Anda di halaman 1dari 38

KODERSI

(Kode Etik Rumah Sakit Indonesia)

Mayuri H
Pendahuluan
 RS adalah lembaga padat “kemanusiaan” dan ekonomi (unit
sosio-ekonomi)
 Tempat “transaksi” dokter-pasien terbesar
 Padat dengan masalah profesionalisme dan etika moral
 Rentan dengan konsekuensi “ medical error”
 Primadona di RS adalah dokter
 Pelayanan RS : Baik & Benar
 Policy utama saat ini : “ Patient Safety” disamping keselamatan
pemberi pelayanan sendiri
 Perlu “payung” landasan moral dalam penyelenggaraan
pelayanan medis kepada masyarakat di RS : KODERSI
 Tidak terlepas dari UUPK 29/2004
Sejarah Kodersi
 Disusun oleh PERSI (Perhimpunan RS Indonesia)
 Dimulai pada th 1982 , selesai pada th 1986
diberinama ERSI (Etika RS Indonesia)
 Langsung dipergunakan dgn SK Menkes no
924/Menkes/SK/XII/1986
 Revisi th 1993 (Kongres VI PERSI) ditambah Juklak
 Revisi ulang oleh Makersi th 1999 dan diberi nama
KODERSI dilengkapi dgn Penjelasan dan Juklak
 Disempurnakan th 2000 dalam Kongres VIII PERSI dan
disahkan sampai sekarang
Landasan Filosofis

 Sebagai landasan moral, pegangan dan


pedoman RS dalam mengamalkan fungsi
RS dalam memberikan pelayanan
kesehatan yang terbaik, bermutu dan
profesional dan beretika kepada
masyarakat
2 aspek Kodersi
 Aspek Institusi
 Kewajiban institusi yang dikerjakan oleh
Direksi dan staf dalam mendukung pelayanan
kesehatan
 Aspek Profesional Profesional aspect
 Kewajiban staf medis mapupun non medis
yang langsung berhubungan dengan
pelayanan masyarakat
ISI KODERSI
 MUKADIMAH
 VI BAB , 23 pasal
 Bab I : Kewajiban Umum RS ( ps 1 - 5)
 Bab II : Kewajiban RS thd masyarakat &
lingkungan ( ps 6 - 8 )
 Bab III : Kewajiban RS thd Pasien ( ps 9 - 13 )
 Bab IV : Kewajiban thd Pimpinan, Staf &
Karyawan ( ps 14 – 18 )
 Bab V : Hubungan RS dgn lembaga terkait
( ps 19 - 22)
 Bab VI : Lain-lain ( ps 23)
Pasal - pasal yg penting berkaitan dgn
profesi dr / drg
 Ps 3 : RS mengutamakan yankes yg baik dan
bermutu (SPM & Etika RS)
 Ps 4 : RS harus memelihara rekam medik / non
medik ( arsip, evaluasi )
 Ps 6 : RS harus jujur & terbuka, peka thd saran /
kritik ( azas pelayanan )
 Ps 9 : RS harus mengindahkan hak2 azazi pasien
(hak pasien dlm Kodeki)
 Ps 10 : RS harus memberikan informasi ttg
pelayanan yg akan diberikan ( secara lengkap )
Pasal 3 : SPM dan Etika RS

 SPM (Stantar Pelayanan Medis)


 Protap pelayanan baku yang harus diikuti oleh RS
 SPM medis dan non medis
 Sebagai panduan kerja RS
 Sebagai landasan pengukuran kerja
 Etika
 Aturan moral
 Landasan :ajaran kebaikan
 Sanksi moral namun dapat berdampak medikolegal
Pasal - pasal yg penting berkaitan dgn
profesi dr / drg
 Ps 4 : RS harus memelihara rekam medik /
non medik ( arsip, evaluasi )
 Ps 6 : RS harus jujur & terbuka, peka thd
saran / kritik ( azas pelayanan )
 Ps 9 : RS harus mengindahkan hak2 azazi
pasien (hak pasien dlm Kodeki)
 Ps 10 : RS harus memberikan informasi ttg
pelayanan yg akan diberikan ( secara
lengkap )
Pasal 4 : Rekam Medik

