Proposal Penelitian
Populasi dan Sampel:
Siapa Populasi? Populasi target & Populasi Studi
Siapa Sampel?
Kriteria Inklusi dan Kriteria Ekslusi.
Besar sampel berapa? (harus dihitung dg rumus
Besar sampel sesuai dengan desain penelitian),
Teknik sampling (random atau non random).
POPULASI=UNIVERSE
Sekelompok individu atau objek yang memiliki
karakteristik yang sama
Sama: umur, jenis kelamin, pekerjaan, status sosial,
dll
Kumpulan individu dimana hasil suatu penelitian
akan dilakukan generalisasi
Keseluruhan objek penelitian, sbg sumber data yg
memiliki karakteristik ttt dlm suatu penelitian
Nilai karakteristik populasi yang ingin diketahui
disebut parameter
SAMPEL
Sebagian kecil dari populasi atau objek yang memiliki
karakteristik yang sama
Nilai karakteristik sampel yang ingin diketahui disebut
statistik
Mengapa Sampel diperlukan:
Penelitian secara individual atau satu persatu thd
sebenarnya)
•variasinya kecil
•tepat wkt
•relevan
•Objek penelitian yg homogen
MENGAPA •Objek penelitian yg mudah rusak
SAMPLING
? •Penghematan biaya & wkt
•Masalah ketelitian
•Ukuran populasi
•Faktor ekonomi
Berbagai teknik
sampling
PARAMETER STATISTIK
BEBERAPA ISTILAH
Unit elementer: Anggota suatu populasi yang
karakteristiknya akan diukur atau dianalisa
Sampling frame/kerangka sampling: daftar
dari semua unit sampling dalam populasi
sampling
Sampling unit/unit sampel: elemen individu
dalam populasi yang akan diamati
Populasi target
Kumpulan dari satuan/unit yang ingin kita buat
inferensi/generalisasi-nya
Populasi studi
Kumpulan dari satuan/unit di mana kita mengambil
sampel
Exs: Penelitian tentang rata-rata jumlah konsumsi alkohol perminggu
dikota A pada remaja usia 5 s/d 17 tahun, maka populasi target
adalah semua anak remaja yang berusia 15 sampai 17 tahun yang
ada di kota A, dan populasi sampling adalah sekelompok anak
remaja yang dipilih dari sebuah sekolah tertentu yang ada dikota A.
L = sa si
S IA e r ali
TEN g e n
PO S PO d lm t u an
TA PULA BIA lahan ya sa
RG S e sa da n da k I
ET I K a a ti U D
r e n T yg - S T
ka R GE m ”P
A la
P-T keda
PO
u t “
P ik
ST ULA
UD SI
I
Sampel
Sampel
Sampel
Sampel Sampel
4 faktor yang harus dipertimbangkan dalam
menentukan besarnya sampel:
Tingkat keseragaman (degree of homogeneity)
Tingkat presisi yang dikehendaki dalam penelitian
Rencana analisis
Tenaga, biaya, waktu
KEUNTUNGAN SAMPLING
Data yg diperoleh lebih komprehensif dan representatif serta
merupakan refleksi dari karakterisitk populasi yg sedang diteliti
Tenaga pelaksana dan dana yang diperlukan lebih sedikit
Mudah dikerjakan dan hasilnya dapat segera dievaluasi dan dianalisis
Dapat menghilangkan bias seleksi dg cara melakukan randomisasi.
•Sampel pertimbangan
(Purposive/judgemental)
b . •Sampel berjatah (Quota)
ro •Sampel seadanya
JENIS-JENIS n -P
TEKNIK No (Accidental/Convenience)
•Network sampling
SAMPLING P •Panel Sampling
r ob
ab
il ist
ik
Sampel Acak Sederhana (simple random sampling)
Sampel sistematik (sistematik random sampling)
Sampel Stratifikasi (stratified sampling)
Sampel Kluster (Cluster Sampling)
Sampel dg banyak Tahap (Multistage Sampling)
Sampel Acak Sederhana
(simple random sampling)
Dengan mengundi unit-unit penelitian dalam populasi
Semua unit penelitian disusun dalam daftar kerangka sampling
Dari kerangka sampling ditarik sbg sampel dengan cara undian
sehingga setiap unit punya peluang yang sama untuk dapat
dipilih.
Penggunaan cara ini tidak praktis apabila populasinya besar
Menggunakan tabel random
Tentukan populasi studi, lalu buat kerangka sampling
Dari kerangka sampling ditarik sebagai sampel sejumlah unit
penelitian dengan menggunakan tabel random.
• Menggunakan komputer
Syarat penggunaan: hrs ada kerangka sampel, sifat populasi homogen,
keadaan populasi tidak terlalu tersebar secara geografis
POPULASI:
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
SAMPEL:
4 10
11 12 13 14 15 16 17 18 Simpel random sampling
15 17
20 25
19 20 21 22 23 24 25
ab ce d f
h e f
gh kl i j Statified random sampling
o p i
no mp q r
def
abc
ghi abc
jkl mno ghi Cluster sampling
jkl
pqr stu
Sampel sistematik (sistematic random sampling)
Tentukan dahulu interval sampel (k), hasil bagi jumlah satuan elementer
populasi dibagi besar sampel (N/n).
Unsur pertama dari sampel lalu dipilih secara acak
Andaikan yang terpilih adalah satuan elementer bernomor urut s, maka
unsur-unsur selanjutnya dalam sampel dapat ditentukan , yaitu :
S, S+k, S+2k, S+3k, dan seterusnya
Contoh :
Andaikan satuan-satuan elementer dalam satuan populasi berjumlah 50,
yang diberi nomor urut 1 sampai 50, dan besar sampel yang akan
diambil 10, maka k = 50/10 = 5.
Unsur pertama dari sampel harus dipilih secara acak di antara satuan
SYARAT PENGGUNAAN
Harus ada kriteris yg jelas yg digunakan sgb dasar untuk
1. Besar sampel yang dibutuhkan: 150, maka sampel setiap kelas adalah
150/3= 50, dipilih secara simpel random sampling
2. Besar sampel proporsional dg besar populasi
• Sampel dr Tk. I= 75/200 x 150= 56 orang
• Sampel dr Tk. II= 65/200 x 150= 49 orang
• Sampel dr Tk. III= 60/200 x 150= 45 orang
Sampel Kluster (Cluster Sampling)
Membagi daerah penelitian ke dalam klaster-klaster
(misalnya : desa, RW, RT, dsb), kemudian susunlah daftar
klaster.
Tetapkanlah jumlah klaster
Perkirakan jumlah rata-rata anggota per cluster
Tentukan jumlah kluster yang diperlukan (ukuran sampel
dibagi jumlah rata-rata anggota per cluster)
Pilihlah klaster sampel dengan cara random murni atau
sistematik
Identifikasi seluruh individu yang termasuk subjek analisis
penelitian dalam semua klaster yang terpilih sebagai
sampel
Sampel dg banyak Tahap (Multistage Sampling)
bij
Non Probability Sampling Method
Convenience Sampling (sampel yang tersedia)
Network Sampling
Judgement Sampling/Purposive sampling (proses
seleksi bersyarat)
Quota Sampling (sampel dg jumlah tertentu)
Panel Sampling (sampel semi permanen yg dipilih
untuk keperluan suatu studi yg berkelanjutan)
Systematic Sampling
REPRESENTATIVENESS SAMPLE
Variabilitas populasi: peneliti harus menerima
sebagaiman adanya, tidak mengatur atau
memanipulasi sampel
Besar sampel: makin besar sampel, makin tinggi
taraf representativeness sampelnya
Teknik penentuan sampel: makin tinggi tingkat
rambang dlm penentuan sampel akan makin tinggi
tingkat representatifnya
Kecermatan memasukkan ciri-ciri populasi: makin
lengkap ciri-ciri populasi yg dimasukkan ke dlm
sampel, makin tingi tingkat representatifnya
population proportion population mean proportion mean two proportions two means two proportions two means
ESTIMASI PROPORSI 1 SAMPEL/SRS
Presisi mutlak Jika n relatif kecil dibandingkan
dengan N, sehingga (N-n)/(N-1)
Z 21 / 2 . P (1 P ) mendekati 1, maka rumus menjadi:
n 2
d .( N 1) Z 21 / 2 .P (1 P ) Z 21 / 2 . P(1 P )
n
d2
Presisi relatif
Z 21 / 2 . N (1 P) Z 21 / 2 . (1 P )
n 2 n
.P( N 1) Z 21 / 2 .(1 P ) 2 .P
n = besar sampel
= presisi relatif
d = presisi mutlak
z = z score ditentukan berdasarkan derajat kepercayaan
P = proporsi penelitian sebelumnya
N = jumlah populasi
Nilai d melambangkan simpangan dari proporsi pada populasi dan
besarnya d dapat dihitung sbb:
d= Z1-α/2√ [{p(1-P)/n}]
α/2 α/2
d d
s.wiyono STAT_INFERENS 26
d= simpangan dari proporsi pada
populasi
/2
/2
d d
Jawab :N = 3000
P = 30/50 = 0,6
d = 5% = 0,05
Z pada derajat kepercayaan 95% = 1,96
d =presisi mutlak
z = z score ditentukan berdasarkan derajat
kepercayaan
= standar deviasi populasi
N = jumlah populasi
= mean populasi
Contoh 3:
Seorang peneliti ingin mengetahui rata-rata tekanan darah diastolik manajer
dan direktur dari satu perusahaan. Pemeriksaan awal oleh dokter perusahaan
menunjukkan hasil rata-rata tekanan darah diastolik 90 mmHg dengan standar
deviasi 20 mmHg. Pada perusahaan ini terdapat 100 orang manajer dan
direktur. Berapa besar sampel yang diperlukan, jika peneliti menginginkan
presisi mutlak terhadap rata-rata tekanan darah diastolik sebesar 10 mmHg
dan derajat kepercayaan 95% ?
