Anda di halaman 1dari 36

REFERAT

Gambaran Radiologis pada

TUBERKULOSIS
Jody Multi Etnistyadi Rizon

PARU 1102017118
Konsulen Pembimbing:
dr. Tarmizi, Sp.Rad

Kepaniteraan Klinik Radiologi


RSUD Pasar Rebo
Universitas YARSI
Periode 06 Juni s/d 25 Juni 2022
Tuberkulosis adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh kuman
Mycobacterium tuberculosis

Bakteri ini dikenal sebagai Bakteri Tahan Asam


(BTA)

Sebagian besar kuman TB sering ditemukan


menginfeksi parenkim paru dan menyebabkan TB paru
namun juga memiliki kemampuan menginfeksi organ
tubuh lainnya (TB ekstra paru) seperti pleura, kelenjar
limfe, tulang, dll
Transmisi
Ada 3 faktor yang menentukan transmisi M.TB :
• Jumlah organisme yang keluar ke udara
• Konsentrasi organisme dalam udara, ditentukan oleh
volume ruang dan ventilasi
• Lama seseorang menghirup udara terkontaminasi
FAKTOR
RESIKO
Beberapa orang denga faktor resiko tinggi terkena penyakit TB
diantaranya:
• Pengidap positif HIV AIDS atau penyakit imunokompromais lain
• Riwayat konsumsi obat-obatan imunosupresan jangka panjang
• Perokok dan konsumsi alkohol tinggi
• Anak usia dibawah 5 tahun dan lansia
• Riwayat kontak erat dengan penyakit TB aktif yang dapat menularkan
secara aktif
• Berada ditempat yang beresiko tinggi terjadi penularan infeksi
tuberkulosis
• Petugas kesehatan yang menangani pasien
Manifestasi Klinis
Batuk ≥ 2 minggu
Batuk berdahak
Batuk berdahak bercampur darah
Dapat disertai nyeri dada
Sesak napas

Keluhan tambahan: malaise, penurunan BB,


penurunan nafsu makan, menggigil, demam, dan
keringat pada malam hari
ANATOMI SALURAN NAFAS BAWAH
Saluran nafas bawah terdiri atas:
1. Trakea:
- pars cervicalis
- pars thoracica

Gambar dikutip dari:


Schunke, M., 2018. Prometheus Atlas Anatomi Manusia : Anatomi
Umum dan Sistem Gerak. Jakarta: EGC.
2. Bronkus:
- Bronchi principalis
- Bronchi lobaris
- Bronchi segmentalis

Jalur-jalur bronchi segmentalis:

Gambar dikutip dari:


Paulsen, F., Waschke, J. 2012. Sobotta Atlas Anatomi
Manusia: Organ-organ dalam. Jakarta: EGC Ed 23
3. Bronchiolus
4. Bronchiolus respiratorius
5. Duktus alveolaris
6. Alveolus
7. Paru
- Pulmo dextra
- Pulmo sinistra
- Pleura:
- Pleura parietalis
Gambar dikutip dari:

- Pleura visceralis Schunke, M., 2018. Prometheus Atlas Anatomi Manusia : Anatomi
Umum dan Sistem Gerak. Jakarta: EGC.
PATOFISIOLOGI
Tahapan proses infeksi TB: TB primer – primer progresif – pasca primer

