Di buat Oleh :
Toto Nur Ilham
XI RPL
C. Pelaksanaan Demokrasi di
Indonesia
2. Presiden hanya berperan sebagai kepala negara, bukan kepala pemerintahan, kepala pemerintahan dijabat oleh seorang perdana menteri;
hal-hal
3. Kekuasaan eksekutif dijalankan oleh kabinet/dewan menteri, yang dipimpin oleh seorang perdana menteri-kabinet dibentuk dengan
positif
bertanggung jawab kepada DPR; pada
4. Kekuasaan legislatif dijalankan oleh DPR yang dibentuk melalui pemilu multipartai. Partai politik yang menguasai mayoritas DPR masa
membentuk
demokras
Kabinet sebagai penyelenggara pemerintahan negara;
5. Apabila kabinet bubar, presiden akan menunjuk formatur kabinet untuk menyusun kabinet baru;
i
6. Apabila DPR mengajukan mosi tidak percaya lagi kepada kabinet yang baru, DPR dibubarkan dan diadakan pemilihan umum;
parlement
7. Apabila DPR menilai kinerja menteri/beberapa menteri/kabinet kurang baik, DPR dapat memberi mosi tidak percaya dan menteri, para er, antara
menteri
lain
atau kabinet yang diberi mosi tidak percaya harus mengundurkan/membubarkan diri.
Hal-hal negatif yang terjadi selama berlakunya sistem parlementer adalah sebagai berikut.
adalah
1. Terjadi ketidakserasian hubungan dalam tubuh angkatan bersenjata pascaperistiwa 17 Oktober 1952, yaitu sebagian anggota ABRI
sebagai
condong
berikut.
ke kabinet Wilopo, sebagian lagi condong ke Presiden Soekarno.
1.Sedikit
sekali
2. Masa kerja rata-rata kabinet yang pendek menyebabkan banyak kebijaksanaan jangka panjang pemerintah yang tidak dapat terlaksana.
3. Telah terjadi perdebatan terbuka antara Presiden Soekarno dan tokoh Masyumi, Isa Anshory, mengenai penggantian Pancasila dengan dasar
Klick to
Negara yang lebih Islami tentang apakah akan merugikan umat beragama lain atau tidak.
terjadi back
4. Masa kegiatan kampanye pemilu yang berkepanjangan mengakibatkan meningkatnya ketegangan di masyarakat.
konflik di
antara
D.Pemilihan Umum sebagai Perwujudan Demokrasi
Para ahli politik berpendapat bahwa pemilu merupakan salah satu kriteria
penting untuk mengukur kadar demokratisasi sistem politik di suatu negara.
Pemilu menjadi tolok ukur untuk menilai demokratis tidaknya suatu negara.
Menurut Eep Saefullah Fatah, ada dua tipe pemilu.
1. Pemilu berfungsi sebagai formalitas politik, artinya pemilu hanya dijadikan
alat legalisasi pemerintahan nondemokratis. Kemenangan kontestan merupakan hasil rekayasa kelompok
kekuatan bukan pilihan bebas politik rakyat. Pemenang pemilu telah diketahui sebelum pelaksanaannya
sendiri sehingga sistem politik demikian sulit dikategorikan sebagai demokratis.
2. Pemilu berfungsi sebagai alat demokrasi.
a. Pemilu kompetitif dalam suatu sistem demokratis.
b. Pemilu semikompetitif dalam suatu sistem otoritarian.
c. Pemilu non kompetitif dalam sistem totalitarian.
a. Fungsi Pemilihan Umum
Pemilu diselenggarakan dalam rangka mewujudkan gagasan kedaulatan rakyat atau sistem pemerintahan
demokrasi.
Pemilu sebagai sarana demokrasi politik memiliki empat fungsi, yakni sebagai berikut.
1. Prosedur rakyat dalam memilih dan mengawasi pemerintahan
2. Legitimasi politik
3. Mekanisme pergantian elit politik
4. Pendidikan politik.
b. Prinsip Demokrasi dalam Pelaksanaan Pemilu
Dalam pemilu demokratis mutlak diperlukan prinsip demokrasi. Menurut Eep Saifullah Fatah, syarat-syarat pemilu
yang demokratis, antara lain adalah sebagai berikut.