Jawab :
N = 100
= 20 mmHg
d = 10 mmHg
Z pada derajat kepercayaan 95% = 1,96
CONTOH 9:
Jadi untuk membuktikan bahwa proporsi kematian pasien trauma kepala berat
dengan kadar glukosa darah tinggi tidak sama dengan proporsi kematian pasien
trauma kepala berat dengan kadar glukosa darah rendah diperlukan 15 pasien pada
masing-masing kelompok. Besar sample juga dapat dilihat pada tabel 5j, pada
kolom 0,75 dan baris 0,25.
UJI BEDA MEAN 2 SAMPEL
Seorang peneliti ingin mengetahui efek asupan natrium terhadap tekanan darah
orang dewasa normal. Pada penelitian sebelumnya dengan jumlah sample 20 orang
untuk masing-masing kelompok diketahui bahwa pada kelompok masyarakat yang
konsumsi natriumnya rendah rata-rata tekanan darah diastolic adalah 85 mmHg
dengan standar deviasi 15 mmHg. Sedangkan pada masyarakat yang konsumsi
natriumnya tinggi, rata-rata tekanan darah diastolic adalah 80 mmHg dengan
standar deviasi 10 mmHg. Berapa besar sampel yang dibutuhkan jika peneliti ingin
melakukan uji hipotesis adanya perbedaan tekanan darah diastolik pada kedua
kelompok tersebut dengan derajat kemaknaan 5%, kekuatan uji 80% dan uji
dilakukan secara 2 sisi ?
Penyelesaian:
n1 = n2 = 20
μ1 = 85 mmHg μ2 = 80 mmHg
σ1= 15m mHg σ2 = 10 mmHg
z 1-α/2 pada α 5% = 1,96 z 1-β pada β 80% = 0,84
[(n1 1).S12 (n2 1).S 22 [(20 1).152 (20 1).10 2
S p2 2
S
p 162,5
(n1 1) (n2 1) (20 1) (20 1)
2 2 [ Z 1 / 2 Z 1 ] 2
n 2 x 162,5[1,96 0,84]2
( 1 2 ) 2
n 101,92
(85 80) 2
Jadi diperlukan sampel sebanyak 102 orang yang konsumsi natriumnya rendah
dan 102 orang yang konsumsi natriumnya tinggi.
Contoh 11: Uji Hipotesis Beda 2 Rata-Rata
Pada 2 Kelompok Dependen
Seorang peneliti ingin menguji efek diet terhadap penurunan BB. Dari
penelitian awal pada 5 orang, diketahui rata-rata BB sebelum diet
adalah 70 kg dan setelah 1 bulan diet rata-rata BB adalah 60 kg. Jadi
ada penurunan BB rata-rata 10 kg dan standar deviasi 10 kg. Peneliti
ingin menguji hipotesis dengan perbedaan rata-rata minimum yang ingin
dideteksi sebesar 10 kg, tingkat kemaknaan 5% dan kekuatan uji 90%.
Berapa besar sampel yang dibutuhkan ?
Penyelesaian:
μ1 = 70 kg μ2 = 60 kg
σ = 10 kg
z 1-α/2 pada α 5% = 1,96 z 1-β pada β 90% = 1,28
2
[ Z 1 / 2 Z1 ] 2
10 2 [1,96 1,28] 2
n n 2
10,5
( 1 2 ) 2 (70 60)