing, O2 (kec 2mg/mnt, max dosis 20mg) Tanda vital
Circulation atau EKG
Midazolam 0,2mg/kg/iv bolus Gula darah
atau Elektrolit serum
NOTE : JIKA DIAZ RECTAL 1X PRE
HOSPITAL BOLEH RECTAL 1X Lorazepam 0,05-0,1mg/kg/iv (Na, K, Ca, Mg, Cl)
(rate <2mg/mnt) Analisa Gas Darah
Koreksi kelainan
Fenitoin Pulse oxymetri
20mg/kg/iv
ICU/ED 20-30 mnt Kadar obat darah
Note : Aditional (20mnt /50ml NS)
5-10mg/kg/iv Max 1000mg

Phenobarbitone 30-60 mnt


20mg/kg/iv
Note : (rate >5-10min; max 1g)
Jika preparat (+)
LAMA
ICU Refrakter

Midazolam 0,2mg/kg/iv bolus Pentotal - Tiopental Propofol 3-5mg/kg/infusion


Dilanjut infus 0,02-0,4 mg/kg/jam 5 – 8 mg/kg/iv
Diazepam per rectal 0 – 10
5 mg suppositoria unt BB < 12 kg menit
Prehospital
10 mg suppositoria unt BB ≥ 12 kg Airway,
Max 2 x , jarak 5 menit breathing,
circulation, 10
Hospital /
Diazepam 0.2 – 0.5 mg/kg IV monitoring menit
IGD
(Kecepatan 2 mg/menit, max 10 mg)..... ATAU
Midazolam 0.2 mg/kg IM/buccal, max 10mg Bila kejang
berhenti,
Kejang Pertimbangkan
berlanjut rumatan
5-10’ Fenotoin 5-10
mg/kg 20
Fenitoin 20 mg/kg iv Fenobarbital 20 mg/kg iv Dibagi 2 dosis menit
(diencerkan 50 ml NS selama (selama 5-10 menit; max ATAU
20 menit;Max 1000 mg) 1000 mg Fenobarbital
3-5 mg/kg/hari
Kejang Kejang Catatan : Dibagi 2 dosis
Catatan :
berlanjut 5- berlanjut Dapat
Dapat
10’ 5-10’
ditambah ditambahkan
kan
Fenobarbital 20 mg/kg iv Fenobarbital 5-10
Fenitoin Fenitoin 20 mg/kg iv mg/kg 30
(selama 5-10 menit; max (diencerkan 50 ml/NS
5-10 menit
mg/kg 1000 mg selama 20 menit; max
Kejang 1000 mg)
berlanjut
5-10’

≥ 60
(UKK Neurologi Anak,
ICU Refrakter SE menit
2016)
Midazolam
Pentobarbital
Bolus 100-200 mcg/kg IV (max 10
mg), dilanjutkan dgn infus kontinyu
Propofol Bolus 5-15 mg/kg,
100 mcg/kg/jam, dapt dimaikan 50 Bolus 1-3 mg/kg, dilajutkan dgn infus BARU
mcg/kg setiap 15 mnt (max 2 dilajutkan dgn infus kontinyu 0.5 – 5
mg/kg/jam kontinyu 2-10 mg/kg/jam mg/kg/jam
LANGKAH 4

Masukan dalam klasifikasi


ILAE ?
Klasifikasi – Tipe kejang (ILAE,1981)
• Fokal
• Fokal sederhana
• Kompleks fokal
• Fokal – umum
• Umum
• Absence
• Mioklonik
• Klonik
• Tonik
• Tonik – klonik
• Atonik Epilepsia 1981; 22:489-501
LANGKAH 5 MELACAK ETIOLOGI
MELACAK ETIOLOGI
b
Terbanyak a
h
a
y
a
MENINGEAL SIGN
Brudzinsky I
Kaku kuduk

Brudzinsky II Kernig
Pemeriksaan penunjang

Atas indikasi LP EEG CT SCAN /


MRI
• dicurigai
•Darah rutin •Menegakkan epilepsi • Meningitis
•gula darah Meningitis • Ensefalitis
•Menyingkirkan • kejang • Tumor
•Elektrolit Meningitis tanpa • abses serebri
• Hemiparesis
•Urinalisis (kejang demam) demam • Mikrosefali
•UUB
•biakan membonjol
yang • spastisitas
• LATERALISASI
•Meningieal sign berulang
darah

PPM IDAI, 2010


Kejang Demam
Definisi
• Kejang demam - Febrile seizures
– bangkitan kejang yang terjadi pada anak berumur 6 bulan sampai
5 tahun yang mengalami kenaikan suhu tubuh (suhu di atas 380C,
dengan metode pengukuran suhu apa pun) yang tidak disebabkan
oleh proses intrakranial

(UKK Neurologi Anak, 2016)

• Febrile seizures plus (FS+)


– FS di atas usia 6 tahun, dengan demam
– Dengan adanya kejang tanpa demam (GEFS+)
Brain 1997;120:479-90.
Kejang demam

• Kejang demam kompleks


– Kejang lama > 15 menit
(Nelson dan Ellenberg,1978; Berg dan Shinnar. 1996)

– Kejang fokal atau parsial menjadi umum


(Anneger dkk, 1996)

– Berulang dalam 24 jam


(Camfield dan Camfield,1995; Shinnar,1999

• Kejang demam sederhana


– Singkat, general, tidak berulang
04/29/2022 17
PENGOBATAN KEJANG DEMAM
• Intermiten  saat demam, 2 hari

• Maintenance  1 tahun

• Tidak diberi obat antikejang


Pengobatan intermiten
(saat demam)
• Antipiretik
– Dianjurkan, tidak mengurangi risiko kejang
– Asetaminofen 10 – 15 mg/kg tiap 4-6 jam,
Ibuprofen 10 mg/kg tiap 6 jam
(Camfield dkk, 1980; Schnaiderman dkk, 1993)

• Antikonvulsan
– Diazepam oral 0,3 mg/kg setiap 8 jam saat
demam, selama 2 hari
(Knudsen, 1991; Rosman dkk, 1993)

• Dosis maksimum diazepam 7,5 mg/kali


04/29/2022 19
Pengobatan intermiten
(saat demam)
• Tidak semua diberi Diazepam
• Kelainan neurologis berat  misal CP
• 4 kali atau lebih / tahun
• Usia <6 bulan
• Kejang pada suhu < 390 C
• Saat kejang demam sebelumnya  suhu
tubuh meningkat dengan cepat
Pengobatan maintenance
(terus menerus 1 tahun)

• Pengobatan rumatan
– Fenobarbital atau asam valproat selama 1
tahun efektif menurunkan risiko berulangnya
kejang
– Dosis asam valproat adalah 15-40 mg/kg/hari dibagi
dalam 2 dosis, dan fenobarbital 3-5 mg/kg/hari dalam 2
dosis
(Mamelle,1984; Farwell dkk, 1990)
(AAP, 1995; AAP, 1999; Knudsen, 2000)

04/29/2022 21
Pengobatan maintenance
• Dianjurkan pada KDK dengan:
– Kelainan neurologis nyata sebelum
atau sesudah kejang (paresis Tod’s,
CP, hidrosefalus)
– Kejang lama > 15 menit
– Kejang fokal
(Kesepakatan Saraf Anak 2016)

04/29/2022 22
PROGNOSIS BERULANG
Faktor risiko :
1. Riw kejang demam /epilepsi di keluarga
2. Usia < 12 bulan
3. Suhu < 39 0 C saat kejang
4. Interval singkat dari demam sampai terjadinya
kejang.
5. Kejang demam pertamanya KDK

• Jika seluruh faktor ada  80% berulang


• Jika tidak terdapat faktor 10%-15% berulang.
04/29/2022 23
(Kesepakatan Saraf Anak 2004)
PROGNOSIS EPILEPSI  3%
Faktor risiko :
1. Ada kelainan neurologis / perkembangan
sebelum kejang
2. Kejang demam kompleks
3. Riw epilepsi pada orangtua / saudara kandung
4. KDS berulang 4 x atau lebih/ tahun

• Masing-masing  meningkatkan 4%-6%.


• Kombinasi  meningkatkan 10%-­49%.