 Catatan lengkap pasien


 Untuk audit medik, penelitian, pendidikan,
arsip
 Dokumen medikolegal
Pasal - pasal yg penting berkaitan dgn
profesi dr / drg
 Ps 6 : RS harus jujur & terbuka, peka thd
saran / kritik ( azas pelayanan )
 Ps 9 : RS harus mengindahkan hak2 azazi
pasien (hak pasien dlm Kodeki)
 Ps 10 : RS harus memberikan informasi ttg
pelayanan yg akan diberikan ( secara
lengkap )
Pasal 6 : Azaz Pelayanan
 6 azaz pelayanan :
 Otonomi (otonomy)
 Berguna (beneficence)
 Keadilan (justice)
 Tidak merugikan (non maleficience)
 Rahasia (confidentialy)
 Jujur (veracity)
Pasal - pasal yg penting berkaitan dgn
profesi dr / drg
 Ps 9 : RS harus mengindahkan hak2 azazi
pasien (hak pasien dlm Kodeki)
 Ps 10 : RS harus memberikan informasi ttg
pelayanan yg akan diberikan ( secara
lengkap )
Pasal 9 : HAK PASIEN

HAK PASIEN :
• Mendapat informasi ttg sakit & cara
pengobatannya (Informed concent)
• Menentukan pilihannya sendiri
• Mendapatkan pelayanan sebaik-baiknya
( SPP)
• Tetap dijaga kerahasiannya kecuali
kepentingan yg syah menurut hukum
• Mendapat “ second opinion”
• Mengakibatkan kewajiban bagi dokter
KEWAJIBAN PASIEN :
• Memberikan informasi yang benar
• Mematuhi anjuran dokter
• Menghargai harkat dan profesionalis dokter
• Memberi jasa yang “ sesuai”
Pasal - pasal yg penting berkaitan dgn
profesi dr / drg
 Ps 10 : RS harus memberikan informasi ttg
pelayanan yg akan diberikan ( secara
lengkap )
Pasal 10 : Informasi Pelayanan
 Penjelasan kepada pasien tentang
penyakit atau dugaan penyakitnya
 Penjelasan tentang program penanganan
penyakitnya
 Penjelasan tentang efek samping dari
tindakan2 / management
 Penjelasan tentang prognosa
 “Inspanningverbintennis” (upaya bukan
kepastian)
Lanjutan
 Ps 11 : RS harus meminta informed consent
(persetujuan setelah dijelaskan secara lengkap)
sebelum tindakan medis (setelah ps 10
dilaksanakan)
 Ps 12 : RS berkewajiban melindungi pasien dari
penyalahgunaan teknologi kedokteran
( sesuai SPM & etika profesi)
 Ps 13 : RS harus menjamin pimpinan, staf dan
karyawannya mematuhi etika profesi masing-
masing ( kesadaran timbal balik )
 Ps 14 : Rekruitmen SDM berdasarkan nilai,
norma dan standar ketenagaan (kredensial &
peraturan )
Pasal 11 : Informed consent
 Persetujuan pasien / wali tentang
diterapkannya management yang sudah
dijelaskan dan dipahami (pd ps 10)
 Menandatangani formulir IC (Sebaiknya
bermeterai ?)
Lanjutan
 Ps 12 : RS berkewajiban melindungi pasien dari
penyalahgunaan teknologi kedokteran
( sesuai SPM & etika profesi)
 Ps 13 : RS harus menjamin pimpinan, staf dan
karyawannya mematuhi etika profesi masing-
masing ( kesadaran timbal balik )
 Ps 14 : Rekruitmen SDM berdasarkan nilai,
norma dan standar ketenagaan (kredensial &
peraturan )
Pasal 12 : Melindungi pasien dari
penyalahgunaan teknologi medik
 Tidak semua kondisi pasien yang
memerlukan teknologi medik
 Seringkali pemeriksaan2 canggih
dilakukan hanya untuk “membayar
hutang” RS
 Ada risiko dari teknologi canggih
 Sesuai dengan 6 prinsip pelayanan
Lanjutan
 Ps 13 : RS harus menjamin pimpinan,
staf dan karyawannya mematuhi etika
profesi masing-masing ( kesadaran
timbal balik )
 Ps 14 : Rekruitmen SDM berdasarkan
nilai, norma dan standar ketenagaan
(kredensial & peraturan )
Pasal 13 : Jaminan memenuhi etika
profesional

 Komite Medik sebagai koordinator /p.jawab


pelaksanaan etika profesional medik maupun
non medik
 Satuan Pengawas Interen (SPI) RS merupakan
investigator interen
 Komite Hukum sebagai analis sekaligus
“pembela” hukum bila terjadi “medical error”
 Dapat berujung ke peradilan perdata atau
perdana
Lanjutan
 Ps 14 : Rekruitmen SDM berdasarkan
nilai, norma dan standar ketenagaan
(kredensial & peraturan )
Pasal 14 : Kredensial dan
peraturan

 Kredensial adalah “fit & proper test”


