Anda di halaman 1dari 28

PENGEMBANGAN TANAMAN OBAT

INDONESIA UNTUK INDUSTRI FARMASI

Poppy Arifin
Preclinical & Herbal Research Manager
PT SOHO INDUSTRI PHARMASI
2020
Agenda

Potensi Tanaman Obat Indonesia

Pengembangan Tanaman Obat di Industri Farmasi


Potensi Tanaman Obat Indonesia
Indonesia
 adalah the megacenter untuk keanekaragaman hayati
Ada
 > 30,000 species tanaman obat
Traditional
 knowledges 25.821 ramuan, 2.670 species pada 303 etnis di 24 Provinsi (Ristoja,2015)
Herbal Medicine
 Product: Jumlah NIE Obat tradisional tahun 2014- 2019 sebanyak 11530 Source : (Andarini, M, 2020)
Khasiat Tanaman Obat Indonesia

Secara empiris tercatat di buku Serat Centhini, Indische Planten En Haar Geneeskracht dan Cabe Puyang dan banyak lagi.
Pangsa Pasar Obat Tradisional

Diproyeksikan akan bernilai sekitar 13 T di tahun 2022


 Pertumbuhan relatif stabil sekitar 9,8 %
Source : (Euromonitor 2017)
Pengembangan Tanaman Obat di Industri
Farmasi
Roadmap Industri Farmasi
Roadmap Tanaman Obat Indonesia
2015-2025

• Zingiber officinale (Jahe)


• Curcuma longa (Kunyit)
• Apium graviolens (Seledri)
• Curcuma xanthorrhiza (temulawak)
• Phylanthus niruri (Meniran)
• Kaemfiria galangal (kencur)
• Piper longum (cabe jawa)
Tantangan di Industri Farmasi

Mengoptimalkan potensi herbal indonesia.

Memperkuat kerjasama Academic Bussinnes Government dan Community


Strategi Pengembangan Tanaman Obat
Indonesia

Keari fan lo k al b u d ay a In d o n esi a UM KM , P eru sah aan farmasi

Sos bud Ekonom i

Hi l i r i s a s i

Ri s et

Te knol ogi Kes ehat an

P en g u asaan t ek n o lo g i d i b i d an g h erb al
Peningkatan taraf kes ehatan mas yarakat

Source : (Andarini, M, 2020)


Kategori Obat Herbal
Pengembangan Obat Herbal
OHT
Kandidat obat herbal Uji Preklinis

S t an d aris asi b ah an b a k u

D ata emp iris

Uji Klinis

Fitofarmaka

Jamu
Bioassay
Bioassay dilakukan untuk mengukur potensi
bahan kimia atau biologi pada makhluk hidup
In Vitro
 Dilakukan di luar organisme, membutuhkan kondisi
tertentu misalnya kultur bakteri atau kultur sel
In Vivo
Dilakukan pada hewan coba: mencit,
tikus,kelinci,monyet galur,jenis kelamin,usia, bb
Tipe percobaan: uji khasiat,uji keamanan (toksisitas)
In Vivo vs In Vitro
Metode yang Digunakan
 Polymerase Chain Reaction

PCR adalah teknik yang digunakan di laboratorium untuk membuat


jutaan salinan bagian DNA tertentu
Prinsip dasar ELISA adalah reaksi antara antigen (Ag)
dengan antibodi (Ab) menjadi molekul Ag-Ab yang
lebih besar dan mudah mengendap.
Screening dalam Pengembangan Herbal

Source : (El Fahmi, 2020)


Standardisasi

Source : (El Fahmi, 2020)


Uji Klinis
Phase Jumlah Subyek Durasi Tujuan
1 20-100 orang sehat Beberapa bulan kemanan
II <300 orang Beberapa bulan khasiat dan efek
sampai 2 tahun samping
III 300 sampai 3.000 1 sampai 4 tahun  khasiat dan
relawan  monitoring efek
samping
IV Post marketing Setiap tahun
surveilance
Studi Kasus: Herbal sebagai Anti
Inflamasi
Ada 5 species herbal A,B,C,D,E
In Vitro: MTT Test  menguji Toksisitas

MTT TEST RESULT


eg:
500,250,125,62.5, 31.25, 15.63, 7.8
micrograms/ml
 IC 50: 125 micrograms/ml
PCR
Prepare raw Extracts:
264.7 cells
Positive
 control
(macrophage
Cells) in 96 Negative
 control
Wellplate A

B

C

D

E

PCR
Result

PCR with gene COX 2


Animal Study

Uji Efikasi dan Toksisitas


Uji Efikasi dan Keamanan
Thank You!!!

Thank You!!!
Ig: @poppypourifi
Email : poppyfirzani@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai