Imunisasi Dasar Dan Antisipasi
Imunisasi Dasar Dan Antisipasi
&
ANTISIPATORY GUIDANCE
Imunisasi dasar adalah pemberian imunisasi awal pada bayi yang baru lahir sampai
usia satu tahun untuk mencapai kadar kekebalan di atas ambang perlindungan (Depkes
RI).
TUJUAN
Tujuan Umum :
Untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi akibat penyakit yang dapat dicegah dengan
imunisasi (PD3I). Penyakit tersebut adalah difteri, tetanus, pertusis (batuk rejan), measles
(campak), polio dan tuberculosis.
Tujuan Khusus:
1. Tercapainya target Universal Child Immunization (UCI), yaitu cakupan imunisasi lengkap minimal 80%
secara merata pada bayi di 100% desa/kelurahan pada tahun 2024.
2. Tercapainya ERAPO (Eradikasi Polio), yaitu tidak adanya virus polio liar di Indonesia yang dibuktikan
dengan tidak ditemukannya virus polio liar pada tahun 2018.
3. Tercapainya eliminasi tetanus maternal dan neonatal MNTE (Maternal Neonatal Tetanus Elimination).
4. Tercapainya RECAM (Reduksi Campak), artinya angka kesakitan campak turun pada tahun 2016.
5. Peningkatan mutu pelayanan imunisasi.
6. Menetapkan standar pemberian suntikan yang aman (safe injection practices).
7. Keamanan pengelolaan limbah tajam (safe waste disposal management).
SASARAN
Sasaran program imunisasi mencakup:
1. Bayi usia 0-1 tahun untuk mendapatkan vaksinasi BCG, DPT, polio, campak dan hepatitis-B.
2. Ibu hamil dan wanita usia subur dan calon pengantin (Catin) untuk mendapatkan imunisasi TT.
3. Anak sekolah dasar (SD) kelas 1, untuk mendapatkan imunisasi DPT.
4. Anak sekolah dasar (SD) kelas II s/d kelas VI untuk mendapatkan imunisasi TT.
MANFAAT
Manfaat yang didapat dari pemberian imunisasi di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Untuk anak, bermanfaat mencegah penderitaan yang disebabkan oleh penyakit menular yang
sering berjangkit.
2. Untuk keluarga, bermanfaat menghilangkan kecemasan serta biaya pengobatan jika anak
sakit.
3. Untuk negara, bermanfaat memperbaiki derajat kesehatan, menciptakan bangsa yang kuat
dan berakal untuk melanjutkan pembangunan negara.
JENIS IMUNISASI
1. Imunisasi Aktif
Imunisasi aktif adalah proses mendapatkan kekebalan dimana tubuh anak sendiri membuat
zat anti yang akan bertahan selama bertahun-tahun. Vaksin dibuat “hidup dan mati”. Vaksin
hidup mengandung bakteri atau virus (germ) yang tidak berbahaya, tetapi dapat
menginfeksi tubuh dan merangsang pembentukan antibodi. Vaksin yang mati dibuat dari
bakteri atau virus, atau dari bahan toksit yang dihasilkannya yang dibuat tidak berbahaya
dan disebut toxoid.
Imunisasi pasif dapat terjadi secara alami saat ibu hamil memberikan antibody tertentu ke
janinnya melalui plasenta, terjadi di akhir trimester pertama kehamilan dan jenis antibodi
yang ditransfer melalui plasenta adalah immunoglobulin G (LgG). Transfer imunitas alami
dapat terjadi dari ibu ke bayi melalui kolostrum (ASI), jenis yang ditransfer adalah
immunoglobulin A (LgA). Sedangkan transfer imunitas pasif secara didapat terjadi saat
seseorang menerima plasma atau serum yang mengandung antibody tertentu untuk
menunjang kekebalan tubuhnya.
JENIS VAKSIN IMUNISASI DASAR
1. Vaksin BCG (Bacillius Calmette Guerine) Diberikan pada umur sebelum 3 bulan.
Namun untuk mencapai cakupan yang lebih luas, Kementerian Kesehatan RI
menganjurkan pemberian BCG pada umur antara 0-12 bulan.
2. Hepatitis B Diberikan segera setelah lahir, mengingat vaksinasi hepatitis B merupakan
upaya pencegahan yang sangat efektif untuk memutuskan rantai penularan melalui
transmisi maternal dari ibu pada bayinya.
3. DPT (Dhifteri Pertusis Tetanus) Diberikan 3 kali sejak umur 2 bulan (DPT tidak boleh
diberikan sebelum umur 6 minggu) dengan interval 4-8 minggu.
4. Polio Diberikan segera setelah lahir sesuai pedoman program pengembangan
imunisasi (PPI) sebagai tambahan untuk mendapatkan cakupan yang tinggi.
5. Campak Dianjurkan dalam satu dosis 0,5 ml secara sub-kutan dalam, pada umur 9
bulan.
JADWAL PEMBERIAN IMUNISASI
JADWAL PEMBERIAN IMUNISASI
JADWAL PEMBERIAN IMUNISASI
TEKNIK PEMBERIAN IMUNISASI
TEKNIK PEMBERIAN IMUNISASI
TEKNIK PEMBERIAN IMUNISASI
TEKNIK PEMBERIAN IMUNISASI
TEKNIK PEMBERIAN IMUNISASI
COLD CHAIN
Cold Chain: rantai dingin untuk mempertahankan potensi vaksin
PETUNJUK ANTISIPASI
(ANTICIPATORY GUIDANCE)
PENGERTIAN
Secara harfiah, petunjuk antisipasi berasal dari bahasa inggris yaitu anticipatory guidance.
Anticipatory berarti lebih dahulu, guidance berarti petunjuk. Jadi petunjuk antisipasi dapat
diartikan sebagai petunjuk-petunjuk yang perlu diketahui terlebih dahulu agar orang tua
dapat mengarahkan dan membimbing anaknya secara bijaksana sehingga anak dapat
tumbuh dan berkembang secara normal (Nursalam, 2005)
Anticipatory guidance juga merupakan suatu upaya yang dilakukan oleh perawat dalam
membimbing orang tua tentang tahapan perkembangan anak sehingga orang tua sadar
akan apa yang terjadi dan mengetahui apa yang harus dilakukan untuk memenuhi
kebutuhan sesuai dengan tahapan usia anak.
Bimbingan antisipasi bagi orang tua akan berbeda untuk setiap tahap usia anak karena
disesuaikan dengan karakteristiknya.
CONTOH USIA BAYI
Usia 6 bulan pertama
Ajarkan perawatan bayi dan bantu orang tua untuk memahami kebutuhan dan respons
bayi.
Bantu orang tua untuk memenuhi kebutuhan stimulasi bayi
Tekankan kebutuhan imunisasi
Persiapkan untuk pengenalan makanan padat