 Terutama kepada komunitas profesional
 Dibuat sebagai suatu peraturan RS dan
dipatuhi
 Sebagai pedoman dalam menyeksi
karyawan
Lanjutan
 Ps 15 : RS harus menjamin /memelihara
koordinasi serta hubungan baik antara
karyawan ( etika profesi )
 Ps 16 : RS harus memberi kesempatan semua
tenaga utk meningkatkan dan menambah ilmu
pengetahuan ( hak & kesadaran profesional)
 Ps 17 : RS harus menjamin penyelenggaraan
pelayanan dalam Standar profesi (SPM)
 Ps 18 : RS berkewajiban memberi
kesejahteraan dan perlindungan keselamatan
kerja karyawannya sesuai peraturan ( hak &
kesadaran profesional)
 Ps 23 ; Rs dalam melakukan promosi
pemasaran harus bersifat informatif, tidak
komparatif, fakta, tidak berlebihan dan
berdasarkan KODERSI ( bukan reklame)
Pasal 15 : Etika Profesi
 Bermacam profesional dalam RS
 Setiap Profesi memiliki “etika profesi” yang
harus diikuti
 Dokter : Kodeki
 Perawat : Kode Etik Keperawatan
 Karyawan lain : etika profesional / etika
moral umum
 Menjamin pelayanan yang baik
Lanjutan
 Ps 16 : RS harus memberi kesempatan semua
tenaga utk meningkatkan dan menambah ilmu
pengetahuan ( hak & kesadaran profesional)
 Ps 17 : RS harus menjamin penyelenggaraan
pelayanan dalam Standar profesi (SPM)
 Ps 18 : RS berkewajiban memberi
kesejahteraan dan perlindungan keselamatan
kerja karyawannya sesuai peraturan ( hak &
kesadaran profesional)
 Ps 23 ; Rs dalam melakukan promosi
pemasaran harus bersifat informatif, tidak
komparatif, fakta, tidak berlebihan dan
berdasarkan KODERSI ( bukan reklame)
Pasal 16 : Hak dan Kesadaran
Profesional
 Setiap karyawan punya haknya untuk
meningkatkan ilmu /profesinya
 “Kewajiban”
 Menjamin keilmuan terkini
 Mendukung kinerja dan prestasi RS
Lanjutan

 Ps 17 : RS harus menjamin penyelenggaraan


pelayanan dalam Standar profesi (SPM)
 Ps 18 : RS berkewajiban memberi
kesejahteraan dan perlindungan keselamatan
kerja karyawannya sesuai peraturan ( hak &
kesadaran profesional)
 Ps 23 ; Rs dalam melakukan promosi
pemasaran harus bersifat informatif, tidak
komparatif, fakta, tidak berlebihan dan
berdasarkan KODERSI ( bukan reklame)
Pasal 17 : SPM
 Merupakan panduan dalam penanganan
medis maupun non medis
 Menjadi “ukuran” standar RS
 Menjadi “ dasar analisis kinerja RS” di
semua lini
Lanjutan

 Ps 18 : RS berkewajiban memberi
kesejahteraan dan perlindungan
keselamatan kerja karyawannya sesuai
peraturan ( hak & kesadaran profesional)
 Ps 23 ; Rs dalam melakukan promosi
pemasaran harus bersifat informatif,
tidak komparatif, fakta, tidak berlebihan
dan berdasarkan KODERSI ( bukan
reklame)
Pasal 18 : Hak dan Kesadaran
profesional
 Setiap karyawan mempunyai haknya
namun dalam kesadaran profesional
 Dapat menerapkan metode penanganan
baru yang dipertanggungjawabkan secara
profesional
 Dapat mendukung “improvement” RS
Lanjutan
 Ps 23 ; Rs dalam melakukan promosi
pemasaran harus bersifat informatif,
tidak komparatif, fakta, tidak berlebihan
dan berdasarkan KODERSI ( bukan
reklame)
Pasal 23 : Bukan Reklame
 Promosi RS sebatas “informasi”
 Bukan reklame
 Sesuai dengan KODEKI
 Menghindari persaingan tidak sehat antar
RS (Gentle competition)
Kesimpulan
 KODERSI adalah “ pedoman moral ‘ kinerja RS yg tidak
boleh dilanggar sesuai dengan peraturan
 KODERSI sejalan dengan KODEKI/ Kedokteran Gigi
 Karyawan RS harus memenuhi Kodersi
 Kodeki & Kodersi lebih mengacu kepada sanksi moral
walaupun dapat membawa kepada aspek legal
 Dalam bekerja seharusnya para dokter/drg bekerja
secara profesional dalam iptek & imtaq
 Perubahan sikap mental memerlukan “ waktu” &
pembinaan serta pengalaman tetapi harus dimulai dari
sekarang
 Perlu penyadaran ,penghayatan & pengamalan etika
profesi sejak pendidikan dokter (mahasiswa)
Be a good doctor !

In the best
hospital !

Anda mungkin juga menyukai