Mardy Pangarungan
MS-PPDS IKA FK UGM/ RSUP Dr. Sardjito,
Yogyakarta
OUTLINE
≥ 60
(UKK Neurologi Anak, menit
ICU Refrakter SE
2016)
Midazolam
Pentobarbital
Bolus 100-200 mcg/kg IV (max 10 mg), Propofol
Bolus 5-15 mg/kg,
dilanjutkan dgn infus kontinyu 100 Bolus 1-3 mg/kg, dilajutkan
dilajutkan dgn infus
BARU
mcg/kg/jam, dapt dimaikan 50 mcg/kg dgn infus kontinyu 2-10
setiap 15 mnt (max 2 mg/kg/jam kontinyu 0.5 – 5 mg/kg/jam
mg/kg/jam
Diazepam per rectal 0 – 10
5 mg suppositoria unt BB < 12 kg menit
Prehospital 10 mg suppositoria unt BB ≥ 12 kg
Max 2 x , jarak 5 menit Airway,
breathing, 10
circulation, menit
Hospital / monitoring
IGD Diazepam 0.2 – 0.5 mg/kg IV
(Kecepatan 2 mg/menit, max 10 mg)..... ATAU
Midazolam 0.2 mg/kg IM/buccal, max 10mg
Bila kejang berhenti,
Kejang berlanjut Pertimbangkan
5-10’ rumatan
Fenitoin 5-10 mg/kg
Dibagi 2 dosis
ATAU
Fenobarbital
3-5 mg/kg/hari
Fenitoin 20 mg/kg iv Fenobarbital 20 mg/kg iv Dibagi 2 dosis
(diencerkan 50 ml NS (selama 5-10 menit; max 20
selama 20 menit;Max 1000 1000 mg
menit
Catatan : mg) Catatan :
Dapat Dapat
ditambahkan ditambahkan
Fenitoin 5-10 Fenobarbital 5-
mg/kg 10 mg/kg
Kejang Kejang
berlanjut 5- berlanjut 5-
10’ 10’
Kejang Kejang Airway,
berlanjut 5- berlanjut 5- breathing,
10’ 10’ circulation,
monitoring
Fenitoin 20 mg/kg iv
Fenobarbital 20 mg/kg iv (diencerkan 50 ml/NS 30
(selama 5-10 menit; max selama 20 menit; max 1000 menit
1000 mg mg)
Kejang
berlanjut
5-10’
≥ 60
menit
ICU Refrakter SE
Midazolam Pentobarbital
Propofol
Bolus 100-200 mcg/kg IV (max 10 Bolus 5-15 mg/kg,
Bolus 1-3 mg/kg,
mg), dilanjutkan dgn infus dilajutkan dgn infus
dilajutkan dgn infus
kontinyu 100 mcg/kg/jam, dapt kontinyu 0.5 – 5
kontinyu 2-10
dimaikan 50 mcg/kg setiap 15 mg/kg/jam
mg/kg/jam
mnt (max 2 mg/kg/jam (UKK Neurologi Anak, 2016)
Midazolam buccal
• Fokal
• Fokal sederhana
• Kompleks fokal
• Fokal – umum
• Umum
• Absence
• Mioklonik
• Klonik
• Tonik
• Tonik – klonik
• Atonik
Brudzinsky I
Kaku kuduk
Brudzinsky II Kernig
Pemeriksaan penunjang
Atas indikasi LP EEG CT Scan/MRI
Brain 1997;120:479-90.
Kejang demam
• Kejang demam sederhana
Singkat, general, tidak berulang
11/14/2022
24
PENGOBATAN KEJANG DEMAM
• Antipiretik
– Dianjurkan, tidak mengurangi risiko kejang
– Paracetamol 10 – 15 mg/kg tiap 4-6 jam, Ibuprofen 10 mg/kg tiap 6
jam
(Camfield dkk, 1980; Schnaiderman dkk, 1993)
• Antikonvulsan
– Diazepam oral 0,3 mg/kg setiap 8 jam saat demam, selama 2
hari
(Knudsen, 1991; Rosman dkk, 1993)
• Dosis maksimum diazepam : 7,5 mg/kali
Pengobatan intermiten (saat demam)
• Pengobatan rumatan
– Fenobarbital atau asam valproat selama 1 tahun
efektif menurunkan risiko berulangnya kejang
• Dosis :
– Asam valproate : 15-40mg/kgBB/hari, dibagi dalam
2 dosis
– Fenobarbital 3-5 mg/kgBB/hari, dibagi dalam 2 dosis
(Mamelle,1984; Farwell dkk, 1990)
(AAP, 1995; AAP, 1999; Knudsen,2000)
28
Pengobatan maintenance
– Kejang fokal
Faktor risiko :
1. Riw kejang demam /epilepsi di keluarga
2. Usia < 12 bulan
3. Suhu < 39 0 C saat kejang
4. Interval singkat dari demam sampai terjadinya kejang.
5. Kejang demam pertamanya KDK
11/14/2022 30
PROGNOSIS EPILEPSI 3%
Faktor risiko :
1. Ada kelainan neurologis / perkembangan sebelum
kejang
2. Kejang demam kompleks
3. Riw epilepsi pada orangtua / saudara kandung
4. KDS berulang 4 x atau lebih/ tahun
1. Tenang.
2. Jauhkan dari benturan. Longgarkan pakaian.
3. Posisikan anak miring. Bersihkan muntahan
/lendir di mulut atau hidung.
4. Jangan memasukkan sesuatu ke dalam mulut.
5. Ukur suhu, catat bentuk dan lama kejang.
6. Tetap bersama anak
7. Berikan diazepam rektal bila kejang> 5 menit.
8. Bawa ke dokter atau rumah sakit
Vaksinasi
• Tidak ada kontraindikasi
• DPT pemberian diazepam intermiten dan
parasetamol profilaksis.
Laboratorium
• HHE syndrome
• Myoclonic status in non-progressive encephalopathies
• Benign childhood epilepsy with centro temporal spikes
• Early onset benign childhood occipital epilepsy
(Panayiotopoulos type)
• Late onset childhood occipital epilepsy (Gastaut type)
• Epilepsy with myoclonic absences
• Epilepsy with myoclonic-astatic seizures
ILAE SYNDR. EPILEPSY
• Lennox–Gastaut syndrome
• Landau–Kleffner syndrome
• Epilepsy with continuous spike-and-waves during slow-
wave sleep
• Childhood absence epilepsy
• Progressive myoclonus epilepsies
• Idiopathic generalized epilepsies with variable
phenotypes
ILAE SYNDR. EPILEPSY
• Limbic epilepsies
• Mesial temporal lobe epilepsy with hippocampal sclerosis
• Mesial temporal lobe epilepsy defined by specific etiologies
• Other types defined by location and etiology
• Neocortical epilepsies
• Rasmussen syndrome
• Other types defined by location and etiology
• Conditions with epileptic seizures that do not require a diagnosis of epilepsy
• Benign neonatal seizures
• Febrile seizures
• Alcohol-withdrawal seizures
• Drug or other chemically induced seizures
Pengobatan epilepsi
PHB
CBZ
PHT
VPA
GBT
LTG
VGB
TP
M
Pemilihan OAE berdasarkan tipe kejang
Fokal Fokal - Umum Mioklonik Absense
umum
CBZ Efektif Efektif Efektif Perberat Perberat
FOKAL UMUM
SIMTOMATIK
EEG Primer 1999. h. 245-59
Harvey, 2001
Pemilihan OAE
• Sesuaikan dengan tipe kejang
• Sesuaikan dengan Syndrome Epilepsi
• Pilihan 1 dan ke 2 adalah OAE generasi lama, sebisa
mungkin yang mempunyai titik tangkap yang berbeda
• Pilihan ke 3 adalah OAE generasi baru
• Dosis dimulai dari yang rendah kemudian dinaikan
perlahan-lahan
Pemilihan OAE
• Pola terapi :
1. Monoterapi pertama
2. Monoterapi kedua / Alternatif
3. Politerapi 2 OAE
4. Politerapi 3 OAE
5. OAE kombinasi diet ketogenik/ bedah
Pengobatan Epilepsi
Refrakter Bedah
Politerapi Bebas
kejang
Bebas Monoterapi
kejang alternatif
Monoterapi Bebas
pertama kejang
Bila monoterapi tidak berhasil
• Fenitoin
– Hiperplasi ginggiva
• Carbamazepine
– Steven Johson Synd
• Asam Valproat
– Gangguan fungsi hati dan darah
Kasus 1
• An. SCP
• Umur 4 tahun
• Demam sejak 1 hari SMRS, kejang 1x, durasi 10 menit, mata
mendelik ke atas, kaki tangan kaku.
• Riwayat kejang sebelumnya (-)
• PF: KU : CM
Sax: 38,4; RR 24x; HR : 100x
Tonsil : T2-T2 hiperemis
Kasus 1
• An. YALS
• Umur : 1 thn 8 bulan
• Kejang dari 1 hari SMRS, frekuensi 9 kali. Kejang tangan dan kaki
tegang, mata mendelik ke atas, durasi > 5 menit. (kejang pertama
kali)
• BAB cair pagi 2x, ampas sedikit, lender darah (-)
• Batuk pilek 4 hari.
• PF : KU : CM (E4M6V5)
Sax : 38,6; RR 40x/mnt; HR 120x/mnt , SpO2: 97%
Kasus 2
• An. A.D
• Umur : 1,9 bulan, BB: 8,5 kg
• Kejang di rumah 1x, seluruh tubuh, mata mendelik ke atas, durasi 10
menit.
• Batuk pilek (+), demam(+).
• Riwayat KDS (+) Maret 2017
• PF: KU CM (E4M6V5)
– Sax : 38,5 oC, RR 60x/mnt, HR 190x/mnt, SpO2: 93%
– Thoraks : vesikuler, retraksi (+)
Kasus 3
• Ass. Pneumonia
Kejang Demam Sederhana
• Terapi : O2
Terapi pneumonia
Terapi kejang : diazepam iv/ jika kejang
diazepam oral (48 jam)
maintenance ?
(LK 44cm – microcephaly) +
Kasus 4
• An. SA
• Umur : 4 tahun
• Pasien datang dengan keluhan tiba-tiba kejang, 30 menit SMRS.
Lama kejang 5 menit, selama kejang anak tidak sadar, setelah
kejang anak sadar. Muntah 1x, BAB cair 1x setelah kejang.
Sebelumnya anak pilek 3 hari , batuk (-), demam (+)
• Anak pernah kejang seperti ini 2 bulan lalu 1x.
• PF: KU : CM (E4M6V5)
Sax: 37,9; RR: 40x; HR: 140; SpO2: 98%
Kasus 4
• Ass. Epilepsi
• Terapi kejang :
– Inj. Diazepam (jika kejang)
– Asam valproate 15mg/kgbb/hari
Kasus 5
• An. EMGN
• Umur : 4 tahun
• Kejang sejak 15 menit SMRS, mata melirik ke atas,
kaki kaku. Demam (-).
• Riwayat kejang demam 1 tahun yang lalu, kejang 1x.
• PF : KU: CM (E4M6V5)
Sax: 36; RR: 28x; HR: 120x; SpO2: 95-100%.
Kasus 5