Anda di halaman 1dari 72

Konsep Dasar Operasional

Baitul Mal wat Tamwil (BMT)


Model Lembaga Keuangan Mikro Syariah
Mandiri & Mengakar di Masyarakat Berbadan hukum
Koperasi
       
  

Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu


dan sorga yang luasnya seluas langit dan bumi,
disediakan bagi orang-orang yang bertakwa.
"(QS, Ali-Imran: 133).
TAUHID

Tauhid Rububiyah
Tauhid Uluhiyah 
  
Tauhid Mulkiyah

Sang Sesembahan Sang Maha Pencipta
 
Sang Maha Raja/Penguasa Pemberi Rizqi QS. 11:6
Satu – satunya berhak Menghidupkan & Mematikan
Yang Disembah Pelindung Q.S 5:55 QS. 30:40
Q.S 20:14 Pembuat Hukum Q.S 6:57, 12:40, 6:114 Pemberi Manfaat & Bahaya
Pembuat Aturan QS 6:17/ 35:55

Pembangkang :I Pembangkang : Pembangkang :


badah Riya’, Sekularisme Takhayul
Tuhankan Hawa Pluralisme Churafat (mitos),
Nafsu, Liberalisme FengSui, Zodiak,
Tuhankan Akal Sinkretisme Angka Keramat 13,
Rumah Tusuk Sate,
dsb
Al-Khaliq

‘aqidah
‘ibadah mahdhah
do’a

Orang Dirinya
Lain Insan Sendiri
Mu’amalah :
Urusan :
-Akhlak terhadap
-Makan
tamu, tetangga, istri,
-Minum
suami, dsb.
-Berpakaian
- Munakahat
- Mawaris
- Iqtishodiyah
- Siyasiyah
- Jinayah
- ‘Uqubat
SISTEM SYARI’AH ADALAH SISTEM TERBAIK
CIPTAAN ALLAH YANG HARUS DIIKUTI

‫ثم جعلناك على شريعة من األمر فاتبعها وآل تتبع أهواء الذين ال يعلمون‬

Kemudian kami menjadikan bagi kamu suatu syari’ah,


Maka ikutilah syari’ah itu,
Jangan ikuti hawa nafsu orang-orang
yang tidak memahami syari’ah
(Q.S.Al-Jatsiyah : 18)
‫‪Kompre‬‬
‫‪hensif‬‬
‫‪SEMPURNA‬‬ ‫كافة‬

‫‪AL-MAIDAH:3‬‬ ‫‪AL-AN’AM:38‬‬ ‫‪AN-NAHL:89‬‬

‫يت َل ُك ُم ْاِإلسْ الَ َم ِدي ًنا‬


‫ض ُ‬ ‫ت َل ُك ْم ِدي َن ُك ْم َوَأ ْت َم ْم ُ‬
‫ت َع َل ْي ُك ْم ِنعْ َم ِتي َو َر ِ‬ ‫ْال َي ْو َم َأ ْك َم ْل ُ‬

‫اب ِت ْب َيا ًنا لِّ ُك ِّل َشىْ ٍء َو ُه ًدى َو َرحْ َم ًة َو ُب ْش َرى لِ ْلمُسْ لِ ِم َ‬
‫ين‬ ‫ك ْال ِك َت َ‬
‫َو َن َّز ْل َنا َع َل ْي َ‬

‫مَّا َفرَّ ْط َنا ِفي ْال ِك َتا ِ‬


‫ب ِمن َشىْ ٍء‬
Al-Khaliq

‘Aqidah
‘ibadah mahdhah
Do’a

Orang Insan Dirinya


Lain Mu’amalah : Manusia Urusan : Sendiri
-Akhlak terhadap orang -Makan
tua, tamu, tetangga, -Minum
istri/suami, non muslim, -Berpakaian
dsb. -Kebersihan
- Munakahat -Kesehatan
- Mawaris
- Iqtishodiyah
- Siyasiyah
- Jinayah
- ‘Uqubat
- Jihad & Qital
Pendahuluan

 Saat ini telah berdiri lebih dari 3.000 BMT di


seluruh Indonesia.
 BMT diartikan Balai-usaha Mandiri Terpadu
yang isinya berintikan Baitul Maal wat Tamwil.
 Kegiatan BAITUT TAMWIL adalah mengem-
bangkan tabungan untuk pembiayaan usaha-
usaha produktif dan investasi dalam
meningkatkan kualitas kegiatan ekonomi
anggota.
 Kegiatan BAITUL MAAL berupa penggalangan
titipan dana zakat, infaq dan shadaqah yang
kemudian mengelolanya sesuai dengan aturan
syari'ah dan amanahnya.
Baitul Maal dalam Sistem Islam

 Baitul Maal ada sejak zaman Nabi, mulai


dilembagakan pada masa Khalifah Umar
atas nasehat ahli fiqh Walid Bin Hisyam.
 Baitul Maal adalah pos khusus harta
kaum muslimin untuk penyelenggaraan
pemerintahan & kesejahteraan ummat.
 Sumber Baitul Maal adalah fai',
ghanimah, anfal, kharaj, jizyah, dan
pemasukan milik umum, milik negara,
usyur, khumus, rikaz, tambang, serta
zakat.
 Zakat diletakkan pada account khusus
untuk diberikan bagi delapan kelompok
(ashnaf).
RUMAH BMT

 ATAP
Prinsip syariah dan pengelola
Islami

 TIANG PENYANGGA
Sehat dan Profesional

 PONDASI
Keswadayaan dan mengakar
BMT
 Didirikan untuk implementasi muamalah syariah
dan pemberdayaan ekonomi ummat.
 Menciptakan iklim agar potensi masyarakat
berkembang secara berkesinambungan dalam
suasana akibat:
 Keterbelakangan pendidikan dan ekonomi
 Rendahnya semangat ekonomi dan kewirausahaan
 Feodalisme akibat penjajahan
 Pemahaman ibadah yang sempit
 Sistem dan birokrasi yang tidak memihak secara
seimbang dan proporsional.
STRUKTUR USAHA MIKRO,
KECIL DAN MENENGAH
DI INDONESIA

Persen
Total 39,12 Juta 100 %

Usaha Menengah 0,05 Juta 0,13 %

Usaha Kecil 2,70 Juta 6,90 %

Usaha Mikro 36,37 Juta 92,97 %


Pengentasan Kemiskinan
EQUIVALENT/sebanding dengan
Pengembangan Usaha Mikro

karena usaha mikro meliputi 93% dari semua pengusaha;


dan juga

LEBIH DARI 97% PENGUSAHA TANI DI PEDESAAN, TERMASUK


ADALAH PENGUSAHA MIKRO
Karena sangat banyaknya unit usaha
yang dihadapi (lebih dari 30 juta/lebih dari 92 %),
maka Mikrofin memilih mengembangkan

Lembaga Keuangan Mikro (LKM) :


BMT (Baitul Maal wat Tamwil),
Balai-usaha Mandiri Terpadu

Model LKM yang Mandiri, Profesional, dan Mengakar di


masyarakat.
sebagai sarana kelembagaan pertama & strategis dalam
pengembangan pengusaha mikro dan kecil.
ALASAN PENTING / NILAI STRATEGIS LKMS

• Penanggulangan kemiskinan harus dilakukan dengan cara


berkelanjutan.
• Proporsi terbesar orang miskin (92,7%) adalah pengusaha mikro
(economically active poor)
• Kebutuhan terbesar pengusaha mikro adalah akses pada pelayanan
keuangan.
• Bank tidak mungkin mampu langsung mencapai usaha mikro kecuali
melalui LKMS.
• Di Indonesia, keuangan mikro sudah mempunyai sejarah panjang.
• Rakyat sebenarnya memiliki potensi untuk mengembangkan
Lembaga Keuangan Mikro Syariah (potensi simpanan dan
pinjaman). Sebagai ilustrasi data BRI 2002 : Simpedes 24 T,
Kupedes 12 T, artinya desa memiliki potensi dana yang jauh lebih
besar dari daya serap pembiayaannya.
BPR/BPRS (data september 2001) Total = 2.419unit
Pengaturan : UU Perban kan No 10 / 1998 Volume usaha = Rp 6,4
T
Perijinan : Bank Indonesia Kredit = Rp 4,8 T
Pengawasan : Bank Indonesia Deposit = Rp 4,1 T

Bank (data September 2001) Total = 3.821 unit


BRI Unit
Pengaturan : UU Perbankan No. 10 / 98 Kredit = Rp 9,8 T
Perijinan : Bank Indonesia Deposit = Rp 21,8 T
Pengawasan : BRI cabang
Bank Indonesia utk BRI Secara keseluruhan

BKD (data september 2001) Total = 5345 unit


Pengaturan : UU Perbankan NO 10 / 98 volume usaha = Rp
0,29 T
LKMS Perijinan : Bank Ind onesia Kredit = Rp 0,174 T
Pengawasan : BRI atas nama Bank Indonesia Deposit = Rp 0,04 T

KOPERASI (KSP/USP) (data april 2000) Total KSP/USP = 1.097 /


35.218 unit
Pengaturan : UU Koperasi no 25/ 1992 Volume Usaha = Rp 0,4 T/
5,3 T
Perijinan : Kem entrian Negara Kop & PKM Kredit = Rp 0,5 T /
3,6 T
Formal
Pengawasan : Kementrian Negara Kop & PKM Deposit = Rp 0,17 T /
1,2 T

LDKP ( data juni 2000) Total = 2272 unit


Pengaturan : - Kredit = Rp 0,36 T
Perijinan : Gubernur setiap provinsi Deposit = Rp 0,33 T
Non
Pengawasan : Pemerintah Propinsi
Bank

LSM, KSM
Non BMT : 3037
Formal
LEPP - M3 (Total 256 Unit)
Arisan
Ciri Pokok BMT
1. Didirikan dan dimiliki masyarakat setempat
(swadaya)
2. Profesional dan berorientasi laba bersama
3. Pengelolaan berprinsip syari'ah
4. Pengelola berjiwa Islam
5. Mundukung usaha kecil - bawah
6. Sesuai budaya masyarakat setempat
KHARAKTERISTIK BMT
 MANDIRI
Swadaya & mampu membiayai usahanya sendiri (Cost Recovery)

 PROFESIONAL

 Dikelola dg PENUH WAKTU, bukan pekerjaan sambilan (full time).

 Adanya fasilitasi pendampingan & PELATIHAN BERJENJANG dilengkapi modul-


modul aplikatif (Continous Training & Technical Assistance)

 Produk simpanan dan pembiayaan disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat


(Demand’s Driven)

 Menerapkan sistim, prosedur, administrasi dan akuntansi standar Lemb. Keuangan


yg dirancang sedemikian rupa sehingga sederhana, efisien dan efektif (Simplicity)

 Pengelolaan & laporan keuangan secara terbuka (Transparancy)


 MENGAKAR DI MASYARAKAT

 Diinisiasi, dimiliki dan dikelola oleh masyarakat


setempat sehingga tumbuh rasa memiliki & tanggung
jawab (Sense Of Belonging & Responsibility)

 BERKELANJUTAN

 Mampu meningkatkan aset dan menghasilkan laba


sehingga tumbuh dan berkembang (Sustainability)
SEGITIGA
LKS
AKTIVITAS BMT

Sosial Bisnis riil

BMT Sebagai :
1. Lembaga Keuangan Syariah, tetapi bukan bank
2. Lembaga Sosial untuk menyantuni kaum dhuafa
3. Lembaga bisnis riil, sebagai usaha demi keuntungan
bersama
PRINSIP OPERASIONAL BMT
PENGHIMPUNAN DANA
(Funding Product)
 WADI’AH/Titipan
 MUDHARABAH/Bagi Hasil

PENYALURAN DANA
(Lending Product)
 JUAL BELI (Murabahah, FEE BASED INCOME
Salam, Istishna') (Services Product)
 SYIRKAH (Mudharabah,
 Agency/wakalah
Musyarakah)
 Jasa/Ujrah
 IJARAH/Sewa
DESKRIPSI AQAD KETERANGAN APLIKASI
PEMBIAYAAN
QARDH TIMBAL BALIK REKENING KORAN
LIKUIDITAS
PEMBIAYAAN
QARDH
PIUTANG
ANJAK PIUTANG HIWALAH
PEMBIAYAAN BAHAN
MURABAHAH
BAKU
MODAL PEMBIAYAAN ISTISHNA’ PEMBIAYAAN PRODUKSI
KERJA PERSEDIAAN BAI’ AS SALAM PEMBIAYAAN PERTANIAN
PRODUKTIF
PEMBIAYAAN
MUDHARABAH
EVERGREEN
PERDAGANGAN
MUDHARABAH
UMUM
WAKALAH, MUSYARAKAH,
PERDAGANGAN
MUDHARABAH, L/C
PESANAN
MURABAHAH
MUSYARAKAH
INVESTASI
IJARAH
BAI’ BITSAMAN AJIL
IJARAH
KONSUMTIF MUSYARAKAH AMLAK
RAHN
QARDH HASAN
Produk & Jasa BMT
Simpanan
Berjangka
Wadiah (Yad Dhamanah)
Simpanan
Penghimpunan
Simpanan
Dana Mudharabah
Simp. Berjangkao

Operasional
Equity Financing
BMT Penggunaan
Debt Financing
Dana

Ijaroh
Jasa Layanan
BMT Qord
Produk Pembiayaan (Financing)

Mutlaqah (tidak bersyarat)

Mudharabah

Muqayyadah (bersyarat)
Equity
Financing

Musyarakah
Musyarakah
(kerjasama dua pihak atau lebih)
Produk Pembiayaan (Financing) lanjutan…

Barang- barang Barter  X (tidak boleh)


Jual Beli (Bai)
• Murabahah (margin)
• Bithaman Ajil (cicil)

Debt Sewa Menyewa (Ujro)


Barang - uang
Financing • Ijarah (sewa)
• Ijarah Wa Iqtina (sewa beli)
Salam (indent-> pertanian)
Uang - Barang
Istishna (indent -> manufacture)

Uang - uang Sharf (tukar valas)


Aneka Sumber Dana BMT

1. Modal (Simpoksus, Simpok, Simwa)

2. Tabungan (Simsuka) :
- Akad Titipan (wadiah)  Simpanan
Simp. Berjangka
- Akad Investasi (mudharabah)
 Simpanan
Simp. Berjangka
3. Dana Pinjaman/Penyertaan :
- Penyertaan dari LK/LKS lain
Produk Tabungan Titipan/Wadiah

 Prinsip Wadiah Yad adh-Dhamanah (1-A)

 Aqad titipan atau menyimpan uang atau barang untuk dijaga oleh BMT.
 BMT meminta izin menggunakan dana (Wadiah Yad Dhamanah)
 Segala keuntungan dan risiko penggunaan dana ditanggung pihak
BMT.
 BMT dapat memberikan bonus kepada pemilik dana tanpa perjanjian di
muka
 Pemilik dana bebas mengambil dana tanpa waktu yang ditentukan
Skema Wadiah Yad adh-Dhamanah

1.Titip dana
Anggota BMT
(penitip) (Penyimpan)
4. Beri bonus
2. Pemanfaatan
3. Bagi hasil dana

Anggota
pengguna dana
Produk Tabungan Titipan/Wadiah

 Prinsip Wadiah Yad al-Amanah

 BMT tidak boleh memanfaatkan & menyalurkan dana / barang


yg disimpan / dititip
 Menjamin bahwa dana / barang tsb dapat ditarik setiap saat oleh
pemilik dana
 Dapat mengenakan biaya administrasi
Skema Wadiah Yad al-Amanah

1. Titip uang/barang
Anggota BMT
Muwaddi’ Mustawda’
(penitip) (penyimpan)
2. Bebankan biaya
penitipan
Rukun Wadiah

 Penitip / pemilik barang / harta


(muwaddi’)
 Penerima titipan / orang
yang menyimpan (mustawda’)
 Barang / harta yang dititipkan
 Aqad / Ijab Qabul
Produk Tabungan Bagi Hasil/Mudharabah

 Prinsip Mudharabah

 Tidak ada pembatasan bagi BMT dalam


menggunakan dana
 BMT wajib memberitahukan nisbah & tata
cara pemberian keuntungan dan/atau
perhitungan pembagian keuntungan serta
risiko yg dpt timbul dr penyimpanan dana
 Dana dpt ditarik setiap saat oleh pemilik dana
sesuai perjanjian
Rukun Mudharabah Tabungan BMT

 Shahibul maal (pemilik modal /


angota)
 Mudharib (BMT)
 Amal (pekerjaan)
 Hasil (bagi hasil)
 Aqad / Ijab qabul
Skema Tabungan
Mudharabah Mutlaqah

Penabung / 1. Titip dana BMT :


Deposan
-Mudharib
Shahibul Maal
-Wkl Shahibul Maal
4.Bagi Hasil
2. Pemanfaatan
3. Bagi Hasil dana

Pengusaha
Aneka Produk Pembiayaan Syariah

 Prinsip Jual Beli (Bai’)


 Bai’ al-Murabahah (jual beli barang dengan pembayaran kemudian)
 Bai’ Bitsaman 'Ajil (jual beli dg cara cicilan, bagian dari al-Murabahah)
 Bai’ as-Salam (jual beli dg inden utk pertanian)
 Bai’ al-Istishna’ (jual beli dg order utk manufacture)

 Prinsip Bagi Hasil (Syirkah)


 Mudharabah (Trust Financing/investment)
 Musyarakah (Partnership)

 Jasa (Qardh)

 Prinsip Sewa (Ijarah)


Pembiayaan Jual Beli /Bai' (1)

 Prinsip Bai' al-Murabahah

 Pembiayaan pengadaan barang, menjual barang


dengan harga beli ditambah keuntungan
Harga = Cost + Profit
Contoh :
A ingin membeli motor, harga motor tsb 4.000.000 BMT ingin mendapat
keuntungan 800.000 selama 2 th, sehingga harga yg ditetapkan
4.800.000 dan nasabah dapat mencicil 200.000 per bulan
Skema Murabahah

1. Negosiasi

2. Akad

BMT Anggota

5. Dokumen 6. Bayar

Pemasok/Toko/Pabrikan
4. Kirim Barang

3. Bayar Uang
Pembiayaan Jual Beli /Bai' (2)

 Prinsip Bai’ as-Salam


(jual beli berdasar pesanan misal utk agribisnis)
Pembelian barang u/ penghantaran (delivery) yg ditangguhkan dgn
pembayaran dimuka dan pd waktu yg bersamaan, BMT dapat
mencari pembeli produk tsb

Catatan : Bayar sekaligus lunas saat jatuh tempo pembayaran

Contoh :
Petani butuh dana Rp. 2 juta u/ mengelola sawahnya dan BMT akan
membeli gabahnya u/ jk wktu 4 bln sebanyak 2 ton dgn harga Rp. 2
juta, pd saat jth tempo petani menyerahkan hasilnya dan BMT
menjualnya dg harga Rp. 1.200/kg, shg keuntungan BMT adalah Rp.
400.000
Rukun Bai' as-Salam

 Pembeli (Muslim / salam)


 Penjual (Muslam ilaihi)
 Barang
 Harga
 Ijab-qabul
Skema Bai’ as-Salam

4. Kirim
Pesanan
Anggota Pembeli
Penjual
5. Bayar tunai setelah pesanan
selesai dibuat
3. Kirim
2. dokumen
1. Negosiasi
Pemesanan
Pesanan
Barang
Angota
& Bayar BMT
Tunai
Pembiayaan Jual Beli /Bai' (3)

 Prinsip Bai’ al-Istishna’


Sama seperti Salam dgn pembayaran dpt di muka,
dicicil atau di belakang (u/ manufaktur, kecil-
menengah, konsturksi)

Catatan : Bayar cicilan setelah barang selesai


dibuat

Contoh :
Tn B ingin membangun rumah & membutuhkan dana
Rp. 30 juta, setelah selesai pembangunan, BMT
menjual rumah tsb ke Tn B Rp. 39 juta dgn jangka
waktu 3 thn.
Rukun Istishna’

