Anda di halaman 1dari 11

Filsafat Progresivisme

Dalam Pendidikan

Kelompok 5 2A Pendidikan Bahasa dan Sastra


Indonesia
Kelompok 5

Dewi Bunga Hayah .F


01 Wulandari .U
2101045002
02 2101045010

Asmaul Husna .C.


03 W
2101045026
04 Sabina Sekarini
2101045028

05 Aliyah Lira .H 2101045035


Progresivis
me
Progresivisme merupakan aliran filsafat pendidikan modern yang
menghendaki adanya perubahan pelaksanaan pendidikan menjadi lebih
maju. Aliran progresivisme ini mengutamakan penyelenggaraan
pendidikan di sekolah berpusat pada anak dan menajdikan pendidik
hanya sebagai fasilitator, pembimbing, dan pengarah bagi peserta
didik.
Tujuan Progresivisme
Tujuan aliran progresivisme dalam pendidikan adalah merubah
praktik pendidikan yang selama ini terkesan otoriter menjadi
dekomratis dan lebih menghargai potensi dan kemampuan anak, serta
mendorong untuk dilaksanakannya pembelajaran yang lebih banyak
melibatkan peserta didik. Dengan menerapkan aliran progresivisme
dalam pendidikan, harapannya dapat membawa perubahan dan
kemajuan pendidikan di Indonesia yang lebih berkualitas.
Progresivisme dalam pendidikan
Progresivisme merupakan teori yang muncul dalam pendidikan
tradisional yang menekankan metode formal pengajaran, belajar
mental dan susana klasik peradaban barat. Pada dasarnya teori
progresivisme menekankan beberapa prinsip yaitu :
- Proses pendidikan berawal dan berakhir pada anak
- Subjek didik adalah aktif, bukan pasif
- Peran guru hanya sebagai fasilitator, pembimbing atau pengarah
- Sekolah harus koperatif dan demokratif
- Aktifitas lebih fokus pada pemecahan masalah, bukan untuk
pengajaran materi kajian.
Menurut progresivisme proses pendidikan
memiliki dua segi yaitu psikologis dan sosiologis.

Psikologis Sosiologis
Dilihat dari segi sosiologis,
Dilihat dari segi psikologis, pendidik harus mengetahui ke mana
pendidik harus dapat mengetahui potensi dan daya itu harus
potensi dan daya yang ada pada dibimbing agar potensi yang
peserta didik untuk dikembangkan. dimiliki peserta didik dapat dirubah
menjadi sesuatu yang berguna bagi
anak tersebut.
Kurikulum Progresivisme

Kurikulum merupakan pengalaman mendidik, bersifat eksperimental, dan


adanya rencana serta susunan langkah yang teratur. Proses pembelajaran penakanan
lebih besar diarahkan pada kreativitas, aktivitas, belajar natiralistik, hasil belajar
dunia nyata (empiris), dan pengalaman teman sebaya.

Menurut Dewey, progresivisme lebih menekankan pada peserta didik dan


minatnya dibanding pada mata pelajaran itu sendiri. Oleh karena itu, muncul istilah
child centered curriculum dan child centered school. Implikasinya, pandangan Dewey
tentang pendidikan yang berlandaskan aliran progresivisme menyatakan bahwa
aktifitas peserta didik perbanyak dalam berpartisipasi pada kegiatan fisik, kemudian
diarahkan pada peminatan.
Belajar dalam progresivisme
Menurut progresivisme, belajar dilaksanakan dari asumsi bahwa anak didik bukan
manusia kecil. Melainkan manusia seutuhnya yang mempunyai potensi untuk
nerkembang, yang memiliki perbedaan dalam kemampuannya, aktif, kreatif, dan dinamis
dan punya motivasi untuk memnuhi kebutuhannya. Berapa hal yang perlu diperhatikan
dalam belajar menurut progresivisme :

- Memberi kesempatan anak didik untuk belajar perorangan

- Memberi kesempatan anak didik untuk belajar melalui pengalaman

- Memberi motivasi dan bukan perintah

- Menyertakan anak didik dalam setiap kegiatan

- Menyadarkan anak didik bahwa hidup dinamis


Peserta didik dalam progresivisme

Teori progresivisme menempatkan peserta didik pada posisi


sentral dalam melakukan pembelajaran. Menurut
progresivisme, peserta didik adalah makhluk yang memiliki
kelebihan dibanding dengan makhluk-makhluk lain karena
peserta didik memiliki potensi kecerdasan sebagai bekal
untuk menghadapi kehidupan dan memecahkan
permasalahan yang mungkin merintanginya.
Pendidik dalam
progresivisme

Menurut pandangan filsafat progresivisme, guru adalah penasihat,


pembimbing, dan pengarah, bukan sebagai otoriter terhadap muridnya.
Secara teoretis, John Dewey mengemukakan bahwa guru harus
mengetahui ke arah mana anak akan berkembang, karena anak hidup
dalam lingkungan yang senantiasa terjadi proses interaksi dalam
sebuah situasi berkelanjutan yang berarti bahwa masa depan harus
selalu diperhitungkan di setiap tahapan dalam proses pendidikan.
Thanks !

Anda mungkin juga menyukai