1. TB Primer
• Paparan pertama kali disebut sebagai infeksi primer, umumnya terjadi pada
anak-anak namun juga dapat terjadi pada segala usia.
• Percik renik yang mengandung basili yang terhirup akan menempati alveolus
terminal pada paru, umumnya pada alveolus bagian bawah dari lobus
superior atau bagian atas dari lobus inferior dan kemudian difagosit oleh
makrofag
PATOFISIOLOGI (cont.)
1. TB Primer (cont.)
• M.tuberculosis memiliki produk yang dapat menghambat fungsi bakterisid
oleh makrofag sehingga dapat dengan leluasa bereplikasi.
• Kemokin yang dihasilkan oleh bakteri ini akan mengundang makrofag dan sel
monosit lain menuju ke daerah fokus infeksi – memproduksi suatu respon
imun – menjadi area inflamasi yang disebut fokus Ghon
• Setelah fokus Ghon terbentuk, basili dan antigen akan bermigrasi keluar
melalui jalur limfatik menuju Limfe nodus hilus dan membentuk kompleks
(Ghon) primer.
PATOFISIOLOGI (cont.)
2. TB Primer progresif
• Selama basili terperangkap oleh makrofag didalam fokus Ghon, limfe nodus
terdekat akan berfungsi untuk terus menghasilkan respon imun spesifik dan
terus mengaktivasi makrofag untuk menghambat pertumbuhan basili
• Pada kasus dengan respon imun yang tidak adekuat, maka replikasi bakteri
tidak dapat terbendung dan basili akan menyebar ke seluruh tubuh
menyebabkan penyakit TB aktif dalam beberapa bulan.
• Pada parenkim paru akan menyebabkan membesarnya fokus primer
sehingga banyak area yang menunjukkan gambaran tipikal TB serupa
dengan gambaran TB pasca primer
PATOFISIOLOGI (cont.)
3. TB pasca primer
• Terjadi pada host yang sebelumnya pernah terinfeksi bakteri M.tuberculosis
• Beberapa bakteri yang terperangkap dalam fokus primer dapat tetap dorman
selama beberapa bulan hingga tahun yang dikenal sebagai kuman laten, dan
kuman inilah yang diduga tereaktivasi namun bisa juga melalui mekanisme
reinfeksi pada host atau pasien
• Reaktivasi merupakan kembalinya bakteri yang sempat dorman untuk
kemudian bereplikasi sebagai respon dari melemahnya respon imun tubuh
dari host seperti pada kasus koinfeksi HIV
PATOFISIOLOGI (cont.)
3. TB pasca primer (cont.)
• Setelah terjadi reaktivasi atau reinfeksi, akan terjadi perkembangan yang
cepat menjadi penyakit intra-torakal, pada foto toraks akan menunjukan
gambaran limfadenopati intratorakal dan infiltrat pada lapang paru
• TB pasca primer dapat mempengaruhi parenkim paru namun dapat juga
melibatkan organ tubuh lainnya. Karakteristik TB Paru pasca primer adalah
temuan kavitas pada lobus superior paru dan kerusakan paru yang luas
(Tipikal TB). Pemeriksaan sputum akan menunjukkan hasil yang positif
DIAGNOSIS (cont.)
Alur diagnostik

Bagan dikutip dari:


KEMENKES, 2019. PNPK Tuberkulosis 2019. Jakarta
Pemeriksaan Radiologi

Pemeriksaan radiologi foto toraks pada pasien dengan suspek TB


merupakan salah satu pilihan terbaik, foto toraks memiliki tingkat
sensitivitas sebesar 86% dan spesifisitas 89%.
Foto
Thoraks
Normal

Sumber: radiologyassistant.nl/chest/chest-x-ray/basic-interpretation
Radiologi TB primer aktif

• Terjadi umumnya pada anak-anak atau dewasa muda sebagai infeksi primer
• Secara gambaran radiologis dapat bermanifestasi sebagai konsolidasi
pneumonik (homogenous dense opacity or patchy opacification) umumnya
pada lobus media dan inferior dengan atau tanpa limfadenopati pada daerah
hilus yang disebut sebagai kompleks Ghon.

*next u/ ukuran gambar lebih besar


Gambar dikutip dari:
Al Ubaidi, B. 2018. The Radiological Diagnosis of Pulmonary
Tuberculosis in Primary Care. J Fam Med Dis Prev 4:073
Gambaran Radiologi TB primer aktif

Gambar dikutip dari:


Al Ubaidi, B. 2018. The Radiological Diagnosis of Pulmonary Tuberculosis in Primary Care. J Fam Med Dis Prev 4:073
Gambaran Radiologi TB primer aktif

Gambar dikutip dari:


Al Ubaidi, B. 2018. The Radiological Diagnosis of Pulmonary Tuberculosis in Primary Care. J Fam Med Dis Prev 4:073
Gambaran Radiologi TB primer aktif

Gambar dikutip dari:


Al Ubaidi, B. 2018. The Radiological Diagnosis of Pulmonary Tuberculosis in Primary Care. J Fam Med Dis Prev 4:073
Panah biru: kerley B lines
Gambaran Radiologi TB primer aktif

Gambar dikutip dari:


Al Ubaidi, B. 2018. The Radiological Diagnosis of Pulmonary Tuberculosis in Primary Care. J Fam Med Dis Prev 4:073
Gambaran Radiologi TB primer aktif

• Gambaran radiologi lain yang dapat muncul


adalah berupa miliary opacities, atau efusi pleura,
dan atau udem pulmonal.
• Pada TB inaktif dapat ditemukan banyak macam
gambaran seperti fibrosis, fokus Ghon, dan
tuberculoma (persistent mass like opacities)

Gambar dikutip dari:


Al Ubaidi, B. 2018. The Radiological Diagnosis of Pulmonary Tuberculosis in Primary Care. J Fam Med Dis Prev 4:073
Radiologi TB pasca primer

Gambaran radiologis pada kasus ini dapat berupa


patchy consolidation dengan lesi kavitasi atau penyakit
fibroproliferatif dengan densitas retikulonodular yang
sering melibatkan segmen posterior dari lobus superior
(apeks paru) atau segmen superior dari lobus inferior
Terdapat juga lesi nodular dengan tepi
menyebar ke bagian endobrancheal (tree-in-bud
yang tidak terlihat dengan jelas dengan
appearance)
densitas berbentuk bulat disekitar
parenkim paru disebut sebagai hazy
tuberculoma