PPM IDAI, 2010


Hal yang harus dikerjakan bila anak kejang
1. Tenang.
2. Jauhkan dari benturan. Longgarkan pakaian.
3. Posisikan anak miring. Bersihkan muntahan /lendir di
mulut atau hidung.
4. Jangan memasukkan sesuatu ke dalam mulut.
5. Ukur suhu, catat bentuk dan lama kejang.
6. Tetap bersama anak
7. Berikan diazepam rektal bila kejang> 5 menit.
8. Bawa ke dokter atau rumah sakit
Vaksinasi
• Tidak ada kontraindikasi
• DPT pemberian diazepam intermiten
dan parasetamol profilaksis.
Laboratorium
• tidak dikerjakan secara rutin pada kejang demam
• untuk mengevaluasi sumber infeksi penyebab
demam.
• Pemeriksaan laboratorium yang dapat dikerjakan
atas indikasi misalnya darah perifer, elektrolit, dan
gula darah
(level of evidence 2, derajat rekomendasi B).
Pungsi lumbal
• untuk menegakkan / menyingkirkan kemungkinan meningitis.
• tidak dilakukan secara rutin pada anak berusia <12 bulan
yang mengalami kejang demam sederhana dengan keadaan
umum baik.

Indikasi pungsi lumbal


(level of evidence 2, derajat rekomendasi B):
1. rangsang meningeal /UUB membonjol
2. curiga infeksi SSP berdasarkan anamnesis dan
pemeriksaan klinis
3. Dipertimbangkan pada anak dengan kejang disertai
demam yg sebelumnya telah mendapat antibiotik dan
pemberian antibiotik tersebut dapat mengaburkan tanda
dan gejala meningitis
Elektroensefalografi (EEG)

Indikasi pemeriksaan EEG:


• Pemeriksaan EEG tidak diperlukan untuk
kejang demam, KECUALI apabila bangkitan
bersifat fokal.
• Keterangan:
EEG hanya dilakukan pada kejang fokal
untuk menentukan adanya fokus kejang di
otak yang membutuhkan evaluasi lebih lanjut
Pencitraan
• Pemeriksaan neuroimaging (CT scan atau
MRI kepala) tidak rutin dilakukan pada
anak dengan kejang demam sederhana
(level of evidence 2, derajat rekomendasi
B)
• Pemeriksaan tersebut dilakukan bila
terdapat indikasi, seperti kelainan neurologis
fokal yang menetap, misalnya hemiparesis
atau paresis nervus kranialis.
PENANGANAN DI RUMAH
Diazepam supp
PENANGANAN DI RUMAH
CARA PEMBERIAN DIAZEPAM SUPP :
• Anak dimiringkan dengan posisi kaki ditekuk
• Ambil Diazepam supp sesuai dosis
• Buka tutup diazepam supp
• Masukkan ujung diazepam supp ke dalam dubur,
minimal kedalamam ½ nya
• Pejet cairan yang ada pada Diazepam supp, sampai
habis
• Tarik Diazepam supp dari dubur sambil katupkan
duburnya supaya cairan obat tidak keluar
• Pertahankan kurang lebih 1 menit
• Selesai , amati responnya
PENANGANAN DI RUMAH
OBAT YANG HARUS ADA DI RUMAH :
• Parasetamol/ ibuprofen oral
• Parasetamol/ ibuprofen supp
• Diazepam oral
• Diazepam supp
Epilepsi
Definisi
• Epilepsi (berdasarkan ILAE)
– Serangan paroksismal khas berulang 2 kali
atau lebih tanpa penyebab, akibat lepas
muatan listrik di neuron otak
– Serangan dapat berupa gangguan kesadaran,
perilaku, emosi, motorik atau sensasi, yang
sembuh secara spontan
– Serangan berulang lebih dari 24 jam

Epilepsia 1993; 34:592-6


Epilepsia 1997; 38:614-8
Elektroensefalografi
• Membantu memastikan diagnosis dan jenis
sindrom epilepsi
• Membantu menentukan ada tidaknya fokus
fokal epilepsi
• Menilai hasil pengobatan
• Menentukan prognosis
• Pertimbangan dalam penghentian obat anti
epilepsi
The epilpsies 2005. h. 29-44
LANGKAH 6

