Anda di halaman 1dari 15

Asuhan keperawatan atresia esofagus

Di susun oleh :
Afiati Amelia Rosadi
Dian Fitriana
Septi Nur Anisah
Pengertian atresia esofagus

Atresia berarti buntu, atresia esofagus adalah suatu keadaan tidak adanya lubang atau muara
(buntu), pada esofagus. Pada sebagian besar kasus atresia esofagus ujung esofagus buntu,
sedangkan pada ¼ -1/3 kasus lainnya esophagus bagian bawah berhubungan dengan trakea
setinggi karina (disebut sebagai atresia esophagus dengan fistula). Kelainan lumen esophagus ini
biasanya disertai dengan fistula trakeoesofagus. Atresia esofagaus sering disertai kelainan
bawaan lain, seperti kelainan jantung, kelainan gastroin testinal (atresia duodeni atresiasani),
kelainan tulang (hemivertebrata)
Atresia esofagus adalah malpormasi yang disebabkan oleh kegagalan esofagus untuk
mengadakan pasase yang kontinu : esophagus mungkin saja atau mungkin juga tidak membentuk
sambungan dengan trakea  ( fistula trakeoesopagus) atau atresia esophagus adalah kegagalan
esophagus untuk membentuk  saluran kotinu dari faring ke lambung selama perkembangan
embrionik
ETIOLOGI ATRESIA ESOFAGUS
Sampai saat ini belum diketahui zat teratogen apa yang bisa
menyebabkan terjadinya kelainan atresia esophagus, hanya dilaporkan
angka rekuren sekitar 2 % jika salah satu dari saudara kandung yang
terkena. Atresia esophagus lebih berhubungan dengan sindroma trisomi
dengan dugaan penyebab genetik. Namun saat ini, teori tentang
terjadinya atresia esophagus menurut sebagian besar ahli tidak lagi
berhubungan dengan kelainan genetik. Perdebatan tentang proses
embriopatologi masih terus berlanjut.
Atresia Esophagus dapat disebababkan oleh beberapa hal, diantaranya
sebagai berikut :

  Faktor obat
  Faktor radiasi
  Faktor gizi           
  Perkembangan sel endoteal yang lengkap sehingga menyebabkan
terjadinya atresia.          
  Perlengkapan dinding lateral usus depan yang tidak sempurna sehingga
terjadi fistula trachea esophagus
  Tumor esophagus.
  Kehamilan dengan hidramnion
  Bayi lahir prematur,
Klasifikasi Atresia Esophagus
  Atresia Esofagus dengan fistula trakheooesophageal distal ( 86% Vogt 111.grossC)
Merupakan gambaran yang paling sering pada proksimal esofagus, terjadi dilatasi dan penebalan
dinding otot berujung pada mediastinum superior setinggi vetebra thoracal III/IV. Esofagus distal
(fistel), yang mana lebih tipis dan sempit, memasuki dinding posterior trakea setinggi carina atau 1-2
cm  Atresia
diatasnya. JarakEsofagus
antara esofagusdengan
proksimal fistula
yang buntutrakheooesophageal
dan fistula trakheooesofageal distal
distal ( bervariasi
86% mulai dari bagian yang overlap hingga yang berjarak jauh.
Vogt 111.grossC)
  Atresia Esofagus terisolasi tanpa fistula ( 7%, Vogg II, Gross A)
  Atresia
Esofagus distal danEsofagus terisolasi
proksimal benar-benar tanpa
berakhir fistula dengan
tanpa hubungan ( 7%,segmen
Voggesofagus
II,
proksimal, dilatasi dan dinding menebal dan biasanya berakhir setinggi mediastinum posterior sekitar
Gross
vetebra A)II. Esofagus distal pendek dan berakhir pada jarak yang berbeda diatas diagframa.
thorakalis
  Fistula trakheo esofagus
  Fistula trakheo esofagustanpa atresia
tanpa atresia ( 4 %,
( 4 %, Groos E) Groos
Terdapat hubungan seperti fistula antara esofagus yang secara anatomi cukup intak dengan trakhea.
E) yang seperti fistula ini bisa sangat tipis/sempit dengan diameter 3-5 mm dan umumnya
Traktus
  Atresia
berlokasi pada daerahesofagus dengan
servikal paling fistula
bawah. Biasanya
tiga fistula.
trakeo
single esofagus
tapi pernah ditemukan dua bahkan

proksimal (2%.dengan
  Atresia esofagus Vogtfistula
III & Gross
trakeo esofagusB).proksimal (2%. Vogt III & Gross B).
Gambaran kelainan yang jarang ditemukan namun perlu dibedakan dari jenis terisolasi. Fistula
  Atresia esofagus dengan fistula trakheo esofagus
bukan pada ujung distal esofagus tapi berlokasi 1-2 cm diatas ujung dinding depan esofagus.
distal dan proksimal
Atresia esofagus dengan fistula trakheo esofagus distal dan proksimal
Pada kebanyakan bayi, kelainan ini sering terlewati (misdiagnosa) dan di terapi sebagai atresia
proksimal dan fistula distal. Sebagai akibatnya infeksi saluran pernapasan berulang, pemeriksaan
yang dilakukan memperlihatkan suatu fistula dapat dilakukan dan diperbaiki keseluruhan.
Tanda dan gejala Atresia Esofagus yang mungkin timbul:

  Batuk ketika makan atau minum


  Bayi menunjukkan kurangnya minat terhadap makanan atau ketidakmampuan
untuk menerima nutrisi yang cukup (pemberian makan yang buruk
  Gelembung berbusa putih di mulut bayi
  Memiliki kesulitan bernapas
  Memiliki warna biru atau ungu pada kulit dan membran mukosa karena
kekurangan oksigen (sianosis)
  Meneteskan air liur
  Muntah-muntah
  Biasanya disertai hidramnion (60%) dan hal ini pula yang menyebabkan kenaikan
frekuensi bayi lahir prematur,
  Bila pada bbl Timbul sesak yang disertai dengan air liur yang meleleh keluar, di
curigai terdapat atresia esofagus.
  Segera setelah di beri minum, bayi akan berbangkis, batuk dan sianosis karena
aspirasi cairan kedalam jalan nafas.
  Pada fistula trakeosofagus, cairan lambung juga dapat masuk kedalam paru, oleh
karena itu bayi sering sianosis
Komplikasi Atresia Esophagus

Komplikasi-komplikasi yang bisa timbul setelah operasi perbaikan pada


atresia esofagus dan fistula atresia esophagus adalah sebagai berikut :
  Dismotilitas esophagus
  Gastroesofagus refluk
  Trakeo esogfagus fistula berulang
  Disfagia atau kesulitan menelan
  Kesulitan bernafas dan tersedak
  Batuk kronis
  Meningkatnya infeksi saluran pernafasan
Penatalaksanaan pada Atresia Esophagus

  Pasang sonde lambung antara No 6-8 F yang cukup kalen dan


radio opak sampai di esophagus yang buntu. Lalu isap air liur secara
teratur setiap 10-15 menit.    
  Pada groos II bayi tidur terlentang dengan kepala lebih tinggi.      
  Pada groos I bayi tidur terlentang dengan kepala lebih rendah.     
  Bayi di puasakan dan di infuse       
  Konsultasi dengan yang lebih kompeten     
  Rujuk ke rumah sakit           
Pengobatan pada Atresia Esophagus

  Keperawatan => Sebelum dilakukan operasi, bayi diletakkan


setengah duduk untuk mencegah terjadinya regurgitasi cairan
lambung ke dalam paru, cairan lambung harus sering diisap untuk
mencegah aspirasi.
  Medik => Pengobatan dilakukan dengan operasi. Pada
penderita atresia anus ini dapat diberikan pengobatan sebagai
berikut :          
  Fistula yaitu dengan melakukan kolostomia sementara dan
setelah 3 bulan dilakukan koreksi sekaligus  
  Eksisi membran anal
Atresia esophagus dan fistula trakeoesofagus sering ditemukan
ketika bayi memiliki kelainan kelahiran seperti :

01 02 03 04

Gangguan
Trisomi Gangguan Gangguan
jantung
saluran Muskuloskeletal
pencernaan
ASUHAN KEPERAWATAN ATRESIA ESOPHAGUS

Pengkajian Keperawatan
 Lakukan pengkajian bayi baru lahir
 Observasi manifestasi atresia esofagus dan fistula trakeoesofagus
(FTE)
 Bantu dengan prosedur diagnostik, misalnya radiografi dada dan
abdomen; kateter
dengan perlahan dimasukkan kedalam esofagus yang membentur
tahanan bila lumen
tersebut tersumbat.
 Kaji tanda-tanda distres pernapasan.
03 Subtitle
ADD HERE TO ADD TITLE

Click here to add the text, the text is the extraction of your
thought, please try to explain the point of view as succinctly
as possible.

M A R K E T I N G S T R AT E G Y Subtitle
ASUHAN KEPERAWATAN ATRESIA
ESOPHAGUS

Pengkajian Keperawatan
 Lakukan pengkajian bayi baru lahir
 Observasi manifestasi atresia esofagus dan
fistula trakeoesofagus (FTE)
 Bantu dengan prosedur diagnostik, misalnya
radiografi dada dan abdomen; kateter
dengan perlahan dimasukkan kedalam esofagus
yang membentur tahanan bila lumen
tersebut tersumbat.
 Kaji tanda-tanda distres pernapasan.
1. Diagnosa keperawatan: Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan
lubang abnormal antara esophagus dan trakea atau obstruksi untuk menelan sekresi.
Tujuan: Pasien mempertahankan jalan napas yang paten tanpa aspirasi
Kriteria Hasil:
 Jalan napas tetap paten
 Bayi tidak teraspirasi sekresi
 Pernapasan tetap pada batas normal

Intervensi
=> Lakukan pengisapan sesuai dengan
kebutuhan
=> Beri posis terlentang dengan kepala
ditempatkan pada sandaran yang ditinggikan
(sedikitnya 300).
=> Beri oksigen jika bayi menjadi sianotik
Jangan gunakan tekanan positif (misalnya;
kantong resusitasi/ masker).
=> Puasakan
=> Pertahankan penghisapan segmen esophagus
secara intermitten atau kontinue, bila di
=> pesankan pada masa pra operasi.
=> Tinggalkan selang gastrostomi, bila ada,
Thank You
ACCORDING TO YOUR NEED TO DRAW THE TEXT BOX SIZE
TO YOUR NEED TO DRAW THE TEXT BOX SIZE

Anda mungkin juga menyukai