Anda di halaman 1dari 21

TAX PLANNING

Transaksi Sewa Guna


Usaha
Sewa Guna Usaha (Leasing)
• Suatu kontrak antara lessor (pemilik barang modal) dengan lesse (pengguna
barang modal), lessor memberikan hak kepada lesse untuk menggunakan barang
modal selama jangka waktu tertentu, dengan suatu imbalan berkala dari lesse
yang besarnya tergantung perjanjian, dan dapat diberikan hak opsi untuk membeli
barang modal pada akhir masa kontrak. Tetapi hak milik atas barang modal tetap
menjadi milik lessor selama janka waktu kontrak

Dengan
Hak
Opsi

Tanpa
Hak
BARANG Opsi
LESSOR LESSEE MODAL
Sewa Guna Usaha (Leasing)

Sewa Guna Usaha


DENGAN HAK OPSI

Sewa Guna Usaha


TANPA HAK OPSI
Sewa Guna Usaha dengan Hak Opsi
• Finance Lease / Capital Lease

Adalah sewa guna usaha dimana penyewa (lessee) pada


masa akhir masa kontrak mempunyai hak opsi untuk
membeli objek sewa guna usaha berdasarkan nilai sisa
yang disepakati
Sewa Guna Usaha Tanpa Hak Opsi
• Operating Lease

Adalah sewa guna usaha dimana penyewa (lessee) pada


akhir masa kontrak tidak mempunyai hak opsi untuk
membeli objek sewa guna usaha tersebut.
Manfaat Leasing
• Menghemat Modal, yaitu lessee tidak perlu menyediakan dana dalam jumlah besar untuk
menyiapkan barang modal

• Persyaratan yang kurang ketat dan lebih fleksibel, leasing lebih fleksibel karena dapat
dengan mudah menyesuaikan dengan keadaan keuangan lessee

• Biaya lebih murah, yaitu penggunaan suatu barang atau peralatan memalui metode leasing
lebih murah dibandingkan dengan kredit bank berdasarkan perhitungan nilai sekarang

• Proteksi Inflasi, yaitu leasing memberikan perlindungan terhadap inflasi dimana dalam
tahun-tahun berikutnya setelah kontrak leasing dilakukan khususnya apabila leasing
brdasarkan suku bunga tetap maka lessee membayar dengan jumlah tetap atas kewajiban
yang berasal dari pelunasan pembelian yang dilakukan dimasa lalu

• Kemudahan penyusunan anggaran, yaitu adanya pembayaran sewa secara berkala yang
jumlahnya relatif tetap merupakan kemusahan dalam penyusunan anggaran tahunan lessee

• Pembiayaan proyek skala besar, adanya keengganan untuk memikul risiko investasi dalam
pembiayaan proyek yang sering kali menjadi masalah diantara pemberi dana biasanya
dapat diatasi melalui perusahaan leasing sepanjang tersedianya suatu jaminan penuh yang
dapat diterima dan kemudahan untuk menguasai aktiva yang dibiayai apabiala terjadi suatu
kelalaian
Pembayaran Sewa Guna Usaha
• Pembayaran Dimuka (Payment in Advance)

Pembayaran angsuran pertama dilakukan pada saat


realisasi atau saat tanggal dimana perjanjian leasing
disepakati. Angsuran ini hanya mengurangi utang
pokok karena saat itu belum dikenakan bunga
• Pembayaran Sewa di Belakang (Payment in Arrears)

Angsuran ini dilakukan pada periode berikutnya


setelah realisasi atau sebulan setelah perjanjian
leasing disepakati. Angsuran ini mengandung unsur
bunga dan cicilan pokok
• Untuk efisiensi beban pajak, sewa guna usaha dengan
hak opsi sebaiknya dipilih karena jangka waktu sewa
guna usaha umumnya lebih pendek dari umur aset dan
pembayaran sewa guna usaha dapat dibiayakan
seluruhnya.
• Sehingga, Aset dapat dibiayakan lebih cepat
dibandingkan melalui penyusutan jika pembelian
dilakukan secara langsung.
Kriteria Sewa Guna Usaha digolongkan
sebagai Finance Lease (dengan Hak Opsi)
Jumlah pembayaran sewa ditambah dengan nilai sisa barang modal
harus dapat menutup harga perolehan barang modal dan
keuntungan lessor (ada jaminan kalau lessee akan membeli karena
ada uang muka)

Masa / periode sewa guna usaha sekurang-kurangnya :


a. 2 tahun untuk barang modal golongan I
b. 3 tahun untuk barang modal golongan II dan III
c. 7 tahun untuk golongan bangunan