- Tentukan sindrome
Epilepsi nya ?
ILAE  SYNDR. EPILEPSY
• Epilepsy syndromes and related conditions
• Benign familial neonatal seizures
• Early myoclonic encephalopathy
• Ohtahara syndrome
• Migrating partial seizures of infancy
• West syndrome
• Benign myoclonic epilepsy in infancy
• Benign familial infantile seizures
• Benign infantile seizures (non-familial)
• Dravet’s syndrome
ILAE  SYNDR. EPILEPSY
• HHE syndrome
• Myoclonic status in non-progressive
encephalopathies
• Benign childhood epilepsy with centro temporal
spikes
• Early onset benign childhood occipital epilepsy
(Panayiotopoulos type)
• Late onset childhood occipital epilepsy (Gastaut
type)
• Epilepsy with myoclonic absences
• Epilepsy with myoclonic-astatic seizures
ILAE  SYNDR. EPILEPSY
• Lennox–Gastaut syndrome
• Landau–Kleffner syndrome
• Epilepsy with continuous spike-and-
waves during slow-wave sleep
• Childhood absence epilepsy
• Progressive myoclonus epilepsies
• Idiopathic generalized epilepsies with
variable phenotypes
ILAE  SYNDR. EPILEPSY
• Epilepsy Juvenile absence epilepsy
• Juvenile myoclonic epilepsy
• Epilepsy with generalized tonic-clonic seizures only
• Reflex epilepsies
• Idiopathic photosensitive occipital lobe epilepsy
• Other visual sensitive epilepsies
• Primary reading epilepsy
• Startle epilepsy
• Autosomal dominant nocturnal frontal lobe epilepsy
• Familial temporal lobe epilepsies
• Generalized epilepsies with febrile seizures plus
• Familial focal epilepsy with variable foci
• Symptomatic (or probably symptomatic) focal epilepsies
ILAE  SYNDR. EPILEPSY
• Limbic epilepsies
• Mesial temporal lobe epilepsy with hippocampal sclerosis
• Mesial temporal lobe epilepsy defined by specific etiologies
• Other types defined by location and etiology
• Neocortical epilepsies
• Rasmussen syndrome
• Other types defined by location and etiology
• Conditions with epileptic seizures that do not require a
diagnosis of epilepsy
• Benign neonatal seizures
• Febrile seizures
• Alcohol-withdrawal seizures
• Drug or other chemically induced seizures
Pengobatan epilepsi
• Obat lini pertama
– Asam valproat 10-40 mg/kgBB/hr, 2-3 dosis
– Phenobarbital 3-5 mg/kgBB/hr, 2 dosis
– Carbamazepine 10-30 mg/kgBB/hr, 2-3 dosis
– Fenitoin 5-7 mg/kgBB/hr, 2-3 dosis
• Obat lini ke dua
– Topiramate (Topamax) 3-7 mg/kgBB/hari, 2-3 dosis
– Lamotrigine (Lamictal) 0,15-0,3 mg/kgBB/hari, 1-2 dosis
– Levetiracetam (Keppra) 14 -60 mg/kgBB/hari, 2 dosis
– Clonazepam (Rivotril) 0,05-0,5 mg/kgBB/hr, 3-4 dosis
– Clobazam 0,1-0,8 mg/kgBB/ hari, 1x, dosis > 5 mg 2x/hr
– ACTH 20-40 U/ minggu im, maks 80 U ,
– Steroid
Mechanism of action OAE
Sodium Calcium GABA Glutamate Carbonic
channel channel potentiat antagonism anhydrase
blockade blockade ion inhibition

PHB 

CBZ 

PHT 

VPA  

GBT 

LTG   

VGB 

TP     

M
Pemilihan OAE berdasarkan tipe kejang
Fokal Fokal - Umum Mioklonik Absense
umum
CBZ Efektif Efektif Efektif Perberat Perberat