*next u/ contoh gambar


Gambaran Radiologi TB pasca primer

Gambar dikutip dari:


Al Ubaidi, B. 2018. The Radiological Diagnosis of Pulmonary Tuberculosis in Primary Care. J Fam Med Dis Prev 4:073
Gambaran Radiologi TB pasca primer

Gambar dikutip dari:


Al Ubaidi, B. 2018. The Radiological Diagnosis of Pulmonary Tuberculosis in Primary Care. J Fam Med Dis Prev 4:073
Gambaran Radiologi TB pasca primer

Gambar dikutip dari:


Al Ubaidi, B. 2018. The Radiological Diagnosis of Pulmonary Tuberculosis in Primary Care. J Fam Med Dis Prev 4:073
Gambaran Radiologi TB pasca primer

Gambar dikutip dari:


Al Ubaidi, B. 2018. The Radiological Diagnosis of Pulmonary Tuberculosis in Primary Care. J Fam Med Dis Prev 4:073
Gambaran Radiologi TB pasca primer

Gambar dikutip dari:


Al Ubaidi, B. 2018. The Radiological Diagnosis of Pulmonary Tuberculosis in Primary Care. J Fam Med Dis Prev 4:073
Gambaran Radiologi TB pasca primer

Gambar dikutip dari:


Al Ubaidi, B. 2018. The Radiological Diagnosis of Pulmonary Tuberculosis in Primary Care. J Fam Med Dis Prev 4:073
Gambaran Radiologi TB pasca primer

Pada fase akhir dari TB sekunder (TB pasca


primer) ini dapat ditemukan pula berbagai
macam gambaran seperti fibrocalcific scar,
fibronodular scar dengan lobus kolaps, traksi
bronkiektasis, penebalan pleura dan kalsifikasi
pleura

Gambar dikutip dari:


Al Ubaidi, B. 2018. The Radiological Diagnosis of Pulmonary Tuberculosis in Primary Care. J Fam Med Dis Prev 4:073
DIAGNOSIS BANDING
• Pneumonia
Keganasan
Non-tuberculous mycobacterium (NTMB)
Infeksi fungi
Histoplasmosis
Sarcoidosis
TATALAKSANA TB PARU
Tujuan pengobatan TB adalah :
• Menyembuhkan, mempertahankan kualitas hidup dan produktivitas pasien
• Mencegah kematian akibat TB aktif atau efek lanjutan
• Mencegah kekambuhan TB
• Mengurangi penularan TB kepada orang lain
• Mencegah perkembangan dan penularan resistan obat.
PROGNOSIS
Mayoritas pasien dengan diagnosis TB memiliki hasil yang baik. Ini terutama karena
pengobatan yang efektif. Tanpa pengobatan angka kematian untuk tuberkulosis
lebih dari 50%. Kelompok pasien berikut ini lebih rentan terhadap hasil yang lebih
buruk atau kematian setelah infeksi TB:
• Usia ekstrim, lanjut usia, bayi dan anak kecil
• Tertunda dalam menerima pengobatan
• Bukti radiologis penyebaran luas.
• Gangguan pernapasan parah yang membutuhkan ventilasi mekanis
• Imunosupresi
• Multidrug Resistance (MDR) Tuberculosis
TERIMAK
ASIH
REFERENSI
1. Adigun, R., & Singh, R. (2020). Tuberculosis. Treasure Island: StatPearls Publishing.
2. Bahar, A., & Amin, Z. (2015). Pengobatan Tuberkulosis Mutakhir. In Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam (pp. 874-
884). Jakarta: InternaPublishing.
3. JAMESON, J. L., KASPER, D. L., LONGO, D. L., FAUCI, A. S., HAUSER, S. L., & LOSCALZO, J.
(2018). Harrison's principles of internal medicine.
4. Jeong, Y. J., Lee, K. S. and Yim, J.-J. (2017) ‘The diagnosis of pulmonary tuberculosis: a Korean perspective’,
Precision and Future Medicine. doi: 10.23838/pfm.2017.00114.
5. Kementerian Kesehatan RI, 2018. Tuberkulosis. Jakarta: Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan
RI.
6. Menteri Kesehatan RI. (2016). Peraturan Menteri Keseehatan RI no. 67 Th. 2016 Tentang Penanggulangan
Tuberkulosis. Jakarta: Menteri Kesehatan Republik Indonesia.
7. Menteri Kesehatan RI, 2019. KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN TENTANG PEDOMAN NASIONAL
PELAYANAN KEDOKTERAN TATA LAKSANA TUBERKULOSIS.. Jakarta: Menteri Kesehatan RI.
8. Schunke, M., 2018. Prometheus Atlas Anatomi Manusia : Anatomi Umum dan Sistem Gerak. Jakarta: EGC.
9. Sherwood, L., 2018. Introduction to Human Physiology. 8th ed. United States: Brooks/Cole Cengage Learning.

Anda mungkin juga menyukai