Definisi
• Kejang yg terjadi krn kenaikan suhu tubuh (suhu rektal >38oC)
yang disebabkan proses extrakranium.
• Sering terjadi pada anak usia 6 bulan – 6 tahun. Diluar usia ini
pikirkan dulu krn infeksi SSP, atau epilepsi yg kebetulan terjadi
saat demam.
• Anak yg pernah kejang tanpa demam, kemudian kejang
demam tidak termasuk kejang demam.
• Kejang disertai demam pada bayi < 1 bulan bukan kejang
demam.
Gambaran Klinik
7
Klasifikasi KD
8
Kejang Demam Sederhana
9
Kejang Demam Kompleks
Untuk memudahkan:
5 mg untuk BB < 10 kg
11
10 mg untuk BB > 10 kg
ALGORITME PENANGANAN KEJANG AKUT & STATUS EPILEPTIKUS
Diazepam
Di Rumah 5-10mg/rekt 0-10 mnt
max 2x j arak 5 menit
Monitor
Di Rumah Sakit Jalan napas, Diazepam 0,25-0,5mg/kg/iv/io 10-20 mnt Tanda vital
O2, sirkulasi (kec 2mg/mnt, max dosis 20mg)
EKG
Gula darah
BILA BELUM TERPASANG CAIRAN IV
BOLEH REkTAL 1X
Elektrolit serum
Fenitoin (Na, K, Ca, Mg, Cl)
20mg/kg/iv
KEJANG (-) 20-30 mnt Analisa Gas Darah
5 – 7 mg/kg/hari IV (10mg/1ml NS), 50mg/men
Koreksi kelainan
12 j am kemudian Max 1g
Pulse oxymetri
Tambahkan
5-10mg/kg/iv
KEJANG (-)
4 – 5 mg/kg/hari IV
12 j am kemudian Fenobarbital 30-60 mnt
20mg/kg/iv
Tambahkan (rate : 30 mg/min; max 1g)
5-10mg/kg/iv
ICU Refrakter
14
Profilaksis Kontinu
Indikasi:
Kejang lama > 15 menit
Adanya kelainan neurologis yang nyata sebelum atau sesudah
kejang, misalnya hemiparesis, paresis Todd, cerebral palsy,
retardasi mental, hidrosefalus
Kejang fokal
Kejang demam terjadi pada bayi kurang dari 12 bulan
Kejang demam ≥ 4 kali per tahun
15
Profilaksis Kontinu
Antikonvulsan
Pemberian obat Fenobarbital atau Asam Valproat setiap
hari efektif dalam menurunkan risiko berulangnya kejang
.
16
Profilaksis Kontinu
Pemakaian Fenobarbital dapat
menimbulkan gangguan perilaku dan
kesulitan belajar pada 40-50% kasus
• Encephalitis
• MK: demam, kejang, kesadaran↓.
• PF: rangsang meningens(-)
• Px: analisa cairan cerebrospinal, PCR
• Th: asiklovir (krn insiden tertinggi herpes simplek)
Pemeriksaan LCS
ALGORITME PENANGANAN KEJANG AKUT & STATUS EPILEPTIKUS
Diazepam
Di Rumah 5-10mg/rekt 0-10 mnt
max 2x j arak 5 menit
Monitor
Di Rumah Sakit Jalan napas, Diazepam 0,25-0,5mg/kg/iv/io 10-20 mnt Tanda vital
O2, sirkulasi (kec 2mg/mnt, max dosis 20mg)
EKG
Gula darah
BILA BELUM TERPASANG CAIRAN IV
BOLEH REkTAL 1X
Elektrolit serum
Fenitoin (Na, K, Ca, Mg, Cl)
20mg/kg/iv
KEJANG (-) 20-30 mnt Analisa Gas Darah
5 – 7 mg/kg/hari IV (10mg/1ml NS), 50mg/men
Koreksi kelainan
12 j am kemudian Max 1g
Pulse oxymetri
Tambahkan
5-10mg/kg/iv
KEJANG (-)
4 – 5 mg/kg/hari IV
12 j am kemudian Fenobarbital 30-60 mnt
20mg/kg/iv
Tambahkan (rate : 30 mg/min; max 1g)
5-10mg/kg/iv
ICU Refrakter
Note
Tod’s paralysis: kelumpuhan akibat kejang terlalu lama & berulang
Tetanus
• Etio: Clostridium tetani
• Eksotoksin
• Tetanolisin: destruksi jar sekitar infeksi
• Tetanospasmin: menghambat GABA→ Spasme otot
• MK: opistotonus, trismus, disfagia, kaku leher, fleksi
lengan, ekstensi tungkai, disfungsi otonom. Spasme
dapat timbul dengan rangsang atau spontan
• PF: tes spatula(+).
• Th: Pencegahan dengan vaksin TT (menginduksi
imunitas) dan ATS/HTIG (mengikat toksin). Diazepam,
antibiotik (metronidazol, amoksisilin).
• Grade
• I. Ringan: RR normal, disfagia(-), kejang(-), trismus ringan.
• II. Sedang: RR30-40, disfagia ringan, kejang singkat, trismus
sedang, kejang rangsang
• III. Berat: RR >40, disfagia berat, kejang lama, trismus berat,
kejang spontan.
• IV. Sangat berat: gejala I-III, hipertensi-hipotensi berat.
Cephalgia
• Tension headache
• Nyeri bilateral, rasa tertekan dan diikat, lokasi frontal,
oksipital.
• Th: NSAID(ibuprofen, aspirin), pct. Preventif: antidepresan
trisiklik (amitriptilin)
• Migrain
• Nyeri unilateral, berdenyut, lokasi frontotemporal & okular.
Mual, muntah, fotofobia, fonofobia.
• Klasik/aura: melihat kilatan cahaya, mendengar suara tp tdk
ada sumbernya, nyeri ditusuk2 tdk jls sebabnya, visus↓.
• Common: aura(-).
• Th: triptan/ergot. Preventif: amitriptilin, A valproat
• Cluster headache
• Nyeri unilateral , seperti ditusuk dibelakang mata, lokasi
orbital & temporal.
• Lakrimasi, mata merah, rinorea
• Th: oksigen, triptan/ergot. Preventif: CCB
• Neuralgia trigeminal
• Nyeri seperti tersetrum di daerah persarafan trigeminal
• Th: karbamazepin, gabapentin
Vertigo
keadaan dimana seseorang merasa dirinya atau
ruangan disekitarnya seolah berputar.
• Perifer/ vestibular: BPPV, meniere disease, neuritis vestibular, motion
sicknes.
• nistagmus horizontal & rotational
• Sentral/non-vestibular: gangguan vaskular otak (stroke batang otak,
cerebellum), neoplasma.
• nistagmus vertikal.
• Neuritis vestibularis
• Serangan vertigo mendadak tanpa pencetus, pendengaran normal,
nistagmus horizontal
• Th: prednison
Note
• Nistagmus rotatoris : Gangguan pada kanalis semisirkularis posterior
• Nistagmus vertical : kanalis semisirkularis superior
• Nistagmus horizontal : kanalis semisirkularis horizontal
• Nistagmus mata kanan : kerusakan labirin sinistra
• Nistagmus mata kiri : kerusakan labirin dekstra
Vertigo Perifer vs. Sentral
Vertigo Perifer (Vestibuler) Vertigo Sentral (Non-Vestibuler)
Sifat vertigo Rasa berputar Rasa melayang, hilang keseimbangan
Gangguan di Kanalis semisirkularis Batang otak atau serebelum
Serangan Episodik Kontinyu
Mual/muntah + -
Gangguan pendengaran ± -
Gerakan pencetus Gerakan kepala Gerakan objek visual
Situasi pencetus - Keramaian lalu lintas
Mixed transcortical - - +
Broca - + -
Motor transcortical - + +
Wernick + - -
Sensory transcortical + - +
Konduksi + + -
Anomik + + +
Amnesia
• Anterograde Amnesia adalah ketidakmampuan otak dalam
mentransfer ingatan jangka pendek ke dalam ingatan jangka
panjang. Misalnya, seseorang mampu mengingat sesuatu di masa
lampau, namun ia tidak mampu mengingat kejadian yang baru
beberapa menit sebelumnya terjadi. Biasanya, pengidap penyakit
ini akan melupakan hal-hal yang dilakukannya sebelum tidur. Jadi ia
harus mengulangi kegiatannya ketika ia terbangun.
• Retrograde Amnesia adalah ketidakmampuan otak dalam
mengingat kejadian masa lalu dalam kurun waktu tertentu.
Amnesia jenis ini umumnya berhubungan dengan gegar otak atau
kondisi akut seperti stroke atau perdarahan otak, yang mana
penderitanya tidak bisa mengingat hal-hal yang terjadi sebelum
terjadinya kecelakaan.
• Berdasarkan penyebab dan beratnya cidera, amnesia retrograde
tidak mampu mengingat hal-hal yang menyebabkan terjadinya
kecelakaan atau informasi lainnya jauh sebelum terjadinya
kecelakaan
Demensia
• Penurunan kemampuan kognitif di berbagai bidang secara
kronik dan progresif. Fungsi kognitif yg terganggu amnesia,
berbahasa, akalkulia, apraksia (tdk melakukan gerakan ketika
diminta)
• Demensia alzeimer
• Perjalanan perlahan, faktor resiko usia dan riw keluarga.
• Px: atrofi lobus otak, singkirkan kelainan vaskular dan
hidrocefalus. Temuan patologis: neurofibrilary tangles &
deposisi amiloid
• Th: kolinesterase inhibitor (rivastigmin, donepezil)
• Demensia vaskular
• Riw stroke & penyakit serebrovaskular. Faktor
resiko usia & hipertensi
• PF: dapat disertai defisit neurologis
• Th: atas penyakit yg mendasari (stroke, HT, DM).
Aspirin + pentoxifilin (memperbaiki aliran darah
otak)
• Demensia pick
• Ditandai dengan atrofi lobus frontal & temporal
• MK: gangguan tingkah laku, emosi, kepribadian
• Demensia Lewy Body
• Demensia dengan perubahan postur & cara
berjalan. Fluktuasi kesadaran & halusinasi visual.
Terkait penyakit parkinson
• Parkinson
• Degenerasi neuron dopaminergik di substansia
nigra/hitam & subs ganglia basalis/ bergaris.
• MK: TRAP→ Tremor, Rigiditas “cog wheel
fenomena”, Akinesia & bradikinesia, Postural
loss.
• Th: levodopa + benzaserid
Cedera Kepala
• Komosio/gegar otak: ct-scan normal
• Kontusio/memar otak:ct-scan hiperdensitas
• Perdarahan intraserebral: ct-scan
hiperdensitas mencolok
• Note: ct-scan non-kontras→hematom;
kontras→tumor, abses, infeksi.
• Th: ABCD, konsul bedah saraf.
Note
Konveks: cembung
Konkaf: cekung
Neuropathy & Kelainan
Neuromuskular
• N.radialis/ spiralis grup syndrom
• Drop hand/wrist drop, Saturday night palsy
• N.medialis
• Proximal: jari 2,3 tdk bs fleksi. “ape hand”
• Distal: 2,3 tdk bs ekstensi
• N.ulnar
• Proximal: jari 4,5 tdk bs fleksi
• Distal: jari 4,5 tdk bs ekstensi.
“popes blessing” or “hand of benediction”
• Erb’s palsy
• Kelumpuhan pd 1 ekstremitas atas yg disebabkan lesi pd pleksus
brakialis superior. “endorotasi, pronasi”
• Klumpke Palsy
• Cedera pleksus brakialis inferior
• Carpal Tunnel Syndrom
• Kompresi N.medianus di terowongan carpal
• MK: nyeri pergelangan tangan, kebas, kesemutan terutama jari I-
III
• PF: tinnel test (nyeri/kesemutan saat terowongan karpal
diketuk), phalen test (nyeri/kesemutan saat pergelangan tangan
difleksikan), flick test (nyeri berkurang jika tangan dikibaskan).
• Th: night splind (bidai malam hri), analgesik, steroid injeksi,
bedah
Cubital tunnel syndrom
-N.ulnaris. Nyeri jari IV-V.
