Anda di halaman 1dari 9

SISTEM DAN DINAMIKA

DEMOKRASI PANCASILA

KELOMPOK 2
DARNIANTI
KASMI AGUS
RIKA ANGGRAENI
RISNA
SARI PURNAMA IBDAL
MUH.ALIF FARAZ MUFLIH
MUH.RISKY
IKRAM MULIADI
A. HAKIKAT DEMOKRASI

1. Makna Demokrasi
Kata demokrasi berasal dari dua kata
dalam bahasa Yunani, yaitu demos yang berarti
rakyat, dan kratos/cratein yang berarti
pemerintahan sehingga demokrasi dapat
diartikan sebagai pemerintahan rakyat.
Menurut KBBI, demokrasi merupakan istilah
politik yang berarti pemerintahan rakyat.
Dalam pandangan Abraham Lincoln, demokrasi
adalah suatu sistem pemerintahan dari rakyat,
oleh rakyat, dan untuk rakyat. Sebagai Suatu
konsep, demokrasi adalah seperangkat gagasan dan prinsip tentang kebebasan
yang juga mencakup seperangkat praktik yang terbentuk melalui sejarah panjang
dan sering
berliku-liku.
2. Klasifikasi Demokrasi
Berikut ini dipaparkan beberapa macam bentuk demokrasi:

Berdasarkan proses
Berdasarkan titik Berdasarkan
penyaluran
berat perhatiannya ideologi
kehendak rakyat

1) Demokrasi
1) Demokrasi formal konstitusional atau
1) Demokrasi langsung
2) Demokrasi material demokrasi liberal
2) Demokrasi tidak
3) Demokrasi gabungan 2) Demokrasi rakyat
langsung
atau demokrasi
proletar
3. Prinsip-prinsip Demokrasi

Adapun prinsip-prinsip tersebut sebagai berikut, yaitu:


a. Menyelesaikan perselisihan dengan damai dan secara melembaga.
b. Menjamin terselenggaranya perubahan secara damai dalam suatu masyarakat
yang sedang berubah.
c. Menyelenggarakan pergantian pemimpin secara teratur.
d. Membatasi pemakaian kekerasan sampai minimum.
e. Mengakui serta menganggap wajar adanya keanekaragaman.
f. Menjamin tegaknya keadilan.
B. DINAMIKA PENERAPAN DEMOKRASI PANCASILA
1. Prinsip-prinsip Demokrasi pancasila mengandung
Demokrasi DiIndonesia bebrapa nilai moral yang bersumber dari
pancasila, yaitu sebagai berikut.
Ahmad Sanusi mengutarakan 10 pilar
a. Persaman bagi seluruh rakyat Indonesia.
Konstitusional Indonesia menurut Pncasila
b. Keseimbangan antara hak dan
dan UUD NRI Tahun 1945.
kewajiban.
a. Demokrasi yang Berketuhanan Yang
c. Pelaksanaan kebebasan yang
Maha Esa.
dipertanggungjawabkan secara moral
b. Demokrasi dengan kecerdasan. kepada Tuhan Yang Maha Esa, diri
c. Demokrasi yang berkedaulatan rakyat. sendiri, dan orang lain.
d. Demokrasi dengan rule of law. d. Mewujudkan rasa keadilan sosial.
e. Demokrasi dengan pemisahan kekuasaan e. Pengambilan keputusan dengan
negara.
musyawarah mufakat.
f. Demokrasi dengan HAM.
f. Mengutamakan persatuan nasional dan
g. Demokrasi dengan pengadilan yang
kekeluargaan.
merdeka.
g. Menjunjung tinggi tujuan dan cita-cita
h. Demokrasi dengan otonomi daerah.
nasional.
i. Demokrasi dengan kemakmuran.
j. Demokrasi yang berkeadilan sosial.
2. Periodisasi Perkembangan Demokrasi Pancasila
a. Pelasanaan Demokrasi di Indoneisa pada Periode 1945-1949
Pada masa pemerintahan revolusi kemerdekaan (1945-1949), pelaksanaan demokrasi baru
terbatas pada berfungsinya pers yang mendukung revolusi kemerdekaan.
b. Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia pada Periode 1949-1959
Pada periode pemerintahan ini bentuk negara kembali berubah menjadi negara kesatuan dan
sistem pemerintahan menganut sistem parlementer.
c. Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia pada Periode 1959-1965
Era baru demokrasi dan pemerintahan Indonesia mulai dimasuki, yaitu suatu konsep demokrasi
yang oleh Presiden Soekarno disebut sebagai Demokrasi Terpimpin. Karakteristik politiknya
mengaburnya sistem kepartaian, terbentukya DPR gotong royong, hak dasar manusia menjadi
lemah, masa demokrasi terpimpin membuat kebebasan pers berkurang, dan sentralisasi kekuasaan
semakin dominan dalam proses hubungan antara pemerintah pusat dan daerah.
d. Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia pada periode1965-1998
Era yang kemudian dikenal sebagai orde baru dengan konsep Demokrasi Pancasila.
Karakeristiknya rotasi kekuasaan eksekutif sangat kecil terjadi, rekrutmen politik bersifat tertutup,
pemilihan umum, dan pelaksanaan hak dasar warga negara.
e. Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia pada Periode 1998-sekarang
Dalam masa pemerintahan Presiden Habibie inilah muncul beberapa indikator pelaksanaan
Demokrasi diIndonesia. Diberikannya ruang kebebasan pers sebagai ruang publik untuk
berpartisipasi dalam berbangsa dan bernegara, diberlakukannya sistem multipartai dalam pemilu
tahun 1999.
C. MEMBANGUN KEHIDUPAN YANG DEMOKRATIS
DIINDONESIA
1. Pentingnya Kehidupan yang Demokratis
Pada hakikatnya sebuah negara dapat disebut negara yang demokratis, apabila
didalam pemerintahan tersebut rakyat memiliki:
a. Persamaan kedudukan di muka hukum
Hukum itu mengatur bagaimana seharusnya penguasa bertindak, bagaimana hak dan
kewajiban dari penguasa dan juga rakyatnya.
b. Partisipasi dalam pembuatan keputusan
Dalam negara yang menganut sistem politik demokrasi, kekuasaan tertinggi berada
ditangan rakyat dan pemerintahan dijalankan berdasarkan kehendak rakyat.
c. Distribusi pendapatan secara adil
Dalam negara demokrasi, semua bidang dijalankan dengan berdasarkan prinsip
keadilan termasuk didalam bidang ekonomi.
d. Kebebasan yang bertanggung jawab
Dalam sebuah negara yang demokratis, terdapat 4 kebebasan yang sangat penting,
yaitu kebebasan beragama, pers, mengeluarkan pendapat, dan berkumpul.
2. Perilaku yang Mendukung Tegaknya Nilai-Nilai Demokrasi
Untuk menjalankan kehidupan demokratis, kita bisa memulainya dengan cara
menampilkan beberapa prinsip dibawah inidalam kehidupan sehari-hari, yaitu:
a. Membiasakan diri untuk berbuat sesuai dengan aturan main atau hukum yang
berlaku.
b. Membiasakan diri untuk bertindak demokratis dalam segala hal.
c. Membiasakan diri untuk menyelesaikan persoalan dengan musyawarah.
d. Membiasakan diri untuk mengadakan perubahan secara damai tidak dengan
kekerasan.
e. Membiasakan diri untuk memilik pemimpin melalui cara-cara yang demokratis.
f. Selalu menggunakan akal sehat dan hati nurani dalam musyawarah.
g. Selalu mempertanggungjawabkan hasil keputusan musyawarah kepada Tuhan
Yang Maha Esa, masyarakat, bangsa, dan negara bahkan diri sendiri.
h. Menuntut hak setelah melaksanakan kewajiban.
i. Menggunakan kebebasan dengan rasa tanggung jawab.
j. Menghormati hak orang lain dalam menyampaikan pendapat.
k. Membiasakan diri memberikan kritik yang bersifat membangun.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai