oleh :
Suyatini SPd,M.Kes
PENYAKIT TROPIK
3. Stadium konvalensensi
Erupsi mulai berkurang dengan meninggalkan bekas (hiperpigmentasi).
Suhu menurun sampai normal kecuali ada komplikasi.
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
7)Diare
8)Kejang Demam (step)
TETANUS
DEFINISI
• Tetanus adalah penyakit dengan tanda utama kekauan otot
(spasme) tanpa disertai gangguan kesadaran. Gejala ini bukan
disebabkan oleh kuman Clostridium tetani, tetapi akibat toksin
(tetanospasmin) yang dihasilkan kuman.
• Tetanus adalah adalah penyakit infeksi yang ditandai oleh
kekakuan dan kejang otot, tanpa disertai gangguan kesadaran.,
sebagai akibat dari toksin kuman closteridium tetani.
• Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa tetanus
adalah penyakit infeksi yang diakibatkan oleh toksin kuman
clostridium tetani, yang ditandai dengan gejala kekakuan dan
kejang otot.
ETIOLOGI
Penyebab penyakit seperti pada tetanus yaitu
Clostridium tetani yang hidup anaerob, berbentuk spora
selama diluar tubuh manusia, tersebar luas ditanah, juga
terdapat ditempat yang kotor, besi berkarat sampai pada
tusuk sate bekas. Basil ini bila kondisinya baik (didalam
tubuh manusia ) akan mengeluarkan toksin. Toksin ini
dapat menghancurkan sel darah merah, merusak leukosit
dan merupakan tetanuspasmin, yaitu toksin yang
neurotropik yang dapat menyebabkan ketegangan dan
spasme otot.
MANISFESTASI KLINIS
Gejala-gejala biasanya muncul dalam waktu 5-10 hari
setelah infeksi, tetapi bisa juga timbul dalam waktu 2
hari atau 50 hari setelah infeksi.
• Kekakuan otot rahang
• Gangguan memelan
• Demam
• Nyeri
• Mengigil
• Kejang otot dan kaku kuduk, lengan serta tungkai
KOMPLIKASI
1. Bronkopneumoni
2. Asfiksia
3. Atelektasis karena obstruksi secret
4. Fraktur kompresi
PENCEGAHAN
• Pencegahan penyakit tetanus meliputi :
• Anak mendapatkan imunisasi DPT diusia 3-11 Bulan
• Ibu hamil mendapatkan suntikan TT minimal 2 X
• Pencegahan terjadinya luka & merawat luka secara
adekuat
• Pemberian anti tetanus serum.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Pemeriksaan fisik : Adanya luka dan ketegangan otot yang khas
terutama pada rahang
2. Darah
• Glukosa Darah
• BUN
• Elektrolit
3. Skull Ray : Untuk mengidentifikasi adanya proses desak ruang dan
adanya lesi
4. EEG : Teknik untuk menekan aktivitas listrik otak melalui tengkorak
yang utuh untukmengetahui focus aktivitas kejang, hasil biasanya
normal.
5. Pemeriksaan ECG dapat terlihat gambaran aritmia ventrikuler 7
DENGUE
HAEMORAGIC
FEVER (DHF)
DEFINISI
• Dengue Haemoragic Fever (DHF) adalah penyakit yang
terdapat pada anak dan dewasa dengan gejala utama
demam, nyeri otot, dan sendi yang biasanya memburuk
setelah dua hari pertama.( Hendarwanto; 417; 2004 ).
• DHF adalah penyakit menular yang disebabkan oleh
virus dengue, terutama menyerang anak-anak dengan
ciri-ciri demam tinggi mendadak 2 s/d 7 hari disertai
dengan manifestasi perdarahan dan bertedensi
meninggalkan renjatan (shock) yang dapat menimbulkan
kematian (Depkes RI, 1992).
ETIOLOGI
Virus dengue tergolong dalam family / suku /
grup Flaviviridae, virus dengue yang ditularkan
oleh nyamuk Aedes Aegypti yang terdiri dari 4
tipe yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3, DEN-4 (virus
dengue tipe 1-4). Infeksi oleh satu tipe virus
dengue akan memberikan imunitas yang
menetap terhadap infeksi virus yang
bersangkutan pada masa yang akan datang.
MANISFESTASI KLINIS
– Demam tinggi selama 5-7 hari
– Perdarahan terutama perdarahan kulit
– Hepatomegali (pembesaran hati)
– Mual dan muntah
– Tidak nafsu makan
– Diare
– Konstipasi
– Trombositopenia
– Sakit Kepala
– Ptekie
KLASIFIKASI DHF
• Mengingat derajat beratnya penyakit yang beraneka ragam maka derajat beratnya penyakit itu
berdasarkan patokan untuk menegakkan diagnosis DHF secara klinik dibagi sebagai berikut :
Derajat I
• Demam disertai gejala klinik lain,tanpa perdarahan spontan.
• Uji tourniket ( + ) trombositopenia dan hemakonsentrasi.
Derajat II
• Derajat I dan disertai perdarahan spontan pada kulit atau ditempat lain.
Derajat III
• Ditemukan kegagalan sirkulasi yaitu nadi cepat dan lemah, tekanan darah rendah, gelisah, sianosis
sekitar mulut, hidung dan ujung jari ( tanda – tanda dini renjatan).
Derajat IV
• Renjatan berat ( DDS ) de ngan nadi tak teraba dan tekanan darah tak dapat diukur.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
a.Darah b. Serology : HI
• Trombosit menurun. (hemaglutination inhibition
• HB meningkat lebih 20 % test).
• HT meningkat lebih 20 % 1. Rontgen thorax : Efusi
• Leukosit menurun pada pleura.
hari ke 2 dan ke 3
2. Uji test tourniket (+)
• Protein darah rendah
• Ureum PH bisa meningkat c. Air Seni
• NA dan CL rendah Mungkin ditemukan
albuminaria ringan.
KOMPLIKASI
• c. Effusi pleura
• d. Penurunan kesadaran.
PENATALAKSANAAN
1. Monitor TTV tiap 3 jam
2. Pemberian cairan intravena (biasanya Ringer laktat NaclFaali)
3. Pemberian obat antipiretik sebaiknya dari golongan
asetaminopan depreon
4. Pemberian antibiotik
5. Bila timbul kejang dapat diberikan diazepan
6. Periksa Hb Ht dan trombosit setiap hari
PENCEGAHAN
1. Pengawasan air tampungan yang baik, sanitas.
2. Membunuh larva dengan butiran obat Sg 1% pada tempat
penyimpanan dengan dosis 1 PPM atau logam untuk 100 liter
air dan cara ini sebaiknya diulang dalam jangka 2 -3 bulan.
3. Melakukan fogging dengan melathior atau fenitrohion dosis
438 gram dilakukan didalam rumah dan sekitar rumah
menggunakan larutan 4% dalam solar atau minyak tanah,
dilakukan sekurang – kurang nya 2 kali dengan jarak antara
10 meter dirumah dan 100 meter disekelilingnya.
4. Pendidikan kesehatan, komunikasi masyarakat dan
partisipasi komunitas
Terima kasih