Drop foot
-N.peroneus/fibularis. Tidak bisa dorso fleksi
Sindroma terowongan
kubital → n. ulnaris
N. ulnaris di daerah siku melalui sulkus di belakang
epikondilus medialis kmd berjalan di antara kaput
humeral & kaput ulnaris m. fleksor karpi ulnaris. Sela
diantara 2 kaput disebut terowongan kubital
Nyeri diantara jari ke-4 dan 5
Gangguan motorik : kelemahan m. fleksor karpi
ulnaris & m.fleksor digitorum profundus →
kelemahan fleksi pergelangan tangan, jari manis &
kelingking (Claw hand)
Tx : NSAID & injeksi steroid lokal
Sindroma Terowongan
Karpal → N. Medianus
• Rasa nyeri dan kesemutan pada
pergelangan tangan, telapak tangan
dan jari 1,2,3.
• Pd keadaan berat nyeri menjalar ke
lengan atas dan atrofi tenar
• Dx : tes provokasi (tes Tinel &
Phalen), ENMG
• Tx : NSAID, inj lokal, operasi
Sindroma Terowongan
Karpal → N. Medianus
Ringan: 13-15
Sedang: 9-12
Berat: 3-8
Komosio serebri,
• Disebut juga gegar otak atau concussion,
• adalah bentuk trauma otak yang paling ringan
• Biasanya disebabkan oleh kegiatan olahraga
• Tidak berhubungan dengan penurunan
kesadaran berat,
• pada komosio GCS berkisar antara 13-15.
• Pasien umumnya hanya mengalami
kebingungan atau amnesia yang sembuh
sendiri dalam waktu 2-3 hari.
• Pada CT Scan tidak akan ditemukan kelainan,
karena komosio adalah sebuah kelainan
fungsional, bukan anatomis
Kontusio serebri
• Adalah keadaan dimana terdapat memar pada otak
• Terdapat batas yang agak rancu antara kontusio
dengan perdarahan intraserebral,
• namun umumnya disepakati selama volume darah
masih di bawah 2/3 dari daerah yang mengalami
jejas, maka masih digolongkan kontusio
• Biasanya disebabkan oleh trauma yang lebih berat,
misalnya KLL
• Berhubungan dengan penurunan kesadaran yang
lebih berat (pasien ini GCS-nya 8)
• Pada CT Scan akan ditemukan kelainan berupa
hiperdensitas yang tidak semencolok perdarahan
intraserebral
Epidural Hematom
• Robeknya a.meningia media (75% berhubungan
dengan trauma kranial)
• Interval lusid: tidak sadar sadar tidak sadar
• CT scan: hiperdens konveks
• Komplikasi: herniasi
• Tata laksana:
• intubasi,
• elevasi kepala,
• manitol (jika MAP > 90 mmHg + TIK meningkat),
• hiperventilasi (bila TIK tidak terkontrol),
• fenitoin (mencegah kejang)
• rujuk bedah
Subdural Hematom
• Robeknya vena (bridging vein) (sering pada alkoholik dan
orang tua)
• Penurunan kesadaran berjalan lambat
• CT scan: hiperdens konkaf (bulan sabit/crescent)
• Prognosis EDH lebih baik daripada SDH, karena pada EDH
jaringan otak umumnya tidak terganggu
• Tata laksana:
• Intubasi
• oksigenasi adekuat,
• sedatif (kalau TIK meningkat),
• manitol (kalau ada herniasi), hiperventilasi ringan,
• Fenitoin (mencegah kejang)
• rujuk bedah
Sub Arachnoid Hematom
• Umumnya karena ruptur aneurisma atau AVM
• Manifestasi klasik: nyeri kepala berat mendadak
(Thunder Clap) disertai tanda-tanda iritasi
meningeal (kaku kuduk/brudzinski)
• Pemeriksaan: CT hiperdens di ruang-ruang
subarachnoid (mis. cisterna suprasellar, fissura
Sylvii)
• Tatalaksana:
• Intubasi bila GCS < 9
• Oksigen
• beta-blocker IV (jika MAP >130 mmHg), karena
tidak meningkatkan TIK
• bedah untuk mencegah perdarahan ulang
Perdarahan intraventrikular
• Gejala :
• Ischialgia
• Kelemahan otot
• Kelemahan kontrol BAK dan BAB (inkontinensia)
• PF :
• Laseque (+)
• Kelemahan kekuatan otot