Anda di halaman 1dari 75

KEJANG PADA ANAK

Mardy Pangarungan
MS-PPDS IKA FK UGM/ RSUP Dr. Sardjito,
Yogyakarta
OUTLINE

 Kejang atau bukan


 Tatalaksana kejang akut dan status epilepsi
 Tipe kejang (Klasifikasi ILAE)
 Etiologi kejang
 Kejang Demam Sederhana (KDS)
 Epilepsi
 Kasus
Kejang atau bukan kejang
Keadaan Kejang Bukan kejang
Onset tiba-tiba gradual
Kesadaran terganggu tidak terganggu
Gerakan ekstrem sinkron asinkron
Sianosis sering jarang
Gerakan abn mata selalu jarang
Serangan khas sering jarang
Lama detik-menit beberapa menit
Dapat diprovokasi jarang hampir selalu
Ictal EEG abn selalu tidak pernah
(Smith dkk, 1998)
ALGORITME PENANGANAN KEJANG AKUT & STATUS KONVULSIF3
Diazepam 5-
Prehospital 10mg/rekt max 2x 0-10 mnt
jarak 5 menit

Hospital/ED Diazepam 0,25-0,5mg/kg/iv/io Monitor


Airway 10-20 mnt
Breathing, O2 (kec 2mg/mnt, max dosis 20mg) Tanda vital
Circulation atau EKG
Midazolam 0,2mg/kg/iv bolus Gula darah
atau Elektrolit serum
NOTE : JIKA DIAZ RECTAL 1X PRE
HOSPITAL BOLEH RECTAL 1X Lorazepam 0,05-0,1mg/kg/iv (Na, K, Ca, Mg, Cl)
(rate <2mg/mnt) Analisa Gas Darah
Koreksi kelainan
Fenitoin Pulse oxymetri
20mg/kg/iv
ICU/ED 20-30 mnt Kadar obat darah
Note : Aditional (20mnt /50ml NS)
5-10mg/kg/iv Max 1000mg

Phenobarbitone 30-60 mnt


20mg/kg/iv
Note : (rate >5-10min; max 1g)
Jika preparat (+)
LAMA
ICU Refrakter

Midazolam 0,2mg/kg/iv bolus Pentotal - Tiopental Propofol 3-5mg/kg/infusion


Dilanjut infus 0,02-0,4 mg/kg/jam 5 – 8 mg/kg/iv
Diazepam per rectal 0 – 10
5 mg suppositoria unt BB < 12 kg menit
Prehospital
10 mg suppositoria unt BB ≥ 12 kg Airway,
Max 2 x , jarak 5 menit breathing,
circulation, 10
Hospital / menit
IGD
Diazepam 0.2 – 0.5 mg/kg IV monitoring
(Kecepatan 2 mg/menit, max 10 mg)..... ATAU
Midazolam 0.2 mg/kg IM/buccal, max 10mg
Bila kejang berhenti,
Kejang Pertimbangkan
berlanjut rumatan
5-10’ Fenotoin 5-10 mg/kg
Dibagi 2 dosis 20
Fenitoin 20 mg/kg iv Fenobarbital 20 mg/kg iv ATAU menit
(diencerkan 50 ml NS selama 20 (selama 5-10 menit; max Fenobarbital
menit;Max 1000 mg) 1000 mg 3-5 mg/kg/hari
Dibagi 2 dosis
Kejang Kejang Catatan :
Catatan :
berlanjut 5- berlanjut Dapat
Dapat
10’ 5-10’
ditambah ditambahkan
kan Fenobarbital 5-10
Fenobarbital 20 mg/kg iv
Fenitoin Fenitoin 20 mg/kg iv mg/kg 30
(selama 5-10 menit; max
5-10 (diencerkan 50 ml/NS selama menit
mg/kg 1000 mg
20 menit; max 1000 mg)
Kejang
berlanjut
5-10’

≥ 60
(UKK Neurologi Anak, menit
ICU Refrakter SE
2016)

Midazolam
Pentobarbital
Bolus 100-200 mcg/kg IV (max 10 mg), Propofol
Bolus 5-15 mg/kg,
dilanjutkan dgn infus kontinyu 100 Bolus 1-3 mg/kg, dilajutkan
dilajutkan dgn infus
BARU
mcg/kg/jam, dapt dimaikan 50 mcg/kg dgn infus kontinyu 2-10
setiap 15 mnt (max 2 mg/kg/jam kontinyu 0.5 – 5 mg/kg/jam
mg/kg/jam
Diazepam per rectal 0 – 10
5 mg suppositoria unt BB < 12 kg menit
Prehospital 10 mg suppositoria unt BB ≥ 12 kg
Max 2 x , jarak 5 menit Airway,
breathing, 10
circulation, menit
Hospital / monitoring
IGD Diazepam 0.2 – 0.5 mg/kg IV
(Kecepatan 2 mg/menit, max 10 mg)..... ATAU
Midazolam 0.2 mg/kg IM/buccal, max 10mg
Bila kejang berhenti,
Kejang berlanjut Pertimbangkan
5-10’ rumatan
Fenitoin 5-10 mg/kg
Dibagi 2 dosis
ATAU
Fenobarbital
3-5 mg/kg/hari
Fenitoin 20 mg/kg iv Fenobarbital 20 mg/kg iv Dibagi 2 dosis
(diencerkan 50 ml NS (selama 5-10 menit; max 20
selama 20 menit;Max 1000 1000 mg
menit
Catatan : mg) Catatan :
Dapat Dapat
ditambahkan ditambahkan
Fenitoin 5-10 Fenobarbital 5-
mg/kg 10 mg/kg
Kejang Kejang
berlanjut 5- berlanjut 5-
10’ 10’
Kejang Kejang Airway,
berlanjut 5- berlanjut 5- breathing,
10’ 10’ circulation,
monitoring

Fenitoin 20 mg/kg iv
Fenobarbital 20 mg/kg iv (diencerkan 50 ml/NS 30
(selama 5-10 menit; max selama 20 menit; max 1000 menit
1000 mg mg)

Kejang
berlanjut
5-10’
≥ 60
menit

ICU Refrakter SE

Midazolam Pentobarbital
Propofol
Bolus 100-200 mcg/kg IV (max 10 Bolus 5-15 mg/kg,
Bolus 1-3 mg/kg,
mg), dilanjutkan dgn infus dilajutkan dgn infus
dilajutkan dgn infus
kontinyu 100 mcg/kg/jam, dapt kontinyu 0.5 – 5
kontinyu 2-10
dimaikan 50 mcg/kg setiap 15 mg/kg/jam
mg/kg/jam
mnt (max 2 mg/kg/jam (UKK Neurologi Anak, 2016)
Midazolam buccal

Midazolam buccal, kanan, 1 menit :


• 2,5 mg (usia 6-12 bulan)
• 5 mg ( usia 1-5 tahun)
• 7,5 mg (usia 5-9 tahun)
• 10 mg (usia ≥ 10 tahun)

1 tetes : 0,3 mg midazolam


Absorpsi : 1-3 menit
Klasifikasi – Tipe kejang (ILAE,1981)

• Fokal
• Fokal sederhana
• Kompleks fokal
• Fokal – umum
• Umum
• Absence
• Mioklonik
• Klonik
• Tonik
• Tonik – klonik
• Atonik

Epilepsia 1981; 22:489-501


GENERAL atau PARTIAL

AMATI GENERAL PARTIAL

MATA KE DEPAN/ ATAS MELIRIK KE SAMPING

KEPALA/MUKA MENATAP KE DEPAN MENOLEH

EKTREMITAS KANAN KIRI SAMA KANAN/ KIRI SAJA/ KANAN


DAN KIRI ASIMETRIS

KESADARAN MENURUN NORMAL ATAU BERUBAH /


TERGANGGU
GENERAL TONIC CLONIC
Kejang fokal
Kejang tipe Absance
Kejang tipe Absance
Kejang tipe Absance
Kejang Atonik
Kejang Atonik
LACAK ETIOLOGI
MELACAK ETIOLOGI
b
Terbanyak a
h
a
y
a
MENINGEAL SIGN

Brudzinsky I
Kaku kuduk

Brudzinsky II Kernig
Pemeriksaan penunjang
Atas indikasi LP EEG CT Scan/MRI

• Darah rutin • Penegakan • Curiga • Meningitis/


• GDS meningitis epilepsi Ensefalitis
• Ubun2 • Kejang • Tumor
• Elektrolit
tanpa • Abcess
• Urinalisis membonjol
demam cerebri
• Biakan • Meningeal • Hemiparesis
darah sign berulang
• Microcephal
• Spastisitas
• Lateralisasi

PPM IDAI, 2010


Kejang Demam
Definisi

• Kejang demam - Febrile seizures


bangkitan kejang yang terjadi pada anak berumur 6 bulan sampai 5 tahun
yang mengalami kenaikan suhu tubuh (suhu di atas 380C, dengan metode
pengukuran suhu apa pun) yang tidak disebabkan oleh proses intrakranial
(UKK Neurologi Anak, 2016)

• Febrile seizures plus (FS+)


– FS di atas usia 6 tahun, dengan demam
– Dengan adanya kejang tanpa demam (GEFS+)

Brain 1997;120:479-90.
Kejang demam
• Kejang demam sederhana
Singkat, general, tidak berulang

• Kejang demam kompleks


– Kejang lama > 15 menit
(Nelson dan Ellenberg,1978; Berg dan Shinnar. 1996)
– Kejang fokal atau parsial menjadi umum
(Anneger dkk, 1996)
– Berulang dalam 24 jam
(Camfield dan Camfield,1995; Shinnar,1999

11/14/2022
24
PENGOBATAN KEJANG DEMAM

• Intermitten, saat demam, selama 2 hari


• Maintanance → 1 tahun
• Tidak diberikan obat anti kejang
Pengobatan intermiten (saat demam)

• Antipiretik
– Dianjurkan, tidak mengurangi risiko kejang
– Paracetamol 10 – 15 mg/kg tiap 4-6 jam, Ibuprofen 10 mg/kg tiap 6
jam
(Camfield dkk, 1980; Schnaiderman dkk, 1993)
• Antikonvulsan
– Diazepam oral 0,3 mg/kg setiap 8 jam saat demam, selama 2
hari
(Knudsen, 1991; Rosman dkk, 1993)
• Dosis maksimum diazepam : 7,5 mg/kali
Pengobatan intermiten (saat demam)

Tidak semua diberi Diazepam

Kelainan neurologis berat  misal CP


• 4 kali atau lebih / tahun
• Usia <6 bulan
• Kejang pada suhu < 390 C
• Saat kejang demam sebelumnya  suhu tubuh meningkat
dengan cepat
Pengobatan maintenance (1 tahun)

• Pengobatan rumatan
– Fenobarbital atau asam valproat selama 1 tahun
efektif menurunkan risiko berulangnya kejang
• Dosis :
– Asam valproate : 15-40mg/kgBB/hari, dibagi dalam
2 dosis
– Fenobarbital 3-5 mg/kgBB/hari, dibagi dalam 2 dosis
(Mamelle,1984; Farwell dkk, 1990)
(AAP, 1995; AAP, 1999; Knudsen,2000)
28
Pengobatan maintenance

• Dianjurkan pada KD dengan:

– Kelainan neurologis nyata sebelum atau sesudah kejang (paresis

Tod’s, CP, hidrosefalus, microcephal)

– Kejang lama > 15 menit

– Kejang fokal

(Kesepakatan Saraf Anak 2016)


11/14/2022 29
PROGNOSIS BERULANG

Faktor risiko :
1. Riw kejang demam /epilepsi di keluarga
2. Usia < 12 bulan
3. Suhu < 39 0 C saat kejang
4. Interval singkat dari demam sampai terjadinya kejang.
5. Kejang demam pertamanya KDK

• Jika seluruh faktor ada  80% berulang


• Jika tidak terdapat faktor 10%-15% berulang.

(Kesepakatan Saraf Anak 2004)

11/14/2022 30
PROGNOSIS EPILEPSI  3%

Faktor risiko :
1. Ada kelainan neurologis / perkembangan sebelum
kejang
2. Kejang demam kompleks
3. Riw epilepsi pada orangtua / saudara kandung
4. KDS berulang 4 x atau lebih/ tahun

• Masing-masing  meningkatkan 4%-6%.


• Kombinasi  meningkatkan 10%-­49%.

PPM IDAI, 2010


Hal yang harus dikerjakan bila anak kejang

1. Tenang.
2. Jauhkan dari benturan. Longgarkan pakaian.
3. Posisikan anak miring. Bersihkan muntahan
/lendir di mulut atau hidung.
4. Jangan memasukkan sesuatu ke dalam mulut.
5. Ukur suhu, catat bentuk dan lama kejang.
6. Tetap bersama anak
7. Berikan diazepam rektal bila kejang> 5 menit.
8. Bawa ke dokter atau rumah sakit
Vaksinasi
• Tidak ada kontraindikasi
• DPT pemberian diazepam intermiten dan
parasetamol profilaksis.
Laboratorium

• Tidak dikerjakan secara rutin pada kejang demam


• untuk mengevaluasi sumber infeksi penyebab
demam.
• Pemeriksaan laboratorium yang dapat dikerjakan
atas indikasi misalnya darah perifer, elektrolit, dan
gula darah
(level of evidence 2, derajat rekomendasi B).
Pungsi lumbal

• untuk menegakkan / menyingkirkan kemungkinan meningitis.


• tidak dilakukan secara rutin pada anak berusia <12 bulan yang mengalami
kejang demam sederhana dengan keadaan umum baik.

Indikasi pungsi lumbal


(level of evidence 2, derajat rekomendasi B):
1. rangsang meningeal /UUB membonjol
2. curiga infeksi SSP berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan klinis
3. Dipertimbangkan pada anak dengan kejang disertai demam yg sebelumnya
telah mendapat antibiotik dan pemberian antibiotik tersebut dapat
mengaburkan tanda dan gejala meningitis
Elektroensefalografi (EEG)

Indikasi pemeriksaan EEG:


• Pemeriksaan EEG tidak diperlukan untuk kejang
demam, KECUALI apabila bangkitan bersifat fokal.
• Keterangan:
EEG hanya dilakukan pada kejang fokal untuk
menentukan adanya fokus kejang di otak yang
membutuhkan evaluasi lebih lanjut
Pencitraan
• Pemeriksaan neuroimaging (CT scan atau MRI kepala)
tidak rutin dilakukan pada anak dengan kejang
demam sederhana (level of evidence 2, derajat
rekomendasi B)
• Pemeriksaan tersebut dilakukan bila terdapat indikasi,
seperti kelainan neurologis fokal yang menetap,
misalnya hemiparesis atau paresis nervus kranialis.
PENANGANAN DI RUMAH
Diazepam supp
PENANGANAN DI RUMAH

CARA PEMBERIAN DIAZEPAM SUPP :


• Anak dimiringkan dengan posisi kaki ditekuk
• Ambil Diazepam supp sesuai dosis
• Buka tutup diazepam supp
• Masukkan ujung diazepam supp ke dalam dubur, minimal
kedalamam ½ nya
• Pejet cairan yang ada pada Diazepam supp, sampai habis
• Tarik Diazepam supp dari dubur sambil katupkan duburnya
supaya cairan obat tidak keluar
• Pertahankan kurang lebih 1 menit
• Selesai , amati responnya
PENANGANAN DI RUMAH

OBAT YANG HARUS ADA DI RUMAH :


• Parasetamol/ ibuprofen oral
• Parasetamol/ ibuprofen supp
• Diazepam oral
• Diazepam supp
Epilepsi
Definisi

• Epilepsi (berdasarkan ILAE)


– Serangan paroksismal khas berulang 2 kali atau lebih
tanpa penyebab, akibat lepas muatan listrik di neuron
otak
– Serangan dapat berupa gangguan kesadaran, perilaku,
emosi, motorik atau sensasi, yang sembuh secara
spontan
– Serangan berulang lebih dari 24 jam
Epilepsia 1993; 34:592-6
Epilepsia 1997; 38:614-8
Elektroensefalografi

• Membantu memastikan diagnosis dan jenis


sindrom epilepsi
• Membantu menentukan ada tidaknya fokus
fokal epilepsi
• Menilai hasil pengobatan
• Menentukan prognosis
• Pertimbangan dalam penghentian obat anti
epilepsi
The epilpsies 2005. h. 29-44
ILAE  SYNDR. EPILEPSY
• Epilepsy syndromes and related conditions
• Benign familial neonatal seizures
• Early myoclonic encephalopathy
• Ohtahara syndrome
• Migrating partial seizures of infancy
• West syndrome
• Benign myoclonic epilepsy in infancy
• Benign familial infantile seizures
• Benign infantile seizures (non-familial)
• Dravet’s syndrome
ILAE  SYNDR. EPILEPSY

• HHE syndrome
• Myoclonic status in non-progressive encephalopathies
• Benign childhood epilepsy with centro temporal spikes
• Early onset benign childhood occipital epilepsy
(Panayiotopoulos type)
• Late onset childhood occipital epilepsy (Gastaut type)
• Epilepsy with myoclonic absences
• Epilepsy with myoclonic-astatic seizures
ILAE  SYNDR. EPILEPSY

• Lennox–Gastaut syndrome
• Landau–Kleffner syndrome
• Epilepsy with continuous spike-and-waves during slow-
wave sleep
• Childhood absence epilepsy
• Progressive myoclonus epilepsies
• Idiopathic generalized epilepsies with variable
phenotypes
ILAE  SYNDR. EPILEPSY

• Epilepsy Juvenile absence epilepsy


• Juvenile myoclonic epilepsy
• Epilepsy with generalized tonic-clonic seizures only
• Reflex epilepsies
• Idiopathic photosensitive occipital lobe epilepsy
• Other visual sensitive epilepsies
• Primary reading epilepsy
• Startle epilepsy
• Autosomal dominant nocturnal frontal lobe epilepsy
• Familial temporal lobe epilepsies
• Generalized epilepsies with febrile seizures plus
• Familial focal epilepsy with variable foci
• Symptomatic (or probably symptomatic) focal epilepsies
ILAE  SYNDR. EPILEPSY

• Limbic epilepsies
• Mesial temporal lobe epilepsy with hippocampal sclerosis
• Mesial temporal lobe epilepsy defined by specific etiologies
• Other types defined by location and etiology
• Neocortical epilepsies
• Rasmussen syndrome
• Other types defined by location and etiology
• Conditions with epileptic seizures that do not require a diagnosis of epilepsy
• Benign neonatal seizures
• Febrile seizures
• Alcohol-withdrawal seizures
• Drug or other chemically induced seizures
Pengobatan epilepsi

• Obat lini pertama


– Asam valproat 15-40 mg/kgBB/hr, 2-3 dosis
– Phenobarbital 3-5 mg/kgBB/hr, 2 dosis
– Carbamazepine 10-30 mg/kgBB/hr, 2-3 dosis
– Fenitoin 5-7 mg/kgBB/hr, 2-3 dosis
• Obat lini ke dua
– Topiramate (Topamax) 3-7 mg/kgBB/hari, 2-3 dosis
– Lamotrigine (Lamictal) 0,15-0,3 mg/kgBB/hari, 1-2 dosis
– Levetiracetam (Keppra) 14 -60 mg/kgBB/hari, 2 dosis
– Clonazepam (Rivotril) 0,05-0,5 mg/kgBB/hr, 3-4 dosis
– Clobazam 0,1-0,8 mg/kgBB/ hari, 1x, dosis > 5 mg 2x/hr
– ACTH 20-40 U/ minggu im, maks 80 U ,
– Steroid
Mekanisme Kerja OAE
Sodium Calcium GABA Glutamate Carbonic
channel channel potentiat antagonism anhydrase
blockade blockade ion inhibition

PHB 

CBZ 

PHT 

VPA  

GBT 

LTG   

VGB 

TP     

M
Pemilihan OAE berdasarkan tipe kejang
Fokal Fokal - Umum Mioklonik Absense
umum
CBZ Efektif Efektif Efektif Perberat Perberat

As Val Efektif Efektif Efektif Efektif Efektif

Fenitoin Efektif Efektif Efektif Inefektif Perberat

PHB Efektif Efektif Efektif Efektif Perberat

Levetir Efektif Efektif Efektif Efektif Efektif

TPX Efektif Efektif Efektif Efektif Efektif


The epilepsies 2005. h. 59-86
Klasifikasi (ILAE,1989) Broad category

• Epilepsi fokal idiopatik


– Kejang fokal, perkembangan normal, MRI normal
• Epilepsi fokal simtomatik
– Kejang fokal, perkembangan terlambat, MRI abnormal
• Epilepsi umum idiopatik
– Kejang umum, perkembangan normal, MRI normal
• Epilepsi umum simtomatik
– Kejang umum, perkembangan terlambat, MRI abnormal
Epilepsia 1989; 30:389-99
Pemilihan Obat Anti Epilepsi
IDIOPATIK

VPA, LTG, CLB,CZP,


CBZ, VPA, LTG,
ESM
TPM,

FOKAL UMUM

CBZ, VPA VPA, TPM, CLB,


CLB, PHT, PB PHT, PB

SIMTOMATIK
EEG Primer 1999. h. 245-59
Harvey, 2001
Pemilihan OAE
• Sesuaikan dengan tipe kejang
• Sesuaikan dengan Syndrome Epilepsi
• Pilihan 1 dan ke 2 adalah OAE generasi lama, sebisa
mungkin yang mempunyai titik tangkap yang berbeda
• Pilihan ke 3 adalah OAE generasi baru
• Dosis dimulai dari yang rendah kemudian dinaikan
perlahan-lahan
Pemilihan OAE

• Pola terapi :
1. Monoterapi pertama
2. Monoterapi kedua / Alternatif
3. Politerapi 2 OAE
4. Politerapi 3 OAE
5. OAE kombinasi diet ketogenik/ bedah
Pengobatan Epilepsi
Refrakter Bedah

Politerapi Bebas
kejang

Bebas Monoterapi
kejang alternatif

Monoterapi Bebas
pertama kejang
Bila monoterapi tidak berhasil

• Tambahkan obat kedua


• Keberhasilan hanya 13%
• Bila berhasil, turunkan dosis obat pertama
perlahan-lahan dalam 1 bulan
Pemilihan OAE

• Kenaikan dosis bisa tiap minggu, tiap 2 minggu atau


tiap bulan  tergantung frekuensi kejang
• Besarnya kenaikan dosis  tergantung dose range
OAE
• Penurunan dosis OAE minimal 2 tahun bebas kejang
• Penurunan dosis didasarkan pada klinis dan EEG
• Penurunan dosis 25% tiap 3 bulan
Kasus mana yang dapat diobati sendiri?

• Silahkan obati sendiri


• Sebaiknya rujuk saja
– Tonik-klonik umum
– Benign Rolandic Epilepsy – Obat pertama (atau
– Absence obat kedua) gagal
– Ohtahara, Spasme
• Obati sendiri asal hati2 Infantil, LGS
– Parsial kompleks (sering – Atonik
kambuh)
– Tonik sebagai bagian
– Juvenille Myoclonic Epilepsy
LGS
– Epilepsi parsial
Rujuklah pasien bila

• Tidak terkontrol dengan OAE


– Obat tidak diminum teratur
– Serangan bukan epilepsi
– Epilepsi intraktabel
• Kejang > 2 macam
• Pernah riwayat status epileptikus
• Didapatkan gejala regresi
• MRI/ CT Scan kepala ada kelainan struktural
• Epilepsi dengan global development delayed
Efek samping OAE

• Fenitoin
– Hiperplasi ginggiva
• Carbamazepine
– Steven Johson Synd
• Asam Valproat
– Gangguan fungsi hati dan darah
Kasus 1

• An. SCP
• Umur 4 tahun
• Demam sejak 1 hari SMRS, kejang 1x, durasi 10 menit, mata
mendelik ke atas, kaki tangan kaku.
• Riwayat kejang sebelumnya (-)
• PF: KU : CM
Sax: 38,4; RR 24x; HR : 100x
Tonsil : T2-T2 hiperemis
Kasus 1

• Ass. Tonsilofaringitis akut


KDS
• Terapi kejang : diazepam inj
diazepam oral (48 jam)
Kasus 2

• An. YALS
• Umur : 1 thn 8 bulan
• Kejang dari 1 hari SMRS, frekuensi 9 kali. Kejang tangan dan kaki
tegang, mata mendelik ke atas, durasi > 5 menit. (kejang pertama
kali)
• BAB cair pagi 2x, ampas sedikit, lender darah (-)
• Batuk pilek 4 hari.
• PF : KU : CM (E4M6V5)
Sax : 38,6; RR 40x/mnt; HR 120x/mnt , SpO2: 97%
Kasus 2

• Ass. Kejang demam kompleks


RFA
DCA
• Terapi KDK : Diazepam inj. (jika kejang)
Diazepam oral (48 jam)
maintanace : Asam valproate 15 mg/kgbb/hari
Kasus 3

• An. A.D
• Umur : 1,9 bulan, BB: 8,5 kg
• Kejang di rumah 1x, seluruh tubuh, mata mendelik ke atas, durasi 10
menit.
• Batuk pilek (+), demam(+).
• Riwayat KDS (+) Maret 2017
• PF: KU CM (E4M6V5)
– Sax : 38,5 oC, RR 60x/mnt, HR 190x/mnt, SpO2: 93%
– Thoraks : vesikuler, retraksi (+)
Kasus 3

• Ass. Pneumonia
Kejang Demam Sederhana
• Terapi : O2
Terapi pneumonia
Terapi kejang : diazepam iv/ jika kejang
diazepam oral (48 jam)
maintenance ?
(LK 44cm – microcephaly) +
Kasus 4

• An. SA
• Umur : 4 tahun
• Pasien datang dengan keluhan tiba-tiba kejang, 30 menit SMRS.
Lama kejang 5 menit, selama kejang anak tidak sadar, setelah
kejang anak sadar. Muntah 1x, BAB cair 1x setelah kejang.
Sebelumnya anak pilek 3 hari , batuk (-), demam (+)
• Anak pernah kejang seperti ini 2 bulan lalu 1x.
• PF: KU : CM (E4M6V5)
Sax: 37,9; RR: 40x; HR: 140; SpO2: 98%
Kasus 4

• Diagnosis awal : KDS (Suhu: 37,9??)


• Anamnesis tambahan :
– Anak kejang saat bermain, tangan nampak kaku, lama
kejang < 10 menit.
– Riwayat kejang sebelumnya (februari 2017):
• Anak kejang saat bermain, tangan kaku. Anak dibawa ke rumah –
mata melirik ke atas. Lama kejang ?
– Riwayat kejang tanpa demam dalam keluarga (+)
Kasus 4

• Ass. Epilepsi
• Terapi kejang :
– Inj. Diazepam (jika kejang)
– Asam valproate 15mg/kgbb/hari
Kasus 5

• An. EMGN
• Umur : 4 tahun
• Kejang sejak 15 menit SMRS, mata melirik ke atas,
kaki kaku. Demam (-).
• Riwayat kejang demam 1 tahun yang lalu, kejang 1x.
• PF : KU: CM (E4M6V5)
Sax: 36; RR: 28x; HR: 120x; SpO2: 95-100%.
Kasus 5

• Status lama : dirawat April 2016 → kejang 2x


dengan demam (ass. KDK)
• Ass. GEFS (+)
• Terapi kejang : Inj. Diazepam
Asam valproat

Anda mungkin juga menyukai