 Produsen
 Pemesan
 Barang
 Harga
 Sighat
Skema Bai’ al-Istishna’

Anggota Produsen
Konsumen Pembuat
(pembeli)
1. Pesan
3. Jual 2. Beli dengan bayar
Bank cicil
Penjual
Pembiayaan Bagi Hasil/Syirkah (1)

 Mudharabah Mutlaqah (1-A)

Pemilik dana memberikan keleluasaan penuh kepada pengelola


untuk mendayagunakan dana
Modal 100 % BMT (revenue/profit sharing)

Contoh :
Tn X membutuhkan modal u/ berdagang Rp 30 juta dan
diperoleh pendapatan Rp 5 juta perbulan. Dari
pendapatan ini disisihkan u/ tabungan pengembalian
modal Rp 2 juta dan sisanya dibagi hasil misal 60% : 40
%
Skema Mudharabah Mutlaqah

60 % 40 %
Laba

100 % modal management

Rugi
100 % 0%

Repayment of Capital
Pembiayaan Bagi Hasil/Syirkah (1)

 Mudharabah Muqqayadah (1-B)

Pemilik dana menentukan syarat dan pembatasan kepada


pengelola dana u/ jangka waktu, tempat, dan jenis
usaha
Pembiayaan Bagi Hasil/Syirkah (2)

 Al-Musyarakah (Partnership)
Pembiayaan proyek dgn pendanaan dari BMT dan
Anggota dgn keuntungan & resiko akan ditanggung
bersama sesuai kesepakatan

Contoh :
Tn C akan melaksanakan proyek senilai Rp 100 juta, & hanya
punya modal Rp 50 juta + Rp 50 juta (pembiayaan dr BMT)
keuntungan dari proyek Rp 20 juta. Dg nisbah bagi hasil 50:50, di
akhir proyek Tn C hrs mengembalikan dana Rp 50 juta + Rp 10 juta
Skema Al-Musyarakah
(Partnership)

Anggota BMT
Asset Value Pembiayaan
Proyek /
Usaha

Keuntungan / Kerugian

Bagi hasil keuntungan / kerugian


sesuai porsi kontribusi modal
SYIRKAH

 Transaksi dua orang atau lebih yang keduanya


sepakat untuk melakukan kerja yang bersifat
finansial untuk mendapatkan keuntungan
 Rukun syirkah ada tiga yaitu (1) shighat / aqad
(ijab dan qabul), (2) pihak yang berakad (shahibul
mam) dan pengelola, (3) usaha.
 Jenis syirkah uqud yaitu (1) syirkah inan, (2)
syirkah abdan, (3) syirkah mudlarabah, (4)
syirkah wujuh dan (5) syirkah mufawadlah
PROSES SYIRKAH
NASABAH PARSIAL: BANK SYARIAH PARSIAL:
ASSET VALUE PEMBIAYAAN

PROYEK /
USAHA

KEUNTUNGAN

Bagi Hasil Keuntungan


sesuai kesepakatan
JENIS SYIRKAH
 Syirkah Inan adalah perseroan dua orang atau lebih
yang masing-masing mengikutkan modal dan
pengelolaan
 Syirkah Abdan perseroan antara dua orang atau lebih
yang mengandilkan tenaga atau keahliannya tanpa
harta mereka untuk menerima pekerjaan.
 Syirkah Wujuh adalah perseroan antara dua orang
karena adanya kepercayaan dari pihak lain untuk
membeli secara kredit kemudian menjualnya secara
kontan.
 Syirkah Mufawadhah adalah gabungan berbagai jenis
perseroan.
Pembiayaan Sewa Beli /Ijarah (1)

 Ijarah Wa Iqtina

 Akad sewa-menyewa suatu barang antara BMT dengan


nasabah dimana nasabah diberi kesempatan untuk membeli
obyek sewa pada akhir akad atau dalam dunia usaha dikenal
dengan finance lease. Harga sewa dan harga beli ditetapkan
bersama di awal perjanjian.

 Obyek sewa yang ditransaksikan antara lain meliputi


properti, peralatan, alat-alat transportasi, dan alat-alat berat

Sub Menu Main Menu


Skema Ijarah wa Iqtina’

Sub Menu Main Menu


PRODUK JASA BMT

 Qardh adalah akad pemberian pinjaman dari BMT


kepada nasabah yang dipergunakan untuk kebutuhan
mendesak, seperti dana talangan/cerukan (over draft)
dengan kriteria tertentu dan bukan untuk pinjaman
yang bersifat konsumtif.
 Pengembalian pinjaman ditentukan dalam jangka
waktu tertentu (sesuai kesepakatan bersama) dan
pembayarannya bisa dilakukan secara angsuran atau
sekaligus.
PRODUK JASA BMT
 Hawalah dapat diartikan sebagai pemindahan utang
dari tanggungan ashil (penerima utang) kepada
tanggungan muhal 'alaih (yang bertanggung jawab)
dengan jalan adanya penguat.

 Rasulullah bersabda :"Memperlambat pembayaran


utang yang dilakukan orang kaya merupakan perbuatan
lalim. Jika salah seorang kamu dialihkan kepada orang
yang mudah membayar utang, maka hendaklah ia
beralih (diterima pengalihan itu)" (HR Jama'ah).
PRODUK JASA BMT

 Rahn / Gadai Syariah ialah akad penyerahan


barang/harta nasabah (rahin) kepada BMT (murtahin)
sebagai barang jaminan yang ditahan sebagai alasan
meminta pinjaman
 Wakalah terjadi apabila nasabah memberikan kuasa
kepada BMT untuk mewakili dirinya melakukan
pekerjaan atau jasa tertentu, seperti pembelian
barang, transfer uang, dsb.
 Kafalah juga garansi BMT yang diberikan dengan
tujuan untuk menjamin pembayaran suatu kewajiban
pembayaran
Produk JASA BMT

 Ijarah (sewa) merupakan imbalan bagi bank karena


sewa atas barang yang disewakannya.
 Wadi'ah Amanah (Titipan) antara lain pelayanan
kotak simpanan (safe deposit box) dan pelayanan
administrasi dokumen (custodian). BMT mendapat
imbalan dari jasa penyimpanan tersebut. Namun
demikian BMT tidak boleh memanfaatkan barang yang
dititipkan.
3 ASPEK GARAPAN BMT

ASPEK SOSIAL
 Dengan memanfaatkan dana ZIS
 Prioritas penunjang pemenuhan kebutuhan
pokok masyarakat (sandang, pangan,
papan, kesehatan, pendidikan)
 Bukan hanya kebutuhan material. Juga
pembinaan syakhsiyah anggota digarap
(fungsi dakwah)
3 ASPEK GARAPAN BMT

ASPEK KEUANGAN
 Sebagai lembaga layanan jasa keuangan
 Tapi bukan Bank
 Kompetitor BMT adalah para rentenir
 Dilakukan secara proaktif (jemput bola)
 Prinsip kehati-hatian diutamakan
 Bantuan manajemen akan sangat
membantu (KLINIK USAHA KECIL)
3 ASPEK GARAPAN BMT

ASPEK BISNIS
 Sebagai kegiatan dengan orientasi
pencarian laba
 Bisa dilakukan secara langsung (usaha riil)
atau tidak langsung (syirkah, murabahah
dsb)
 Bentuk bisnis yang dilakukan disesuaikan
dengan kondisi yang ada
LEGALITAS USAHA
KOPERASI
 Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS)

 Unit Jasa Keuangan Syariah/UJKS dari


KSU, KUD, dsb

PENGELOLAAN
PENGURUS
 Ditentukan oleh Rapat Anggota
 Memilih dan mengawasi Pengelola
PENGELOLA
 Dipilih oleh pengurus
 Bertugas secara fulltime menjalankan BMT
PRINSIP PROFESIONAL DAN SEHAT

PENGELOLA
 Minimal dalam suatu BMT ada 2 (dua)
DIII atau S1 yang sudah mengikuti
pelatihan dasar dan magang di
BMT/LKS, bekerja khusus di BMT
 secara berjenjang dan
berkesinambungan mendapatkan
pelatihan ke-manajer-an dan
spesialisasi
 Mendapat ujrah secara wajar
SISTEM MANAJEMEN DAN SARANA
 Sistem manajemen dan akuntansi yang
standar lembaga keuangan syari'ah baik
koperasi maupun perbankan
 Komputerisasi dan software standar
 Sarana prasarana mendukung