Perjanjian sewa guna usaha memuat ketentuan mengenai opsi bagi


lessee
Perlakuan perpajakan atas transaksi
sewa guna usaha dengan hak opsi

1. Lessee tidak boleh menyusutkan barang modal yang


disewagunausahakan hingga saat lessee menggunakan hak
opsinya untuk membeli barang modal.
2. Penyusutan dilakukan mulai tahun pajak digunakannya hak opsi.
Dasar penyusutan yang dipakai adalah nilai sisa barang modal
yang bersangkutan.
3. Pembayaran sewa guna usaha yang dilakukan/terutang
merupakan biaya yang dapat dikurangkan dari penghasilat bruto
Contoh Soal
• PT A untuk memperlancar usaha akan menambah eskavator dengan
harga Rp. 1.504.780.200, PT menggunakan alternatif sewa guna
usaha terhadap PT C dengan ketentuan dari PT C sebagai berikut :
• Security Deposit Rp. 300.956.040
• Nilai Pembiayaan Rp. 1.203.824.160
• Bunga Rp. 13%/tahun
• Jangka Waktu 36 bulan
• Biaya ADM 0,1% dari nilai pembiayaan

• Premi Asuransi Rp. 12.790.632 (3 tahun)

• Angsuran Perbulan Rp. 40.402.000

• Metode pembayaran angsuran dibayar dimuka

• Pembayaran Pertama dilakukan di kantor PT C


Pertanyaan
1. Hitunglah Pembayaran pertama yang dilakukan oleh
PT A ?
2. Hitunglah Interest Paid, Principal Paid dan Principal
untuk bulan 1 sampai 36 ?
1. Pembayaran Pertama
• Security Deposit Rp. 300.956.000
• Biaya ADM Rp. 1.203.824 (0,1% dari nilai
pembiayaan)
• Premi Asuransi Rp. 12.790.632
• Angsuran 1 Rp. 40.402.000
• Total Rp. 355.352.496
2. Perhitungan dari bulan 1 sampai 36
Bulan Sisa Utang Installment Interest Principal Principal
Paid Paid

1 1.414.070.000 40.402.000 - 40.402.000 1.163.422.160

2 1.373.668.000 40.402.000 12.599.861 27.802.139 1.136.620.021


3 1.333.266.000 40.402.000 12.309.594 28.092.406 1.108.527.615
4
5
6
7
dst....
35
36
• Untuk tabel Installment (cicilan) sudah
ditentukan besaranya dari bulan 1 sampai
bulan ke 36 sebesar Rp. 40.402.000
cara menghitung tabel sisa hutang
• Bulan 1 = (Installment x 36 bulan) - Angsuran 1

= (40.402,000 X 36) - 40.402.000

= 1.454.472.000 - 40.402.000

= Rp. 1.414.070.000

• Bulan 2 = sisa hutang bulan 1 - Installment bulan 2

= Rp. 1.414.070.000 - 40.402.000

= Rp. 1.373.668.000

begitu seterusnya sampai bulan 36 jadi klau bulan ke 3 maka (sisa hutang bulan 2 -
Installment bulan 3)
cara menghitung tabel Interest Paid
• Untuk menghitung Interest Paid : yang diketahui di soal adalah
bunga 13%/tahun maka kita cari dulu bunga untuk per bulan.
• maka i = 13%/12 = 0,01083 (5 angka belakang koma tanpa
pembulatan )
• maka untuk bulan 1 tidak ada Interest Paid

• bulan ke 2 = Principal bulan 1 x i

= 1.163.422.160 x 0,01083 = Rp. 12.599.861


• bulan ke 3 = Principal bulan 2 x i

= 1.136.620.021 x 0,01083 = Rp. 12.309.594


begitu seterusnya sampai bulan ke 36
cara menghitung tabel Principal Paid
• bulan 1 = Installment - Interest Paid bulan 1

= 40.402.000 - 0 = Rp. 40.402.000


• bulan 2 = Installment - Interest Paid bulan 2

= 40.402.000 - 12.599.861 = Rp. 27.802.139


• bulan 3 = Installment - Interest Paid bulan 3

= 40.402.000 - 12.309.594 = Rp. 28.092.406


begitu seterusnya sampai bulan ke 36
cara menghitung tabel Principal
• bulan 1 = nilai pembiayaan - principal paid 1

= 1.203.824.160 - 40.402.000 = 1.163.422.160


• bulan 2 = Principal bulan 1 - Principal paid bulan 2

= 1.163.422.160 - 27.802.139 = 1.136.620.021


• bulan 3 = Principal bulan 2 - Principal paid bulan 3

= 1.136.620.021 - 28.092.406 = 1.108.527.615


begitu seterusnya sampai bulan 36
latihan :
• silahkan dipahami dan dipelajari

• lengkapilah tabel sampai 36 bulan


Click icon to add picture

Anda mungkin juga menyukai