1. Adanya kekuasaan membentuk tempat penampungan bagi aspirasi rakyat,
2. Adanya pengakuan hak pilih yang universal,
3. Netralitas birokrasi,
4. Penghitungan suara yang jujur,
5. Rekrutmen yang terbuka bagi para calon, Klick to
6. Adanya kebebasan pemilih untuk menentukan calon, back
7. Adanya komite atau panitia pemilihan yang independen, dan
8. Adanya kekuasaan bagi kontestan dalam berkampanye.
E.Perilaku yang Mendukung Tegaknya Prinsip-Prinsip Demokrasi
Suatu negara disebut negara demokrasi jika negara tersebut menerapkan prinsip-prinsip demokrasi dalam
kehid Berdasarkan nilai-nilai demokrasi, perilaku yang mendukung tegaknya prinsip-prinsip demokrasi
adalah sebagai berikut.
1. Menerima dan melaksanakan keputusan yang telah disepakati.
2. Menghargai orang lain yang berbeda pendapat dan tidak memusuhinya.
3. Berusaha menyelesaikan perbedaan pendapat atau masalah secara damai bukan dengan kekerasan.
4. Menerima kekalahan secara dewasa apabila telah diputuskan secara demokratis.
5. Memberi pendapat, kritik, ide, masukan bagi tegaknya demokrasi.
6. Bertanggung jawab atas apa yang dikemukakan dan dilakukan secara bebas.
7. Menangani tindak kriminal sesuai dengan jalur hukum bukan dengan main hakim sendiri. upan bernegara.
a. Penerapan Budaya Demokrasi di Lingkungan Sekitar
Demokrasi tidak datang dengan sendirinya dan budaya demokrasi tidak muncul begitu saja, melainkan harus diajarkan dan ditanamkan sejak dini, mulai
dari lingkungan kecil, seperti keluarga sampai lingkungan besar, seperti negara bahkan dalam hubungan internasional.
1) Contoh penerapan demokrasi di lingkungan keluarga, antara lain adalah sebagai berikut.
a) menghargai pendapat orang tua dan saudara,
b) bertanggung jawab atas perbuatannya,
c) musyawarah untuk pembagian kerja,
d) bekerja sama untuk menyelesaikan pekerjaan dan masalah yang ada,
e) bersedia untuk menerima kehadiran saudara-saudaranya sendiri, dan
f) terbuka terhadap suatu masalah yang dihadapi.
2) Contoh penerapan budaya demokrasi di lingkungan masyarakat, antara lain adalah sebagai berikut.
a) mau mengakui kesalahan yang telah dibuatnya,
b) menghormati pendapat orang lain yang berbeda dengannya,
c) menyelesaikan masalah dengan mengutamakan kesepakatan,
d) bersedia hidup bersama dengan semua warga negara tanpa membedabedakan,
e) tidak merasa benar atau menang sendiri dalam berbicara dengan warga lain,
f) menaati peraturan lingkungan dan hukum yang berlaku, dan
g) melibatkan diri dalam upaya memecahkan persoalan bersama.
3) Contoh penerapan budaya demokrasi di lingkungan sekolah, antara lain adalah sebagai berikut.
a) menaati peraturan disiplin sekolah,
b) menerima dengan ikhlas hasil kesepakatan,
c) menghargai pendapat teman lain meskipun pendapat itu berbeda dengan kita,
d) bersedia untuk bergaul dengan teman sekolah tanpa diskriminasi,
e) melibatkan diri dalam upaya memecahkan persoalan bersama,
Klick to
f) menerima teman yang berbeda latar belakang suku, budaya, ras, dan agama, dan
g) mengutamakan musyawarah, membuat kesepakatan untuk menyelesaikan masalah.
back
b. Penerapan Budaya Demokrasi di Kehidupan Bernegara
Dalam kehidupan bernegara, penerapan budaya demokrasi dapat dilakukan oleh para pemegang pemerintahan atau pemimpin politik.