MODAL AWAL
 Modal awal + Rp. 100 juta berasal dari
Simpanan Pokok Khusus/Saham/Modal
Penyertaan, Simpanan Pokok, Simpanan
Wajib serta hibah
 Selanjutnya aset BMT harus dapat
mencapai minimal Rp 300 juta serta
memenuhi model keuangan yang sehat.
BASIS PASAR BMT
 BMT harus didirikan dengan
pertimbangan kelayakan pangsa pasar
ekonomi
 Lokasi BMT akan sangat bagus di pasar
masyarakat atau di pusat-pusat kegiatan
ekonomi masyarakat
 Jumlah penduduk dalam lingkungan BMT
lebih kurang 15.000 jiwa
KONDISI IDEAL KEUANGAN
 Aset dan Modal
 Aset diusahakan lebih besar Rp 300 juta
 Perbandingan antara modal dan dana pihak
ketiga > 20%

 Pendapatan/Profitabilitas
 Rasio pendapatan dan aset BMT 3% - 6%
 Rasio laba bersih terhadap modal > 25%
 Rasio laba terhadap aset diusahakan > 1,5%

 Efisiensi
 Rasio biaya operasional & pendapatan < 60%
ASUMSI IDEAL
 Pembiayaan harus efisien
 MengenalI "customer base"
 Mengetahui kondisi lingkungan dan siklus
produksi
 Bimbingan terhadap debitur
 Angsuran jemput bola dan harian
 Biaya operasi dan personalia sensitif terhadap
kesehatan BMT
 Struktur organisasi ramping efiesien
 Pembiayaan dan prosedur operasi berdaya
guna tinggi
 Organisasi dan staffing sesuai dengan biaya
dan kualitas kontrol.
PENGELOLA BMT

 Memahami prinsip syari'ah dan produk


syari'ah BMT
 Audit syari'ah dari pihak yang
berkompeten/dewan pengawas syari'ah
 Memiliki kepribadian muslim dan ghirah Islam
dengan pembinaan yang terus menerus
 Memahami manajemen BMT
 Memiliki kemampuan advokasi masyarakat
BMT SESUAI LINGKUNGAN

 Anggota aktif BMT terdiri dari pengusaha


kecil produktif di lingkungan BMT
 Kerjasama yang saling menguntungkan
 90% pembiayaan yang disalurkan untuk
pengusaha mikro/kecil produktif
 Mampu mengembangkan potensi yang
terpendam
PENGEMBANGAN SDM BMT

 .Pelatihan intern
 .Pelatihan ekstern
 .Magang
 .Bantuan teknis melalui Mikrofin
SISDUR

 Sederhana dan efisien


 Standarisasi sisdur
• Agar akuntabel
• Agar tidak memunculkan biaya
• Standarisasi formulir dan peralatan
• Sistem software standar
• Kebijakan keuangan dan standar rasio usaha
jelas.
TAHAP-TAHAP
PENDIRIAN LKM BMT
Para
Pemrakarsa Gulirkan ide TOKMAS, Kaji Buku Tatacara Pendirian BMT Panitia Persiapan
(Motivator) TOGA, Cari dukungan dan sosialisasi
Pendirian
TODAT, dll. tokoh-tokoh masyarakat BMT
dan tokoh-tokoh formal

Siapkan Perluasan
Legalitas Cari tambahan
Mikrofin Hukum
PENGURUS Calon-calon
Pendiri
Modal Awal

Sertifikat Kemitraan Rekrutmen / Seleksi


BMT - Mikrofin
Urunan Modal Awal
Siapkan Sarana
Calon
Dinas Koperasi Kantor dan
Pengelola Modal Awal/
Dan PPK Prgkat Adm.
Simpoksus
(saham)
Kop.Syariah
BMT Pelatihan
dan Magang

BMT
Beroperasi

Anda mungkin juga menyukai