Anda di halaman 1dari 29

KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN KESEHATAN HAJI TAHUN 2015

dr.Thafsin Alfarizi,MSC
PUSAT KESEHATAN HAJI KEMENTERIAN KESEHATAN RI

Disampaikan pada :
Pembekalan Terintegrasi Tim Petugas Haji Indonesia Yang Mendampingi Jemaah (Kloter)
SISTEMATIKA

PEMBEKALAN INTEGRASI TKHI-KNO, 2015


EVALUASI KESEHATAN HAJI
TAHUN 2014 M / 1435 H

PEMBEKALAN INTEGRASI TKHI – KNO, 2015


3 PROFIL JEMAAH HAJI
TAHUN 2014

* SUMBER DATA : SISKOHATKES 2014


JEMAAH HAJI RISIKO TINGGI
TAHUN 2014

10 PENYAKIT RISTI TERBANYAK


Essential (primary) hypertension 43,37%
Non-insulin-dependent diabetes mellitus 16,46%
Disorders of lipoprotein metabolism and
other lipidemias 16,94%
Cardiomegaly 7,20%
Other rheumatoid arthritis 3,92%

Gastritis and duodenitis 3,40%

Dyspepsia 2,83%

Asthma 2,15%
* SUMBER DATA : SISKOHATKES
2014 Iron deficiency anaemia 2,12%
Atherosclerotic heart disease 1,61%
PELAYANAN DI EMBARKASI

EMBARKASI Tunda Batal Rawat Jalan Rujukan Wafat


BTJ - - 230 10 -
MES 1 1 741 16 -
BTH - - 224 10 -
PDG 2 4 306 8 1
PLM - 6 347 0 - Essential (primary)
JKG - 1 238 28 2 hypertension

JKS 100 26 3948 231 4


SOC 61 12 4259 575 -
SUB 14 2 1620 103 2
UPG 12 1 614 16 -
BPN 2 1 592 15 -
BDJ 2 6 263 17 -
Iron deficiency
LOP 8 7 895 11 -
anaemia
Total 202 67 14277 1040 9

• SUMBER DATA : SISKOHATKES 2014


PELAYANAN DI ARAB SAUDI
RAWAT JALAN
DAKER RUJUKAN RAWAT INAP RWT JLN KLTR WAFAT
BPHI DAN SEKTOR
ARAFAH 87 11 10 5995 6
JEDDAH 541 14 121 1563 14
MADINAH 465 163 514 46025 58
MAKKAH 2943 394 1672 219947 196
MINA 268 74 311 20150 22
MUZDALIFAH 0 0 0 251 1
TOTAL 4304 656 2628 293931 297

EVALUASI KESEHATAN HAJI


014
PELAYANAN DI DEBARKASI
DEB Rawat Jalan Rawat Inap Rujukan Wafat
DBTJ 53 3 3 -
DMES 275 17 17 1
DBTH 769 16 12 1
DPDG 10 - 7 -
DPLM 181 - 9 -
DJKG 28 28 17 -
DJKS 306 58 28 3
DSOC 603 107 74 5
DSUB 136 28 39 1
DUPG 211 15 4 1
DBPN 363 3 4 1
DBDJ 55 - 17 -
DLOP 89 5 7 -
Total 3079 280 238 13

• SUMBER DATA : SISKOHATKES 2014


Perbandingan Rate Wafat Tahun 2011 s.d 2014

Indikator Kematian < 2.0 ‰ 489


425
297
266

* SUMBER DATA : SISKOHATKES 2014


ANALISIS JEMAAH WAFAT DI ARAB SAUDI
TAHUN 2014 (1)

* SUMBER DATA : SISKOHATKES


ANALISIS JEMAAH WAFAT DI ARAB SAUDI
TAHUN 2014 (2)

* SUMBER DATA : SISKOHATKES


ANALISIS JEMAAH WAFAT DI ARAB SAUDI
TAHUN 2014 (3)

* SUMBER DATA : SISKOHATKES


3 PERMASALAHAN KESEHATAN HAJI
TAHUN 2014 M / 1435 H
1. Masih ditemukan kasus jemaah haji hamil sebanyak 6
orang di Arab Saudi
2. Terhambatnya pelayanan di Sektor dan BPHI Madinah
karena permasalahan perizinan (Tasrih) penggunaan
Gedung dan persyaratan Joint Comission International
(JCI) untuk fasilitas pelayanan kesehatan bagi jemaah
haji.
3. Masih belum optimalnya integrasi data jemaah haji antara
Kementerian Agama dan Kementerian Kesehatan
4. Penggunaan e-logistik di android kloter masih terkendala
masalah database obat-obatan dan alat kesehatan yang
terlambat diinput oleh tim perbekalan kesehatan

PEMBEKALAN INTEGRASI TKHI - KNO 2015


UPAYA PENINGKATAN KESEHATAN HAJI
TAHUN 2014 M / 1435 H
1. Sistem Pencatatan dan pelaporan secara Real Time untuk
petugas TKHI kloter berbasis Android, dilengkapi dengan
fasilitas e-logistik untuk permintaan obat dan alkes di kloter.

2. Peningkatan petugas PPIH yang berkomitmen fokus


menjalankan tugas tanpa melaksanakan ibadah haji, untuk
menunjang pelayanan kesehatan jemaah haji terutama pada
periode armina.

3. Pembentukan Sektor satelit dan Klinik Maktab untuk


melayani jemaah haji yang berada dalam satu gedung atau
pondokan yang terdiri dari beberapa kloter

PEMBEKALAN INTEGRASI TKHI - KNO 2015


UPAYA PENINGKATAN KESEHATAN
HAJI
TAHUN 2014 M / 1435 H
4. Tim Evakuasi Tanpa Alat (TETA) untuk proses evakuasi di
ARMINA.

5. Tenaga Pengantar Obat (TEPAT) untuk mendistribusikan


obat dari sektor ke kloter dengan menggunakan sepeda.

PEMBEKALAN INTEGRASI TKHI – KNO 2015


ISU STRATEGIS DALAM
PENYELENGGARAAN KESEHATAN HAJI
1. Meningkatnya jumlah jemaah risiko tinggi (Risti) setiap
tahun,dimana pada Tahun 2014 sebesar 58,9 %.
2. Status kesehatan di Buku Kesehatan Jemaah Haji
(BKJH) yang tidak sesuai dengan kondisi kesehatan
yang sebenarnya.
3. Perhatian khusus (special attention) untuk faktor –
faktor yang diduga mempengaruhi status kesehatan
jemaah haji seperti kondisi lingkungan (Iklim, suhu,
pondokan), kesehatan mental, perilaku merokok,
penyakit kronis dan deteksi dini kehamilan.
4. Persyaratan kemampuan (Istitha’ah) kesehatan
jemaah haji dituangkan dalam suatu aturan yang
ditetapkan oleh SKB dua Menteri yaitu Menteri
Agama dan Menteri Kesehatan dan/atau fatwa16
Majelis Ulama Indonesia (MUI).
 Pentingnya
Istithaah kesehatan
bagi jemaah haji
 Buku Kumpulan
Fatwa MUI tentang 17
Kesehatan Haji
ISU STRATEGIS DALAM
PENYELENGGARAAN KESEHATAN HAJI
5. Target cakupan entri data hasil pemeriksaan dari
Kab/Kota ke dalam pengembangan Siskohatkes
menjadi Sistem informasi Manajemen Kesehatan
Haji (SIMKHa) dalam RPJMN 2015-2019 sebesar
80%.
6. Sistem asuransi kesehatan jemaah haji
diintegrasikan dalam kebijakan jaminan kesehatan
nasional
7. Persiapan pengembangan pelayanan kesehatan
jemaah penyelenggara ibadah haji khusus (PIHK)
dan umrah.
8. Standar pelayanan kesehatan haji Indonesia di Arab
Saudi harus disesuaikan dengan peraturan yang18
berlaku, yaitu Joint Comission International (JCI)
KEBIJAKAN KESEHATAN HAJI
4 TAHUN 2015 M / 1436 H
INDONESIA
1. Perubahan indikator pada RPJMN Tahun 2015 – 2019,
menjadi angka pemeriksaan dan pembinaan kesehatan
jemaah haji di Tanah Air.
2. Revisi Kepmenkes 442 Tahun 2009 tentang
Penyelenggaran Kesehatan Haji, yang akan dilanjutkan
dengan penyusunan :
a. Permenkes Pembinaan Kesehatan Haji
b. Permenkes Hygene, Sanitasi dan Surveilans Kesehatan
Haji.
c. Permenkes Pemeriksaan Kesehatan Haji
d. Permenkes Rekrutmen Tenaga Musiman di Arab Saudi
3. Penetapan Istitha’ah Haji melalui Fatwa MUI dan/atau
SKB Dua Menteri (Menteri Agama dan Menteri
Kesehatan).

PEMBEKALAN INTEGRASI TKHI - KNO 2015


KEBIJAKAN KESEHATAN HAJI
TAHUN 2015 M / 1436 H
INDONESIA
5. Pembaharuan SISKOHATKES menjadi SIMKHa
(Siskohatkes Gen.3) dengan penambahan sebagai berikut :
a. module e-logistik.
b. module bussines intelegent untuk quick analysis dan
menampilkan grafik dan laporan sesuai keinginan user.
c. module input data untuk sweeping.
d. module input data untuk pemantauan katering
e. module input data offline untuk SISKOHATKES
embarkasi/debarkasi
f. Penerapan SIMKHa untuk BPHI di Arab Saudi berdasarkan
Hospital Information System.
6. ISO Pelayanan Kesehatan Haji ( Pemeriksaan,Pembinaan
dan SIMKHa) dimulai dari Provinsi, Kabupaten/Kota dan
Puskemas.

PEMBEKALAN INTEGRASI TKHI – KNO 2015


KEBIJAKAN KESEHATAN HAJI
TAHUN 2015 M / 1436 H
ARAB SAUDI
1. Pembentukan Sektor Satelit dan klinik Maktab dengan
melibatkan Maktab dan Kloter untuk memudahkan
pelayanan kesehatan di pondokan dan Armina.
2. Kebijakan petugas yang berkomitmen tidak berhaji dan
fokus pada tugas pelayanan kesehatan haji.
3. Penyesuaian pelayanan kesehatan haji di BPHI dan
Sektor dengan JCI (Joint Comission International).
4. Rencana relokasi BPHI Madinah ke tempat yang lebih
strategis dan sesuai standar.
5. Penugasan Petugas TEPAT dan TETA untuk menunjang
operasional kesehatan haji.

PEMBEKALAN INTEGRASI TKHI - KNO 2015


SIKLUS
BERKESINAMBUNGAN

INPUT PROCESS OUTPUT OUTCOME BENEFIT


PROMOTIF PREVENTIF KURATIF REHABILITATIF
JU MLAH
NO EM BARKAS I PROVINSI JEM AAH TKHI
TKHD
HAJI DOKTER PERAWAT
1 Aceh (BTJ) Ac eh 3.111 29 8 16
2 Medan (KN O) Sumut 6.544 44 17 34
3 Pada ng (PDG) Sumba r 3.566 33 8 16
Bengkulu 1.280 12 3 6
4 Palembang (PLM) Sumsel 5.040 48 11 22
Ba bel 724 8 2 4
5 Bata m (BTH) Kepri 788 7 2 4
Riau 4.008 28 9 18
Ka lbar 1.859 13 4 8
Ja mbi 2.091 17 4 8
6 Jakarta (JKG) DKI Jakarta 5.628 40 13 26
Ba nten 6.788 46 15 30
Lampung 4.992 34 11 22
7 Beka si (JKS) Ja ba r 29.888 200 67 134
8 So lo (SOC ) Ja teng 23.543 174 67 134
Yo gyakarta 2.455 19 7 14
9 Suraba ya (SUB) Ja tim 27.143 180 62 124
Ba li 509 3 1 2
NTT 518 3 1 2
10 Balikpa pan (BPN) Ka ltim 2.235 21 5 10
Sulteng 1.394 13 4 8
Sulut 556 5 2 4
Ka ltara 1 2
11 Banjarma sin (BDJ) Ka lsel 3.023 27 8 16
Ka lteng 1.069 11 3 6
12 Makassar (UPG) Sulsel 5.725 52 13 26
Sultra 1.335 12 3 6
Sulbar 1.142 13 2 4
Go rontalo 707 7 2 4
Maluku 564 5 1 2
Malut 843 10 2 4
Pa pua 845 8 2 4
Pa pua Bara t 564 5 1 2
13 Mataram (LOP) NTB 3.572 24 10 20
Jum lah 154.049 1.151 371 742
KOORDINASI SUBSISTEM KLOTER
AREA
KOORDINASI Ketua Kloter:
& SINERGI Koordinator Kloter
TPHI Pelayanan Umum

PPIH
PPIH
TKHI TPIHI
Pelayanan Kesehatan Pembimbing Ibadah:
Promotif, Preventif, Pelayanan Ibadah
Kuratif & Rehabilitatif Koordinir KBIH
SISTEM RUJUKAN
KESEHATAN HAJI
DI ARAB
SAUDI
PESAN TKHI
1. Masa Persiapan:
 Selalu berkoordinasi antar petugas Kloter di masa
persiapan.
 Berkoordinasi dengan pengelola program kesehatan haji di
Provinsi, Kab/Kota  Profil kesehatan jemaah haji
 Berperan aktif dalam pemeriksaan kesehatan jemaah haji,
pembinaan dan persiapan kesehatan lainnya.
 Identifikasi jemaah haji Risti.
 Aktif dalam kampanye persiapan obat pribadi jemaah haji
sesuai penyakit (jumlah & jenis) utk 40 hari.
 Memperdalam tatalaksana kasus kasus penyakit terbanyak
yang diderita jemaah haji dan kasus kesehatan
penerbangan jarak jauh
 Pro-aktif mengakses informasi melalui website
puskeshaji.depkes.go.id dan jejaring sosial lainnya
26
PESAN TKHI
2. Masa Embarkasi/Debarkasi:
 Berkoordinasi dengan PPIH Embaraksi dan pro-aktif
dalam menyiapkan obat pribadi jemaah haji.
 Terlibat dalam pemeriksaan akhir
 Waspada jemaah Risti dan potensi KLB
3. Di Pesawat
 Waspada Masalah Kesehatan pada Penerbangan
Jarak Jauh
 Pelayanan Kesehatan di Pesawat
 Promosi Kesehatan (Toilet pesawat, senam di
pesawat, dll)
 Visitasi dan Perhatian pada Jemaah Haji Risti
27
PESAN TKHI
4. Selama di Arab Saudi
 Berkoordinasi dengan PPIH Arab Saudi melalui Kasie
Kesehatan Daker Setempat
 Membangun jejaring kerja dan Komunikasi efektif dengan
jemaah dan petugas lain..
 Komitmen pelayanan kesehatan.
 Aktif dalam visitasi, terutama selama di Makkah dan Madinah
untuk melanjutkan pantauan jemaah risti melalui upaya
promotif, preventif ke kelompok KBIH/kelompok – kelompok
kecil, mengingat lokasi pondokan di Madinah tersebar di luar
Markaziah.
 Perhatian khusus untuk jemaah Risti dan Identifikasi potensi
KLB penyakit
 Laporan pelayanan sesuai prosedur
28

Anda mungkin juga menyukai