As Val Efektif Efektif Efektif Efektif Efektif

Fenitoin Efektif Efektif Efektif Inefektif Perberat

PHB Efektif Efektif Efektif Efektif Perberat

Levetir Efektif Efektif Efektif Efektif Efektif

TPX Efektif Efektif Efektif Efektif Efektif


The epilepsies 2005. h. 59-86
Pemilihan Obat Anti Epilepsi
IDIOPATIK

CBZ, VPA, VPA, LTG,


LTG, TPM, CLB,CZP, ESM

FOKAL UMUM

CBZ, VPA VPA, TPM,


CLB, PHT, CLB, PHT, PB
PB

SIMTOMATIK
EEG Primer 1999. h. 245-59
Harvey, 2001
Klasifikasi (ILAE,1989) Broad category
• Epilepsi fokal idiopatik
– Kejang fokal, perkembangan normal, MRI normal
• Epilepsi fokal simtomatik
– Kejang fokal, perkembangan terlambat, MRI
abnormal
• Epilepsi umum idiopatik
– Kejang umum, perkembangan normal, MRI normal
• Epilepsi umum simtomatik
– Kejang umum, perkembangan terlambat, MRI
Epilepsia 1989; 30:389-99
abnormal
Pemilihan OAE
• Sesuaikan dengan tipe kejang
• Sesuaikan dengan Syndrome Epilepsi
• Pilihan 1 dan ke 2 adalah OAE generasi
lama, sebisa mungkin yang mempunyai
titik tangkap yang berbeda
• Pilihan ke 3 adalah OAE generasi baru
• Dosis dimulai dari yang rendah kemudian
dinaikan perlahan-lahan
Pemilihan OAE
• Pola terapi :
1. Monoterapi pertama
2. Monoterapi kedua / Alternatif
3. Politerapi 2 OAE
4. Politerapi 3 OAE
5. OAE kombinasi diet ketogenik/ bedah
Pengobatan Epilepsi
Refrakter Bedah

Politerapi Bebas
kejang

Bebas Monoterapi
kejang alternatif

Monoterapi Bebas
pertama kejang
Bila monoterapi tidak berhasil
• Tambahkan obat kedua
• Keberhasilan hanya 13%
• Bila berhasil, turunkan dosis obat pertama
perlahan-lahan dalam 1 bulan
Pemilihan OAE
• Kenaikan dosis bisa tiap minggu, tiap 2
minggu atau tiap bulan  tergantung
frekuensi kejang
• Besarnya kenaikan dosis  tergantung
dose range OAE
• Penurunan dosis OAE minimal 2 tahun
bebas kejang
• Penurunan dosis didasarkan pada klinis
dan EEG
• Penurunan dosis 25% tiap 3 bulan
Diagnosis dan terapinya?
• Anak usia > 5 tahun
• Kejang saat tidur,
kejang fokal,
gangguan bicara
• Perkembangan
normal
• Terapi:
– Carbamazepin
– Asam valproat
– Luminal
59 – Fenitoin
Kejang dan terapinya?
• Perkembangan anak
normal
• Kadang melihat
cahaya, mata melirik
ke lateral, distonia
• Obat:
– Carbamazepin
– Asam valproat
– Fenitoin
– Luminal
The epilepsies 2005.h.345-62
Apa gambaran EEG yang terlihat?
• Video 10

• Diagnosis
nya?
• Keluhan
tersering?
• Terapi ?
Kasus mana yang dapat
diobati sendiri?
• Silahkan obati sendiri • Sebaiknya rujuk saja
– Tonik-klonik umum
– Obat pertama (atau
– Benign Rolandic Epilepsy
obat kedua) gagal
– Absence
– Ohtahara, Spasme
Infantil, LGS
• Obati sendiri asal hati2
– Atonik
– Parsial kompleks (sering kambuh)
– Tonik sebagai bagian
– Juvenille Myoclonic Epilepsy
– Epilepsi parsial LGS
Rujuklah pasien bila
• Tidak terkontrol dengan OAE
– Obat tidak diminum teratur
– Serangan bukan epilepsi
– Epilepsi intraktabel
• Kejang > 2 macam
• Pernah riwayat status epileptikus
• Didapatkan gejala regresi
• MRI/ CT Scan kepala ada kelainan struktural
• Epilepsi dengan global development delayed
Efek samping OAE
• Feitoin
– Hiperplasi
ginggiva
• Carbamazepine
– Steven Johson
Synd
• Asam Valproat
– Gangguan fungsi
hati dan darah
DIFERENSIAL DIAGNOSIS
BANGKITAN PADA NEONATUS
Menyerupai kejang

Non Epileptogenic

Epileptogenic

Sindroma Epilepsi Neonatal

Focal Clonic, Focal Tonic,


Myoclonic
Subtle, Generalized Tonic,
Myoclonic
“Jitteriness”,”Benign Neonatal Myoclonus”

Anda mungkin juga menyukai